Demi mendapatkan uang untuk biaya operasi transplantasi ginjal ibunda tercinta, Arini rela menjadi teman ranjang atasannya, Sean, selama setahun.
Selama menikah dengan Arini, Sean bersikap sesuka hati tanpa memikirkan perasaan Arini sedikit pun. Arini terbelenggu oleh beragam aturan yang diberikan Sean, dilecehkan dan dihina, termasuk oleh Monica, kekasih Sean.
Sedihnya, setelah semua pengorbanan yang sangat menyakitkan, sang ibunda justru berpulang dan Arini terus diperbudak oleh Sean. Entah sampai kapan. Mungkin sampai hati Sean melembut tersentuh oleh cinta yang datang tanpa diundang? Atau, sampai Arini cukup kuat untuk melawan dan melarikan diri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon el Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhirnya semua tahu
Hari semakin cepat berlalu, Arini sudah bisa merelakan ibundanya dan menjalani kehidupannya seperti biasa.
Kini Sean sedikit menurunkan gengsinya tidak seperti sebelumnya.
Siang ini Sean sengaja menghampiri Arini yang sedang bekerja mengelap loker dan mengepel di ruang ganti.
"Halo beb," sapa Sean dengan cengar-cengir
Arini yang asik bekerja tersentak kaget lalu menghentikan pekerjaannya
"Beb, beb kamu pikir aku bebek." Arini mendengus kesal
Sean semakin senang melihat Arini kesal,
"Biar romantis panggil beb," kata Sean dengan terkekeh
Arini melemparkan tatapan tajamnya pada Sean, "Monster sepertimu mana mungkin bisa romantis," ejek Arini
"Sekali lagi kamu mengatai aku monster akan aku....," belum selesai melanjutkan perkatannya Arini memotong
"Akan aku apa?" tanya Arini dengan mencibirkan bibir
Sean langsung saja mencium bibir Arini, Arini terus meronta namun Sean tidak peduli. Sean sangat menikmati ciumannya bahkan kini Arini ikut terbuai dalam permainan bibir Sean.
Lama berpaut akhirnya mereka menyudahi aktivitas panas mereka.
"I love you Arini," kata Sean dengan menatap Arini
Arini hanya tersenyum, dia tidak membalas cinta Sean dan juga tidak menolaknya.
Untuk mengalihkan situasi yang serba canggung Arini pun bertanya
"Ada apa kesini?"
"Menurutmu kenapa aku kesini?" Sean membalikkan pertanyaan Arini
Arini terdiam, sebenarnya dia juga tahu alasan Sean menemuinya
"Nanti kalau ada yang lihat mereka pasti berfikiran aku menggoda Presdir." Arini mengalihkan pertanyaan Sean
"Biar saja, daripada aku mati karena kangen dengan istriku yang seperti bebek ini," goda Sean
Ingin sekali Arini menyumpal mulut Sean dengan kanebo yang dibawanya.
Mendengar langkah orang berjalan, Arini segera menyembunyikan Sean di samping loker
"Jangan berisik, ada yang datang," kata Arini gugup
"Kamu ini apa-apaan sih Arini," omel Sean
Husss Arini mengkode Sean untuk diam,
Via yang mendengar Arini mengobrol jadi marah,
"Arini!" teriak Via lalu berjalan menghampiri Arini
Arini menoleh
"Kamu tu ya jam kerja malah enak-enakan mengobrol, kamu kira perusahaan ini milik nenek moyang kamu!" omel Via
Sean yang mendengarnya mengerutkan alisnya, Via memang tidak tau kalau Sean ada di sana,
"Maaf mbak, tapi saya tidak mengobrol dengan siapa-siapa" sahut Arini berbohong
"Bohong, apa kamu pikir aku tidak mendengar kamu mengobrol, kalau terdengar dari suaranya sepertinya tadi suara lelaki" timpal Via
"Jangan-jangan kamu membawa masuk pacar kamu ya, kalau pak Sean tau kamu bisa dipecat," imbuh Via
Arini bingung harus bagaimana, tiba-tiba Sean keluar "Bagaimana kalau aku sendiri yang mengobrol dengan Arini," kata Sean
Via terkejut bahkan dia membuka mulutnya lebar-lebar,
"Pa pa pak Se Se Sean." Via terbata memanggil Sean
"Minta maaf pada Arini, beraninya kamu memarahi istriku," titah Sean
Lagi-lagi Via dibuat kaget bahkan kali ini sampai bergetar bagaimana bisa Arini menjadi istri Sean.
"Cepat!" bentak Sean
Belum sempat Via meminta maaf, Arini memberikan kanebo dan dan alat pel yang dibawanya pada Sean.
"Ini gantikan kerjaan aku," oceh Arini lalu pergi
"Brengsek wanita itu," gumam Sean
Sean membuang Kanebo dan alat pel yang dibawanya, lalu berjalan cepat menyusul Arini sedangkan Via masih di posisinya yang berdiri dengan shock tingkat dewa.
