NovelToon NovelToon
KEBANGKITAN SANG PENDEKAR ABADI

KEBANGKITAN SANG PENDEKAR ABADI

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Sistem / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Raja Tentara/Dewa Perang / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Axellio

Judul: KEBANGKITAN PENDEKAR ABADI

Deskripsi:
Ling Chen, seorang pemuda tangguh yang penuh dengan pengalaman pertempuran, terjebak dalam perjalanan menuju takdir yang lebih besar. Setelah terluka parah oleh makhluk tingkat Emperor Bintang 9 di Hutan Terlarang, ia menemukan dirinya berada di ambang kematian. Namun, sebuah kekuatan misterius, Sistem Dewa Alam, terhubung dengannya, membuka jalan baru yang penuh dengan peluang dan tantangan.

Dengan bimbingan sistem dan hadiah luar biasa yang diterimanya, Ling Chen bertekad untuk menguasai kekuatan baru, memperbaiki kesalahan masa lalunya, dan menaklukkan dunia yang dipenuhi makhluk-makhluk legendaris. Dalam perjalanan ini, ia tidak hanya harus melawan kekuatan besar dari luar, tetapi juga menghadapi ambisi dan kesombongannya sendiri yang perlahan ia ubah menjadi kebijaksanaan.

Akankah Ling Chen berhasil mencapai puncak kekuasaan dan membalas dendam

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Axellio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8 MENJADI MURID GUNUNG PENDEKAR

Bab 8: Ujian Pertarungan dan Puncak Perhatian

Hari itu, suasana di arena ujian sekte terasa lebih tegang dari sebelumnya. Para calon murid yang telah melewati dua rintangan sebelumnya, kini berdiri dengan ketegangan yang mengisi udara. Rintangan terakhir ini adalah ujian yang paling ditunggu, karena ini adalah ujian pertarungan—ujian yang akan menguji kekuatan, strategi, dan ketangguhan calon murid dalam pertempuran langsung. Namun, bagi Ling Chen, ini adalah kesempatan untuk benar-benar menunjukkan kemampuan terbesarnya.

Sebelumnya, ia memilih untuk tetap rendah hati dan tidak terlalu mencolok. Ia melewati rintangan pertama dan kedua dengan mudah, namun lebih memilih untuk tidak menarik perhatian, berfokus pada strategi dan perhatiannya yang terarah pada tujuannya. Kini, di putaran ketiga ini, di hadapan seluruh Patriarch dan Tetua Sekte, ia tahu saatnya untuk menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya. Ling Chen bukan hanya sekadar calon murid biasa, ia datang ke sini dengan tujuan yang jauh lebih besar—mencari seorang Tetua yang bisa memberinya keuntungan dalam hal kekuatan.

Para Tetua Sekte Luar kini hadir dengan aura yang begitu besar, masing-masing mewakili gunung yang mereka pimpin. Mereka datang untuk melihat siapa yang pantas masuk ke dalam sekte mereka. Dari Gunung Pendekar, Gunung penyembuh , Gunung Elemen , hingga Gunung Formasi, mereka semuanya hadir, menyaksikan ujian terakhir dengan tatapan penuh penilaian. Patriarch Xian, pemimpin tertinggi sekte, berdiri di depan mereka dengan wajah yang tak terbaca.

Dengan sikap tenang, Ling Chen melangkah maju ke arena pertempuran. Sebuah arena besar terbentang di depan, dikelilingi oleh barisan para peserta lainnya dan para tetua yang mengamati setiap gerakan dengan seksama. Suasana terasa sangat serius. Para peserta saling menatap, beberapa di antaranya sudah menghabiskan waktu berlatih untuk menghadapi ujian ini.

Patriarch Xian mengangkat tangannya, dan suasana tiba-tiba sunyi. Semua mata tertuju padanya.

Patriarch Xian: (dengan suara berat) "Sekarang, untuk ujian terakhir, kalian akan bertarung melawan beberapa perwakilan dari sekte kami, orang-orang yang telah terlatih dengan baik. Mereka akan menguji seberapa besar kemampuan kalian dalam pertempuran. Setiap pertarungan akan menguji strategi, kelincahan, serta kekuatan kalian. Setelah kalian menyelesaikan ujian ini, kami akan memutuskan siapa yang layak menjadi anggota sekte kami."

