NovelToon NovelToon
Gadis Pejuang Keluarga

Gadis Pejuang Keluarga

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Hani_Hany

Gadis Desa yang memiliki kakak dan adik, tetapi dia harus berjuang demi keluarganya. Ayahnya yang sudah usia di atas 50 tahun harus dia rawat dan dijaganya karena ibunya telah meninggal dunia. Adiknya harus bersekolah diluar kota sedangkan kakaknya sudah menikah dan memiliki keluarga yang sedang diuji perekonomiannya.
Ikuti terus karya Hani_Hany hanya di noveltoon ♡♡♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28

Selesai belanja, Hasna dan Husna melanjutkan perjalanan menuju tempat wisata ~ pinggir pantai.

"Masya Allah, makin ramai ya de." gumam Hasna pelan, hanya Husna yang mampu mendengar gumaman Hasna. Selain mereka berdua, ada beberapa kendaraan yang berlalu lalang. Deburan ombak pun terdengar merdu, mengalun seolah menjadi kan Hasna sebagai temannya.

"Iya kak, banyak juga penjual kalau sore. Kalau siang begini hanya sedikit." jawab Husna apa adanya. Mereka menikmati keindahan yang Tuhan ciptakan.

"Aku buang segala keluh kesahku bersama air laut yang menghampiriku. Tuhan bersamaku." batin Hasna berbisik, dia hirup udara dalam-dalam lalu dia hembuskan secara perlahan.

Usai menenangkan diri, Hasna dan Husna pulang menjelang siang. "Makan dulu yuk sebelum pulang." ajak Hasna, mereka singgah di warung bakso langganan Hana.

"Pesan apa de?" tanya Hasna lagi. Husna diam menatap menu yang berjejer di depannya. Dia berpikir mau memakan apa!

"Aku mau mie ayam bakso saja kak. Kakak mau pesan apa?" tanya Husna setelah dia menemukan menu pilihannya.

"Aku juga mau mie ayam bakso deh! Minumnya jus jeruk, kamu?" tanyanya lagi pada sang adik.

"Alpokat saya kak." jawabnya singkat. Sambil menunggu pesanan, mereka membincangkan tentang sekolah Husna. Hasna memberi pesan-pesan supaya Husna dapat membantu sang kakak disini.

"Iya kak, hanya biasa saya harus ikut latihan di organisasiku." jawab Husna mengelak jika dikatakan tidak membantu Hana di rumah.

"Permisi. Ini pesanannya kak." ujar pelayan. Hasna mengangguk lalu mengambil pesanan bagiannya, begitu pula dengan Husna. Sementara makan, ada teman Hasna datang.

"Hai, kamu Hasna kan??" tanyanya menyapa Hasna, dia menoleh melihat orang yang menegurnya.

Hasna mengelap mulutnya mengenakan tisu yang disediakan di meja. "Oh, hai. Iya! Kamu sama siapa?" tanya Hasna ramah. "Ternyata Udin." batin Hasna.

"Aku sama...." ucap Udin. Belum selesai berkata sang isteri sudah memanggil.

"Sayang, kamu buru-buru banget. Siapa dia?" tanyanya penuh selidik, tangannya menggandeng lengan Udin dengan posesif.

Hasna dan Husna diam saja melanjutkan makan, Udin merasa tidak enak. "Hasna kenalkan dia isteri saya, namanya Kartika. Sayang, dia teman kuliah aku namanya Hasna." ucap Udin.

"Ya sudah kalau gitu aku duluan." pamit Udin menarik isterinya, Hasna hanya mengangguk sambil tersenyum kecil. Setelah Udin keluar dari warung, Husna penasaran.

"Siapa kak?" tanya Husna sambil makan mie ayamnya.

"Teman kuliah dulu." jawab Hasna singkat. Mereka menyelesaikan makan, lalu benar-benar pulang ke rumah Hana. "Aku pesan dulu untuk dibungkus ya." ucapnya meninggalkan Husna.

"Iya kak." jawab Husna singkat, dia sibuk memainkan ponselnya. Usai memesan, Hasna mengajak Husna pulang.

"Kak, tadi aku beli mie ayam bakso, dipisah kok mie ayam dengan baksonya." ujar Hasna memberikan informasi.

"Okey. Makasih aunty." jawab Hana pelan, karena Halim sedang tidur. Sorenya Hasna pergi ke dokter Praktek untuk menemani ayah Ahmad.

"Hati-hati." ucap Hana sambil menggendong Halim melihat kepergian Hasyim, Hasna, Husna, dan ayah Ahmad. Mereka mengangguk lalu berangkat.

"Masuk saja de, daftarkan ayah. Semoga tidak antri." ujar Hasyim hendak memarkirkan mobilnya. Hasna mengangguk lalu turun dengan adik dan ayahnya.

"Kak, aku keluar dulu ya! Teman aku jemput." pamit Husna pada Hasna. Dia hanya mengangguk membiarkan sang adik pergi.

