Mitha, Gadis Kaya yang mendadak miskin karena sang ayah direbut Pelakor. Hidupnya berubah 180⁰ sehingga pekerjaan apapun dia geluti demi menafkahi sang mama yang sakit-sakitan. Dia bergabung menjadi Pasukan Orange DKI Jakarta
Selama menjalani profesinya menjadi pasukan orange banyak ujian dan cobaan. Dan Mitha menemukan cinta sejati di lingkungan kerjanya, seorang lelaki yang berkedudukan tinggi tapi sudah beristri.
Apakah dia juga akan menjadi Pelakor seperti perempuan yang merebut ayahnya dari mamanya?? Yuk..di subscribe dan ikuti ceritanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perhatian
Setelah membantu mengurus makan malam untuk para lansia, dan memastikan mamanya sudah tidur. Mitha kembali ke kamarnya. Dia membuka ponselnya, ada 25 panggilan dan ratusan chat dari nomer kontak yang Mitha simpan dengan nama "Lurah Galak", "Aku di depan panti. Bisa keluar Sebentar" pesan dikirim satu jam lalu. Mitha langsung bergegas keluar pagar, di sebrang jalan dari gerbang panti jompo ada sebuah mobil Fortuner putih terparkir di sana. Mobil yang biasa pak lurah pakai jika ke kantor. Mitha mengetuk jendela.
"Punya ponsel tuh di pegang atau kantongin dong, Mit. Jadi gampang dihubungi. Saya sudah nunggu disini dua jam lebih" Wajahnya terlihat lelah tapi tidak tampak kemarahan
"Bapak ngapain disini? Terus kenapa ga turun aja masukan ke dalam" Mitha masih di samping mobil dengan jendela mobil terbuka
"Masuk dulu Mit" Pak lurah menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi mobil
Mitha masuk ke dalam mobil. Menoleh ke arah Megan. Lelaki itu terpejam, wajahnya terlihat lelah. Mitha hanya diam menunggunya menjawab pertanyaan yang tadi Mitha tanyakan.
"Saya lupa bawa baju ganti, ketinggalan di kantor. Kalau saya masuk ke sana dengan memakai baju dinas seperti ini saya ga enak, Mit" Megan berbicara masih dengan mata terpejam
"Bapak lelah banget ya?" Mitha memandangi wajah Megan yang terlihat sangat enak dipandang.
"He'em..dua hari tidurku hanya dua jam. Pulang ke rumah mau istirahat malah terganggu dengan tangisan Faiza" Megan batuk-batuk
Mitha secara inisiatif memegang dahi Megan, suhu tubuhnya panas.
"Bapak sakit, ini keningnya panas. Saya antar ke rumah sakit ya" Megan hanya mengangguk
"Sebentar pak saya ijin mama dan Tante Diana dulu biar mereka tidak kuatir" lagi-lagi Megan hanya mengangguk
Mitha masuk ke dalam panti, menemui mamanya yang sudah terlelap, dia langsung ke kamar mengambil tas selempang, cardigan dan handphone lalu ia berpamitan dengan Diana. Mitha kembali ke mobil Megan, pria itu sudah pindah tempat ke kursi penumpang dan kursinya sudah direbahkan. Mitha langsung menjalankan mobilnya ke klinik yang Megan tunjuk. Pria itu terlihat tak berdaya, matanya terus terpejam.
Setelah sampai di klinik yang jaraknya lumayan jauh dari panti, Mitha memapah Megan masuk ke IGD klinik besar itu.
"Suster, bisa minta tolong.." Beberapa perawat pria datang dengan membawa brankar dan memindahkan Megan di brankar tersebut.
Megan di periksa, dan diberi infusan. Dokter bilang kelelahan dan dehidrasi. Mitha menunggunya di samping brankar Megan. Pria itu tertidur dengan matanya yang gelisah. Seakan sedang bermimpi buruk. Tiba-tiba tangannya seperti mencari sesuatu, Mitha menangkap telapak tangan Megan, lelaki itu kembali tenang dengan menggenggam tangan Mitha erat. Karena semakin malam, Mitha tak tahan terjaga dia pun tidur dengan merebahkan kepalanya di brankar rumah sakit dengan tangan yang masih di genggam Megan.
Jam empat pagi Megan terbangun, dia merasakan tangannya hangat. Ternyata jemarinya saling bertaut dengan jemari Mitha, dia tersenyum. Semalam dia bermimpi Mitha masih di rumah kontrakannya yang terbakar. Selama dua hari dia selalu bermimpi buruk setelah kejadian kebakaran tersebut. Ditambah lagi Irish sudah berangkat ke Korea. Dia menjaga anaknya semalaman. Megan merapihkan rambut Mitha yang berantakan, terlihat wajah lelah gadis itu. Terasa ada yang membelai wajahnya, Mitha memaksakan matanya terbuka, dia tertegun. Megan sedang tersenyum padanya.
"Bapak! G-gimana rasanya apa sudah enakan?" tanya Mitha gugup
"Udah ga pusing seperti kemarin" Megan mengibaskan tangannya yang jadi bantalan kepala Mitha
"Maaf saya jadi tidur di tangan bapak. Saya ga sadar pak, maaf ya" Megan tersenyum, dalam hatinya seharian juga dia betah
"Bisa ambilkan saya minum?" Mitha langsung mengambilkan Megan air mineral dengan memakai sedotan. Dan menyodorkan pada bibir Megan.
