"Bapak gila ya!" sentak gadis itu.
"Iya, saya tergila-gila oleh kamu." bisikan serta kungkungan yang mampu membuat lawan bicaranya bergidik merinding.
Zander Wyat, menjadi orang gila hanya karena seorang gadis cantik berusia 19 tahun yang mampu membuatnya stres. Adik kecilnya mengacung tegak bahkan saat pertama kali bertemu dengan Leisha.
Kaburnya gadis itu membuatnya berupaya lebih keras bahkan hingga menjadi Dosen pengajar Leisha. Kenyataan pekerjaan sampingan gadis itu yang dipandang buruk dan terkesan negatif membuat Dosen satu ini memanfaatkannya agar bisa mendapatkan servis untuk adik kecilnya yang begitu mendamba Leisha.
"Ikut!"
"Ngapain?"
"Bercint*."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Olvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DLTP
Pagi, tepatnya pukul enam lebih dua puluh empat menit, Leisha sibuk dengan makannya yang terburu-buru. Hari ini dia ada kelas pagi dan karena menanggapi dosennya yang datang malam-malam membuatnya kekurangan jam tidur sehingga pagi ini hampir saja dia telat.
"Aduh! kunci mobilku ke mana sih!" gumamnya kesal karena mencari ke sana ke mari tak mendapatkan hasil.
Nakas, laci, kasur bahkan dia sudah meminta bantuan pembantunya pun tetap belum di temukan. Sebenarnya ada motor tapi dia sedang malas saja mengeluarkannya karena sudah lama tidak di pakai.
Tin Tin!
"???" Leisha mengerutkan dahi mendengar klakson mobil yang jelas berasal dari depan rumahnya.
"Siapa itu?" gumamnya.
"Ada cowok ganteng non! itu pacarnya? kayanya ditungguin itu." bi Starla masuk dari luar rumah setelah membukakan gerbang karena itu sebagian dari tugasnya di rumah ini.
Herankan? Pembantu yang sudah mengabdi selama dua tahun ini berusia hampir setengah abad, namun nama yang dimilikinya sungguh terlampau modern. Leisha bahkan kagum waktu awal mendengar wanita paruh baya itu memperkenalkan diri.
"Cowok siapa?" Leisha heran dan bingung sendiri. Kalau temannya jelas tidak mungkin karena bi Starla pun mengenal teman-temannya sehingga tidak mungkin mengucapkan kata cowok ganteng untuk memberitahunya.
Dari pada terus terusan penasaran, Leisha segera keluar dari rumah setelah memasangkan sepatunya. Dan ternyata tamu itu adalah tamu kemarin malam yang datang tanpa undangan! "Bapak?" beonya terkejut.
Kenapa lagi ni orang tua mendatanginya kembali? pagi pagi buta!? bahkan semalaman Leisha merasa kesal pada dirinya sendiri dengan bodohnya memberitahu di mana alamat rumahnya setelah dua tahun dia kabur tanpa memberikan jejak sama sekali.
Definisi tolol dan bodoh! kalau mengingatnya Leisha meruntukinya sendiri. "Ayo masuk, kita ke kampus bersama." ajak Zander setelah keluar dari mobilnya.
"Engga dulu deh pak, saya mau pesan ojek online." tolak Leisha, ya kali dia mau berangkat satu mobil bersama! Cih! Susah payah dia kabur, kini malah dihampiri pagi-pagi. Seenaknya sendiri!
"Belum pesan kan? kamu nggak lihat jam? bukannya hari ini waktunya bu Dyan? kamu mau dimarahin karena telat?"
Sial! Leisha melihat jam yang bertengger di tangannya dan memang benar ini sudah hampir pukul tujuh. Dia menimbang keputusannya karena jika pesan ojek online dia harus menunggu kedatangan sementara saat ini di depannya sudah ada yang bersedia mengantarkan.
"Argh yaudah deh ayo cepat!" Leisha terpaksa menyetujui, dia membuka pintu mobil depan dan Zander tersenyum penuh kemenangan.
Selama perjalanan Leisha merasa sedikit canggung, meskipun Zander berusaha mengajaknya bicara namun dia tak terlalu bersemangat menanggapi sehingga sering kali topik yang diambil pria itu mati bahkan baru beberapa kalimat bersahutan.
Lima belas menit kemudian mobil yang mereka kendarai telah terparkir di tempat khusus parkiran dosen. "Tunggu! jangan keluar dulu," ucap Zander ketika tangan Leisha hendak membuka pintu.
Tentu saja hal itu membuat gadis itu mengerutkan dahi, dia melihat Zander dengan segera keluar lalu memutari mobil dan membukakannya pintu. Senyuman manis tak lupa pria itu berikan kepadanya ketika ia dipersilakan keluar.
Aneh, satu kata yang menggambarkan pikiran Leisha saat ini. Bahkan perasaanya sungguh tak jelas, bukannya senang dia justru malu. Ini area kampus yang jelas banyak mahasiwa berseliweran, dia takut ada yang melihat tindakan itu.
"Eh lihat! itu bukannya pak dosen ganteng? kok bisa bareng sama Leisha? mereka ada hubungan?"
"Nggak tau deh, kayanya iya. Mana dibukain pintu lagi! manis banget!"
Sayangnya, kekhawatiran Leisha benar-benar terjadi. Ada teman kelasnya yang memergokinya namun hanya dibawa diam dan baru diungkapkan ketika berada di kelas dengan tingkahnya bak media berita terpanas!
"Nanti pulang sama saya," ucap Zander yang tak putus asa ketika tingkah manisnya tak mendapatkan balasan bahkan hanya untuk sekadar senyuman sedikit pun.
