Dipersatukan karena sebuah perjodohan, membuat Zidan tidak benar-benar bisa menjalani pernikahan seperti semestinya. Terlebih lagi, wanita yang menjadi istrinya pun sangat menutup diri dan tidak menganggapnya sebagai suami.
Hingga suatu hari, di saat sudah sangat merasa kesepian dan menyerah dengan pernikahannya, Zidan pergi ke sebuah tempat hiburan malam. Di sanalah dirinya bertemu dengan wanita cantik bernama Chika Fadwa Atmaja dan menghabiskan malam bersama.
Tanpa disangka, ternyata mereka adalah dua orang yang sama-sama kesepian. Karena kesamaan itu, terjadilah kesepakatan untuk menjalin sebuah hubungan yang saling menguntungkan.
***
" Mulai detik ini, kamu adalah milikku dan hanya aku yang boleh menyentuh tubuh indahmu " ~ Zidan Biantara Mahardika.
***
IG : gadis_taurus15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Secepatnya
Saat baru saja membuka pintu mobil, Zidan langsung tertegun melihat Chika yang ternyata sedang tertidur lelap di kursi samping kemudi. Tentu saja pria itu merasa sangat bersalah karena telah membuat sang kekasih menunggunya terlalu lama. Apalagi dia juga tahu jika kekasihnya itu ingin secepatnya pulang ke apartemen dan sedang butuh banyak istirahat.
Bukan hanya itu saja, semua yang dikatakan oleh Marsha tadi itu pasti sangat membuat hati Chika tidak dalam keadaan baik. Ya walaupun kekasihnya itu juga sangat mengerti statusnya yang hanya sebatas kekasih. Namun baginya, Chika telah menjadi salah satu orang terpenting di dalam hidupnya.
" Ternyata dia tidur.. " gumam Zidan menghela napasnya panjang.
Tanpa perlu menunggu lama, Zidan segera masuk ke dalam mobil dan mendudukkan tubuhnya di balik kemudi. Tak lupa juga dia merubah posisi kursi yang diduduki oleh Chika agar bisa tidur dengan lebih nyaman dan memastikan sabuk pengaman terpasang dengan benar.
" Maaf ya, Baby.. Kamu pasti sangat lelah dan bosan karena menungguku terlalu lama " ucap Zidan pelan sembari menyingkirkan anak-anak rambut dari wajah sang kekasih.
Baru setelahnya, Zidan langsung memasang sabuk pengaman di tubuhnya dan juga menyalakan mesin mobilnya. Dia harus cepat membawa sang kekasih pulang ke apartemennya agar bisa beristirahat dengan bebas dan nyaman.
Mobil itu pun melaju meninggalkan area rumah sakit dan menuju kawasan apartemen elit yang ditinggali oleh Zidan. Dengan melewati jalan yang sama seperti saat berangkat tadi, pria itu mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang dan sangat hati-hati.
.
.
.
Setibanya di apartemen, Chika masih belum bangun juga dan sepertinya tidurnya sangat nyenyak. Zidan yang tidak tega untuk membangunkannya tentu saja harus menggendong sang kekasih ke unit apartemen yang keduanya tinggali.
Tubuh Chika yang sedikit mungil dan tidak terlalu berat memudahkan Zidan untuk menggendongnya. Jadi, bukan masalah yang besar dengan tetap membiarkannya untuk tidur dan tidak membangunkannya.
Dengan bantuan dari salah satu penjaga keamanan di apartemen, pria itu membawa Chika yang masih memejamkan matanya dengan sangat hati-hati. Dia tidak ingin sampai kekasihnya itu terbangun dan tidurnya menjadi terganggu.
" Silahkan, Tuan.. " ucap penjaga keamanan yang membukakan pintu apartemen untuk Zidan.
" Iya Pak.. Terima kasih banyak " jawab Zidan.
Zidan pun langsung masuk ke dalam apartemen itu dan membawa sang kekasih ke dalam kamar. Sedangkan penjaga keamanan itu segera pergi dari sana untuk kembali melakukan pekerjaannya.
Hati-hati sekali Zidan menurunkan tubuh Chika ke atas tempat tidur dan memastikannya tidur dengan posisi yang nyaman. Tentunya pria itu juga menyelimuti tubuh sang kekasih hingga sebatas dada.
