Kisah cinta antara dua anak manusia yang di pisahkan jarak dan waktu, kehidupan yang keras dan penuh dengan manipulasi membuat mereka saling terpisah satu sama lain. Akankah Samudra dan langit akan bersatu…? Jika penasaran dengan ceritanya, baca novel ini ya…? Jangan lupa tinggalkan komentar dan like nya, karena dengan like dan komentar kalian bisa menambah semangatku untuk melanjutkan cerita selanjutnya, salam hangat…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu opa adam.
Ku lajukan motorku menuju ke alamat yang telah di berikan oma eli, dengan kecepatan penuh aku mengikuti intuksi yang di berikan voice dari google map. Aku berharap langit baik baik saja, sesal sekeitka menggangu pikiranku. perasaaan kasihan dengan oma yang sangat ingin bertemu cucunya membuatku harus membawa langit ke dalam masalah dan menggancam keselamatannya.
Entah sebenarnya apa yang terjadi dengan keluarga tuan alex dulu, sampai terjadi penculikan yang di alami langit seperti sekarang ini. Ta[i semua sudah terlanjur, aku harus memyelamatkan adik kecilku ini dengan segera, sebelum terjadi kejadian yang tidak di harapkan dengan langit.
Aku telah sampai di tempat tujuanku, sebuah rumah besar serwarna putih terlihat di depanku saat ini. oh... bukan rumah tapi sebuah mention, dengan menelisik keadaan di dalam aku berjalan menggendap ingin menggintip keadaan di dalam.
Terlihat beberapa penggawal berjaga di sana "aku harus melakukan sesuatu untuk bisa masuk ke dalam" lirihku yang hanya bisa aku yang mendnegarnya. dengan segera aku kembali ke motorku, aku akan menggawasi terlebih dahulu situasi di luar kediaman tersebut sampai situasinya benar benar kondusif.
Setelah menunngu selama satu jam, aku melihat sebuah mobil box yang akan berhenti di depan kediaman tersebut, tampak satu orang keluar dan membuka pintu di box belakang. aku perhatikan sepertinya dia hanya menggecek peralatan sebelum masuk ke dalam, mungkin dewa keberuntungan ada di pihakku, orang tadi sepertinya lupa untuk mengunci pintu box, jadi aku memanfaatkan kesempatan untuk segera masuk ke dalam box tersebut.
Dengan gerakkan secepat kilat, aku berlari dan segera masuk ke dalam box kemudian ku tutup kembali, agar seolah olah tidak terlihat terbuka. aku rasakan mobil tersebut berjalan dan sayup sayup terdengar seorang laki laki menanyakkan keperluan kedatangan mobil ini, aku rasakan mobil nya berjalan kembali dengan perlahan.
Badanku sedikit terhuyung ketika mobil tersebut berhenti, akupun segera turun dan melangkah masuk kedalam rumah tersebut. Tapi sebelum itu aku memantau dimana keberadaan cctv yang terpasang di rumah besar itu, aku menggendap dan berajalan di titik buta yang tidak dapat di jangkau camera cctv.
"tuan nona putri tidak mau makan, jadi apa yang harus saya lakukan agar beliau mau makan." aku dengar suara seorang wanita dari dalam ruangan, aku melihat seorang ART berbicara dengan seorang laki laki yang sepertinya usianya lebih tua dari oma eli.
"apa mungkin itu tuan adam." batinku sambil memperhatikan laki laki yang tampak masih gagah dengan usianya saat ini, aku masih memeperhatiakn interaksi ART tersebut dengan tuannya. aku ingin memastikan dimana langit di sembunyikan.
"biar aku saja yang mnggantar makanan untuk cucuku." ucap pria tersebut.
"ternyata dia sangat memperhatikan langit, sampai dia mau menggantar sendiri makanan untuk langit." batinku setelah mendengra ucapan laki laki tersebut.
Aku lihat dia melangkah ke atas sambil membawa penampan yang berisi makanan yang aku tebak untuk langit, aku menggendap mengikuti dia. terlihat dia masuk ke sebuah kamar yang aku tebak itu adalah kamar dimana langit berada. aku bersyukur ternyata pintunya tidak dia tutup dan aku bisa mendengar pembicaraan langit dan orang tersebut.
"putri sayang... ayo kamu makan, opa tidak ingin kamu sakit." ucap orang tersebut, sepertinya sedang membujuk langit.
"aku tidak ingin makan, anda bisa keluar dari sini." ah... itu suara adik kecilku, suara yang terdengar lembut dan bisa membuatku merindukan setiap saat
"aku tahu jika kamu masih belum bisa menerima semua ini putri, opa harap kamu mau mengerti keadaan kamu yang sebenarnya. opa tidak ingin kehilangan kamu setelah opa kehilangan mama kamu dan bumi."
Seketika aku memelotokan kedua mataku, nama itu aku dengar lagi. bumi...? siapa sebenarnya bumi...? rasa penasarnku semakin bertambah menjadi, setelah mendnegar ucapan tuan adam. Aku tajamkan pendengaranku, aku ingin mentehaui apa yang akan dia katakan lagi.
"saya pertegahkan seakli lagi, nama saya bukan putri...!!? nama saya langit."
