Grace, kini harus menjadi anak yatim piatu setelah kedua orangtuanya di habisi secara keji oleh Chan Ryder, hanya karena kalah tender. Sejak kecil Grace di urus dan dibesarkan oleh orang yang telah membunuh kedua orang tuanya, bahkan kakaknya pun ikut menjadi korban. Bagaimana jadinya jika Grace tahu jika orang yang sudah merawatnya adalah orang yang sudah tega memisahkan ia dan keluarganya?
Penasaran sama kelanjutan ceritanya? Yuk langsung baca. Jangan lupa like, komen, vote, dan kasih ulasan terbaiknya. oke👌😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RD Junior, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
"Mommy..." Adelardo langsung saja memeluk Azura saat melihatnya. Dia pun menoleh kearah Grace yang sedang terbaring lemah di hospital bed. "Bagai mana keadaan mu?" tanyanya berusaha menahan ego.
"Kepala ku masih sedikit pusing, Kak. Terima kasih karena Kakak sudah mau datang kesini untuk menjenguk ku." Grace berusaha untuk tersenyum walaupun ia sedang sakit.
"Aku kemari bukan untuk mu!" decaknya, "aku kemari karena aku sangat merindukan mommy." anak itu pun memeluk hangat Azura yang ada disampingnya.
"Delard, Grace itu sedang sakit, jadi Mommy harap kau bisa bersikap lebih baik padanya," pinta Azura seraya mengusap-usap pucuk kepala putranya. "Mommy akan mengurus biaya administrasi Grace, kau tunggulah disini." Azura sengaja membuat alasan untuk mendekatkan putranya dengan Grace. Azura yakin dengan keadaan Grace yang seperti itu Adelardo tidak akan menyakitinya.
"Kak, aku haus. Apa kau bisa membantuku mengambilkan air minum?" Grace mengedipkan matanya dengan genit sehingga dia terlihat sangat menggemaskan.
"Jangan manja!" bentak Adelardo. "Ambil saja sendiri!" sinisnya.
Akhirnya dengan tubuh yang masih sangat lemah Grace berusaha untuk bangkit dari tempat tidurnya. "Aw!" pekik Grace. Kini dia terjatuh kebawah lantai dan membuat lututnya sedikit memar hingga kini Gadis kecil itu pun menangis. "Sakit, Kak. hiks... hiks..."
Adelardo yang merasa iba pun akhirnya membantu,, namun karena Grace tidak mampu untuk berdiri akhirnya Adelardo menggendongnya ke hospital bed.
"Terima kasih, Kak."
Cup.
Grace langsung mencium pipi Adelardo saat anak itu membaringkan tubuhnya.
"Grace!" bentak Adelardo yang tidak terima karena gadis kecil berusia empat tahun itu telah berani menciumnya. Adelardo mengusap-usap pipinya dengan tangan agar bekas ciuman itu hilang.
Tanpa rasa bersalah Grace mendekati anak laki-laki berusia 11 tahun itu untuk membantu mengusap bekas ciuman tadi di pipinya.
"Sudah, aku bisa sendiri!" Adelardo menepis tangannya. Dia pun menoleh kearah pintu. "Kenapa mommy begitu lama?" gumamnya karena sudah hampir satu jam lamanya tak kunjung kembali padahal bilangnya hanya mau mengurus biaya administrasi.
Asisten pribadi Chan kembali keruang VVIP tempat dimana Grace dirawat. "Tuan muda, kita harus segera pulang," ajak pria itu.
Grace mendekati Adelardo dan memeluk tangannya. "Kak aku takut, tolong jangan biarkan aku disini sendiri," rengeknya.
"Kau itu padahal sudah berumur empat tahun, kenapa kau belum bisa mengatakan huruf R juga." Decak Derald.
"Aku memang belum bisa, apa Kak Delald mau mengajaliku?" Lagi-lagi Grace mengedipkan matanya dengan genit sehingga terlihat begitu sangat menggemaskan.
"Nama ku Derald bukan Delald," protesnya.
"Kak, tolong ajalkan aku huluf L," rengek Grace memohon kepada kakak angkatnya.
"L L L, R!" Adelardo meneriakinya.
"L," ujar Grace mengikutinya.
"R! Bukan L!" teriak Adelardo lagi.
Grace terus mengulanginya sehingga akhirnya dia berhasil, dan bisa mengatakan huruf R. "R!" ucap Grace secara spontan.
"Akhirnya kau bisa!" refleks Adelardo pun langsung memeluk Grace saking senang.
"Yee!!! Akhirnya Kak Delard mau memeluk ku, itu berarti Kak Delard memang sayang sama aku," ucap gadis kecil yang baru berusia empat tahun itu begitu antusias.
Sontak Adelardo langsung melepaskan pelukannya. Dia pun menghampiri Asisten daddy nya. "Ayo pulang!"
