NovelToon NovelToon
A Man Who Love Me

A Man Who Love Me

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa / Healing
Popularitas:14.5k
Nilai: 5
Nama Author: yanahn

Celia Carlisha Rory, seorang model sukses yang lelah dengan gemerlap dunia mode, memutuskan untuk mencari ketenangan di Bali. Di sana, ia bertemu dengan Adhitama Elvan Syahreza, seorang DJ dengan sikap dingin dan misterius yang baru saja pindah ke Bali. Pertemuan mereka di bandara menjadi awal dari serangkaian kebetulan yang terus mempertemukan mereka.

Celia yang ceria dan penuh rasa ingin tahu, berusaha mendekati Elvan yang cenderung pendiam dan tertutup. Di sisi lain, Elvan, yang tampaknya tidak terpengaruh oleh pesona Celia, justru merasa tertarik pada kesederhanaan dan kehangatan gadis itu.

Dengan latar keindahan alam Bali, cerita ini menggambarkan perjalanan dua hati yang berbeda menemukan titik temu di tengah ketenangan pulau dewata. Di balik perbedaan mereka, tumbuh benih-benih perasaan yang perlahan mengubah hidup keduanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yanahn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah di Hati

Celia berdiri dan merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karena angin. “Aku masuk dulu, ya. Aku mau bikin teh hangat,” ujar Celia sambil tersenyum.

Elvan mengangguk. “Oke, aku nyusul sebentar lagi.”

Celia masuk ke dalam vila, meninggalkan Elvan yang masih duduk di teras. Pria itu menatap langit sejenak, lalu tersenyum sendiri.

Tak lama setelah Celia masuk, Elvan menyusul Celia ke dapur. Dia menatap Celia yang sedang menuang air panas ke dalam cangkir, dalam sekejap, aroma teh melati yang menenangkan memenuhi ruangan.

“Kamu nggak mau istirahat dulu? Ini udah larut, lho,” ucap Elvan sambil bersandar di pintu.

Celia menoleh ke arah Elvan, “Sebentar lagi. Aku cuma pengen minum teh sebelum tidur.”

Elvan mendekat, mengambil cangkir kedua dan menuangkan air panas untuk dirinya sendiri. “Kalau begitu, aku temenin.”

Mereka duduk bersama di ruang tengah, menikmati teh hangat sambil berbicara tentang hal-hal kecil, film favorit, makanan yang ingin dicoba bersama, hingga liburan yang mereka impikan. Percakapan mereka terasa begitu santai, tapi penuh makna.

Setelah selesai, Celia meregangkan tubuh sambil menguap kecil. “Oke, sepertinya aku harus tidur sekarang,” ujar Celia sambil berdiri dan beranjak ke kamar.

Elvan mengikuti Celia ke kamar, memastikan lampu di ruang tengah sudah dimatikan. Saat mereka tiba di kamar, Celia berhenti di depan pintu.

“Ngapain ikut ke sini?" tanya Celia sambil mengernyitkan dahinya.

Elvan mendekat, "Mau tidur lah sayang, ngapain lagi?" tanya Elvan pura-pura polos.

"Nggak, kamu tidur di sana," ujar Celia sambil menunjuk ke arah Sofa.

"Yah, kok aku tidur di sofa," ujar Elvan sambil mengerucutkan bibirnya.

Celia tersenyum, dia gemas melihat ekspresi wajah Elvan, lalu tanpa ragu, Celia melangkah lebih dekat dan menempelkan bibirnya pada bibir Elvan. Ciuman itu lembut, penuh kehangatan, dan berlangsung cukup lama.

Saat mereka akhirnya melepaskan diri, Elvan menatap Celia dengan senyum sumringah diwajahnya. “Oke, aku tidur di sofa. Selamat malam, sayang. Mimpi indah.”

Celia mengangguk, dan tersenyum, "Selamat malam."

Elvan memeluk Celia sebentar sebelum meninggalkan kamar, memberikan ruang bagi Celia untuk beristirahat. Namun, saat dia kembali ke sofa, senyum di wajahnya tak kunjung hilang.

Celia pun sama, ia berbaring di tempat tidur sambil terus tersenyum. Ciuman itu bukan sekadar ekspresi cinta, tapi itu adalah janji bahwa mereka akan terus berjuang untuk satu sama lain.

Keesokan harinya, Celia terbangun karena sinar matahari pagi yang lembut menyelinap masuk melalui tirai jendela. Dia membuka matanya perlahan, menghirup udara segar yang masuk ke dalam vila. Pemandangan di luar jendela begitu memukau, hijau pepohonan dan laut yang tenang membuat hati Celia merasa damai.

Dengan perlahan, Celia bangkit dan berjalan ke kamar mandi. Setelah membersihkan diri, Celia keluar dari kamar. Celia menoleh ke arah sofa, tempat dimana Elvan tidur semalam. Elvan masih terlelap di sana, Elvan tidur terlentang, dengan selimut yang sedikit melorot dari tubuhnya.