"terserah nama kamu siapa, tapi yang terpenting nama kamu adalah putri. kamu cucu kesayangan opa, dan selamanya adalah cucu kesayangan opa. dua hari opa akan bawa kamu ke belanda, kamu akan tinggal di sana bersama teman mama kamu. opa tidak ingin kamu bernasib sama dengan mama kamu, yang entah menggilag atau sudah meninggal."
"mama..." ucap langit yang terdengar dari suaranya dia merasa sangat sedih.
"apa yang sebenarnya terjadi denganku dan mama, apa aku boleh tahu semua kebenarnya tuan."
"jangan panggil aku tuan putri, panggil aku opa. aku adalah opa kamu, kamu adalah cucuku yang elama ini aku cari."
"opa..."
Mendengar ucapan langit seketika hatiku semakin teriris, dulu ketika langit sedih hanya aku yang selalu ada buat dia dan selalu di sampingnya. tapi di situasi sekarnag, tidak mungkin untukku untuk menjumpainya dengan segera.
"dulu mama kamu adalah anak angkat opa dan oma, dia adalah wanita yang sangat cerdas dan cantik, tapi gara gara kecantikan dan kecedasannya dia selalu menjadi sasaran pihak pihak yang hanya akan menggambil keuntungan dari mama kamu. sampai pada akhirnya setelah istri papa kamu meninggal yaitu mama dari angel, oma dan opa sengaja menjodohkan mama kamu dan papa kamu. dulu kami sempat menggira jika papa kamu tidak mencintainya, tapi ternyata papa kamu sudah mencintainya semenjak mereka bertemu waktu wisuda mama kamu dulu, tapi mama kamu ketika menikah dengan papa kamu ternyata mencintai sepupunya sendiri yang bernama bumi. opa merasa bersalah ketika memergoki bumi dan langit waktu itu sedang mengobrol bersama, mama kamu memutuskan akan melupakan bumi dan akan menerima papa kamu sebagai suaminya. dan sampai sekarang perasaan bersalah itu masih opa rasakan, andai saja opa tahu sebelum mama kamu menikah dengan papa kamu. maka opa akan menolak usul dari oma, yang akan menikahkan mereka berdua."
"bumi... apa dia paman aku opa...?" tanya langit.
"ternyata itu spekulasi kami, dia bukan paman kamu. ternyata dia adalah anak dari sahabat ibunya senja, karena persahabatan mereka yang sangat dekat dan menjadikan mereka seperti saudara."
"lalu dimana paman bumi opa...?"
"setelah mendengar kabar jika kamu dan mama kamu menghilang, dia mencari keberadaan kalian sampai aku tidak pernah mendengar kabarnya lagi."
Sunyi terdengar tidak ada obrolan lagi antara tuan adam dan langit, aku yang penasaran dengan situasi di dalam kamar dengan langkah berani mendekati pintu yang terlihat sedikit terbuka. aku tajamkan kedua telingaku agar aku bisa mendengar obrolan mereka.
"HEI... SIAPA KAMU...!!?" teriak yang aku tebak itu adalah pengawal di rumah tersebut, aku yang terkejut segera menjauh dari kamar langit. tapi sayang langkahku terhenti setelah melihat dua pengawal menghadang langkahku, aku terpojok dan tidak bisa bersembunyi lagi.
"KAK SAMUDRA...!!?" aku dengar langit memanggilku dengan suara lantangnya, aku yang akan menoleh ke belakang di kejutkan dengan pelikkan langit yang tiba tiba.
"Kak samudra..." ucap langit yang masih setia memelukku, aku berbalik dan menatap wajah teduh langit. terlihat genanggan air mata di kedua mata langit.
"kamu baik baik saja langit...?" tanya ku setelah melihat adik kecilku ini.
"baik kak, bagaimana kakak bisa sampai di sini. bagaimana kakak bisa menemukan keberadaanku kak...?" mungkin langit sangat penasaran dengan ku, bagaimana bisa sampai aku tahu keberadaan dia di sini.
"panjang ceritanya la..." aku seklas menatap tuan adam yang dari tadi menatap kami, seketika kedua mata tuan adam membelalak dengan sempurna melihatku.
"BUMI...!!!"
Ah... dia lagi, lagi lagi aku di samakan dengan bumi, aku bukan bumi namaku samudra. aku ingin sekali berkata seperti itu, tapi aku berusha menggurungkannya. aku ingin melihat reaksi tuan adam selanjutnya setelah melihat ku, tapi hanya keterkejutan mata dan tangan yang sudah terlihat leriput yang akan memegang bahuku.
"ini benar kamu bumi, kemana saja kamu selama ini...?" tanya tuan adam setelah memegang satu bahuku dengan erat.
"maaf tuan, ama saya samudra bukan bumi." tegasku meralat ucapan tuan adam, dia masih belum percaya dengan ucapanku.
"iya opa, dia kak bumi yang selama ini menemaniku di panti." ucap langit menjelaskan ke tuan adam.
"jadi kamu bukan bumi..." tanya tuan adam sambil menatapku, aku hanya menggelengkan kepala. jujur aku kesal dengan orang orang yang menggangapku sebagai bumi, dan siapa itu bumi.
"putri... bawa dia menemui opa di ruang kerja." aku mendengar perintah tegas dari tuan adam, dia berjalan turun ke bawah bersama para pengawalnya.
Aku yang seneng melihat langit dengan erat memeluknya, langitpun sama memelukku dengan sangat erat. kami tidak peduli dengan tuan adam yang sudah menunggu kami di bawah.