"Kak, ikut..." Rengek Grace saat melihat Adelardo berjalan hendak keluar dari ruangannya.
"Kau belum sembuh, jadi belum bisa pulang," sahut Adelardo' seraya menoleh kearahnya.
Grace turun dari hospital bed dan berjingkrak-jingkrak lalu lompat-lompat. "Kakak lihat ini, aku sudah sembuh."
"Grace, apa yang kau lakukan?" desisnya.
"Aku mau ikut pulang sama Kakak," ujar Grace dengan kedua bola matanya yang berkaca-kaca. "Aku bosan berada disini. Tolong ijinkan aku untuk pulang sama Kakak." Dia pun meneteskan air matanya.
"Jangan cengeng! Atau aku akan memukulmu!" gertak Adelardo.
Bentakan Adelardo membuat Grace semakin mengencangkan volume tangisannya. Tak ingin ketahuan mommy nya, dengan cepat Adelardo menenangkan gadis kecil itu. "Baik, aku akan meminta mommy untuk segera membawamu pulang."
Grace langsung menyeka air matanya. "Kakak bersungguh-sungguh? Kakak tidak berbohong?"
"Iya," Adelardo membelalakkan matanya dengan malas.
Hari demi hari sikap Adelardo terhadap Grace perlahan sedikit berubah. Dia pun sudah mulai mau menerima Grace sebagai adik angkatnya, dan mengurangi sikap kerasnya terhadap Grace, meskipun Grace selalu membuatnya kesal karena dia selalu mengganggu dan menggodanya.
_
_
_
Beberapa tahun kemudian Grace tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik dan periang. Kini dia bersekolah di SMK go internasional dan hanya orang-orang tertentu yang bisa masuk dan diterima di sekolahan itu.
Seperti biasa, setelah pulang sekolah teman-temannya mengajak Grace untuk pergi hangout, namun kali ini tidak seperti biasanya karena Grace menolak ajakan teman-teman, padahal biasanya Grace yang paling bersemangat untuk pergi.
"Tidak mungkin seorang Grace menolak ketika diajak hangout," tutur sahabat Grace.
Grace memberitahu semua teman dan sahabat-sahabatnya alasan mengapa dia tidak bisa ikut hangout bareng dengan mereka, karena hari ini Adelardo akan pulang dari luar negeri setelah beberapa tahun menempuh pendidikan tinggi disana.
"Apa Kakak mu itu tampan?" tanya sahabatnya.
"Tentu saja! Dia adalah laki-laki paling tampan yang pernah aku temui! Andai saja dia itu bukan kakakku, mungkin aku sudah jatuh hati kepadanya," sahut Grace seraya membayangkan wajah Adelardo, karena yang dia tahu kalau Adelardo itu adalah kakak kandungnya.
"Sudah berapa lama kalian tidak bertemu?"
"Sudah lima tahun lebih," jawab Grace.
"What?" Teman Grace terkejut mendengar jawabannya.
"Apa kau pikir kakak mu itu akan mengenalimu, jika dia melihatmu?" tanya temannya yang lain. "Kurasa tidak! Karena lima tahun yang lalu kau itu masih kecil dan ingusan," lanjutnya menggoda Grace.
"Ah sialan! Meskipun dulu aku masih kecil tapi aku tidak ingusan," gerutu Grace kepada temannya.
"Jadi kau serius tidak mau hangout dengan kita?"
"Mungkin lain kali." Grace masuk kedalam mobil sport keluaran terbaru yang hanya dimiliki beberapa orang saja di kota itu.
***
Grace menyusuri koridor bandara dengan membawa sebuah banner bertuliskan 'MENJEMPUT KAKAK KU YANG PALING TAMPAN, DELARD'
Lima tahun tidak bertemu bahkan tidak pernah saling bertukar kabar, tentu membuat keduanya saling asing dan tidak mengenal satu sama lain, terlebih saat itu usia Grace yang masih berusia tiga belas tahun dan tentunya akan banyak sekali perubahan pada dirinya.
Seorang pria tampan melewati Grace dan membaca isi dari tulisannya. "Kampungan!" desisnya dalam hati. Dia segera keluar bandara karena beberapa pengawal yang akan menjemputnya sudah menunggu diluar.
Hingga pilot pesawat itu kembali melakukan penerbangan, tak ada satu orang pun yang menghampirinya dan mengaku sebagai Delard. "Apa kak Delard tidak jadi pulang?" batinnya.
Grace menoleh kearah jarum jam di tangannya yang berwarna gold. Dia pun mengambil ponsel untuk menghubungi mommy Azura, tapi apes karena ponselnya ternyata mati. "Sial, ponselku mati! Aku lupa dari semalam aku memang tidak men charger nya," gerutunya. Akhirnya Grace memutuskan untuk pulang walaupun tanpa Kakaknya yang dia yakini jika Adelardo memang tidak jadi pulang.