SYAFIRA ANATASYA, seorang gadis desa yang memiliki paras cantik jelita, yang terlahir dari keluarga sederhana namun sangat bahagia. Dia dengan terpaksa harus meninggalkan keluarganya, karna harus bekerja ke luar kota untuk menggantikan ayahnya sebagai tulang punggung keluarga, karna ayahnya belum lama ini hanya bisa terbaring tak berdaya karna penyakit yang di deritanya. Sesampainya di Kota yang sangat besar tersebut, gadis itu terlihat cukup di buat bingung dan pusing saat mencari alamat tempat ia akan bekerja nanti. Saat ia akan mencari tempat tinggalnya terlebih, tak senganja ada insiden kecil yg mempertemukan dirinya dengan seorang pria tampan dan gagah. yang tanpa gadis itu sadari bahwa pertemuan itu adalah suatu keberuntungan terbesar dalam hidupnya.. Gimana ceritanya yukk kita simak bareng bareng cerita lengkapnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang poro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
belum siap mengungkapkan.
"Sya...maafin aku. Sungguh, aku tiada sedikitpun maksud untuk membuatmu seperti ini...maafin aku, aku mohon." Ucap Alfaro memohon sembari menggenggam kedua telapak tangan Syafira dengan lembut lalu menarik tubuh Syafira ke dalam pelukannya dengan lembut. Sambil mengelus puncang kepala Syafira dengan lembut dan terus mengucap kata maafnya yang sangat mendalam kepada Syafira. Dia sungguh sangat merasa bersalah saat ini.
Syafira tak berontak saat tubuh kekar Alfaro memeluk tubuh mungilnya, dia masih terus terisak dalam pelukan Alfaro bahkan jas dan kemeja Alfaro sudah basah karna air matanya yang terus mengalir dari kelopak mata indahnya.
"Sayang tolong hentikan tangisanmu...aku gak sanggup liat kamu terus terusan menangis seperti ini...aku mohon maafkan aku..." Ucap Alfaro yang sudah tak sanggup mendengar suara tangis Syafira yang berada dalam pelukannya, bahkan dia tak menyadari kata 'sayang' sudah keluar dari mulutnya.
Syafira yang sudah merasa membaik saat berada dalam pelukan Alfaro pun perlahan menghentikan tangisnya. Entah mengapa dia merasa tenang dan aman saat berada di pelukan Alfaro, di tambah lagi dengan perlakuan lembut Alfaro yang membuatnya merasa sangat nyaman seakan akan tak ingin melepaskannya dengan cepat. Dia yang biasanya merasa sangat nyaman,tenang,dan aman hanya saat berada dalam pelukan orang tuanya, kini dia merasakan itu semua dalam pelukan Alfaro saat ini, dia seperti memiliki rumah kedua selain orang tuanya.
Alfaro yang merasakan Syafira sudah tak menangis pun perlahan melepaskan pelukannya lalu menangkup pipi chubby Syafira dengan kedua telapak tangannya dengan lembut, sembari menghapus air mata yang masih menggenang di pipi Syafira dengan penuh kasih dan sayang.
"Sudah yah jangan nangis terus, aku benar benar minta maaf karna sudah membentak kamu, tolong maafin aku.." ucap Alfaro sambil menghapus air mata Syafira.
Syafira hanya menganggukkan kepalanya dan kembali menatap lekat wajah pria dihadapannya tersebut.
"Anggukan kepala itu untuk berhenti menangis atau untuk memaafkan aku, hmm?" Tanya Alfaro sembari merekahkan senyum di wajahnya.
"Untuk keduanya...tapi!!" Ucap Syafira menggantungkan ucapannya.
"Tapi apa hmm?" Ucap Alfaro menanyakan sambil terus tersenyum kearah Syafira.
"Tapi kakak janji gak bakal bentak aku lagi yah...aku takut liat muka kakak kalo lagi marah kaya tadi" ucap Syafira dengan nada sendu dan bengulurkan jari kelingkingnya ke arah Alfaro.
Alfaro yang melihat tingkah dan wajah Syafira yang seperti itu merasa sangat gemas di buatnya, dan gak pake lama lagi Alfaro pun langsung menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Syafira sambil tersenyum manis ke arah Syafira.
"Iya aku janji...aku bakal berusaha buat gak marah marah sama kamu lagi, bahkan aku gak bakal bentak kamu lagi, walaupun semarah apapun aku sama kamu, aku gak bakal luapin itu semua ke kamu, aku akan terus berusaha agar gak ngulangin kebodohan itu lagi, aku janji." Ucap Alfaro mantap dengan tulus dan bersungguh-sungguh.
"Kakak udah janji yah, gak boleh mengingkari" ucap Syafira memperingatkan.
