Kisah Cinta antara seorang duda beranak satu dengan gadis cantik yang ternyata adalah adik dari asistennya sendiri.
Semuanya berawal ketika Ghea bertemu dengan bocah tampan bernama Gathan. Dilanjutkan dengan pertemuan Ghea dengan Gavin, yang ternyata adalah ayah dari Gathan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BatagorAci, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 3
Sesuai kesepakatan, Ghea akhirnya ikut mengantarkan Gathan pulang bersama Gavin juga. Mereka bertiga menggunakan satu mobil yang sama, dan disopiri oleh sopir pribadi Gavin.
Sedangkan Satya, pria itu dari arah belakang mengikuti mobil bossnya dengan mengendarai motor milik adiknya.
"Gathan nggak mau bobok lagi? Bobok lagi ya, nanti kakak puk-puk kayak tadi." Ucap Ghea, karna sedari tadi didalam mobil, Gathan masih betah terjaga.
"Ndak mahu, Mahu main." Jawab bocah itu.
"Tadi kan udah janji mau tidur kalo dianter pulang sama kakak, anak ganteng nggak boleh ingkar janji, ntar dapet dosa loh.," Ucap Ghea berusaha membujuk Gathan.
Gathan hanya diam karna ketahuan bersalah.
"Sini-sini peluk lagi sama kakak, jangan sedih oke. Ntar janji ya sampe rumah harus bobo?" Ucap Ghea sembari menyandarkan kepala Gathan di dadanya dan mengelus lembut rambut bayi lima tahun itu.
"He'um." guman Gathan sembari mengangguk pelan dan pangkuan Ghea.
"Maaf jadi ngerepotin kamu, dek." Ucap Gavin merasa tak enak hati karna telah menyusahkan adik dari asistennya itu.
"Hehe, nggak papa kok pak. Lagian saya juga seneng bisa kenal sama anak bapak. Lucu banget soalnya, pengen saya jadiin anak sendiri malahan." Ghea tak sadar dengan apa yang barusan ia ucapkan.
"M m-maksud saya jadi anak-anakan saya gitu, eee kalo nggak, jadi adik angkat juga nggak papa hehe." ralat Ghea merutuki kebodohannya.
"Iya saya paham, kamu bisa anggap Gathan kaya anak kamu, atau adik kamu juga nggak papa." Balas Gavin tersenyum hangat, Ia senang karna ada orang yang bisa memberikan kasih sayang pada putranya dengan tulus.
"Sadar Ghe sadar, ini laki orang jangan lu embat juga. Udah punya anak juga woy!" batin Ghea menguatkan imannya agar tak kebablasan baper kepada Gavin.
Sesaat kemudian dalam mobil dilanda keheningan. Namun tak lama terdengar gumanan kecil dari mulut mungil baby Gathan.
"Mommy i miss you." Guman Gathan sambil mengeratkan tangan mungilnya yang melingkar di Leher Ghea.
Eh?
"Sayang, jangan kenceng-kenceng peluknya, leher kakak nya sakit nanti." Ucap Gavin memperingati putranya agar tak melukai Ghea.
"Gathan kangen mommy nya kali pak, sampe kebawa mimpi gini." Ucap Ghea dengan suara pelan agar tak mengusik tidur Gathan. Mendengar ucapan Ghea barusan membuat Gavin terdiam menampilkan wajah datar, bahkan aura dingin itu muncul dari wajah tampan Gavin.
Merasa ada perubahan dari raut wajah Gavin membuat Ghea merasa bersalah, apakah dirinya salah berbicara? Atau ada hal yang membuat Gavin kesal dengan ucapannya, kiranya itu yang ada dibenak Ghea.
"Eum saya nggak tau ada masalah apa, tapi saya minta maaf kalo ada ucapan saya barusan yang menyinggung perasaan bapak." Ucap Ghea tulus sambil mengamati wajah tampan bocah dihadapannya, tak berani menatap wajah Gavin karna itu terlalu menakutkan menurutnya.
Sedetik kemudian Gavin menoleh kepada Ghea, Ia tak boleh menyalahkan Ghea, karna disini Ghea tak tau tentang masalah masa lalunya. Tapi ia salut, karna Ghea berinisiatif meminta maaf walau belum tau kesalahannya terletak dimana.
"Ini bukan salah kamu, tapi salah saya yang masih belum bisa bersahabat dengan masa lalu saya dan ibu Gathan. Maaf, karna masa lalu saya membuat kamu tidak nyaman." Guman Gavin dengan suara rendah.
Disini Ghea bisa menyimpulkan jika ada sebuah masa lalu buruk yang terjadi antara Gavin dan mommynya Gathan. Karna ia dapat melihat perubahan ekspresi Gavin saat Ghea menyinggung tentang Mommnya Gathan tadi. Tapi Ghea tak mau ikut berfikir terlalu dalam tentang permasalahan keluarga itu.
