Dalam keluarga yang terhormat dan terpandang, Andi dan Risma hidup bahagia dengan dua anak laki-laki mereka. Namun, kebahagiaan itu berubah menjadi tragedi ketika Risma meninggal setelah melahirkan anak ketiga mereka yang diberi nama Annisa.
Andi yang sangat mencintai Risma, tidak dapat menerima kenyataan bahwa Annisa adalah penyebab kematian istrinya. Ia membenci Annisa dan tidak pernah menyentuhnya, bahkan ketika Annisa dewasa dan menderita penyakit serius.
Annisa yang sadar ayahnya membencinya, selalu mencari cara untuk mengambil kasih sayang Andi. Ia berusaha untuk menjadi anak yang baik dan membuat ayahnya bangga, namun Andi tetap tidak mau menerima Annisa.
Kisah ini menggambarkan konflik antara cinta dan kebencian, serta perjuangan Annisa untuk mendapatkan kasih sayang ayahnya. Apakah Annisa dapat membuat Andi mengubah pendapatnya dan menerima Annisa sebagai anaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini Nuraenii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
" Lihat ini Pak , Buk , Bayi nya aktif dan sehat yah " ucap seorang Dokter yang tengah melakukan USG pada pasien nya.
Pasien itu adalah Andi dan Risma, sepasangan suami istri yang saat ini akan dikaruniai anak ketiga mereka, kandungan Risma sudah menginjak usia enam bulan, kini mereka hanya tinggal menunggu tiga bulan lagi untuk bertemu sang buah hati.
Risma yang melihat tumbuh kembang bayi dalam rahim nya itu, tak kuasa menahan tangis haru, ditatapnya mata sang suami dengan senyuman hangat, sementara sang suami tak pernah berhenti memuji dan merangkul istri yang sangat ia kasihi.
Andi dan Risma merupakan pasangan suami - istri yang harmonis, tak pernah ada perselisihan apapun dalam rumah tangga mereka,semua mereka jalani dengan penuh cinta dan kasih sayang,sebelum nya, mereka sudah dikaruniai dua anak laki - laki.
Si sulung bernama Anton yang kini sudah menginjak usia 12 tahun,dan anak kedua mereka bernama Aris yang masih berusia lima tahun.
"bagaimana dengan jenis kelamin nya dok ? apa sudah terlihat jelas? " tanya Andi yang penasaran , karena Andi sungguh menginginkan anak perempuan lahir dalam keluarga kecil nya, namun jika pun mereka mendapat anak laki - laki lagi, Andi dan Risma juga tak akan mempermasalahkan itu, hanya saja dengan hadirnya anak perempuan akan membuat keluarga mereka lebih lengkap.
"Ah ! perempuan pak, sudah terlihat jelas " jawab Dokter yang sedang fokus menatap layar monitor USG nya dengan teliti.
Andi dan Risma tersenyum penuh kegembiraan karena keinginan mereka akan segera terwujud.
Andi dan Risma pulang ke rumah dengan penuh senyuman kegembiraan.
..
"Ibu !" Aris yang sedari tadi sudah merindukan ibunda nya,segera memeluk sang ibu yang baru saja melangkahkan kaki memasuki rumah.
"Aris gak nakal kan?" Risma segera menyambut pelukan anak kedua nya itu dan menggendongnya.
"enggak bu, Aris baik kok ,tanya aja nenek kalo gak percaya, Aris gak nakal sama sekali" jawab Aris.
"hey ! jangan digendong ibu dong sayang, kasihan dede nya keberatan" Andi yang khawatir akan kandungan istri nya segera mengambil Aris dan menggendong nya menggantikan sang istri.
