Apa hal yang paling menyeramkan di dunia ini?
Mungkin jika Zahra ditanya hal itu maka ia akan menjawab bahwa pernikahan beda agama adalah yang paling berat sekligus menyeramkan. Jangankan untuk menjalani, bahkan untuk membayangkannya 'pun Zahra tidak mampu. Namun garis takdir berkata jika jalan ini memang harus Zahra lalui, yaitu menjadi pengantin pengganti untuk atasannya yang memiliki keyakinan berbeda dengannya.
Lalu akan seperti apakah kehidupan rumah tangga mereka berlayar? Apakah dalam pelayaran dalam biduk rumah tangga ini mereka akan menemui pelangi, atau justru rintangan badai yang akan mereka jalani? Ikuti kisah selengkapnya eksklusif hanya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
~
"Tujuh... Delapan..."
Detik semakin dekat dengan angka terakhir, tetapi Zahra bahkan belum bisa memberikan jawabannya. Ini keputusan paling berat untuknya.
"Sembilan... Se... Puluh." Habis sudah waktu yang Jonathan berikan. "Bagaimana Sekretaris Ara, kau sudah menentukan jawabanmu?" tanya Jo.
"Dengan syarat," ucap Zahra akhirnya.
"Paulus, catat syarat yang dia minta." perintah Jo.
"Pertama, setelah pemberkatan hari ini, hubungan kita tidak berubah, anda atasan saya dan saya bawahan anda." ucap Zahra dan diangguki oleh Jo. "Kedua, setelah satu bulan, pernikahan kita harus diakhiri."
"Tidak sesingkat itu," potong Jo. "Paling tidak, kita harus bersama sedikit lebih lama lagi supaya tidak terlalu mencolok ke publik."
Zahra sedikit mempertimbangkan permintaan Jo. "Baiklah, tiga bulan."
"Deal!" Jo langsung menyetujui begitu saja. "Ada lagi?" tanyanya kemudian.
"Ini yang terakhir, syarat yang paling penting."
"Katakan."
"Anda tidak boleh mengganggu kehidupan pribadi saya, terutama soal keyakinan saya. Dan saya juga tidak akan menganggu kehidupan anda."
"Apa kau pikir aku akan mengajakmu masuk ke Katolik?" tanya Jo dengan tersenyum tipis. Jujur, ia tidak menyangka jika Zahra akan berpikir demikian. "Baiklah, aku terima semua syarat darimu. Sekarang, segeralah bersiap karena kita akan mulai acara pemberkatannya." Setelah mengatakan itu, Jo bersama Paulus dan Nyonya Alice keluar dari sana, meninggalkan Zahra bersama seorang perias yang datang setelah kepergian mereka.
Zahra tidak tahu apakah jalan yang ia ambil ini sudah benar atau tidak. Tetapi dalam keadaan genting dan dalam tenggang waktu sepuluh detik, hanya inilah yang mampu Zahra pikirkan.
"Abi, Umi, maafkan aku." ucapnya lirih.
...•••***•••...
Zahra berjalan masuk ke gereja dengan begitu anggun dalam balutan busana pengantin berwarna putih bersih, ditangannya juga terdapat buket bunga berwarna putih yang tak kalah menawan. Alunan musik yang dimainkan seakan menuntun langkah Zahra untuk terus melangkah masuk, hingga akhirnya ia berhadapan dengan Jonathan yang mengenakan jas berwarna putih yang senada dengan gaun yang Zahra kenakan.
Sesaat, dunia seakan berhenti, membuat mata keduanya saling terkunci dan saling tatap dalam waktu yang cukup lama, sebelum kemudian keduanya berjalan bergandengan menuju altar. Kilatan lampu blitz dari kamera wartawan terus mengiringi langkah demi langkah yang Zahra dan Jonathan lalui.
Alunan musik terus dimainkan, mengiringi langkah Jonathan dan Zahra. Hingga akhirnya, setelah do'a pembuka diucapkan, tibalah saat pengucapan janji pernikahan untuk keduanya. Jonathan dan Zahra diarahkan untuk berdiri saling berhadapan.
Debaran dada Jonathan bergemuruh hebat saat keduanya berhadapan seperti ini. Seharusnya wajah yang ia pandang saat ini adalah wajah cantik kekasihnya, tetapi kini ia harus mengucapkan janji suci pernikahan di hadapan wanita yang merupakan sekretaris di kantornya,
"Saya, Jonathan Fox memilih engkau Fatimah Az-zahra untuk menjadi istri saya. Saya berjanji untuk setia mengabdikan diri kepadamu dalam untung dan malang, diwaktu sehat dan sakit. Saya mau mengasihi engkau sepanjang hidup saya."
Tes! Setitik air mata menetes dari mata Mommy Alice saat melihat putra kesayangannya mengucapkan janji pernikahan. Tidak berbeda dari Mommy Alice, Zahra bahkan ikut meneteskan air mata, tetapi tidak ada yang tahu apa arti tangisan Zahra kali ini. Entah tangisan terharu karena dipersunting oleh seorang Jonathan Fox, atau tangis kesedihan karena pernikahannya yang tidak terbilang wajar.
"Saya, Fatimah Az-zahra memilih engkau Jonathan Fox untuk menjadi suami saya. Saya berjanji untuk setia mengabdikan diri kepadamu dalam untung dan malang, diwaktu sehat dan sakit. Saya mau mengasihi engkau dan menghormati engkau sepanjang hidup saya."
...****************...
Aaaa siapapun tolongg aku ketar-ketir nulis part ini!!!
double up