Ema harus membayar setimpal dengan apa yang di lakukan oleh bosnya untuk menyelamatkan dua adiknya dari orang tua yang Toxic
Gadis itu berpikir jika dia hanya perlu bekerja lebih keras di perusahaan Grey namun salah pria itu mengincar hal lain dari gadis itu
.
.
Grey tertarik pada Ema gadis sederhana dengan mental kuat, namun latar belakang pria itu membuat dia tidak bisa meresmikan hubungannya menjadikan Ema sebagai kekasih gelapnya
Pria itu harus menikah dengan perempuan sempurna juga
.
.
Bagaimana keputusan Grey? sedangkan Ema yang sudah tersudut oleh keluarga tunangan Grey hingga gadis tu memutuskan akan pergi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon natural, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertolongan
Ema mengusap wajahnya gusar bagaimana dia harus menghadapi ini, dia tidak bisa memastikan jika Anto tidak akan melukai kedua adiknya
"Apa yang harus saya lakukan?". Gadis itu tampak karuan dia mengecek ponselnya yang berbunyi ada pesan dari Anto di sana
"Dasar anak tidak tahu diri! Beraninya kau pergi dan hidup enak lihat apa yang ku lakukan kembali, dan bawa uang jika kau ingin asik mu selamat".
Ema menggeram lalu terisak kecil dia mencoba menghubungi Dean dan Michel dengan tangannya yang gemetar
Grey yang merasa sedikit kesal karena diabaikan akhirnya menarik ponsel gadis itu melihat apa yang terjadi di sana
Pria itu tersenyum smirk dia hanya mencari tahu sekilas mengenai gadis itu. Ternyata ada orang tua sejahat ini, aku tidak yakin jika mereka orang tua kandung huh...
"ini sudah termaksud perbuatan kriminal"
"Saya tidak bisa melaporkan mereka, mereka orang tua saya". Ema mencoba menguatkan dirinya "Kembalikan ponsel saya"
"dalam waktu 12 jam tidak mungkin Ayahmu tidak akan menyakiti mereka, bukan kah dia seorang penjudi dan mabuk kau tahu sendiri bagaimana emosi orang seperti itu"
"Lalu apa yang harus saya lakukan.... Hiks... Setidaknya saya harus menghubungi teman-tema saya..". Gadis itu terisak
Grey masih dengan posisinya tidak berniat untuk mengembalikan ponsel gadis itu dia lebih tertarik menatap Ema yang menangis
Entah mengapa melihat berbagai ekspresi Ema membuat dirinya bahagia, menangis dan tertawa marah dia sudah melihatnya
Kenapa bibirnya harus semerah itu, aku yakin dia tidak memakai lipstik hanya pelembap tipis. Batin Grey . "Aku akan membantu mu, kau bisa memilih atau tidak... Tapi satu yang harus kau ketahui, meski kau pergi sekarang kau tidak akan mendapatkan hasil apapun dan hidup mu akan jauh lebih hancur"
"apa maksud anda?".
"kau tidak bodoh kalau aku harus menjelaskan nya kepada mu Ema..."
Gadis itu akan kehilangan pekerjaannya, dia tidak akan bisa menebus permintaan Anto karena pasti pria itu akan meminta uang yang banyak apalagi tahu gadis itu mendapatkan pekerjaan bagus
"Anda akan memecat saya?"
"Ya jika kau tetap memutuskan kembali, kau tahu sebesar apa proyek yang kita kerjakan"
Tubuh Ema semakin terasa lemah entah apa yang harus dia lakukan setelah ini Grey sendiri tidak berniat mengizinkannya pulang
"Aku bisa membantu mu Ema... dan aku bisa memastikan jika kedua orang tua mu tidak akan bisa mengusik kehidupan kalian lagi"
Gadis itu ragu tapi dia kembali mengingat jika pria di depannya bukanlah pria sembarangan pria itu memiliki pengaruh besar di kotanya
"Tolong saya...."
Kau harus membayar mahal untuk ini. "Baik aku akan menghubungi Neon untuk membereskan masalah ini, jadi aku tidak ingin kau bermasalah disini Ema kau tahu aku tidak suka pekerjaan ku terganggu"
Ema merasa ada maksud lain dari perkataan pria itu meski dia tidak tahu apa maksud nya
"Bisakah anda membantu saya secepatnya... Saya ingin tahu keadaan adik saya..."
"Sabarlah sedikit, aku baru menghubungi Neon".
...*******...
"huh ada-ada saja! Apakah orang tua itu tidak berpikir sedikitpun". Kesal Neon dia baru saja menyelesaikan tugas perusahaan dan hendak bersantai setelah hari uang melelahkan itu "bisa-bisanya orang tua mengancam anaknya untuk hal seperti ini, aku baru paham..."
