My Duda
"Gathan, sini boy makan dulu." Panggil Gavin.
Yap, sedikit informasi Gavin adalah seorang duda beranak satu. Usia Gavin belum terlalu tua, karna ia menikah diusia 24 tahun. Dan kini usianya sudah menginjak 30 tahun. Putranya tampannya kini berusia 5 tahun.
Gavin menjadi duda karna pisah dengan istrinya usai melahirkan baby Gathan. Saat itu istri Gathan pergi meninggalkan Gavin dan buah hati mereka, dengan alasan karna Gavin masih menumpang dirumah orang tuanya dan masih belum memiliki pekerjaan tetap.
Istri Gavin pun menggugat cerai Gavin, dan tak ada niatan untuk mempertahankan baby Gathan. Meninggalkan keluarga kecilnya demi seseorang yang lebih kaya daripada Gavin.
Setelah putusan disahkan pengadilan, keduanya resmi bercerai dan hak asuh baby Gathan jatuh ke tangan Gavin, karna Gavin tak mau anaknya ditelantarkan oleh ibunya sendiri. Setelah itu, MANTAN ISTRI Gavin langsung pergi ke luar negeri dengan kekasih barunya tanpa memperdulikan darah dagingnya sendiri.
Kini Gavin yang dulu sudah berubah menjadi Gavin yang sukses, mapan, dan kaya raya berkat kerja keras dan kegigihannya dalam bekerja. Menjadi orang tersohor di dunia pebisnis. Dibalik semua kerja kerasnya ada seorang buah hati yang selalu menjadi penyemangatnya untuk bangkit.
kembali ke awal~
"Gathan, sini boy makan dulu." Panggil Gavin.
"Daddy Athan enyang, ndak mau mum agi." Ucap bocah tampan itu pada sang ayah.
"Satu suap lagi oke, ini tinggal dikit abis sayang." Bujuk Gavin sambil menyodorkan sendok makan itu didepan mulut putranya.
"enyang dad." Tolak Gathan sambil membungkam mulutnya menggunakan kedua tangan mungilnya.
"Sesuap lagi oke, janji sesuap aja abis itu kita langsung ke rumah kakek sama nenek." Ucap Gavin. Gavin memang selalu menyiapkan keperluan anaknya sendiri tanpa campur tangan orang lain, jika dirinya ke kantor, Gavin akan menitipkan Gathan kepada kedua orang tuanya.
Dan Gavin harus ekstra sabar saat mengurus anaknya, karna Gathan memiliki nafsu makan yang berbeda-beda. Belum lagi dengan mood anaknya yang suka berubah-ubah.
"Anji yah?" Ujar Gathan sambil mengangkat jari kelingkingnya didepan Gavin.
"Iya, janji." Balas Gavin sembari mengaitkan jari kelingkingnya pada jari mungil putranya.
Dan akhirnya Gathan pun mau menerima suapan terakhir dari ayahnya.
Setelah itu seperti biasa, Gavin akan mengantar putranya ke rumah kedua orang tuanya dan dia pergi ke perusahaan untuk bekerja.
Note: Itu Perusahaan milik Gavin sendiri, Namanya Galaxy Group.
*****
"Bang Sat buruan gua telat woyy." Teriak Ghea didepan teras.
"Adek ngomongnya disaring!!" Teriak sang bunda dari dalam rumah.
"Bund, ayah, abang berangkat dulu ya, Si Monyet udah teriak-teriak soal nya." Ucap Satya berpamitan pada sang bunda dan sang ayah.
"Astaga adik sama kakak sama-sama aneh ternyata, Si adek ngomongnya disuruh nyaring bang, cewe soalnya loh. Ntar nggak ada yang minat kan repot ayah sama bunda." Jelas Sang bunda.
"Iya bund, yaudah berangkat dulu assalamualaikum." Ucap Satya.
"Waalaikumsalam." Balas ayah dan bunda bersamaan.
Satya pun keluar menuju keluar rumah menemui sang adik.
"Lu abis ngapain sih lama bener, luluran lu ya? Nggak tau apa, ini gw mau telat, tau gini ya tinggal lu ah." Dumel Ghea pada Satya.
