NovelToon NovelToon
Pengawal Kampung Duren

Pengawal Kampung Duren

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Keluarga / Persahabatan / Slice of Life / Penyelamat
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Hinjeki No Yuri

bercerita tentang Boni, seorang pemuda lugu yang kembali ke kampung halamannya setelah merantau selama 5 tahun. Kedatangannya disambut hangat oleh keluarga dan sahabatnya, termasuk Yuni, gadis cantik yang disukainya sejak kecil.
Suasana damai Desa Duren terusik dengan kedatangan Kepala Desa, pejabat baru yang sombong dan serakah. Kepala desa bermaksud menguasai seluruh perkebunan durian dan mengubahnya menjadi perkebunan kelapa sawit.
Boni dan Yuni geram dengan tindakan kepala desa tersebut dan membentuk tim "Pengawal Duren" untuk melawannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hinjeki No Yuri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Kecil yang Mulai Berbuah

Keesokan paginya, Boni kembali merasakan antusiasme yang sama seperti hari sebelumnya. Ia bangun dengan semangat tinggi, mengingat keseruan yang mereka jalani saat patroli pertama kemarin. Meskipun sederhana, kebersamaan itu membuatnya semakin yakin akan misi mereka. Hari ini, mereka akan mengamati hasil dari jebakan dan tanda yang telah dipasang.

Setelah sarapan bersama ibunya, Boni menuju tempat berkumpul di dekat kebun durian. Kali ini ia sengaja datang lebih awal, berharap bisa menikmati sejuknya pagi sambil menunggu teman-temannya. Ketika sampai, ia mendapati Mamat sudah ada di sana, duduk di atas batang pohon tumbang sambil mengamati sekitar.

“Hei, Mat! Pagi-pagi udah di sini aja, ya?” sapa Boni sambil duduk di sebelah Mamat.

Mamat tersenyum lebar, memperlihatkan giginya yang rapi. “Aku nggak sabar mau lihat jebakan kita, Bon. Semoga aja ada tanda-tanda kalau ada yang coba masuk.”

Tak lama kemudian, Budi dan Pak Jono datang dengan langkah santai, sementara Yuni muncul sambil membawa sekeranjang bekal makanan yang disiapkan ibunya. Wajahnya tampak cerah, senyum hangatnya membuat suasana pagi itu semakin menyenangkan.

“Makan dulu, yuk, sebelum kita mulai,” ajak Yuni sambil membagikan bekal kepada teman-temannya.

Mereka semua duduk melingkar, menikmati nasi uduk dan sambal terasi buatan ibu Yuni. Sambil makan, mereka bercanda dan berbincang ringan, suasana pagi itu begitu damai. Setelah selesai sarapan, mereka membersihkan tempat itu dan bersiap memulai patroli kedua mereka.

“Jadi, hari ini kita mulai dari bagian timur kebun. Kemarin kita udah pasang jebakan dan tanda di barat, sekarang kita lihat hasilnya,” ujar Boni sambil membuka peta sederhana kebun yang mereka buat.

Mereka pun berjalan santai menuju bagian timur kebun, sesekali berhenti untuk mengamati sekitar. Suara burung berkicau menemani langkah mereka, dan aroma pepohonan durian yang rindang terasa begitu menyegarkan. Setiap langkah terasa seperti momen kebersamaan yang tak ternilai.

Saat mereka sampai di bagian timur, mereka mulai memeriksa area tempat jebakan dipasang oleh Budi kemarin. Namun, ketika sampai di sana, mereka melihat jebakan yang terbuat dari bambu sudah terlepas dan bergeser dari tempatnya.

Budi mendekati jebakan itu dengan dahi berkerut. “Hah? Kok jebakannya lepas, ya? Kemarin padahal aku udah kencengin…”

Yuni tersenyum geli melihat ekspresi Budi yang kebingungan. “Jangan-jangan kamu yang masangnya kurang kencang, Bud?”

Pak Jono mendekati jebakan itu dan memperhatikannya dengan seksama. “Mungkin juga ada hewan yang nggak sengaja nyenggolnya. Di kebun ini kan banyak hewan liar, bisa jadi monyet atau ayam kampung lewat sini.”

Namun, Mamat yang sedang mengamati sekitar tiba-tiba menunjuk ke arah tanah. “Eh, lihat deh! Ada jejak kaki di sini!”

Mereka semua segera melihat ke arah yang ditunjuk Mamat. Di sana, terlihat jejak kaki yang agak besar dan mencurigakan. Jejak itu menuju ke arah dalam kebun, seolah-olah seseorang telah berjalan melewati area tempat jebakan dipasang.

Boni memasang ekspresi serius. “Kayaknya ini bukan jejak hewan biasa, deh. Terlalu besar untuk ukuran ayam atau monyet.”