Dengan pernyataan tersebut, beberapa orang yang tampak mengenakan pakaian hitam dengan lambang sekte, yang jelas adalah perwakilan dari Wang Tianhao, maju ke arena. Mereka adalah orang-orang yang telah dipilih untuk menghadapi calon murid yang lolos ujian ini.

Ling Chen tidak merasa terkejut. Ia sudah menduga bahwa Wang Tianhao, anak bangsawan yang ia temui sebelumnya, pasti akan mengirim orang-orangnya untuk menghadangnya di ujian ini. Tapi kali ini, ia tidak akan mundur. Ini adalah saat yang tepat untuk menunjukkan siapa dirinya.

Wang Tianhao berdiri di belakang para suruhannya, matanya tajam menatap Ling Chen dengan rasa permusuhan. Sebuah senyuman sinis terukir di wajahnya.

Wang Tianhao: (berbisik ke teman-temannya) "Tunjukkan pada si bodoh ini tempatnya."

Tiga pria besar, yang jelas terlihat lebih berotot dan lebih terlatih daripada peserta lain, maju dengan penuh percaya diri. Mereka adalah perwakilan dari Wang Tianhao yang dipilih untuk melawan Ling Chen.

Pertarungan pertama dimulai. Salah satu pria besar melompat maju, menyerang dengan pukulan cepat dan keras. Namun, Ling Chen hanya menghindar dengan satu gerakan halus, langkahnya tidak terburu-buru namun penuh dengan perhitungan. Tanpa ampun, ia meraih tangan penyerangnya dan memutar tubuhnya, menjatuhkannya dengan mudah ke tanah. Penonton tercengang, melihat bagaimana Ling Chen hanya menggunakan sedikit tenaga untuk menjatuhkan lawannya.

Namun, dua pria lainnya tidak tinggal diam. Mereka menyerang dengan serangan bersamaan, mencoba mengepung Ling Chen. Tapi Ling Chen, dengan kecepatan luar biasa, menghindari serangan mereka dan melakukan gerakan balik yang sangat cepat. Dalam hitungan detik, kedua pria itu jatuh ke tanah, tergeletak dalam keadaan terpelintir dan terengah-engah.

Seluruh arena menjadi hening. Tidak ada yang menyangka bahwa seseorang yang terlihat biasa-biasa saja, dengan pakaian hitam dan topi jerami, bisa mengalahkan perwakilan dari sekte yang terkenal kuat dalam waktu yang begitu singkat.

Namun, Ling Chen tidak merasa puas. Ia melihat ke arah Wang Tianhao yang masih berdiri di belakang, matanya penuh kebencian. Dengan langkah tenang, Ling Chen melangkah maju, menghadapi pria terakhir yang kini berdiri dengan tangan terkepal, siap untuk bertarung. Kali ini, tidak ada lagi yang bisa menghalangi.

Ling Chen: (dengan ekspresi dingin) "Jangan harap kau bisa menang hanya dengan angka."

Serangan terakhir datang begitu cepat, namun Ling Chen, dengan keahlian pedangnya yang luar biasa, mengayunkan pedangnya dengan kecepatan yang tak terduga. Dalam sekejap, serangan itu melesat dan menghantam lawannya dengan kekuatan yang cukup untuk membuatnya terjatuh tanpa daya. Meski lawannya masih hidup, ia tak mampu bangkit lagi.

Arena menjadi hening. Para tetua dan peserta lainnya menatap dengan tak percaya. Ling Chen berdiri di tengah, tubuhnya tak tergoyahkan, sementara lawannya yang lebih terlatih dan lebih besar jatuh berbaring di lantai.

Patriarch Xian, yang sejak awal mengamati dengan tatapan tajam, akhirnya menganggukkan kepalanya dengan rasa puas. Para tetua lainnya, yang semula tampak tenang, kini mulai berbicara satu sama lain, saling bertukar pandangan. Mereka jelas terkesan dengan penampilan Ling Chen yang mengesankan.

Patriarch Xian: (dengan suara dalam) "Calon murid ini... sangat luar biasa. Ia memiliki kemampuan yang bahkan beberapa dari kita tidak bisa anggap remeh."

Dengan demikian, Ling Chen tidak hanya lulus ujian ini, tetapi juga menarik perhatian seluruh tetua sekte yang hadir. Keberhasilannya dalam mengalahkan perwakilan Wang Tianhao dengan begitu mudah membuatnya menjadi salah satu peserta yang paling diperhatikan. Ini adalah langkah pertama menuju tujuannya yang lebih besar: mencari seorang Tetua yang bisa memberikan keuntungan dalam hal kekuatan dan ilmu.

