Nayla Kamil
18Tahun..
Tok.. tok.. tok..
"Permisi Tuan..bisa tolong berikan bunga ini untuk Tuan yang ada di belakang."
Reymon sanjaya
31 Tahun
"Dasar wanita aneh"bergumam sambil tersenyum tipis.
Siapa yang menyangka pertemuan yang tidak di sengaja itu menjadi awal mula Nayla terjebak dalam cinta yang aneh menurutnya.
perbedaan usia,tahta,harta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Lelaki tampan itu masih tak bergeming namun mengibaskan tangan nya agar menjauh..
Nayla memanggil sang anak dengan pakaian lusuh nya.
"Hai dek kemari!"
Sang pria menoleh ke arah Nayla dan mengerutkan kening nya terdengar obrolan antara anak itu dan Nayla.
"Berapa bunga nya"
"30.000 kak"sang anak tersenyum
"Baiklah ini"
Nayla memberikan uang 50.000 kepada anak itu.
"Kembalian nya untuk di tabung ya!"
"Terimakasih kak" sang anak berlari dengan gembira
Bunga sudah di tangan lampu merah belum berganti tersisa 15 detik lagi, Nay menggeser motor nya mendekat ke arah mobil sang pria tampan, Rey nampak salah tingkah namun Nay tidak menghampirinya.
Nay mengetuk kaca depan mobil Rey,Rey heran apa yang di lakukan gadis ini pikirnya jelas jelas jendela nya terbuka tapi malah mengetuk pintu depan.
Bram menurunkan kaca mobilnya,dan menatap heran pada gadis dengan helm di kepala nya, Nayla tersenyum manis.
Tok.. tok.. tok..
"Permisi tuan bisa tolong berikan bunga ini pada tuan yang ada di belakang"
Bram menoleh kebelakan melihat bosnya masih dengan expresi datarnya.
Tanpa bicara Bram mengambil bunga itu.
Nayla tersenyum manis membuat orang yang memandang akan terpesona.
"Terimakaih tuan,sampai jumpa"
Nayla pikir akan sedikit mengerjai pria yang dipikirnya sudah beristri itu, mengangkat tangan nya menyerukan tanda love dengan jari nya sambil mengedipkan sebelah matanya, dan melajukan kembali motornya karna lampu jalanan berganti hijau.
Gleekk..
Sang asisten dan bosnya menelan saliva nya apa maksud dari gadis itu apa dia sedang menggoda.Masih dalam pikiran nya hingga teriakan dari belakang mobilnya membuyarkan lamunan karna mobil mereka tak kunjung bergerak, sungguh gadis itu membuat Rey dan Bram hanyut dalam pikiran liar mereka.
Bram terkekeh dengan lamunan nya dia melirik bosnya di belakang.
"Tuan sepertinya gadis itu menyukai anda"
"Jangan berpikir macam macam Bram!!"
"Maaf tuan...lalu apa yang harus saya lakukan dengan bunga ini apa saya buang saja??"
"Berikan padaku Bram"
Dipandang nya bungan mawar merah tersebut sambil bergumam..
"Wanita yang aneh"
Lalu tersenyum tipis.
mobil yang di kendarai Rey tiba di parkiran Cafe yang di tuju, Bram membuka pintu untuk sang tuan.
Rey melangkahkan kaki hingga langkah kakinya terhenti dekat sebuah motor yang mencolok dengan warna merah muda.
"Wah tuan bukankah ini motor gadis yang tadi menggoda anda,aahh saya mengerti kenapa dia bilang sampai jumpa tadi bahkan dia tau kemana arah tujuan kita"
Rey masih tak bergeming padahal dalam hatinya tersenyum sambil berkata benarkah...
haaaiiiss ada apa denganku.
Masuk kedalam cafe diedarkan pandangan hingga beradu netranya pada gadis berseragam sekolah milik Meilani.
"Sudah lama Mei??"Ray merentangkan tangannya memeluk sang adik yang sudah lama tak berjumpa.
"Baru 15 menitan kak.. kakak apa kabar? aku denger ibu udah siapin permaisuri buat kakak" Mei terkekeh geli mengingat sikap Ibu nya yang keras kepala.
"Jangan bahas itu Mei" duduk di kursi sebrang sang adik
"Duduk kak Bram sini" Mei menepuk kursi di sebelah nya
"Apa kabar Nona?"
