Mengekori sang pacar untuk memergoki perselingkuhan nya malah membuat Nadine bertemu laki-laki Casanova hingga membawa nya menuju malam panas yang luar biasa.
Rasa kecewa karena perselingkuhan sang pacar dan kondisi hidupnya yang terombang-ambing membuat diri nya memutuskan menerima perjodohan yang di berikan sang papa.
Tapi tiba-tiba Nadine mengubah seluruh keputusan nya saat tahu sesuatu yang salah telah terjadi pada diri nya dan memutuskan untuk melarikan diri dari rumah.
Tapi siapa sangka malam itu seluruh kehidupan nya berubah, laki-laki yang tidur bersama nya Begitu marah saat tahu gadis itu membawa 2 hal paling berharga milik nya.
"Kejar gadis itu hingga ke ujung dunia"
Teriak laki-laki itu penuh dengan kemarahan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nila KingShop Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bibit Super
Nadine terus mondar-mandir sejak tadi, ekspresi panik di wajah nya terlihat begitu jelas.
Hamil? Oh my God.
Apa yang harus dia lakukan sekarang? menerima perjodohan papa nya, ketahuan hamil dan di bunuh oleh suaminya atau mencari laki-laki yang tidur dengan nya, meminta pertanggungjawaban nya? seperti itu kah?
Tapi apa laki-laki itu mau???.
Akhhhhhhh.
Nadine mengacak-acak rambut nya dengan perasaan yang kacau balau.
Ok ini benar-benar top cer, bibit import yang tidak diragukan lagi, sekali taman langsung berbuah, bukan bibit sembarangan bibit.
Nadine berusaha mengingat wajah laki-laki tempo hari, garis wajah ke Arab-arab'an, entah lah Eropa, Indonesia, Arab.... anggap saja itu bibit Arab mungkin.
Nadine terus mengomel dalam hati.
Oh ya Tuhan laki laki itu,
Oh tuhan Ini bibit Arab
Bukan Arab neng ndi
tapi bibit Arab yang bisa bikin dia H-Arab-harap cemas
Bukan bibit H-Arab baik-baik saja
Kalau ketauan papa dan mama nya Habislah sudah dia
Yang di jamin menjadi batu hantaman besar untuk dia bisa-bisa di usir mentah-mentah dari rumah.
Bagaimana ini?
Nadine mulai menggigit bibir bawahnya.
Dia fikir harus mencari tahu soal laki-laki itu, tapi..Dimana? dimana dia harus memulai mencari tahu? dia benar-benar tidak mengenal laki-laki itu sebelumnya.
Otak Nadine mencoba terus bekerja dengan baik.
Dimana...dimana...???
Ahhhhhh iya dimana posisi dia mengambil mobil nya sebelum ke Palembang? siapa nama nya kemarin???
Hei..kal??? Endar??? Hendar..??? akhhh siapa sih??
Pekik Nadine dalam hati.
Ok sayang, tenang,tarik nafas dan buang. Jangan fikirkan malam ini, fikir kan kembali setelah esok pagi.
Nadine terus berusaha menarik dan membuang nafasnya berulang kali, membuang rasa panik berlebihan dari dalam diri nya, mencoba menetralisir perasaan nya dan terus berfikiran positif jika semua pasti baik-baik saja.
Seketika Nadine terdiam saat terdengar suara mobil memasuki halaman rumah, buru-buru Nadine mendongak ke bawah dan melihat siapa yang barusan datang.
"Kak Liam"
Saat menyadari siapa yang datang Secepat kilat Nadine melesat turun kebawah, menemui sang kakak kesayangan yang telah lama tidak pernah dia lihat.
2 Tahun berpisah antar negara membuat Nadine Begitu merindukan sang kakak.
Sepersekian detik kemudian Nadine langsung berhamburan masuk ke pelukan laki-laki itu.
"Kak"
"Upssss sayang"
Liam jelas terkejut saat sang adik kesayangan nya langsung berhamburan kedalam pelukannya, bahkan Liam baru saja meletakkan koper milik nya.
"Badan mu sudah cukup tinggi sekarang'
Ucap Liam sambil memeluk balik sang adik, mengelus lembut punggung Nadine sambil beberapa kali mencium puncak kepalanya.
"Ternyata si cengeng tumbuh semakin dewasa".
Ucap Liam sambil mengacak-acak rambut Nadine.
"Dengar kamu pulang hari ini, dia yang paling antusias"
Mama nya bicara cepat, lantas membentang kedua tangannya ke arah sang putra tertua nya itu.
Liam mengembangkan senyuman nya, lantas melepaskan pelukannya dari Nadine kemudian langsung melesat masuk ke pelukan sang Mama.
"Ohhh sayang, kamu semakin tinggi sekarang"
Keluh mama nya saat sadar betapa tingginya tubuh putra nya itu kini.
"Oh Mama, Liam begitu merindukan Mama"
Papa Nadine tampak hanya mengulum senyum, berjalan dari arah tangga menuju ke arah mereka.
"Pa"
"Kemarilah"
Liam memberikan pelukan pada sang papa.
"Bik"
Liam langsung menyalami wanita tua yang telah lama bekerja di rumah mereka, yang merupakan orang paling dipercaya Mama nya itu, setelah itu memeluk erat wanita itu sejenak.
"Kemarilah"
Ucap Liam tiba-tiba ke arah Nadine.
Dengan gerakan cepat Nadine mendekati sang kakak.
"Aku harap kamu menyukai nya"
Liam mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya, Tampak sebuah paper bag cantik berwarna ke emasan diberikan Liam pada Nadine, sang adik dengan cepat mengintip.
"Oh my God, ini parfum Channel edisi limited edition?"
Pekik Nadine.
Liam tampak mengangguk cepat.
"Thank you"
Nadine langsung memeluk Liam, kemudian dengan cepat membuka parfum tersebut.
"Papa fikir wajah mu sedikit pucat, apa kamu sakit?"
Sang Papa bertanya sambil mengerutkan dahinya.
"Ya?"
Nadine menoleh sejenak ke arah papanya.
"Apa aku salah lihat, Ma?"
Tanya Papa nya kemudian pada sang mama.
"Hmm iya, agak pucat, apa kamu sakit? sebaiknya kita pergi ke dokter besok pagi"
Mama nya bicara cepat lantas meminta bibi mereka untuk membawa tas kak Liam nya ke kamar.
Seketika Nadine menelan salivanya.
Dokter? Tidakkk!