"Aris gak sabar deh pa ,pengen main sama dede ,kak Anton sibuk sekolah terus sekarang ,gak pernah mau main sama Aris"
Aris memanyun kan bibir nya membuat Anton dan Risma gemas. "nanti kalo dede udah lahir, Aris harus jadi kakak yang baik yah" Aris mengangguk semangat mendengar nasihat dari sang ayah.
mereka pun memasuki rumah mewah nya, Andi merupakan seorang pengusaha yang sukses, Andi memiliki banyak perkebunan jeruk dan durian yang sudah berhasil ia ekspor keluar negeri,membuat Andi menjadi salah satu orang kaya yang terpandang di kotanya.
"Waktu kok rasa nya lambat sekali yah ma, papa udah gak sabar buat gendong dede, pasti dia cantik mirip mama" Andi mengelus perut buncit istrinya.
"hahaha papa ini , mama juga udah gak sabar, pasti anak kita nanti jadi anak yang kuat dan pantang menyerah mirip papa nya" Risma yang tak mau kalah ikut memuji suami nya.
mereka benar - benar terhanyut dalam kebahagiaan,hari demi hari mereka lalui dengan penuh rasa bahagia, Andi dan Risma benar - benar sudah tidak sabar untuk menyambut kelahiaran si bungsu,begitupun dengan Anton dan Aris yang juga menantikan kehadiran adik nya itu.
..
Perut Risma semakin membuncit, kini usia kandungan nya sudah menginjak 8 bulan 3 minggu , mereka hanya tinggal menunggu waktu saja.
Andi yang memang sudah berpengalaman dalam menemani istri nya bersalin,sudah siap menjadi suami siaga, ia sudah mempersiapkan semua kebutuhan dengan baik kalau - kalau istrinya tiba - tiba sudah akan melahirkan, Andi bahkan sengaja tak pergi ke kantor perkebunan nya, untuk menemani risma 24 jam, Andi sudah menyerahkan tanggung jawab pekerjaan kepada orang kepercayaan Andi di kantor selama Andi harus menemani sang istri.
"papa? anak sulung kita kan namanya Anton ,terus anak kedua kita Aris ,nah si bungsu juga harus dari huruf A " ujar Risma pada suaminya.
"oh , karena dia perempuan, kenapa tidak dari huruf R ? supaya sama seperti inisial nama mama nya" Andi memberikan ide lain kepada istrinya.
"tidak pa , mama gak mau anak kita nanti merasakan sedikit pun perbedaan dengan kakak - kakak nya ,mama ingin anak kita nanti merasa sama derajat nya di keluarga ini" Risma menatap dalam mata suami nya , Andi merasakan perasaan yang aneh saat melihat tatapan mata istri nya ini,seperti sesuatu yang membuat Andi tiba - tiba saja khawatir tidak jelas.
"papa janji kan? papa bakal memperlakukan semua anak - anak kita tanpa perbedaan?" Risma bertanya pada suami nya dengan serius
" tentu saja sayang,papa janji ,kita akan membesarkan anak - anak kita dengan penuh kasih sayang ,tanpa perbedaan" jawab Andi meyakin kan istri nya.
Risma sangat puas dengan jawaban Andi dan melanjutkan membaca buku nya ,untuk mencari nama yang tepat untuk bayi perempuan nya jika sudah lahir nanti.
"Annisa" ucap Risma tiba - tiba.
"kita selalu menginginkan anak perempuan dan sekarang kita benar - benar dikaruniai anak perempuan , Annisa itu sebagai simbol bahwa orang tua nya benar - benar menginginkan kehadiran nya di dunia ini"
tambah Risma.
Andi yang mendengarnya cukup kagum dengan penjelasan dari sang istri, Andi setuju dan mereka sepakat untuk menamai anak nya nanti dengan nama 'Annisa' .
.....
.....
"tahan yah ma , bentar lagi kita sampai ! "
Andi yang tengah menyetir mencoba menenangkan istri nya yang saat ini tengah menahan sakit ,selesai shalat isya tadi , Risma tiba - tiba mengalami kontraksi , Andi ditemani sang ibu membawa Risma ke rumah sakit untuk melahirkan.
sesampai nya di rumah sakit, Andi dengan siaga ikut mendorong ranjang Risma menuju ruang bersalin.
