Sahira Gadis cantik ramah dan murah senyum, namun tak banyak yang tahu di balik senyum manisnya, dia banyak menyimpan luka.
Terlahir dari keluarga kaya raya tidak membuat Sahira hidup bahagia, dia di abaikan oleh ke dua orang tuanya.
Sahira selalu di suruh mengalah dari adik perempuannya.
Kekasih yang sangat dia cintai ternyata sudah berselingkuh dangan adik kandungnya sendiri, dan itu di dukung oleh orang tuanya, tanpa melihat perasaan Sahira yang hancur
Dan lebih sakit lagi, Sahira di paksa menikah dengan laki laki yang tidak di ketahui asal usulnya.
Bagaimana kelanjutan kisah sahira, yuk.... Ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Bima masuk ke dalam rumahnya dengan langkah gontai, dan tidak bersemangat, saat sampai di ruang keluarga sudah di sambut dengan tatapan sinis sang mama dan tatapan tak bersahabat sang papa.
"Ma, Pa, kenapa melihatku seperti itu? " tanya Bima heran.
"Menurut mu? " sinis sang mama.
"Ya mana ku tau, memang aku berbuat salah apa sama kalian? " tanya Bima heran.
"Gimana hubungan kamu dengan Sahira? " tanya sang mama dengan tatapan tajamnya.
Deg....
Bima menelan salivanya dengan kasar, pertanyaan ini yang selama ini dia hindari, karena orang tuanya sangat menyanyangi Sahira melebihi dirinya yang anak kandung.
"Kenapa diam? " tuntut sang mama.
"Ah... Itu, baik baik aja kok ma." sahut Bima salah tingkah.
"Yakin baik baik aja? " selidik sang mama dengan menatap tajam mata Bima.
"Y-yakin." gugup Bima.
"Klau begitu, kenapa sudah lama Sahira tidak main ke rumah ini? " tanya Bu Maya.
"D-dia sedang sibuk ma, iya sedang sibuk." sahut Bima meyakinkan sang mama.
"Benarkah? " bu Maya menaikan sebelah alis matanya.
"Mmm... " angguk Bima.
"Kamu bohong sama mama, kamu pikir mama percaya dengan ucapan kamu itu! " tegas sang mama
Glek...
Bima menelan ludah kasar, apa kah mamanya sudah tau klau dirinya dan Sahira sudah putus, pikir Bima.
"A-aku ngak bohong ma." ujar Bima meyakin kan sang mama.
"Cih.... Siapa yang mengajari kamu jadi anak pembohong dan menjadi laki laki penghianat. " sinis sang mama.
Deg...
Astaga, Bima benar benar tidak bisa berfikir sekarang, apakah dia harus jujur atau terus berbohong kepada orang tuannya itu.
Jujur pasti orang tuanya akan marah kepadanya, tidak jujur mungkin bukan hanya marah, tapi orang tuanya pasti juga akan kecewa kepadanya, dua duanya tidak bagus untuk Bima.
"Katakan yang sebenarnya, Bima! " kini pak Idris lah yang ikut buka suara.
"Maaf, ma pa. Aku dan Sahira sudah putus." takut Bima.
"Kenapa? " tanya sang mama.
"K-karena kami sudah tidak cocok." sahut Bima lagi.
"Lalu, siapa yang cocok dengan mu? adiknya Sahira? yang selalu memakai pakaian kurang bahan itu?!" sinis sang mama.
Deg....
Jantung Bima makin tidak karuan mendengar ucapan sang mama, dia yakin sang mama sudah mengetahui hubunganya dengan Alina, tapi dari siapa sang mamanya itu tau, selama ini dia sudah menjaga hubungan gelapnya itu dengan sangat baik.
"Kenapa kamu diam? apa diam mu itu tanda membenarkan ucapan mama?! " sinis bu Maya.
"Ma, s-sebenarnya selama ini aku mencintai Alina bukan Sahira, karena Alina mempunyai kekasih, jadi aku mendekati Sahira." akhirnya Bima memilih jujur kepada orang tuanya, agar orang tuanya mengerti dengan perasaannya.