Dengan percaya diri, Ling Chen memandang ke arah Patriarch Xian dan tetua lainnya, mengetahui bahwa jalan menuju sekte yang lebih besar kini sudah terbuka lebar di hadapannya.

Patriarch Xian: "Selamat, Ling Chen. Kalian semua lulus ujian ini, namun perjalanan kalian baru saja dimulai. Pilihlah gunung yang akan kalian tuju."

Dengan langkah mantap, Ling Chen berjalan menuju tempat di mana pilihan gunung disediakan, menyadari bahwa ini hanya awal dari perjalanan panjang yang akan membawanya pada kekuatan yang lebih besar dan lebih menantang.

Setelah pertandingan yang mengguncang arena, suasana mulai memanas. Para calon murid yang berhasil lolos ujian pertarungan kini berdiri dengan bangga, masing-masing dengan kemenangan mereka yang terukir di wajah. Semua peserta yang tersisa tahu bahwa mereka telah berhasil melewati rintangan terakhir yang paling berat, tetapi itu bukanlah akhir dari perjuangan mereka—justru ini adalah awal dari perjalanan mereka untuk memilih gunung tempat mereka akan berlatih dan mengembangkan kemampuan mereka.

Namun, di antara semua peserta yang terpilih, ada beberapa yang mencolok, selain Ling Chen yang telah mengalahkan perwakilan Wang Tianhao dengan mudah.

Wanita: Seorang gadis muda dengan rambut hitam panjang yang terikat rapi. Namanya adalah Lian Zhen, seorang ahli bela diri dengan kemampuan mengendalikan elemen api. Setiap kali dia bertarung, api yang menyala-nyala mengikuti gerakannya, membuat para penonton terkagum-kagum. Dalam ujian pertarungan, ia mengalahkan lawan-lawannya dengan gaya bertarung yang mengagumkan dan tak terduga. Lian Zhen adalah calon murid yang sangat mencolok karena kemampuannya yang luar biasa dan kekuatan elemen yang dimilikinya.

Pria: Seorang pemuda tampan yang terlihat sangat tenang dan terkontrol, namanya adalah Jin Feng. Ia memiliki keterampilan pedang yang sangat tajam dan teknik yang sangat terasah. Meskipun penampilannya sangat biasa, namun cara ia bergerak di arena sangat anggun dan efisien. Setiap gerakan pedangnya penuh perhitungan, dan ia berhasil mengalahkan lawannya dengan satu serangan mematikan. Jin Feng dikenal di kalangan sesama peserta sebagai pendekar pedang muda yang sangat berbakat.

Ketika pertandingan selesai dan para tetua sekte mulai berkumpul, suasana semakin tegang. Patriarch Xian berdiri di hadapan para calon murid dan berkata dengan suara tegas, "Sekarang adalah saatnya memilih gunung. Setiap gunung akan memilih calon murid terbaik mereka."

Namun, meskipun banyak yang berhasil lolos, perhatian semua orang seakan terfokus pada tiga orang yang mencolok—Ling Chen, Lian Zhen, dan Jin Feng. Ketiganya menjadi pusat perhatian, dan para tetua mulai berbicara di antara mereka, saling berbisik dan mempertimbangkan siapa yang paling layak untuk dipilih.

Saat itu, Wang Tianhao, yang berhasil lolos tanpa kesulitan, berdiri dengan penuh rasa percaya diri. Senyum sombong tampak di wajahnya, dan ia mulai berjalan dengan angkuh menuju para tetua, merasa dirinya adalah pilihan utama untuk dipilih oleh salah satu gunung.

Wang Tianhao: (dengan nada sombong) "Tentunya, Gunung Pendekar atau Gunung Pandai Besi akan memilihku. Bukankah aku adalah calon yang sangat menjanjikan?"

Namun, meskipun dia merasa yakin, masih ada satu hal yang tak ia ketahui—Ling Chen memiliki cara berpikir yang jauh lebih tajam, dan dia tidak akan membiarkan kesempatan ini berlalu begitu saja tanpa membuat keputusan yang bijak.

Di depan para tetua yang berdiri, Ling Chen menyadari bahwa ini adalah kesempatan untuk membuat tawaran yang dapat menguntungkan dirinya. Ia tahu bahwa sekte ini memiliki banyak sumber daya yang bisa meningkatkan kekuatannya, dan bukan hanya sekadar memilih gunung, tapi juga bagaimana mendapatkan keuntungan dalam perjalanan panjangnya.