Risma menggenggam erat tangan Andi seraya berdzikir.
Andi menemani Risma melahirkan,tangisnya tak bisa ia tahan tat kala melihat perjuangan Risma untuk melahirkan buah hati mereka.
Satu jam telah berlalu , Risma masih berjuang untuk melahirkan anak bungsu nya,tubuh nya sudah mulai lemas,nafas nya mulai tersenggal tak beraturan, melihat kondisi Risma, Dokter segera memasang oksigen untuk membantu Risma, Andi yang melihat nya sangat khawatir dan terus berdoa, juga tak henti untuk menyemangati istri nya.
"euuuuuuuunghh !! " tenaga Risma seakan habis,ia sudah dua kali melahirkan dengan normal dan lancar namun kali ini sangat terasa berat bagi Risma.
"Oeeeee ... oeeeee " tangisan lirih terdengar , Risma berhasil melahirkan bayi nya dengan selamat,ditatap nya wajah sang suami, Risma merasa lega walau tubuhnya sama sekali tak bisa ia rasakan , Risma seakan mati rasa.
"makasih ma ,kamu udah berhasil" Andi tak kuasa menahan tangisan nya dan mencium kening sang istri .
"selamat pak ,buk ,bayi nya perempuan Alhamdulillah sehat dan normal ,tidak ada yang kurang sedikit pun dan cantik mirip sekali dengan mama nya" ucap Dokter seraya menyerahkan bayi cantik yang tak berhenti menangis kepada gendongan Andi.
Andi tak kuasa menahan haru nya dan segera mengadzani anak bungsunya ,menyambut hari pertama nya di dunia.
"Annisa ,papa janji buat jaga dia dengan baik" bisik Risma lirih, Andi yang khawatir dengan kondisi Risma yang terlihat lemah segera menyerahkan bayi nya pada perawat.
mata Risma perlahan terpejam, Dokter segera memeriksa kondisi Risma.
"Dok istri saya kenapa Dok?" Andi yang panik mencoba membangun kan istri nya yang saat ini sudah sepenuh nya menutup mata.
"pak keluar dulu yah pak, biar kami tangani istri bapak" ucap seorang perawat.
Andi berjalan keluar dan menutup pintu ruangan dengan khawatir ,ibu nya menghampiri dan menguatkan nya.
"Risma pasti baik - baik aja kan buk?" tanya Andi pada buk Sari,ibu nya.
"pasti nak, Risma pasti baik - baik aja tenanglah, dan berdoa " sang ibu menguat kan Andi memeluk erat putra semata wayang nya itu.
Tak berselang lama, Dokter yang merawat Risma keluar. "pak Andi ,maaf pak istri bapak menderita preeklamsia , semacam tekanan darah tinggi pasca melahirkan saya benar-benar meminta maaf karena istri bapak tak bisa kami selamatkan"
bagai disambar petir disiang bolong , Andi terdiam mendengar ucapan Dokter itu,sang ibu yang juga menangis histeris segera memeluk Andi,namun Andi tak bergeming.
sedetik kemudian Andi berlari memasuki ruangan, melihat tubuh kaku sang istri yang telah pergi meninggal kan ia dan anak - anak nya , di iringi suara tangisan anak bungsu mereka yang baru saja lahir.
Andi mengelus rambut istrinya dan mencium tangan nya, tangis nya sudah tak bisa ia bendung lagi, team Dokter yang sudah berusaha sekuat tenaga mereka untuk menyelamatkan Risma hanya bisa tertunduk sedih melihat kesedihan Andi.
betapa hancur hati Andi saat ini, istri yang benar - benar ia sayangi , dan istri yang menyayangi nya juga, istri yang berjuang dengan nya dari titik terendah hingga sekarang harus pergi meninggalkan Andi untuk selamanya.
..