"Iya sayang.." ucap Alfaro dan langsung memegang hidung pesek Syafira dengan ibu jari tangan dan telunjuknya sambil menggoyang goyangkannya karna sudah gak kuat menahan rasa gemas terhadap gadis di hadapannya.
"Auww...sakit tau kak.." rengek Syafira yang hidungnya di cubit dan di goyang goyakan oleh Alfaro. Alfaro hanya tertawa pelan.
"Utututuh" celetuk Alfaro bukannya menyingkirkan tangannya dia malah memindahkan cubitannya ke pipi Syafira yang menurutnya sangat menggemaskan.
"Ish udah kak..." Rengek Syafira lagi sambil berusaha melepaskan tangan Alfaro dari pipinya.
"Eh tadi kakak manggil aku apa?" Ucap Syafira yang baru tersadar dengan panggilan Alfaro kepadanya beberapa menit yang lalu.
"Sayang!!" Ucap Alfaro enteng dan melepaskan cubitannya.
"Dih panggil panggil sayang emangnya aku pacarnya kakak." Ucap Syafira sedikit ketus padahal jauh di lubuk hatinya dia merasa sangat senang di panggil seperti itu.
"Kan aku udah ungkapin perasaan aku sama kamu sayang" ucap Alfaro dengan nada sedikit manja.
"Dihh...belum juga aku balas" ucap Syafira sambil memutar bola matanya malas.
"Gak masalah, aku bakal terus nunggu balasan kamu, dan pasti di hati kamu juga udah ada rasa sama aku kan" ucap Alfaro sangat percaya diri.
"Dih pede banget sih, udah akh... aku mau pulang mau istirahat." ucap Syafira berusaha menyangkal ucapan Alfaro dengan membuang wajahnya ke samping. Padahal semua yang di ucapkan Alfaro memang benar adanya.
Alfaro pun mulai menjalankan mobilnya sambil terus tersenyum menatap Syafira yang sepertinya sedang salting.
"Eh iya kak, aku baru inget, ada yang mau aku tanyakan sama kakak sekarang." Ucap Syafira saat berada di tengah perjalanan. Ingin menanyakan sesuatu kepada Alfaro sambil menatap tajam ke arah pria tersebut.
"Mau tanya apa sayang?" Ucap Alfaro yang masih fokus memegang setir mobilnya.
"Ish gak usah panggil aku sayang, aku lagi kesel tau sama kakak!" Ucap Syafira dengan nada kesal.
"Kenapa kamu kesal sama aku hmm?," tanya Alfaro yang merasa bingung.
"Kenapa kakak rubah jam kerja aku jadi pulang lebih cepat hah!?" Ucap Syafira masih dengan nada kesalnya.
"Karna aku gak mau gadis yang aku sayangi dan aku cintai bekerja terlalu lelah, aku gak mau gadis aku sakit hanya karna terlalu cape bekerja" ucap Alfaro menjelaskan maksud dan tujuannya.
"Ih kenapa harus pulang tiga jam lebih cepet sih dari karyawan lain, kan nanti aku jadi bete kalo pulang masih sore" gerutu Syafira kepada Alfaro.
"Karna aku mau lebih banyak waktu sama kamu sayang... Biar aku lebih banyak waktu buat meyakinkan perasaan kamu sama aku.." ucap Alfaro mengatakan maksud lain dari tujuannya.
Seketika Syafira pun tak bisa bertanya lagi, hanya terdiam dan mematung di tempat saat mendengar maksud dan tujuan Alfaro mengurangi jam kerjanya.
"Ternyata begitu besarnya tekad kamu buat meyakinkan perasaan aku sama kamu kak...hingga kamu melakukan itu semua karna untuk aku" gumam Syafira dalam hati sambil menatap lekat wajah tampan Alfaro yang Tengah fokus menyetir mobilnya.
"Maaf yah kak, aku masih belum siap buat ungkapin perasaan aku sama kamu, tapi aku janji bakal secepatnya buat balas perasaan kamu sama aku." Gumam Syafira lagi dalam hati.
"Maaf yah kak" ucap Syafira tiba-tiba.
"Hmm?..buat apa?" Ucap Alfaro sambil menyerngitkan dahinya merasa bingung.
"Maaf Karna aku masih belum balas perasaan kakak" ucap Syafira yang merasa bersalah
"Kan aku udah bilang...sampai kapanpun aku pasti bakal sabar menunggu itu, tapi sebaiknya jangan terlalu lama juga, aku gak mau mati penasaran karna penantian hehehe" ucap Alfaro sambil nyinyir kuda menatap Syafira sekilas dan kembali fokus kedepan.
"Dan terimakasih karna kakak mau nunggu...aku bakal berusaha secepat mungkin meyakinkan perasaan aku" ucap Syafira dan kembali menatap lekat pria di sampingnya, sebenarnya dia sudah yakin dengan perasaannya,namun hanya belum siap saja untuk mengungkapkannya.