Celia tersenyum dan menghampiri Elvan yang masih terlelap. Celia duduk di samping Elvan, dan menatap lekat wajah Elvan. Celia mengecup sekilas bibir Elvan yang tertutup rapat.

Beberapa menit kemudian, Elvan bergerak, matanya terbuka perlahan. Dia melirik ke sekeliling dan menyadari Celia sedang menatapnya.

"Pagi sayang," sapa Celia dengan senyum manisnya.

"Pagi juga, sayang," balas Elvan dengan suara seraknya.

"Bagaimana? Sepertinya tidurmu nyenyak sekali."

Elvan merenggangkan tubuhnya, dan duduk di sofa. "Nyenyak setelah mendapat asupan vitamin K dari kamu semalam," jawab Elvan sambil tersenyum kecil.

Celia mendekat dan duduk di sisi sofa. "Vitamin K? Apa itu?" tanya Celia sambil mengerutkan alisnya.

"Tunggu sebentar," Elvan bergegas ke kamar mandi, menyikat gigi dan mencuci mukanya, dia keluar dari kamar mandi dengan wajah yang terlihat lebih segar. Elvan menghampiri Celia yang masih duduk di sofa. Elvan membungkukkan badan, satu tangannya menahan tubuhnya di sisi sofa. Ia menatap Celia sebentar, lalu menempelkan bibirnya di bibir Celia. "Ini vitamin K-nya, kiss." ucap Elvan sambil terkekeh.

Celia tersipu, wajahnya sedikit memerah, lalu memukul lengan Elvan pelan. Elvan tertawa, dan mencubit pipi Celia dengan gemas.

"Udah ah, aku mau buat sarapan," ucap Celia sambil menurunkan tangan Elvan.

"Nggak usah, biar aku aja yang nyiapin sarapan," ucap Elvan sambil mengusap kepala Celia dengan lembut, sebelum ia beranjak ke dapur.

Celia tersenyum tipis, dan mengangguk. Elvan melangkah ke arah dapur. Sementara Celia duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.

Beberapa saat kemudian, Celia menyusul Elvan ke dapur. Saat dia memasuki ruangan, matanya langsung tertuju pada Elvan yang sedang menyiapkan sarapan. Elvan mengenakan kaos kasual dan celana pendek, tampak santai namun tetap tampan dengan rambut yang sedikit acak-acakan. Elvan mengaduk-aduk telur di wajan, sesekali memeriksa bahan-bahan lain yang sedang dipersiapkan.

"Kamu bikin apa?" tanya Celia, ia berjalan mendekati Elvan.

“Nggak banyak sih. Cuma bikin scrambled eggs, roti panggang, sama jus jeruk. Atau kamu mau sarapan yang lain?" tanya Elvan, ia menoleh ke arah Celia.

“Nggak kok, sarapan aja apa boleh, asal kamu yang bikin, sarapan kamu juga aku nggak masalah," jawab Celia sambil mengedipkan matanya."

Elvan terkekeh, ia mengecilkan api kompor, lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Celia." Jangan mancing, nanti aku makan beneran baru tahu rasa," bisik Elvan di telinga Celia.

Celia tertawa dan mendorong Elvan menjauh. Celia duduk di meja makan yang terletak di sebelah dapur, sementara Elvan kembali berkutat dengan spatula. Celia menatap Elvan yang sibuk menyiapkan sarapan.

Akhirnya, Elvan selesai membuat sarapan, ia membawa nampan dengan piring berisi scrambled eggs, roti panggang, dan segelas jus jeruk segar. Dia duduk di samping Celia dan menyuguhkan sarapan itu dengan penuh perhatian.

“Ini dia, sarapan untuk tuan putri,” ucap Elvan dengan nada bercanda.

Celia tertawa pelan, kemudian mulai makan dengan lahap. Elvan tersenyum, meraih secangkir kopi dan menyandarkan punggungnya ke kursi.

Setelah selesai sarapan, Elvan bangkit dan merapikan piring-piring kotor, sementara Celia duduk menikmati secangkir kopi. Dia memperhatikan Elvan yang sedang sibuk mencuci piring.

“Van,” Celia memanggil pelan, membuat Elvan menghentikan aktivitasnya.

“Kenapa, sayang?” tanya Elvan.

Celia tersenyum, lalu berdiri dan berjalan mendekat. Ia memeluk Elvan dari belakang, dan menyandarkan kepalanya di pundak Elvan. "Makasih ya, aku sayang kamu, Van," bisik Celia lembut di telinga Elvan.

Elvan tersenyum lebar, meraih tangan Celia dan menggenggamnya erat. “Aku juga, sayang."

Elvan memutar tubuhnya perlahan, membuat Celia berhadapan langsung dengannya. Dia menatap lekat wajah Celia, lalu mengusap lembut pipi Celia. “Aku ingin kita tetap seperti ini."

Celia tersenyum, pipinya sedikit merona. “Tapi nggak perlu seperti ini tiap hari. Aku takut, nanti aku jadi terlalu manja sama kamu.”