"Nggak usah, nanti saya naik ojek aja." tolak Leisha.
"Pulang bareng atau saya beritahu keberadaan kamu pada orang tua kamu?" lagi lagi mengancam, Leisha muak mendengar cara pria itu mendapatkan apa yang diinginkannya.
Dengan sebuah ancaman.
"Terserah!" usai mengatakannya, Leisha pergi meninggalkan tempat ini. Zander menatap kepergiannya dan ia menganggap bahwa gadis itu setuju atas ajakannya pulang bersama.
"Kita akan memulainya kembali Sweety," gumamnya dengan senyum kecil.
Sementara ketika berada di kelasnya, Leisha beruntung tak mendapatkan tatapan tajam dari satu kelas yang ia khawatirkan sejak semalam.
"Napa dah wajahnya kesel gitu?" tanya Mei Mei yang merasa aneh, tidak biasanya sahabatnya itu datang pagi-pagi dengan tekukan wajah kesal.
"Ada masalah dikit," balas Leisha malas.
Ancaman, ancaman, dan ancaman! Leisha jadi mengingat beberapa tahun yang lalu ketika dia mendapatkan ancaman yang membuatnya muak hingga hidup enggan mati pun segan.
Flashback
"Sayang! kita ke apartemen aku ya?"
Leisha menatap ke arah samping di mana Zander bersiap melajukan kendaraannya menuju tempat yang ia ucapkan. "Mau ngapain ke sana, kak?"
"Seperti biasa sayang, hanya melihat kamu setelah dua hari ke luar kota membuatku tidak tenang sayang! lihatlah! dia berdiri kokoh ketika kamu masuk ke dalam mobil!"
Sebuah penjelasan disertai alasan yang membuat Leisha memutar bola mata malas. Dia seolah dianggap hanya sebagai wanita pemuas nafsunya. Sejak pertunangan mereka beberapa bulan yang lalu, Zander semakin berani dengan memaksanya melakukan hal tidak senonoh.
"Aku nggak mau! aku capek kak, kita pulang ke rumahku aja!" penolakan yang membuat Zander gelap mata.
Sudah berjauhan selama dua hari tanpa bertemu dan hanya saling mengabari melalui pesan kini ketika ia meminta waktu untuk menghabiskan kesenangan bersama justru malah ditolak.
Pria itu mendadak menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan menatap tajam gadis yang ia rindukan. "Aku nggak perduli! kita ke apartement atau foto dan video itu aku kirim ke ayah kamu!?"
Itulah ancaman paling Leisha takuti selama ini, dia selalu mengalah dan menuruti setiap keinginan Zander karena takut jika ancamannya benar-benar dilakukan. Dia tidak akan aman jika orang tuanya mengetahui apa yang telah ia perbuat.
Dan Zander bukanlah pria sabar, jika dia mengamcam itu maka dia tak main-main. Pernah dahulu dia tetap menolak dan ancaman pria itu nyatanya benar-benar dilakukan, beruntung itu sebuah ancaman sebelum foto dan video didapatkan pria itu.
Sejak itu dia kapok dan takut, karena aduan dari Zander itulah membuat Leisha mendapatkan hukuman berupa pukulan, dikurung, dan tidak mendapatkan makan. "fine! tapi jangan lama-lama!"
Leisha menghela nafas kasar, hidupnya tak jauh dari kekangan Zander dan kedua orang tuanya yang membuatnya tak bebas menunjukkan ekspresi. Dia ingin bebas tapi justru mendapatkan sebaliknya. Mereka berdua sudah bertunangan dan rencananya akan menikah setelah Leisha lulus SMA.
Menolak sebagaimana pun, Leisha tetap kalah. Dengan terpaksa dia menjalani hubungan toxic ini selama dia masih mampu. "Ayo turun, Sayang!" ajak Zander.
Rupanya pria itu sudah tak sabar, sungguh pangkalan pahanya terasa sesak. Dia ingin segera melampiaskan nya dan tenang ketika cairan kental itu sudah keluar. "Kenapa lama sekali hm?"
Dia bukan Pria dengan seribu kesabaran, Zander langsung membuka pintu lalu menggendong Leisha layaknya karung beras dan membawanya menuju kamar apartement yang berada di lantai lima.
Brugh!
Tubuh Leisha terpental di atas kasur empuk milik pria itu. Dia melihat bagaimana Zander dengan tidak sabar membuka pakaian atas pria itu sendiri lalu memposisikan dirinya untuk duduk di pinggiran kasur.
"Ayo, sayang!" pinta Zander dengan memelas. Matanya benar-benar dipenuhi nafsu.
Tindakan lemot dan lambat gadis itu membuatnya geram, dengan cepat ia membawa tubuh Leisha agar berjongkok di depan pangkalan pahanya. "Buka, Sweety." suara serak dan berat yang dikeluarkan Zander membuat wanita mana pun pasti terayu dan terlena. Tapi tidak untuk Leisha, gadis itu merasa muak mendengarnya.
Sayangnya, dengan sebuah ancaman yang pasti bisa menghancurkan hidupnya membuat Leisha dengan terpaksa perlahan membuka celana pria itu yang berada tepat di depan penglihatannya.
"Ash! bahkan belum di buka sepenuhnya dia semakin tegang Sweety!"
Ketika resleting terbuka, dalaman terbuka munculah belalai gajah yang panjang dan besar bahkan ber*rat! Leisha meraihnya dan mulai menggerakan sesuai irama yang biasa ia lakukan. "Ahh! lebih cepat Sweety!"
Bersambung.
hati2 leisha...