Krystal Berliana Zourist, si badgirl bermasalah dengan sejuta kejutan dalam hidupnya yang ia sebut dengan istilah kesialan. Salah satu kesialan yang paling mengejutkan dalam hidupnya adalah terpaksa menikah di usia 18 tahun dengan laki-laki yang sama sekali belum pernah ia temui sebelumnya.
Kesialan dalam hidupnya berlanjut ketika ia juga harus di tendang masuk ke Cakrawala High School - sekolah dengan asrama di dalamnya. Dan di tempat itu lah, kisah Krystal yang sesungguhnya baru di mulai.
Bersama cowok tampan berwajah triplek, si kulkas berjalan, si ketua osis menyebalkan. Namun dengan sejuta pesona yang memikat. Dan yang lucunya adalah suami sah Krystal. Devano Sebastian Harvey, putra tunggal dari seorang mafia blasteran Italia.
Wah, bagaimana kisah selanjutnya antara Krystal dan Devano.
Yuk ikuti kisahnya.
Jangan lupa Like, Komen, Subscribe, Vote, dan Hadiah biar Author tambah semangat.
Salam dari Author. 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icut Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 5 : DUEL
Suara deru motor di garis start terdengar menggema memenuhi area sirkuit. Terhitung 7 pembalap sudah ready d atas motor gede mereka masing-masing. Dan salah satunya di atas motor sport berwarna hitam itu adalah Krystal, menurunkan kaca helm full face nya. Lalu menarik gas motor dengan sangat dalam dan pandangan yang lurus serta tajam ke depan. Balapan akan dimulai dengan hitungan mundur.
Tiga... Dua... Satu...
Masuk hitungan ke satu, motor-motor itu melaju dengan kecepatan tinggi bersama dengan gemuruh sorak sorai penonton. Motor hitam Krystal menjadi motor terakhir yang menarik gas, lalu melesat menyusul lawan-lawannya di depan sana. Melewati banyaknya tikungan-tikungan.
Dengan keahliannya, motor Krystal berhasil menyusul motor-motor lawan. Ia sudah berhasil melewati lima pembalap lain. Tidak lama, Krystal menarik gas lebih dalam lagi lalu melaju cepat melewati satu motor putih yang memimpin di depan. Krystal berhasil menciptakan jarak yang cukup jauh dengan pembalap lain yang mencoba untuk mengejar.
Tidak butuh waktu lama motor hitam Krystal melesat melewati garis finish. Sorak sorai penonton langsung saja terdengar bergemuruh memenuhi area sirkuit. Semakin heboh ketika Krystal menghentikan laju motor tepat di tengah-tengah sirkuit, melepaskan helm yang membuatnya rambut panjangnya langsung terurai kebawah, di sambut oleh angin yang berhembus sepoi-sepoi sehingga surai itu menari-nari tertiup angin. Menambah pesona seorang Krystal di mata banyak orang malam ini.
"Bayaran lo."
Krystal yang sedang duduk di atas motornya melirik amplop putih yang Daniel ulurkan padanya. Tidak peduli, ia kembali menyesap rokok di tangannya, hingga asap mengepul di depan wajahnya.
"Lo tau tujuan gue malam ini ke sini ngapain." Ujar Krystal datar.
Daniel terkekeh pelan, ikut menjatuhkan bokongnya di atas motor sport yang entah milik siapa itu. Ikut mengeluarkan rokok, lalu memantik api di ujung, barulah ia selipkan diantara bibirnya.
"Iya gue tau. Tapi tetap aja, ini bayaran lo karena udah menang. Gue cuma ngasih hak lo." Melempar amplop putih itu ke atas pangkuan Krystal.
Melirik jam tangan di pergelangan tangan kirinya.
"Lo yakin dia datang malam ini?" Tanya Krystal.
Daniel mengangguk, bersama asap rokok yang berhembus keluar dari mulutnya.
"Tepat jam 12 malam ini. Gue nggak mungkin salah. Dia sendiri yang ngehubungi gue siang tadi."
"Buat apa?"
"Ya buat apa lagi? Lo tau lah, Krys."
"Lo juga?"