"Hal yang harus dilakukan ketika memiliki masa lalu buruk, ialah berusahalah untuk memiliki semangat tinggi meraih kehidupan masa depan yang lebih baik." Secara tiba-tiba mulut Ghea melontarkan kalimat bijak itu.
"Iya saya tau itu, dan saya sudah berusaha untuk melupakan masa lalu kelam saya dan merubah masa depan saya agar menjadi lebih cerah, bersama Gathan." Ucap Gavin menimpali sambil menatap kearah Ghea.
"Makasih, sudah mau mendengar sepenggal kisah hidup saya. Entah kenapa setelah sedikit bercerita dengan kamu, hati ini terasa lebih lega dan plong. Merasa jika beban yang saya pikul selama ini sudah hilang entah kemana." Ucap Gavin.
"Hehe, santai aja pak. Saya bisa menjadi pendengar sekaligus temen sharing yang baik, jadi bapak nggak usah sungkan-sungkan kalo mau curhat sama saya, anggap aja saya kayak adik sendiri." Balas Ghea dengan ramah, Gavin membalasnya dengan senyuman hangat dan juga anggukan kecil di kepala.
Mereka pun hanyut dalam pikiran masing-masing sambil menikmati perjalanan menuju kediaman Gavin. Sedangkan baby Gathan masih anteng dipangkuan Ghea.
Karna merasa bosan berdiam membisu, Ghea pun membuka ponselnya. Ternyata ponselnya masih dinonaktifkan, sehingga tak mengetahui panggilan telpon dari Satya tadi.
Disana Ghea hanya sibuk geser sana sini, dan scroll atas bawah layar ponselnya.
pluk
Ghea merasa ada sesuatu menimpa bahu kirinya. Dan benar saja saat ia menoleh ke kiri, wajah nya langsung berhadapan dengan wajah Gavin. Pria itu tengah tertidur sambil menyandarkan kepalanya ke bahu kiri miliki Ghea.
Jantung Ghea jadi berdetak tak karuan saat melihat wajah Gavin secara dekat. Tak bisa dipungkiri kalo wajah Gavin memanglah tampan.
Setelah menetralisir detak jantungnya, Ghea menghela nafas. Mau dibangunkan tapi tak tega, karna terlihat jelas dari raut wajah Gavin kalo pria itu sedang kelelahan.
Ghea akhirnya memilih diam dalam posisi tak berkutik seperti itu.
Saat menoleh ke kanan, Ia mendapati wajah polos Gathan tengah tertidur pulas di dadanya. Dan saat menoleh ke kiri , Ghea mendapati Gavin juga tertidur dengan teduh di bahunya.
Situasi macam apa ini? pikir Ghea.
*****
"Tuan kita sudah sampai dirumah." Ucap pak supir memberitahukan. Namun masih tak ada sautan, dari Gavin maupun Ghea.
Sopir itu mengumpulkan keberanian untuk melirik tuannya melalui kaca mobil. Dan yang ia lihat ternyata tuannya tengah tidur dengan pulas sambil memeluk tubuh wanita yang tengah memangku tuan mudanya. Mereka bertiga tidur layaknya sebuah keluarga kecil, saling merangkul satu sama lain. Sang sopir itu jadi tersentuh melihat pemandangan dibelakang itu.
Tok
Tok
Tok
kaca mobil itu diketuk Satya dari luar, pria itu penasaran kenapa dari tadi bossnya tidak turun dari mobil, juga adiknya.
"Iya mas?" Ucap pak supir.
"Pak boss kok nggak turun-turun, ngapain?" tanya Satya.
"Anu tuan ketiduran, tuan muda kecil juga ketiduran, nona yang dibelakang juga ikut tidur mas." Jelas Pak sopir apa adanya dengan suara pelan agar tak menganggu tidur majikannya.
Satya yang mendengar penjelasan sopir itu langsung mengintip melalui pintu pengemudi.
"Hadeuhh, malah pada nemplok ke adek gw, mana kek cicak lagi. Astagfirullah itu boss gw, ntar dipecat mampus gw. Mana uwuuww banget lagi, gw kan iri." batin Satya menggerutu tak jelas.
"Ghe, Ghea bangun woy malah molor. Udah nyampe nih." Panggil Satya pelan sambil menepuk-nepuk pipi adiknya.
Merasa ada yang memanggilnya, Ghea mulai mengumpulkan kesadarannya. Yang ia rasakan sekarang tubuhnya pegal-pegal semua. Setelah agak sadar, Ghea segera membuka matanya lebar-lebar.
"Astagfirullah." pekik Ghea. Ghea menengok ke kanan kemudian beralih ke kiri. Tubuhnya terasa sesak karna dipeluk erat oleh kedua pria beda generasi itu.