"Mau kemana Husna?" tanya ayah saat mereka berjalan menyusuri lorong ruangan dokter praktek.

"Temannya jemput yah, Fani dan Mardiyah." jawab Hasna jujur. Meski Husna tidak bilang secara detail, yang Hasna tahu bahwa teman dekat Husna hanya itu.

"Oh ya sudah." jawab ayah singkat. Ayah duduk di kursi tunggu, sedang Hasna mendaftarkan sang ayah.

"Alhamdulillah lumayan lenggang." gumam Hasna sambil mendaftar. "Ini berkasnya Mbak, ini dari puskesmas." ucap Hasna menyodorkan berkas yang dia persiapkan.

"Oh, adik orang jauh ya! Rujukannya bukan untuk kesini ya de. Jadi kalau ke dokter praktek langsung isi formulir saja." ujar perawat yang bertugas seraya menyerahkan formulir buat Hasna.

"Baiklah Mbak, saya isi dulu!" ucap Hasna mengambil formulir dan mengambil kembali berkasnya. Hasna duduk disamping ayah untuk mengisi datanya. Setelah selesai, dia setahkan kembali pada perawat.

"Baik, tunggu sebentar! Nanti akan dipanggil." ujarnya dan Hasna mengangguk lalu kembali ke kursi tunggu.

Beberapa menit kemudian nama ayah dipanggil oleh petugasnya. "Bapak Ahmad Sholeh." ujarnya. Ayah dan Hasna langsung berdiri menuju suara yang memanggilnya.

"Silahkan masuk pak, dokter sudah menunggu." ucap Perawatnya ramah. Dia ikut masuk dengan mengekor dibelakang Hasna dan ayah.

"Baik, saya periksa dulu bapaknya. Silahkan berbaring disini." ucapnya menunjuk ranjang pasien. Ayah dilakukan pemeriksaan detak jantung, tekanan darah, dan lainnya.

"Jantungnya mengalami pembengkakan ya pak! Nanti akan saya resepkan obat." ujar sang dokter ketika selesai tahap pemeriksaan. "Sebaiknya bapak tidak merokok, minuman keras, dan harus rileks." imbuhnya.

"Baik dok." jawab Hasna antusias, Ayah hanya mendengarkan saja. Usai dengan semua pemeriksaan, kemudian kembali ke mobil untuk pulang.

"Mana Husna, tidak pulang?" tanya ayah, sempat-sempatnya mikirkan Husna.

"Nanti temannya yang antar ayah." jawab Hasna lalu mereka pulang. Saat diperjalanan terjebak macet. "Wah macet nih kota P." gumamnya pelan.

"Suruh Husna jemput ayah de. Kasihan kalau menunggu di mobil lama, tidak bisa juga mobil keluar ini." ujar Hasyim memberikan solusi.

"Oh begitu ya kak. Iya saya hubungi Husna." ujar Hasna mengambil ponselnya untuk menghubungi sang adik.

"[Kamu dimana de?]" tanya Hasna melalui sambungan teleponnya.

"[Di jalan kak, macet. Kenapa?]" tanya balik Husna.

"[Ke Jalan Garuda de jemput ayah, mau pulang macet sekali kalau naik mobil]" seru Hasna, Husna hanya bergumam lalu terputuslah panggilannya. Selang sepuluh menit tiba Husna menjemput ayah.

"Ayo ayah, aku pinjam motor Fani ini." ucapnya semangat. Jadi ayah turun untuk dibonceng oleh Husna meski takut-takut. Hanya beberapa menit mereka sampai. Hasna pulang jalan kaki, kemudian Husna menemui temannya lagi untuk mengembalikan motor.

"Makasih motornya, sana pulang dah malam." usir Husna spontan, mereka sudah biasa bercanda begitu.

Setibanya di rumah mereka bersih-bersih lalu duduk-duduk menunggu waktu maghrib. "Semoga semua baik-baik saja. Bagaimana ayah periksa tadi?" tanya Hana memangku Halim.

"Dikasih obat kak, semoga saja semua aman." jawab Hasna semangat. "Aku gak mau kak Hana kepikiran sampai mempengaruhi kemenakanku." batin Hasna.

"Kak, rencana kami mau pulang besok." ucap Hasna hati-hati. Dia menatap kakaknya yang terlihat sedih sambil menatap Halim dipangkuannya.

"Emang harus besok ya? Katanya ayah mau berobat ke Mbah Urut yang ku tempati program hamil?" tanya Hana setelah berpikir cukup lama.

"Iya juga sih, kalau saya okey saja. Yang penting ayah mau." jawab Hasna sambil menatap sang ayah yang sedang sibuk dengan ponselnya.

"Pekerjaanmu bagaimana kalau lama-lama disini Hasna?" tanya ayah yang juga menatap Hasna.