Mei terkekeh geli sambil menepuk pundak Bram agak keras sampai Bram sedikit meringis.
"Jang terlalu formal kak Bram sudah ku bilang aku tidak suka di panggil seperti itu" Bram menggangguk sambil bergidik Mei akan terlihat anggun bila di depan Ibu nya dan akan berubah menjadi bar bar bila berhadapan dengan orang lain.
Rey masih penasaran dengan pemilik motor matik di parkiran tadi sesekali dia menoleh kearah kiri dan kanan.
Mei bertanya "Apa kakak janjian sama yang lain di sini masih nunggu orang ya,?"
"Tidak.. Ayo kita pesan makanan" Rey nampak salah tingkah karna ketahuan sedang celingukan.Bram mengulum senyum nya dia tahu bahwa sang bos sedang penasaran dengan gadis yang di jumpainya tadi.
Terdengar alunan gitar dengan nyanyian yang terdengar nyaman di telinga.
Lagu berjudul Memories terdengar indah di telinga.
Here's to the ones that we got
Cheers to the wish you were here, but you're not
'Cause the drinks bring back all the memories
Of everything we've been through
Toast to the ones here today
Toast to the ones that we lost on the way
'Cause the drinks bring back all the memories
And the memories bring back, memories bring back you.......
Rey mengunci mata nya tertuju pada penyanyi di atas panggung.
Astaga dia sangat cantik,ada apa dengan ku dan jantung ku..Apa dia penyanyi suaranya indah sekali.
Bram menatap aneh pada sang bos lalu memalingkan wajah pada Mei yang ternyata menyadari hal yang sama, lalu menatap diikuti pandangan sang bos kemana dia melihat Bram terlonjak kaget.
"Oooh ya ampun bukankah dia gadis yang tadi tuan?..wah rupanya kita salah dia bukan mengikuti kita" Bram menutup mulut nya.
Hingga musik berhenti namun Rey masih tak berkedip sambil merasakan debaran jantung nya yang semakin memburu,hingga terasa guncangan di tangan nya baru Rey tersadar.
"Kak.."
"Kak.."
"KAKAK"
Rey menoleh "Apa kakak kenal dengan penyanyi itu"
Rey menggeleng dan menfokuskan lagi pandangan nya pada penyanyi di atas panggung yang menyanyikan lagu kedua masih dengan petikan gitarnya.
Setiap nyanyian yang keluar dari mulut sang penyanyi seperti melodi cinta untuk Rey,apa dia mulai Ge'er,sepertinya lagu cinta itu untuk dirinya.
"Kak Bram ada apa dengan kakak,apa kakak mengenal nya"Mei sedikit berbisik agar Rey tak mendengar.
"Kami tadi bertemu di lampu merah Nona" Bram menjawab sambil terkekeh melihat tingkah sang bos masih tak berkedip.
"Jadi kakak belum tau siapa namanya?"
Bram menjawab dengan gelengan kepala.
Selesai bernyanyi Nay turun dari panggung, biasanya menjadi jeda karna lagu akan di mainkan dua lagu selang satu jam.Rey ikut berdiri melihat penyanyi di depannya berdiri namun sebelum melangkah tangan nya di tarik oleh sang adik.
"Kakak mau kemana jangan bikin malu"
Rey tersadar entah hal bodoh apa yang akan di lakukan Rey jika Mei tidak menariknya kembali duduk mungkin dia akan langsung mengikuti dan menerkam sang gadis.
Rey terlihat gelisah dan salah tingkah, benar juga mungkin saja gadis itu sudah punya kekasih.Rey mendesah frustasi
"Astaga".
Apa yang terjadi pada dirinya perasaan apa ini kenapa rasanya ingin segera memilikinya.
"Apa kakak menyukainya?" Mei bertanya dengan raut wajah penasaran.Namun Rey tak kunjung menjawab.
"Apa kakak jatuh cinta,apa itu namanya..mmmm jatuh cinta pada pandangan pertama??"
"Aku tidak tau," jawab Rey
Mei dan Bram menghela nafas berat nya.
"Kakak mana tau rasanya jatuh cinta karna yang ada di pikiran kakak tuh cuma saham".
Rey menyandarkan punggung nya di sandaran kursi.
"Lalu bagaimana?"tanyanya.
Mei dan Bram menepuk jidat nya.
"Kakak akan sadar kalau nanti dia sudah dimiliki orang lain,dan itu berarti kakak sudah terlambat."