"Pak, maaf saya dua hari ga bisa masuk. Karena badan saya terasa linu-linu sejak kebakaran kemarin"
"Iya ga apa-apa, kamu pasti shock dan lelah"
"Hari ini saya bisa masuk kok pak, jadwal shift saya jam 3 sore"
"Ga usah masuk, nanti saya yang ijin ke Laily. Kamu ke rumah saya aja. Anak saya tidak ada yang urus. Semalam saya titipkan ke tetangga" Mitha melongo, mengerjapkan matanya
"Istri bapak kemana?" tanyanya bingung
"Dia sudah berangkat dua hari lalu saat kejadian kebakaran. Anaknya di titip tetangga. Kalau pulang saya ambil. Tapi semalam saya rencananya mau jemput kamu dan bawa kamu ke rumah tapi kita berakhir di sini" Megan membetulkan posisi duduknya
"Tapi pak, saya belum ada tempat tinggal. Ga mungkin kan Dede Faiza saya bawa ke panti" Mitha membantu Megan duduk dengan menyangga punggungnya dengan bantal
"Sementara kamu tinggal di rumah saya aja, sampai istri saya pulang. Sekalian ngurus anak saya"
"Heh? Kita serumah? Engga ahh pak, nanti timbul gosip ga enak di lingkungan bapak"
"Di rumah saya ada satu bangunan kecil bisa kamu tempati, tadinya untuk sepupu saya yang kerja di pelayaran. Sekarang dia sedang tugas bawa kapal tanker Pertamina. Tugasnya kali ini agak lama. Saya juga akan ijin ke rt, RW setempat. Kamu tenang aja"
"Mulai hari ini pak?"
"Iya, kenapa?"
"Saya ga bawa baju, baju-baju saya kena kebakar. Rencananya hari ini saya baru mau nyari kebutuhan saya dan mama ke pasar" Megan menatap wajah Mitha
"Semalam saya datengin kamu karena mau anter baju-baju buat kamu. Tapi kepala saya keburu pusing dan badan lemas. Barangnya ada di mobil"
"Permisi bapak, saya periksa dulu ya.." Seorang dokter muda datang mengecek suhu dan tanda-tanda kesehatan pasien
"Apa saya bisa pulang hari ini, dok" tanya Megan
"Saya akan tanya dokter yang bertanggung jawab jaga IGD semalam pak" Megan dan Mitha mengangguk
Mitha membeli bubur untuk sarapan Megan, ketika ia kembali infusan di tangan Megan sudah dilepas dan boleh pulang. Mitha membantu atasannya itu memakai sepatu karena Megan terlihat kesulitan saat memakai sepatu, kepalanya terasa berputar.
"Terima kasih Mitha, maaf merepotkan. istri saya saja belum pernah memakaikan saya sepatu"
"Ga apa-apa pak, kepala bapak kan masih pusing"
Mereka ke parkiran dan Megan duduk di kursi penumpang, Mitha yang menyetir.
"Pak tadi saya beli bubur buat sarapan, mau dimakan sekarang pak?" tanya Mitha
"Saya lagi ga kepengen makan bubur Mit. Kita makan di tempat lain aja ya" Megan menyebutkan sebuah resto
Karena buburnya mubajir, Mitha berikan ke tukang parkir
Mereka sudah masuk di sebuah resto yang terbilang mewah, cozy. Megan memilih beberapa menu. "Di sini masakannya enak" kata megan
"buat sarapan aja makan di tempat mahal begini pak" Mitha menggerutu
"Saya lagi kepengen makan ikan kukus di sini, rasanya enak banget seperti masakan istri saya" hati Mitha terasa tercubit, Megan terlihat sekali sangat mencintai istrinya. Buktinya baru ditinggal beberapa hari sudah rindu masakan istri. Makanan pun datang. Mereka langsung menyantapnya
"Gimana, enak kan?" tanya Megan
"mm.. Kalau boleh jujur nih pak, ikan ini masih sedikit amis kurang jeruk nipis, terus teksturnya belum lembut kalau ditambah kecombrang pasti tambah enak" Megan terdiam sejenak, "kamu bisa masak?"
"Sedikit, pinteran istri bapak kali karena kan bidangnya memang tata boga ya pak"
"Iya istri saya sangat jago masak" jawab Megan percaya diri, yang membuat hati Mitha meredup
"Pak, sebelum ke rumah bapak saya ke panti dulu ya. Mau ijin dulu sama mama" Megan mengangguk sambil menyesap minumannya
Setelah mendapat ijin dari mamanya dan Tante Diana, Mitha mampir ke mini market dulu sebentar untuk membeli peralatan mandi, cemilan dan lain-lain. Megan tertidur di mobil dengan sandaran jok mobil di tidurkan. Melihatnya seperti itu Mitha tidak tega membangunkannya. Mitha kemudian menjalankan lagi mobil ke arah rumah Megan "Seharusnya bapak di opname aja dulu di rumah sakit jangan minta buru-buru pulang" Megan menoleh ke arah Mitha
"Saya hanya butuh perhatian" Mitha menoleh ke arah Megan. Tatapan mereka bertemu. Beberapa detik mereka saling menatap hingga akhirnya Mitha gugup.Dan Megan hanya tersenyum melihat Mitha tersipu malu
Happy Monday 🩷