" Selamat istirahat ya, Baby.. " ucap Zidan mengecup kening Chika yang tidurnya semakin nyenyak saja.
Karena tidak ingin membuat tidur sang kekasih terganggu, Zidan pun memilih untuk keluar dari kamar dan menuju ruang tamu. Pria itu mendudukkan tubuhnya di sofa yang ada di sana sembari memijat kepalanya yang terasa cukup pusing.
Semua yang terjadi di rumah sakit tadi benar-benar membuatnya cukup khawatir dan tidak tenang. Secepatnya dia harus berbicara dengan Mama Naima agar tidak terjadi lebih banyak masalah kedepannya. Terlebih lagi Marsha juga sudah mengetahui tentang keberadaan Chika sebagai kekasih dan wanita yang dicintainya.
" Besok aku harus pergi ke rumah Mama dan membicarakan tentang semua ini. Semoga Mama mengerti dengan semua yang terjadi pada pernikahanku yang sudah rusak dan semua yang aku lakukan ini " ucap Zidan yang harus bergerak cepat.
Lebih cepat dia bercerai dengan Marsha, maka itu juga akan lebih baik untuk semuanya. Apalagi kehamilan Chika akan semakin membesar dan dia tidak bisa membiarkannya hamil dalam keadaan hubungan mereka yang belum sah.
Di saat Zidan sedang memikirkan yang harus dilakukan selanjutnya, tiba-tiba ponselnya berbunyi dan ada sebuah panggilan telepon untuknya. Ternyata panggil telepon itu adalah dari pengacaranya yang dia percaya untuk mendampingi dan mengurus perceraiannya dengan Marsha.
" Halo.. " ucap Zidan saat panggilan telepon itu telah tersambung.
Memang setelah mengetahui bahwa Chika sedang mengandung anaknya, Zidan langsung menghubungi pengacaranya tersebut untuk berkonsultasi tentang perceraiannya. Sengaja dia melakukan semua itu tanpa menunggu persetujuan dari Marsha, karena tahu istrinya itu pasti tidak akan menyetujuinya.
" Halo, Tuan Zidan " sahut pengacara itu dari sebrang sana.
" Begini, Tuan, saya menghubungi Anda karena ingin memberikan kabar bahwa saya telah mendaftarkan perceraian Anda dengan Nyonya Marsha ke pengadilan agama. Surat gugatan perceraian dari Anda juga akan segera dikirimkan pada Nyonya Marsha agar proses perceraian bisa segera dilakukan " lanjut pengacara itu menyampaikan tujuannya.
Mendengar hal itu, Zidan pun merasa cukup lega karena proses perceraiannya dengan Marsha akan segera dilakukan. Seperti yang dikatakannya pada sang istri, dia akan mengurus perceraian itu secepatnya.
" Terima kasih banyak, Pak.. Saya percayakan dan serahkan semua urusan tentang perceraian ini pada Anda. Hanya saja saya ingin semuanya proses perceraian ini berjalan dengan cepat dan tanpa masalah " ucap Zidan pada pengacara itu.
" Sama-sama, Tuan.. Saya akan selalu mengusahakan yang terbaik " jawab sang pengacara.
Setelah itu, anggilan telepon tersebut pun langsung berakhir dan Zidan meletakan ponsel miliknya di atas meja. Dia hanya berharap tidak ada hal yang akan menghambat proses perceraiannya dengan Marsha itu dan semuanya berjalan dengan lancar.
" Ya Tuhan.. Aku tahu apa yang aku lakukan saat ini tidaklah benar, tapi dengan cara itu aku bisa mendapatkan kebahagiaanku. Selama ini aku sudah cukup merelakan kebahagiaanku demi berbakti pada Mama, sayangnya aku tidak bisa bertahan lagi. Aku juga sudah memiliki orang yang sangat ku cintai dan darah dagingku yang saat ini masih berada di dalam kandungannya " ucap Zidan di dalam hati.
" Aku juga mohon, biarkan aku mendapatkan kebahagiaan itu dan terbebas dari pernikahan yang hanya saling menyakiti ini. Tidak ada lagi yang bisa aku harapkan dan memang lebih baik kami berpisah. Aku dan Marsha pasti bisa hidup lebih bahagia dengan jalan kami masing-masing " lanjut Zidan.
***
Selamat pagi dan selamat akhir pekan☀️🤗
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