"Ghea kalo situ ngemeng terus, bukan kamu doang yang telat, tapi abang juga." Balas Satya.
"Yaudah hayuk berangkat!" Ucap Ghea.
"Hayuk atuh." Balas Satya.
"BUNDA AYAH, GHEA BERANGKAT DULU ASSALAMUALAIKUM CINTAKUUU!" Teriak Ghea dari luar.
"Waalaikumsalam." Seru Ayah dan bunda dari dalam rumah.
Merekapun akhirnya berangkat bersama. Bukan Sang kakak yang mengantar adiknya, tapi adik yang mengantar kakaknya.
Yap, biasanya Satya berangkat ke kantor tempatnya kerja menggunakan mobilnya sendiri. Tapi karna ada masalah dengan kendaraannya, Satya akhirnya nebeng adiknya ke kantor menggunakan motor adiknya.
"Makasih adikku, ntar sore jangan lupa jemput yah, inget jam tiga titik lima belas." Ucap Satya menekan waktu jam.
"Yeu, inget kaga gratis sodara. Itu nanti harus ada bayarannya." Ucap Ghea.
"Lu mah jadi adek kaga ikhlasan, dikiit-dikit minta imbalan ." dumel Satya pada adiknya.
"Didunia ini nggak ada yang gratis sodara." Balas Ghea.
"Iya-iya, ntar abang beliin cilok segerobak sekalian, puas anda. Udah sono buruan ke kampus, belajar yang pinter supaya bisa ngurus perusahaan ayah." Ucap Satya.
"Mana ada gua ngurus perusahaan ayah, yang ada itu lu, Bang Sat. Anak sulung, cowo, nah udah pas tuh ngurusin perusahaan ayah. Lagian lu bukannya kerja ditempat keluarga sendiri, malah kerja ditempat orang lain, aneh lu mah heran gua." Omel Ghea pada abangnya.
Ya selama ini, Satya bekerja di perusahaan milik orang lain dengan alasan ingin mandiri dan menambah pengalaman sebelum benar-benar memimpin perusahaan keluarganya. Dan kebetulan perusahaan itu milik Gavin, yaitu Galaxy Group.
"Udah sono, gua mau kerja. Lu buruan berangkat ke kampus belajar yang bener, ntar sore jangan sampe telat, okay." Pamit Satya sambil menepuk-nepuk puncak kepala adiknya.
"Okay, bye Bang Sat, semangat." Balas Ghea sambil membenarkan helm dikelolanya.
Kedua adik kakak itu pun memulai aktivitas masing-masing. Ghea melanjutkan perjalanannya menuju kampus, dan Satya mulai bekerja menjadi asisten Gavin dikantor.
*****
Sore hari, pukul 15.00 waktu setempat.
Sesuai janji, Ghea akan menjemput abangnya dikantor. Seperempat jam lagi abang nya akan keluar kantor. Karna cuaca masih agak panas, Ghea memilih untuk menunggu abangnya di lobby kantor.
"Si Bang Sat lama lagi nih, dahlah nasib punya abang lemot kek dia." Gerutu Ghea sambil memainkan ponsel pintarnya
"Mana kebelet pipis lagi nih, akhhhhh..... buruan keluar woyy, Bang Satya!!!" jerit Ghea dalam hati, tak mungkin ia menjerit keras di situasi banyak orang sibuk berlalu-lalang.
Karna sudah tak tahan lagi, akhirnya Ghea memutuskan untuk bertanya dimana letak kamar mandi pada salah satu ob yang lewat.
"Mas-mas." panggil Ghea. Yang dipanggil pun menoleh.
"Iya dek, adek panggil saya ya?" tanya ob itu.
"Eee.ee iya gitu, mau nanya kamar mandi sebelah mana ya?" Tanya Ghea.
"Oh kamar mandi ada disebelah sana dek, lurus aja terus belok kiri deket sama ruang pantri." Jelas ob itu.
"Oh oke-oke, makasih mas. Kalo gitu saya permisi dulu." Pamit Ghea, dan diangguki oleh ob itu.