Daniel menoleh ke arah Krystal dan lirikan tajam gadis itu langsung saja menyambutnya. Ia seketika terkekeh.
"Ya, nggak lah. Gue emang tattoan, suka mabuk, sama lah kayak lo. Tapi kalau untuk itu gue skip dulu deh."
Krystal tidak bersuara lagi. Matanya lurus memandangi beberapa pembalap lain yang sedang melakukan freestyle, termasuk Carletta disana. Sasa? Gadis itu sedang berdiri di bagian agak depan dari Krystal duduk sekarang. Terlihat girang menonton aksi motor yang baru pertama kalinya dilihatnya.
"Teman lo yang itu cantik, Krys." Gumam Daniel sambil memperhatikan Sasa dengan intens.
Krystal mendengus samar. Menyesap rokoknya kembali.
"Dia anak baik-baik. Nggak cocok sama lo."
"Keliatan, sih." Daniel terkekeh.
Bip! Bip! Bip!
Krystal meraih benda pipih ang bergetar di dalam saku hoodienya. Ia mengernyit ketik mendepati nama Carletta tertawa di sana, mengiriminya sebuah pesan WA.
From : Carletta.
Gate 3
Degh!
Jantung Krystal seketika berdetak cepat setelah membaca pesan singkat tersebut. Ia sempat menatap ke arah Carletta yang masih berada di tengahan kerumunan orang-orang yang menyaksikan freestyle dari dekat. Carletta terlihat memberikan kode padanya lewat lirikan mata yang ringan, namun cukup untuk Krystal mengerti.
Gate 3? Dan posisi Krystal sedang berada di gate 2. Daniel menepuk pundak Krystal sekilas, sebelum akhirnya beranjak pergi. Krystal menaikkan tudung hoodienya tidak lupa memasang masker hitam sehingga setengah wajahnya benar-benar tertutupi sekarang.
Setelah merasa siap, Krystal lalu membawa langkahnya ke gate 3. Kondisi yang cukup ramai disini cukup menyulitkan Krystal mencari sosok yang menjadi alasan kedatangannya malam ini sirkuit balapan. Meski begitu kondisi ramai ini juga bisa menguntungkan Krystal, paling tidak kehadirannya tidak begitu kentara dan terlihat.
Sampailah Krystal di sini. Gate 3. Dan mata elangnya langsung menangkap sosok laki-laki berbadan kekar dengan hoodie hitam yang selaras dengan milik Krystal. Meski laki-laki itu menggunakan tudung hoodi seperti Krystal sekarang. Tapi itu percuma, karena Krystal sudah cukup pintar untuk mengenalinya.
Aldi namanya yang selama ini ia cari tengah berbincang dengan Daniel--- pastinya cowok itu sesekali melirik ke arah Krystal, memberikan kode untuk Krystal tetap menunggu--- ya, Daniel sedang mengalihkan perhatian laki-laki itu sepenuhnya.
Mata elang Krystal tidak terputus memperhatikan gerak gerik Aldi yang di bawa melipir oleh Daniel ke tempat yang lebih lengang. Kedua tangan Krystal di dalam saku hoodie terkepal erat, matanya menyorot semakin tajam ketika potongan-potongan memory itu melintasi benaknya dan kembali mengusik amarah yang berkobar didadanya.
"Lo tunggu sebentar di sini. Gue panggil mereka dulu." Aldi terlihat mengangguk ucapan Daniel.
Daniel berlalu pergi, sebelumnya ia sempat mengedipkan mata pada Krystal dengan senyum smirk yang hadir di wajah tampannya.
Di sinilah Krystal sekarang, tepat berdiri di belakang mangsa yang siap ia terkam. Tersenyum miring. Krystal menjatuhkan tudung Hoodie nya serta melepas masker.
"Got you!"
Tubuh di depannya terlihat menegang. Sebelum akhirnya memutar poros tubuh, hingga kini berhadapan langsung dengan Krystal. Sungguh, Krystal sangat menyukai dan menikmati wajah kaget di hadapannya sekarang.
"So, lama nggak ketemu--- Aldi." Krystal bersuara rendah.
Suara yang mampu membuat lawannya merasa semakin terintimidasi.
