Terlahir dari keluarga broken home membuat Nirmala yang kerap dipanggil dengan Mala, sangat susah diatur oleh sang ibu sampai akhirnya dia di masukkan ke pesantren dengan harapan bisa membuatnya dapat berubah. Tetapi saat di dalam pesantren bukannya berubah, tetapi tingkahnya menjadi-jadi membuat guru-guru sampai gusnya pun pusing akan tingkahnya. Sampai suatu hari terjadi tragedi diantara keduanya, mereka terpaksa dinikahkan takut terjadi fitnah. Akankah Mala berubah sikap setelah menikah dengan gusnya atau malah semakin Badung ?. Yuk ! Baca Selengkapnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 Dapur
Tak terasa pernikahan gus Ahtar dan Mala sudah memasuki bulan ke 4, tanpa gus Ahtar sadari dia mulai menerima istrinya itu. Pagi ini gus Ahtar tengah bersiap-siap ke atas sedangkan Mala di suruh ke dapur untuk membantu abdi ndalem menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga ndalem. Di tengah membantu mba ndalem memotong sayuran dengan tekun, wajahnya memancarkan semangat baru seolah dia telah menerima dan memaafkan segala kenyataan dalam hidpnya.
“Awsshh” tak sengaja tangan Mala terkena pisau dan lukanya pun cukup dalam, Gus Zayan yang melihat itu buru-buru membawa kotak P3K dan membantu Mala mengobati lukanya.
“Kamu ini kaya nya seneng banget tangannya kena pisau” Ucap Gus Zayan saat mengobati tangan Mala
“Gak apa-apa tanganku kena pisau terus yang pentig kamu yang ngobatin” gumam Mala begitu pelan
“Maaf kamu ngomong apa ?, aku gak kedengeran” Tanya Gus Zayan
“Ahh enggak ini sakit, ko nyut-nyutan ya” Jawab Mala mencari alas an
“Pastilah orang itu lukanya dalem banget, kamu kelihat sedang melamun ?” Tanya Gus Zayan
“Iya aku lagi meratapi hidupku yang kayanya nelangsa banget” Ucap Mala
“Kamu harus sabar ya, segala apapun yang terjadi pada hidup kita pasti Allah memiliki rencana indah” Jawab Gus Zayan
“Termasuk nikah sama orang yang paling kita benci sekalipun ? padahal saya berharapnya gak nikah sama dia. Saya tidak perlu bicara saya suka sama siapa karena kamu sudah tahu” Ucap Mala
“Yaitu adalah Sebagian takdir, mungkin sekarang dia adalah orang yang paling kamu benci tapi belum tentu nanti kedepannya kamu masih benci sama dia. Bisa saja justru nanti amu jatuh cinta” Ucap Gus Zayan baru saja selesai mengobati tangan Mala tak lama gus Ahtar datang
“Aku masih mencintaimu gus Zayan, apakah gus tidak mempunyai perasaan terhadap saya ?” Tanya Mala
“Meskipun saya bilang kalau saya sudah menyukaimu, tetapi itu sudah terlambat karena kamu sekarang telah menjadi kakak iparku. Berbahagilah dengan kakakku, aku akan bahagia melihat kamu bahagia” Jawab gus Zayan
“Gus Zayan seriusan sudah menyukai saya sekarang ?” Tanya Mala merasa terkejut
“Iya, tetapi ini sudah terlambat. Dan maaf keterlambatan ini, membuatmu harus menikah dengan a Ahtar” Jawab gus Zayan
“Zayan kamu lagi ngapain ?” Tanya gus Ahtar dengan nada cukup tinggi
“Zayan Cuma bantu kakak ipar mengobati tangannya a, istrinya di jaga dong masa nyuruh istri kaya gitu udah kaya nyuruh pembantu aja, dia sama orang tuanya hidup enak, di manja masa nikah sama a Ahtar malah di jajah gitu, suami macam apa itu” Jawab Zayan sambil berlalu meninggalkan mereka
“Eh gus, makasih ya udah mau bantu ngobatin” Teriak Mala
“Oke sama-sama, gak masalah cepat sembuh Mala” Jawab Gus Zayan
“Kamu ikut saya !” Titah Gus Ahtar
Merasa aura Gus Ahtar yang penuh amarah, Mala tidak berani menentang ucapan suaminya. Dengan langkah gontai dan rasa penasaran, ia mengikuti langkah gus Ahtar yang ternyata menuju ke kamarnya.