"Arini," panggil Sean
Arini tidak menggubris panggilan Sean, dia terus saja berlari.
Teman-teman Arini yang baru selesai bekerja menyaksikan Sean mengejar Arini pun pada bertanya-tanya semua nampak bingung.
Arini terus berlari menuju rooftop dan Sean terus mengejarnya.
"Arini berhenti!" teriak Sean
Arini menghentikan langkahnya, dan Sean mendekat.
"Kenapa kamu bilang kalau aku ini istrimu?" tanya Arini
"Karena memang kamu istriku," jawab Sean
"Setelah Via tau pasti gosip akan tersebar, apa kamu nggak malu memiliki seorang istri seperti aku," ungkap Arini
Sean nampak berfikir, "Arini hört mir zu," pinta Sean
(Arini dengarkan aku)
Arini menatap Sean dengan kesal
"Kamu ngomong pake bahasa German aku akan ngomong pake bahasa binatang" Arini mendengus kesal
Sean tertawa,
"Wonderfull, bisa bahasa binantang rupanya." Sean menertawakan Arini yang menurutnya kocak sekali.
Tanpa aba-aba Sean memeluk Arini, "Aku hanya ingin dunia tahu kalau kamu adalah milikku," bisik Sean
Arini membolakan matanya mendengar perkataan Sean,
"Bagaimana jika orang tuamu tau, lagipula pernikahan kita kan cuma nikah di bawah tangan," sahut Arini
"Aku akan bilang pada orang tuaku kalau kamu adalah istriku dan kita akan menikah sungguhan," timpal Sean
Arini nampak gusar entah kenapa dia belum siap jika orang tua Sean harus tau hubungan mereka.
"Apa mereka mau menerima statusku yang seperti ini?" tanya Arini
************
Hubungan Sean dan Arini sudah diketahui banyak orang bahkan kini Sean melarang Arini untuk bekerja.
"Kalau tidak bekerja bagaimana dengan hutangku?" tanya Arini
Sean sungguh kesal sekali pada Arini yang masih saja keras kepala
"Arini, kan aku sudah bilang itu bukan hutang. Kalau kamu mau membayarnya cukup layani aku satu ronde setelah itu hutangmu lunas," jawab Sean kesal
"Selalu hubungan ranjang yang ada di otakmu seharusnya kamu mendirikan perusahaan aneka alat kontrasepsi," kata Arini dengan tertawa
Plak
Sean mendaratkan tangannya di dahi Arini sehingga membuat Arini memekik kesakitan
"Ide yang bagus sekali." Sean mendengus kesal
Meskipun Sean melarangnya namun Arini tetap bersikeras untuk bekerja oleh karena itu kini Sean menjadikan Arini sebagai sekertaris pribadinya dengan begitu dia akan terus bertemu dengan istrinya.
"Sean Sean ide mu genius sekali, buat Arini klepek- klepek dan jangan buat cela untuk Daffa," Sean bermonolog dengan dirinya sendiri.
Banyak dewan dan petinggi perusahaan yang menyayangkan sikap Sean tapi Sean masa bodoh dengan mereka bahkan Sean mengancam akan memecat siapa yang protes dengan keputusannya.
Mau nggak mau semua menerima keputusan Sean.
"Sultan bebas melakukan apapun, mending kita diam daripada kita dipecat," bisik salah satu dewan
********
Kedua orang tua Sean yang tau kalau Sean menikah di bawah tangan menjadi kesal.
Mereka sungguh menyayangkan sikap anaknya yang seenaknya sendiri
"Anak itu memang benar-benar, dia selalu bertindak sendiri tanpa menganggap kita sebagai orang tuanya," kata Mama Sean dengan kesal
"Ini kalau kamu terlalu memanjakannya," sahut Oma Sean.
Mama dan Oma Sean dibuat kesal, marah dan bingung oleh Sean.
"Besok suruh Ben pulang," titah Oma Sean
"Baik Bu," jawab Mama Sean.
Sebenarnya hubungan Sean dan papanya kurang begitu baik, ini di karenakan perselisihan mereka yang terjadi dua tahun yang lalu.
Papa Sean menginginkan Sean untuk menikah dengan anak temannya namun Sean menolak karena dia belum ingin menikah. Papanya kesal dengan Sean yang selalu saja bermain perempuan yang membuat mamanya kepikiran terus.
Hari ini Sean sibuk di luar untuk itu dia menyuruh Arini stay di rumah daripada di kantor rawan bertemu dengan Daffa.
Tau Arini di rumah, mama Sean menyuruh sopir untuk menjemput Arini.
"Anda siapa?" tanya Arini pada sopir Mama Sean
"Saya ditugaskan nyonya besar untuk menjemput anda," jawab sopir
Arini mau gak mau ikut dengan sopir Mama mertuanya meskipun dia sedikit takut dan gugup
apakah mantan nya Nick
kulit bersentuhan ada efek sampingnya
eh Sean malah frustasi lihat kelakuan nya Arini pada hantu🤣🤣