Yuni mengangguk setuju. “Bisa jadi ini jejak kaki salah satu orang suruhan Kepala Desa. Mereka mungkin mencoba mengintai kebun kita.”

Pak Jono menghela napas pelan, “Kalau benar ini jejak orang, berarti kita harus lebih waspada. Bisa jadi mereka akan datang lagi.”

Mereka melanjutkan pemeriksaan ke bagian lain kebun, mengikuti jejak kaki itu dengan hati-hati. Sepanjang perjalanan, mereka tetap berjaga-jaga dan memperhatikan setiap tanda yang mencurigakan. Meskipun mereka semua tidak terlalu yakin apa yang akan mereka temui, semangat kebersamaan mereka tetap kuat.

Saat mereka terus menyusuri jejak itu, Budi mengusulkan sesuatu. “Gimana kalau kita buat tanda yang lebih jelas di jalur ini? Biar kita bisa tahu kalau ada orang asing yang masuk.”

Pak Jono setuju dengan ide Budi. “Itu ide bagus. Kita bisa pasang tali atau penanda di pohon-pohon tertentu, jadi kalau ada yang melewati jalur ini, kita bisa langsung tahu.”

Setelah berdiskusi sebentar, mereka mulai memasang tanda-tanda kecil di sepanjang jalur yang tampaknya sering dilewati. Budi dengan semangat mengikat tali ke beberapa pohon, sementara Mamat bertugas memanjat dan memastikan tanda-tanda itu sulit dilihat oleh orang luar namun tetap mudah dikenali oleh mereka.

Selagi mereka sibuk memasang tanda-tanda, Boni dan Yuni memeriksa area sekitar. Yuni tampak serius, namun sesekali ia melirik Boni dengan senyum kecil. Sejak Boni kembali, ia merasa ada kehangatan berbeda di desanya, seolah kehadiran Boni membawa semangat baru.

“Bon, kamu senang tinggal di sini lagi?” tanyanya tiba-tiba sambil menatap ke arah pohon-pohon durian yang rindang.

Boni tersenyum kecil. “Senang, Yun. Rasanya seperti pulang ke tempat yang seharusnya. Di sini aku merasa tenang, dan semua kenangan masa kecil kembali hidup.”

Yuni tertawa pelan. “Aku juga senang kamu kembali. Desa ini lebih hidup kalau ada kamu.”

Perkataan Yuni membuat Boni sedikit terkejut, namun ia membalas dengan senyum hangat. “Aku juga merasa beruntung punya teman-teman seperti kalian. Apalagi sekarang kita punya misi untuk melindungi desa kita.”

Setelah selesai memasang tanda, mereka kembali ke tempat awal dengan perasaan lega. Meskipun belum ada tanda-tanda pasti dari aktivitas orang suruhan Kepala Desa, mereka merasa lebih siap dan percaya diri. Pak Jono memberi mereka semangat, mengingatkan bahwa perjuangan ini masih panjang, dan mereka harus tetap waspada.

...***...

Siang itu, mereka berkumpul lagi di bawah pohon besar, beristirahat sambil menikmati bekal yang dibawa Yuni. Canda dan tawa kembali memenuhi suasana, menghapus kekhawatiran sejenak.

“Gimana kalau kita buat markas kecil di sini?” usul Mamat sambil mengunyah pisang goreng. “Biar kita punya tempat buat nyimpen peralatan dan ngumpul.”

Boni tertawa. “Markas Pengawal Duren, ya? Ide yang bagus, Mat! Kita bisa bikin gubuk kecil.”

Pak Jono mengangguk setuju. “Kita bisa bangun di sudut kebun, biar nggak terlalu terlihat. Nanti kalau ada apa-apa, kita bisa langsung kumpul di sana.”

Mereka semua antusias dengan ide itu dan mulai merencanakan bagaimana membangun markas sederhana. Meskipun hanya sebuah gubuk kecil, bagi mereka itu akan menjadi simbol perjuangan mereka untuk melindungi desa.

Saat hari mulai sore, mereka memutuskan untuk pulang. Di perjalanan pulang, mereka masih berbincang-bincang tentang rencana pembangunan markas kecil mereka. Yuni berencana membawa bahan-bahan dari rumahnya, sementara Budi akan menyiapkan alat-alat yang diperlukan.

Malam harinya, Boni duduk di beranda rumah, memikirkan semua yang telah mereka lalui hari itu. Rasa bangga dan syukur memenuhi hatinya. Ia merasa memiliki tujuan yang jelas dan dikelilingi oleh orang-orang yang peduli padanya.

Boni tersenyum sambil menatap langit malam yang penuh bintang. Di bawah gemerlap bintang-bintang itu, ia merasa semakin yakin bahwa perjuangan mereka akan berhasil, dan kebun durian yang mereka cintai akan tetap menjadi bagian dari desa yang indah ini.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!