Aldi mengeram tertahan.
"Lo ngejebak gue?!" Desisnya.
Menyeringai menyeramkan. Krystal membawa langkahnya mendekat pada Aldi yang bergerak mundur sembari mengeluarkan pisau dan menodongkan nya pada Krystal. Namun, itu tidak membuat Krystal berhenti.
"BERHENTI ATAU LO MATI, KRYS!" Bentak Aldi.
Mendengarnya, Krystal tertawa meremehkan.
"Lama nggak bertemu, senjata andalan lo selalu itu. Ck, pengecut! Banci yang tahu nya cuma ngumpet!"
"SIALAN!"
Tidak terhindari lagi, ketika Aldi maju menyerang Krystal dengan pisau di tangannya. Serangan terus menerus Aldi lancarkan. Dan Krystal juga dengan lincah menghindari mata pisau tersebut agar tidak menggores tubuhnya. Saat Aldi terus menyudutkan nya dengan benda tajam itu. Barulah Krystal balas menyerang.
BRUK!
BRUK!
"Arghh!"
Tubuh laki-laki itu tersungkur pada kerasnya aspal setelah Krystal menendang kuat di perut bagian perutnya. Saking kerasnya hantaman tersebut, Aldi sampai meringis dan meringkuk memegangi perutnya.
"Kira-kira apa yang pantas untuk menusia kayak lo, hm? Kematian? Masuk penjara? Atau gue lempar tubuh lo ke anjing untuk disetubuhi?" Seringai Krystal.
"BACOT!"
"Come here! Pilihan pertama lebih baik bukan?" Krystal tertawa.
"DALAM MIMPI LO SIALAN!"
BUGH!
BUGH!
Dengan rahang mengeras, Aldi bangkit dan menendang perut Krystal. Bukannya tersungkur atau meringis kesakitan. Tendangan itu hnya mampu membuat Krystal mundur beberapa langkah saja. Krystal menyeringai, lantas mengibaskan tangannya pada bajunya yang sedikit kotor akibat tendangan tersebut.
"Cuma segitu, hm? Ck, pantas lo dilengserkan secara tidak hormat dari jabatan Geng Tiger, dulu." Ujarnya memanas-manasi.
"BANGSAT!! MATI LO ANJING!!"
Pertarungan sengit di antara keduanya tidak terhindar lagi. Terlihat jelas serangan Aldi tidak mampu mempengaruhi Krystal sama sekali, gadis itu terlalu lincah. Kondisi semakin sengit, ketika Krystal sempat tersungkur. Aldi langsung memanfaatkan keadaan untuk menyerang dengan pisau yang kembali dipungutnya, sebelum gadis itu sempat bangun.
Kali ini, Krystal jelas kewalahan karena posisinya sekarang yang tidak nyaman untuk bertarung.
"KRYS!"
Shit! Itu Sasa.
"GOBLOK! LO NGAPAIN DI SINI?!" Teriak Krystal masih menahan serangan Aldi.
"CABUT SASA!!" Sambung Krystal.
Sementara itu Sasa berusaha memutar otaknya untuk bisa membantu Krystal.
"Aha gue tau!" Pekiknya. Lantas mengeluarkan semprotan cabe di dalam saku jaketnya.
"Krys, Awas!!"
"Hah?!"
Krystal yang tidak siap menoleh dan semprotan Sasa justru meleset mengenai matanya. Jelas saja ia menjerit sembari memejamkan matanya yang perih. Hal itu dimanfaatkan oleh Aldi untuk kabur.
"Krys lo nggak papa, kan? Sorry, meleset, ya? Perih nggak?!"
"ANJING!! PAKE NANYA LAGI LO!! KEJAR COWOK TADI!!" Bentak Krystal berang, masih menutupi kedua matanya dengan tangan.
"Gimana caranya?" Itu dia kabur pakai motor, Krys!"
"ARGHHHH! FUCK!! CARL, KEJAR!!!"
Motor Carletta langsung melaju meninggalkan sirkuit untuk mengejar Aldi di depan sana. Sementara Krystal harus mengambil motornya lebih dulu di gate 2.
"*Dasar Sasa goblok!" Batin Krystal*.