“Aku lagi bantu-bantu mbak ndalem, ngapain gus panggil saya ?” Tanya Mala
“Kerja apa yang asyik ngobrol dengan Zayan, mana genit lagi” Jawab Gus Ahtar
“Maaf gus dari sisi mana gus Ahtar melihat say aini genit, Gus Zayan membantu saya mengobati luka tangan saya yang tidak sengaja terkena pisau, dia hanya berniat membantu” Ucap Mala
“Mana ada membantu sampai pegangan tangan gitu ?” Tanya Gus Ahtar
“Gus cemburu ?” Tanya Mala
“Tidak, kenapa saya harus cemburu ?” Ucap Gus Ahtar
“Kalau tidak ya kenapa bilang begitu ?, kita juga nikah karena terpaksa kan ?” Tanya Mala
“Meski pun terpaksa, pernikahan tetaplah pernikahan. Aku gak mau nanti abdi ndalem yang lain melihat kamu dan adik ku berpegangan tangan di dapur” Jawab Gus Ahtar
“Kita cerai saja yu gus” Ucap Mala
“Kenapa kamu ingin bercerai dengan saya ?” Tanya Gus Ahtar
“Pernikahan kita kan tidak di dasari dengan cinta, jadi dari pada kita tidak bahagia mending kita cerai saja. Aku tidak mencintai gus tetapi saya mencintai gus Zayan, saya pernah mengungkapkan perasaan saya terhadapnya dulu sebelum tragedy itu” Jawab Mala membuat gus Ahtar terkejut tentang kenyataan bahwa istrinya menyukai adiknya sendiri dan tanpa ia sadari perasaan terhadap istrinya mulai tumbuh.
“Aku tidak akan menceraikanmu, itu sangat di benci oleh Allah” Ucap Gus Ahtar
“Tapi aku ingin itu terjadi gus” Jawab Mala
“Aku tidak mau” Ucap Gus Ahtar begitu tegas
“Gus terlalu egois” Teriak Mala
“Gus Cuma mem” sebelum Mala melanjutkan bicaranya ia di bungkam dengan ciuman oleh suaminya untuk kedua kalinya dan cukup lama membuat Mala merasa terkejut
Mala mendorong tubuh gus Ahtar dan lansung lari keluar dari kamarnya, dan entah kemana karena lari begitu cepat.
\*\*\*\*\*
Sore harinya setelah selesai mengajar gus Ahtar kembali ke kamar, ia tidak mendapati istrinya di sana mungkin telah kembali ke asramanya namun tak lama ada seorang mbak ndalem mengetuk pintu kamar gus Ahtar.
“Mohon maaf gus, ada santri yan datang ke sini mau bertemu dengan gus Ahtar” Ucap mbak ndalem tersebut
“Oh iya saya turun ke bawah sekarang” Jawab Gus Ahtar ia pun bergegas keluar kamar menemui santri yang datang
“Assalamu,alaikum gus” Ucap Santri penjaga gerbang
“Wa’alaikumsalam” Jawab Gus Ahtar
“Maaf gus saya tadi melihat ning Mala keluar dari gerbang pesantren, tapi dia tidak kembali-kembali lagi” lapor santri itu
“Apa dia bilang mau kemana ?” Tanya Gus Ahtar
“Tidak gus” Jawab Santri itu lalu pamit pulang
“Nak, kamu ada masalah apa dengan istrimu ?” Tanya Abah Rais
Saat abah Rais bertanya seperti itu, gus Ahtar membicarakan semuanya terhadap abah Rais. Abah Rais yang mendengar itu merasa terkejut, mereka tidak menyadari uma Hana juga ikut mendengarkan pembicaraan mereka.
“Apakah benar Zayan dan Mala saling mencintai ?” Tanya Uma Hana
“Uma ?, sejak kapan disini ?” Tanya Gus Ahtar
“Dari tadi uma sudah ada disini, dan mendengarkan semua pembicaraanmu dengan abahmu” Jawab uma Hana
“Sekarang kita harus mencari istrimu nak, takut kenapa-napa” Ucap Abah Rais
“Baik bah” Jawab Gus Ahtar
Zayan yang mendengar itu langsung bergegas mencari keberadaan Mala dimana, takut kenapa-napa dengan keadaannya.