Elvan tertawa kecil, lalu mencondongkan tubuhnya untuk mengecup kening Celia. “Nggak apa-apa. Kalau manja sama aku, itu kan hak istimewa kamu.”

Celia tertawa sambil mencubit pinggang Elvan. “Halah, gombal banget."

“Cuma kamu yang dapat gombalan ini,” balas Elvan dengan senyuman nakalnya.

Celia tersenyum dan melepas pelukan Elvan, ia beranjak ke ruang tengah sambil membawa cangkir kopinya. Dia membuka jendela lebar-lebar, membiarkan angin laut pagi menyelinap masuk ke dalam vila. Suasana begitu tenang dan damai, hanya terdengar gemerisik daun dan deburan ombak yang jauh di sana.

Elvan muncul setelah ia selesai membereskan dapur. Elvan membawa Tumbler berukuran sedang dan handuk kecil yang melingkar di lehernya. “Sayang, mau jalan-jalan ke pantai sebentar?"

Celia menoleh, dan menatap Elvan. “Sekarang? Apa nggak terlalu pagi?”

Elvan mendekat, menarik tangan Celia dengan lembut. “Nggak pernah ada kata terlalu pagi buat menikmati pantai, apalagi kalau bareng kamu.”

Celia mendengus kecil, tapi tak mampu menyembunyikan senyum di wajahnya. “Oke, aku ambil sandal dulu.”

Beberapa menit kemudian, mereka sudah berjalan menyusuri jalan setapak menuju pantai yang berjarak tak jauh dari vila. Pasir lembut menyambut langkah kaki mereka, sementara angin pagi mengibarkan rambut Celia. Elvan menggenggam tangan Celia, mengayunkannya ringan seolah menandakan betapa santainya suasana mereka.

“Kamu tahu nggak?” tanya Elvan tiba-tiba.

“Apa?” Celia menghentikan langkahnya.

Elvan menatap Celia, “Aku pernah bermimpi tentang momen kayak gini. Cuma kita berdua, di tempat yang tenang, menghabiskan waktu bersama.”

Celia tertegun sejenak sebelum tersenyum. “Mimpi kamu ternyata sesederhana itu, ya?”

“Sederhana, tapi istimewa,” jawab Elvan, lalu menarik Celia ke pelukannya.

Mereka berdiri di sana cukup lama, menikmati detik-detik kebersamaan mereka. Matahari mulai naik, sinarnya memantul di permukaan laut yang berkilauan.

“Celia,” Elvan memanggil lembut.

“Hm?” Celia mendongak, menatap Elvan.

“Apapun yang terjadi nanti, aku mau kamu tahu satu hal."

“Apa?” Celia bertanya.

“Aku nggak akan pernah ninggalin kamu. Karena kamu adalah rumah buat aku," ucap Elvan dengan wajah serius

Celia mengangguk pelan, lalu tersenyum lembut. “Aku juga, Van. Kamu rumah buat aku.”

1
Author GG
Bintang buat kakaknya, biar semangat 🌹🙇‍♂️
Author GG: masama, /Sneer/
yanah~: terimakasih banyak kak 🤗💪
total 2 replies
codefive_
Laaanjuuut🙌🏻
codefive_
Who’s thaaaaat🫣
codefive_
HAHAHA DIEM GA CALEB🤏🏻
codefive_
AAAAAK PERGULATAN👌🏻👌🏻
codefive_
Emeshhh🤏🏻
yanah~: cubit akak 🤭🤣
total 1 replies
codefive_
Moowninggg ayang🥰
chipsz🌙
waduh suasana macam apa ini 😭😭😭🌊🌊🌊🌊🌊
chipsz🌙
suka kehebohan ya keluarga Mo ini 😌😌😌😌😌
chipsz🌙
aku suka pantai, baca bagian ini jd tenang banget 🏖️🌊🥰
yanah~: Ayuklah kak, kapan2 mantai bareng 🤭🤣
total 1 replies
codefive_
Chapter kali ini bener2 hotttt🫣🔥
codefive_
Move on ya tristaaan
yanah~: Siap kak 🤗
total 1 replies
codefive_
Sabar yaaa 🙃
yanah~: iya kak 😊
total 1 replies
codefive_
WOYYY HELP, GABISA…. INI TERLALU BAGUS DAN HOTTTT HAHAHA AAAAAAK🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻
yanah~: Hot jeletot setelah swadikakap 🤭🤣
total 1 replies
codefive_
Here we goooo🫣🥰🥰🥰🥰
codefive_
KYAAAA aku nyengir2 bacanyaaaa!!!!
codefive_
Poor you🥲
yanah~: Gpp kak, nanti dapat penggantinya kok 🤭
total 1 replies
codefive_
Aku turut bahagia lho atas pernikahan kaliannn 🫶🏻🫶🏻✨✨✨
yanah~: Terimakasih kak, ditunggu amplop kondangannya 🤭😊
total 1 replies
codefive_
AKKKKKK HOW ROMANTIC 🫶🏻😭
codefive_
Cintanya daddyyyy🥹🥹🫶🏻🫶🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!