Neon mengecek lokasi yang dikirim oleh Ema kepadanya tempatnya tidak terlalu jauh dari pusat kota
Orang tua Ema adalah pemabuk dan penjudi, Sedangkan Ibunya tidak jauh lebih buruk.... Aku tidak bisa membayangkan bagaimana hidup gadis itu selama ini. Gumam Neon entah kenapa hatinya menjadi sakit jika menyangkut kehidupan Ema
"Baiklah ayo selesaikan masalah ini sebelum beristirahat".
Neon dengan cepat berangkat menghubungi bawahannya untuk menyelesaikan masalah ini, pergi menuju lokasi yang mereka tuju
.
.
Plak. Plak
Satu tamparan untuk masing-masing pipi Leo dan juga Linda kedua anak itu menangis merasakan sakit di pipi mereka
"Berani-beraninya kalian lari dari rumah! kalian pikir siapa kalian huh!". Kesal Anto pria itu masih dalam keadaan mabuk di tambah dia tidak memiliki uang lagi
Hingga teman-teman Anto mengucilkannya, pria itu tidak memiliki pemasukan lagi untuk menghamburkan uangnya
"Kalian harus di didik dengan baik!". Anto mengambil gagang sapu bersiap untuk memukul anaknya
"Heh tunggu dulu". Larang Marni "Tunggu anak itu datang dulu, bagaimana pun mereka berdua anak mu dan Ema yang membawa mereka pergi!".
"Tapi tetap saja membuat ku kesal menyingkir!"
"Anto!". Kesal Marni "Nanti gadis itu tidak akan memberikan uang yang banyak kau dengar sendiri jika tetangga depan rumah mereka mengatakan jika Ema dapat pekerjaan bagus"
"Kau pikir aku peduli? Dia akan tetap memberikan uangnya pada ku!". Kesal Anto dia menyingkirkan istrinya dari hadapannya
"Ah terserahlah yang penting aku sudah melarang mu!"
"Kalian anak-anak nakal ini hukuman untuk kalian, beraninya kalian mengikuti perkataan gadis itu!". Anto mengayunkan gagang sapu itu tepat mengenai lengan Leo
Tapi bocah itu memilih untuk tidak bersuara sedikitpun melainkan menatap Anto tajam "Lebih baik kami mengikuti kata kakak dari pada kalian, kalian bukan orang tua ku lagi!"
"Beraninya kau! Apa kau pikir Ema itu kakak mu huh!!". Anto yang murka memukul anak itu berkali-kali
Leo hanya meringis membuat Anto semakin emosi saja
"tidak gunanya memukul mu dasar batu!". Anto beralih pada Linda yang ketakutan
"Jangan sakiti dia!"
"Ternyata ini yang kau takutkan, baik..."
"tidak!". Leo mencoba melindungi adiknya tapi apa daya dia terikat dan tidak dapat pergi dari sana "Linda!"
BRAK!
Pintu terdobrak dari luar menampakan beberapa orang berpakaian hitam yang masuk kedalam rumah Anto
"Heh siapa kalian berani masuk ke rumah orang sembarangan!" Teriak Anto dia mengayunkan gagang pintu tadi kearah pria berbadan tinggi di hadapannya
Tapi percuma karena benda itu di tarik dengan mudah olehnya
"Kau hanya berani memukul anak kecil ternyata". Satu tendangan dari pria itu membuat Anto terhempas kebelakang
Marni yang syok mulai mengambil ancang-ancang "keluar dari sini, kalian bisa di laporkan karena mengganggu ketenangan orang sembarang!"
"o...om..". Leo dengan pandangannya yang lemah tersenyum kecil ke arah Neon "To..tolong Linda om... Jangan biarkan Linda...dipukul"
"padahal kau sendiri sudah terluka, kau memang pria sejati!". Neon bangga melihat bocah itu "tenang saja, aku akan membawa kalian dari sini"
"Enak saja! Mereka anak kami, di mana anak itu dia harus bertanggung jawab karena membawa anak kami pergi!"
Bug!
Satu pukulan berhasil melayang ke arah Anto, Neon sedikit kesal dengan apa yang di lakukan pria itu
Mengganggu hari nya dan menyakiti dua bocah tidak bersalah
"Ngomong-ngomong soal tanggung jawab, kau juga harus bertanggung jawab untuk hal ini.."
Suara sirine di luar menandakan pihak berwajib sudah tiba, Neon memang sengaja mendatangkan orang-orang itu untuk mempermudah pekerjaannya
novel ini itu sangat menarik. aku suka bgt sama novel ini
semangat kak buat episode selanjutnya
baca juga novel aku judul nya istri kecil tuan mafia /Smile//Smile/