Plak....
"Siapa yang mengajarkan kamu menjadi laki laki bajingan Hu.... Teganya kamu mempermainkan hati anak perempuan orang, apa kamu tidak takut akan karma yang akan kamu dapat ha... Apakah kamu ingin adikmu juga di permainkan oleh orang lain, apa kamu akan Terima itu! " tangan bu Maya melayang ke pipi Bima, Bima tidak bisa mengelak dari tamparan manis sang mama.
Bima mengusap pipinya yang lumayan perih, gara gara stempel lima jari sang mama.
"Kenapa mama harus marah, dan menyumpahi aku, itu ngak akan terjadi ma, lagian orang tuanya saja mengizinkan aku pacaran dengan Alina, lalu dimana salahnya aku, lagian hati tidak bisa di paksakan ma." ujar Bima.
Bu Maya menatap sang anak dengan tatapan tidak percaya.
"Bagus Sahira berpisah dari laki laki bajingan seperti mu, kamu memang cocok bersama adiknya yang sama sama tidak tau diri itu, silahkan pilih jalan hidup mu sendiri, andai terjadi sesuatu hal di suatu hari nanti, jangan pernah menyesal dan mengadu kepada kami." ujar sang mama, dia tidak ingin lagi perduli dengan anaknya itu.
"Gimana kerjaan mu? " tanya sang papa yang dari tadi hanya diam, bukan tidak tau pak Radit dengan masalah anaknya itu, karena pak Radit mempunyai teman yang bekerja di perusahaan yang sama dengan Bima.
Deg....
Astaga, ternyata bukan hanya masalah dirinya dan Sahira saja yang akan di tanyakan oleh orang tuanya itu, ternyata pekerjaannya pun tak luput dari orang tuanya itu.
"B- baik kok pa. " sahut Bima gugup.
"Hmmm.... Iya, baik. Saking baiknya, sekarang kamu turun jabatan kan? " sinis sang papa.
Deg....
Astaga, orang tua Bima itu tidak henti hentinya membuat Bima serangan jantung.
"D- dari mana papa tau? " gugup Bima.
"Kamu kira papa tidak tau, selama ini kamu bekerja atas bantuan Sahira, jabatan yang kamu duduki selama ini juga atas bantuan Sahira, dan sekarang tanpa Sahira kamu bisa apa? " sinis sang papa.
Bima hanya bisa menunduk dalam, apa yang di ucapkan sang papa memang benar, tapi apalah daya.
"Belum apa apa karma sudah mulai berjalan, nikmati saja oleh mu." sinis sang papa.
"Dasar anak otak udang, di kasih pasangan speak Bidadari, milihnya speak sundel bolong, di kasih batu berlian milih batu apung." sinis bu Maya.
"Biarkan saja ma, hidup milik dia, kita hanya penonton, biarkan saja dia memilih jalannya, kita orang tua sudah memberikan dia pendidikan dan saran yang baik untuknya, tapi kalau dia tidak mau mendengarkan kita, kita bisa apa, itu pilihannya sendiri, jadi biarkan saja." ujar sang suami mengelus sayang bahu istrinya.
"Hmmm... Papa benar, biarkan saja anak bodoh itu, ayo kita istirahat, capek mama lama lama dekat anak ini." ajak bu Maya.
Kedua paruh baya itu meninggalkan Bima yang masih terpaku di sana.
"Ini semua gara gara Sahira, kenapa dia tidak mau membantu gue, klau dia bantu gue, gue ngak akan turun jabatan seperti ini, dasar perempuan si akan, gara gara dia gue jadi di marahi orang tua gue." gumam Bima dengan tidak tau dirinya.
Bersambung....
Haiii... Jangan lupa like komen dan vote ya... 😘😘😘
ya bgitu cm ngrengek minta maaf dah luluh sebegitu mudahnya jd wanita.
aku lbih salut ma wanita yg dah pisah ma mantan trus pantang balikan pa lagi salah si laki bnyak lo.
biar kdpnx gk gampang percaya sm org lain.