"Aku izin sama pak Sek-des ayah, aku bilang pergi berobat." jawab Hasna jujur, memang jika menambah hari di kota P maka dia akan menghubungi pak Sek-des.

~ Happy Reading ~

1
Hafizah
semangat update thor
♕⃟ Ƙҽƚυα MT™【﷽】
bagus kok, tulisanmu rapih 😚 teruskan ya biar jadi penulis profesional ☺
♕⃟ Ƙҽƚυα MT™【﷽】: oke 😚
Hani: Aamiin.. terima kasih Ketua /Good/
total 2 replies
♕⃟ Ƙҽƚυα MT™【﷽】
kota apaan nih, coba buat 1 huruf aja kayak kota A, B, atau C. jan buat dua huruf ya 👍
Hani: untuk saat ini tidak ada ketua, terima kasih
♕⃟ Ƙҽƚυα MT™【﷽】: apakah ada lagi yang ingin di tanyakan ☺
total 5 replies
Thoriq murtadho
gak mau tau ya... besok harus update!!! /Determined//Determined//Determined/
Hani: sip. update tiap hari dua bab lah kak insya Allah
total 1 replies
Hafizah
semangat selalu thor
Hafizah
semangat berkarya thor
Hafizah
semoga mbk Maria sadar dan gak bergosip lg
Hafizah
Hasna jg kerja
Hafizah
semangat berkarya thor
Thoriq murtadho
cukup jadi penikmat cerita ini /Smile/

semangat kak hani /Determined//Determined//Determined//Determined/
Hani: Terima kasih kak Thoriq ♡
total 1 replies
Reogkhentir
Wah jangan bilang kalau keinginan ayahnya untuk yang terakhir kali, semoga Hasna tidak menyesali kelak. Lanjutkan kesahnya sungguh bagus sekali sangat menyentuh kalbu
Hani: ikuti terus ya kak sampai tamat /Pray/
total 1 replies
Reogkhentir
Entahlah seperti apa nasib ayahnya, semoga mereka tetap diberikan ketabahan kesabaran serta ikhlas dalam menghadapi semua dan penuh rasa syukur.
Hani: Aamiin. ikuti terus ya kak
total 1 replies
Reogkhentir
Basngsssssat sekali kau istri durhaka, memeras keringat suami demi kepentingan sendiri. Semoga azab segera menghampirimu, kota P itu Pinrang kah🤔
Hani: bukan kak. /Smile/
total 1 replies
Reogkhentir
Ya jelas saja Hasna malas berlama lama dikantor desa lah yang lain pada santai serta gibah semua ji, hanya Hasnah yang sibuk sendiri. Lapor saja ke camat Hasna, kelakuan kades Adi itu sudah berselingkuh dengan staff dikantornya.
Hani: Hasna gak mw ikut campur kak krna itu urusan orang, dia disitu hanya kerja.
total 1 replies
Reogkhentir
Tampa sadar sebenarnya mengerjakan pekerjaan orang orang yang ada dikantor desa itu, sungguh biadab sekali orang orang itu senang sekali memeras keringat orang lain.
Hani: Lama-lama Hasna gak mau disuruh² kak, dia hanya fokus pada pekerjaanya di bendahara. Bahkan Hasna tidak dibuatkan jadwal piket karena dia menolak.
total 1 replies
Reogkhentir
Dari kata kata ketusnya kelihatan sekali masih kerabat dari kades, sok berkuasa serta sombong sekali tingkahnya.
Hani: Hasna : iya kak. Ada salah satu selingkuhan pak Desa disitu, makanya dia bergaya.
total 1 replies
Reogkhentir
Wadah mbak Winda mana mau berkah serta barokah usaha mu lah gaji karyawan tak dibayarkan, hanya diminta jadi pemeras keringat orang saja. Yang sabar Hasnah jalani semua dengan penuh keikhlasan serta penuh syukur semoga kelah kesuksesan mu melebihi mereka
Hani: Hasna ; Aamiin. mksh kk
total 1 replies
Lucy
real banget, di dunia nyata pun banyak yg jalan hidup nya begitu, semangat Thor bikin ceritanya
Hani: Emang aku buatnya yg real kk, mksh dah mampir.
total 1 replies
Reogkhentir
Sudah terima saja jadi bendahara desa tak terlalu sulit itu, dari pada kau tinggal dengan dengan orang yang tak kau senangi bikin sakit hati terus
Hani: Hasna: Iya kak. aku terima tawaran itu. Aku datang ke rumahnya demi ayah kak/Smile/
total 1 replies
Reogkhentir
Kalau mau merebut hatinya ya yang tulus jangan modus, mau cuma sama bapaknya saja guna diperas tenaganya. Mana lagi mulut tukang gibah pula, jika anaknya Ahmad sukses paling minta jatah dengan berbagai alasan.
Hani: Hasna : Bener tuh kak, kenapa jg aku dapat Mak Tiri kek gitu ya! Enak kalau punya Mak Tiri kayak bunda Ashanty
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!