Visual Cast bisa cek Tiktok @rn_story94
Sequel dari Takdir cinta Ayyura_Aydeen ...
Sebuah takdir yang gak bisa di ubah dan selalu sesuai dengan ketentuan porsinya.
Zayn sudah menikah dengan Assyifa selama 3 tahun tapi belum dikarunia seorang anak, malah harus terjerat dengan seorang gadis cantik yang berbeda kepercayaan dan keyakinan dengannya. Dia harus menikahi perempuan lain yakni adalah mahasiswinya sendiri, hanya karena sebuah kesalahan yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya.
Sedangkan sang adik sendiri Zayna seorang Dokter muda cantik, harus dijodohkan dengan pria yang tidak pernah ia inginkan dan impikan sebelumnya. Pria itu adalah Zidan, pria yang selalu bertemu dengan bahaya diluar sana, dan selalu bertemu dengan Zayna bolak balik di UGD.
Makanya Zayna menolak keras untuk di nikahkan dengannya ..
Yang penasaran kisahnya silahkan mampir readers ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pekerjaan Berbahaya
"Uncle Mike, pria itu sudah banyak kehabisan darah. Kalau dalam 10 menit ini kita tidak bisa menyumbat bagian pendarahannya, Zayna takut nyawanya tidak bisa tertolong lagi". jelas Zayna kembali pada Mike.
"Dimana dia"? tanya Mike khawatir.
"Dia masih disana". tunjuk Zayna pada ruangan yang ada disisi kiri yang tirainya sudah terbuka lebar.
"Zidan? Kenapa dia bisa terluka seperti ini"? batin Mike yang raut wajahnya langsung berubah cemas.
"Zayna, Kau akan memimpin operasi kecil sore ini, dan Aku akan mendampingimu". jawab Mike cepat.
"Tapi Profesor, dia tidak ada lisensi Dokter dirumah sakit kita. Dan ini menyalahi kode etik Kedokteran". bantah Dokter Anya kemudian.
"Tahu apa Kau tentang kode etik kedokteran Dokter Anya? sementara Kau saja, tidak bisa bertindak cepat mengatasi keadaan darurat seperti ini"! peringat Mike pada juniornya itu.
"Tapi Profesor, kalau Profesor Alana tahu dia juga pasti tidak akan setuju dengan hal ini". elaknya lagi.
"Diam! suster siapkan ruangan steril dan berapa alat serta obat-obatan yang diperlukan Dokter Zayna, dia yang akan memimpin operasi sore ini".
Semua Staff yang berjaga di ruang UGD mau tidak mau harus patuh dengannya. Sebab dia adalah pimpinan rumah sakit tempat mereka berkerja.
"Kamu sudah siap Dokter Zayna"? tanya Mike lagi dengan wajah penuh ketegasan.
Zayna mengangguk, lalu mengambil jas Dokter serta alat pelindung diri, seperti sarung tangan steril, apron, dan masker yang sudah disiapkan untuknya.
Hanya butuh waktu 30 menit saja, Zayna berkutat dengan Needle holder, untuk memegang jarum Pinset, dan menahan jaringan saat menjahit. Gunting jahit halus, benang jahit yang dapat diserap atau tidak diserap oleh tubuh jarum jahit, dengan berbagai bentuk potongan silang dan tidak lupa berapa kasa steril yang ia gunakan untuk perban.
"Tanganmu sangat tangkas Zayna, uncle yakin Kamu bisa menjadi Dokter Bedah yang hebat nanti". puji Mike saat melihat betapa cepatnya gerakan Zayna, dalam menjahit luka pada perut pasiennya.
Dia mampu mengatasinya hanya dengan anastesi lokal dan ruangan setempat, padahal lukanya cukup dalam dan pasien sempat kehilangan banyak darah. Untungnya stok darah dirumah sakit ini selalu ada, dan itu mempermudah pekerjaannya Zayna .
"Terimakasih uncle, insya allah berapa tahun lagi Zayna bisa menjadi Dokter Bedah hebat seperti uncle Mike nantinya". balas Zayna tersenyum manis.
Tidak lama, pemuda itu terlihat mulai sadar dan membuka matanya dengan perlahan. Pertama kali yang ia lihat adalah sosok cantik berhijab soft blue, dan masih menggunakan dress panjang tertutup.
"Kamu sudah sadar? apa kepalamu sakit dan terasa mual? karena pihak rumah sakit belum melakukan pemeriksaan menyeluruh pada tubuhmu yang lain". jelas Zayna dengan panjang lebar.