Ghea pun segera melangkah menuju kamar mandi sesuai arah yang ditunjukkan ob tadi.
"Akhirnya legaaaa." guman Ghea sambil mencuci tangannya diwastafel.
Setelah selesai dengan urusannya dikamar mandi, Ghea pun kembali keluar untuk menunggu abangnya. Namun saat akan keluar melewati pantri, ia merasa seperti ada sosok kecil yang mengikutinya dari belakang.
"Apaan tuh? jangan bilang, kantor semewah ini melihara tuyul." Batin Ghea jedag-jedug.
sunyi, senyap, sepi...
Ghea memberanikan diri menoleh ke belakang, dan ternyata tidak ada apa-apa. Ghea pun kembali menoleh kedepan sembari mengatur nafasnya.
Gubrakkk
Ghea terlonjak kaget, tiba-tiba keringat dingin keluar dari pori-porinya. Senakal-nakalnya Ghea, gadis itu tetap takut namanya setan.
"K-K k keluar lu woyy!! lu kira gw takut ha!! sini lu!" sentak Ghea memberanikan diri. Padahal sebenarnya jantungnya tengah maraton kesana-kemari.
"G-gw itung ampe tiga kalo lu kaga keluar, gw yang keluar nih!" Seru Ghea.
Tak disangka-sangka tiba-tiba keluar sosok pria berbadan mungil dari belakang pintu pantri.
"Astagfirullah tuyulnya ganteng juga disini." Guman Ghea mengomentari pria kecil itu.
"Eee lu manusia beneran atau manusia jadi-jadian?" Sempat-sempatnya Ghea menanyakan hal itu, jelas-jelas kakinya menapak lantai, apalagi kalo Bukan manusia. Sedangkan pria kecil itu diam menunduk sambil memainkan jemari mungilnya.
"Hiks hiks..hiks Daddy."
Eh? Ghea jadi gelagapan mendengar bocah itu menangis. Gimana kalo dia jadi tersangka dan dituduh nakalin tuh bocah? mampus ama abang nya ntar.
Spontan Ghea pun mendekati bocah itu dan menyejajarkan tingginya dengan tinggi bocah itu. Reflek tangannya pun terulur untuk meraih tubuh kecil itu dan merengkuhnya dengan hangat.
"Cup cup maafin kakak ya, kakak nggak tau kalo itu kamu, abis nya kamu ngumpet segala sih. Ngomong sama kakak, kamu mau kemana? Ayah atau bunda kamu dimana biar kakak anter." Ucap Ghea meminta maaf karena merasa bersalah membuat bocah itu ketakutan.
"I want to dad." Guman bocah itu pelan, tapi masih bisa didengar oleh gendang telinga Ghea.
"Daddy kamu kerja disini?" tanya Ghea sembari melepas pelukannya dan menatap bocah itu, sedangkan bocah itu mengangguk sebagai jawaban.
"Yaudah kita cari daddy kamu gimana, mau?" tawar Ghea, Bocah imut yang sedari tadi diam itu mendongak menatap Ghea. Bola mata berwarna biru itu menatap Ghea dengan binar.
Beuhh baru pertama ditatap saja membuat Ghea terpesona dengan mata indah itu.
"Ayo." Ajak Ghea sembari menggandeng pria tampan itu, namun bocah itu tak bergeming sambil memasang ekspresi sulit ditebak.
"Mau gendong?" Tanya Ghea ragu-ragu sambil merentangkan kedua tangannya. Tak disangka pria kecil itu mengangguk malu-malu sambil mendekatkan tubuhnya pada Ghea.
"Anak ganteng bisa malu-malu juga hehehe, ganteng banget lagi, pengen bawa pulang kan." Guman Ghea pelan sambil mengangkat tubuh bocah itu kedalam dekapannya.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Vitamincyu
😂😂
2024-09-17
0
ALIKA🥰🥰CHEN ZHE YUAN.LIN YI
😁😁😁
2024-03-26
0
Eni Utami
eh Bang Satya 😂😂😂✌
2023-01-15
1