Dengan sikap tenang, Ling Chen menghadap Patriarch Xian dan berbicara dengan suara yang cukup keras untuk didengar oleh semua tetua.

Ling Chen: (dengan suara tegas) "Aku tidak mencari hanya sekadar kekuatan. Aku mencari sumber daya yang bisa membuatku lebih kuat. Aku ingin bertanya, siapakah di antara kalian yang dapat memberikan fasilitas pelatihan terbaik dan sumber daya yang memungkinkan aku untuk tumbuh lebih cepat? Aku ingin menjadi murid yang memiliki potensi besar, dan aku ingin bekerja sama dengan seseorang yang bisa memberiku lebih dari sekedar pelatihan biasa."

Mendengar itu, para tetua mulai berbicara satu sama lain dengan suara rendah. Beberapa tetua tampak terkesan dengan tawaran Ling Chen yang begitu cerdas, sementara yang lain mulai mempertimbangkan apakah mereka bisa memberikan apa yang dia inginkan.

Tetua dari Gunung Pendekar, yang adalah seorang wanita berwibawa dengan aura yang kuat, akhirnya berbicara. Tetua Mei, seorang wanita yang terkenal dengan kemampuannya dalam mengajari teknik pedang yang luar biasa, sudah melihat potensi dalam diri Ling Chen.

Tetua Mei: (dengan suara tegas namun lembut) "Aku tidak hanya akan memberikan pelatihan pada teknik pedang. Di Gunung Pendekar, kami juga memiliki fasilitas yang mendalam untuk meningkatkan fisik dan spiritual. Kami memiliki sumber daya yang akan memungkinkan mu untuk tumbuh jauh lebih cepat dari yang lainnya. Jika kau memilih Gunung Pendekar, aku akan menjadi gurumu."

Dengan tawaran yang luar biasa itu, Ling Chen tidak ragu untuk mengambil kesempatan. Ia menganggukkan kepalanya dengan mantap dan melangkah maju menuju Tetua Mei.

Ling Chen: "Aku memilih Gunung Pendekar."

Tawaran tersebut membuat beberapa peserta terkejut, tetapi banyak yang mulai memperhatikan bahwa Ling Chen memilih dengan bijak. Lian Zhen dan Jin Feng, yang juga menonjol dalam ujian ini, tampak setuju dengan pilihan yang sama. Mereka masing-masing merasa bahwa Gunung Pendekar memiliki segala yang mereka butuhkan untuk berkembang lebih jauh.

Lian Zhen: "Aku juga memilih Gunung Pendekar. Tawaran yang diberikan sangat menarik."

Jin Feng: "Aku juga akan bergabung dengan Gunung Pendekar. Jika kalian bisa memberikan pelatihan yang luar biasa, aku tidak akan ragu."

Dengan tiga pilihan dari para peserta terbaik, Gunung Pendekar kini menjadi tempat yang paling diminati. Para tetua lainnya, meskipun kecewa, tidak dapat menyangkal bahwa mereka kalah dalam hal tawaran.

Wang Tianhao, yang tidak berhasil mendapatkan perhatian dari para tetua lain, hanya bisa memandang dengan cemas. Meskipun ia berhasil lolos, ia merasa tersisih. Namun, ia tetap tidak kehilangan harapan dan dengan angkuh melangkah ke arah Gunung Pandai Besi, berharap dapat memperkuat dirinya dengan cara yang berbeda.

Dan pada akhirnya Wang tianhao dipilih menjadi murid gunung Elemen , yang terkenal akan kesombongan para muridnya

1
Naim
up thot
إندر فرتما
kalau alur cerita ada sistem,alur cerita gak menarik untuk di baca,
hasbullah 123
cerita nya bagus cuma SANGAT JANGGAL MASA NOVEL INDONESI BERCAMPUR dengan bahasa ASING
Devan Wijaya
Membuat rasa penasaran
Rama Tayoo
semoga bisa sampai tamat thorr, dan harapan saya semoga MC nya jika harus memiliki wanita cukup 1 aja
Rama Tayoo: woke thoorrr
AHMAD FAJRIANSYAH: Siapp nanti akan ada alur Dimnaa sang MC ada wanita kokk dinantikan aja
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!