Pemuda itu nampak bingung, sebenarnya siapa wanita dihadapan ini? apa dia yang sudah menolong dirinya di minimarket pusat kota tadi sore.
"Dia adalah Dokter yang telah menyelamatkan nyawamu sore ini". suara bariton nan tegas itu cukup membuyarkan lamunan pemuda tersebut.
Dia tersentak saat melihat Mike ikut masuk kedalam ruang rawat VVIP tersebut. Ya, Zayna lah yang telah memesan kamar rawat tersebut. Katanya dilihat dari penampilan pemuda tersebut, dia tentu bukan orang biasa makanya Zayna menempatkannya dikamar rawat yang paling mahal, sebagai bentuk rasa terimakasihnya untuknya, yang sudah bekerja keras menyelamatkan nyawanya sore ini.
Di Alana's Hospital, setiap Dokter yang berhasil menangani pasien rawat VVIP tentu akan mendapat komisi yang besar dari rumah sakit. Dan dianggap salah satu Dokter yang berprestasi kedepannya.
"Dokter Zayna terimakasih atas kerja kerasnya. Kamu boleh pulang dulu malam ini, besok Kamu bisa datang kembali untuk merawat pasien ini". jelasnya dengan tersenyum penuh wibawa.
"Hmm, baik Profesor. Jangan lupa bahwa saya yang merawat pasien ini besok". peringat Zayna dengan tersenyum kecil dibalik kata-katanya penuh makna.
"Tentu, dan saya akan segera rekomendasikanmu untuk pasien VVIP kedepannya nanti". goda Mike yang mengerti kemana arah pembicaraan Zayna.
Dengan wajah yang berbinar, Zayna mengangguk dan pamit untuk pulang kerumah dulu malam ini. Sebab dia sudah cukup lama berada dirumah sakit, pasti keluarga besarnya sangat khawatir sekali.
Zayna pulang dengan hati yang gembira dan raut wajah yang senang bukan main. Dia pulang dengan menggunakan taksi, sesampainya dirumah dia sudah ditunggu oleh keluarga besarnya.
"Assalammualaikum, Maaf Zayna baru pulang".
"Wah tuan putri baru pulang nih". sindir Zafran jahil.
"Kakak, kenapa baru pulang sekarang"? tanya Rain.
"Kak Zayna kayaknya capek banget". seru Dave adik sepupunya Zayna dari sebelah Daddy nya.
"Nak apa yang terjadi? kenapa Kamu begitu lama dirumah sakit? lalu kenapa ponselmu gak aktif"? tanya Yura yang sudah begitu khawatir pada Zayna.
"Biarkan dia mandi dan istirahat dulu sayang, Zayna sepertinya kelihatan lelah sekali". potong Aydeen.
"Aydeen benar nak, biarkan cucu mami ini istirahat dulu sebentar, dia baru saja pulang dari rumah sakit pasti sangat lelah". timpal Hanna kemudian.
"Hm baiklah nak, satu jam lagi setelah shalat isya, kami tunggu dimeja makan untuk makan malam". ucap Yura dengan lembut sembari mengelus kedua pipi putrinya itu dengan penuh sayang.
"Baiklah, Zayna izin pergi kekamar dulu. Nanti akan Zayna jelaskan bagaimana kejadian sebenarnya". jawab Zayna kembali dengan sopan.
*
*
*
Sementara dirumah sakit, Mike dan Alana sedang berada dikamar rawat VVIP dimana tempat pemuda yang mengalami luka tusuk pada perutnya sore tadi.
"Bagus ya, pulang-pulang dari lombok bukannya buat kita sebagai orang tua senang, malah buat kita hampir jantungan dengan keadaan Kamu saat ini"! ucap Alana yang sudah nampak begitu marah.
"Maaf". lirih pria tampan 22 tahun itu.
"Apa Kamu tidak benar-benar menganggap kami sebagai orang tuamu Zidan"? sergah Mike marah.
"Bukan begitu pi, Zidan bisa jelaskan semuanya".
"Mami kecewa sama Kamu, Kami memang bukan orang tua kandungmu tapi kami". tangis Alana.
"Mam .. maafkan Zidan, mam .. jangan menangis". ucapnya dengan lirih sembari menggenggam erat kedua tangan Alana dengan begitu lembut.
"Zidan bisa jelaskan semuanya pada papi dan mami. Tapi Zidan mohon jangan menangis seperti ini mam, Aku paling tidak bisa melihat mami menangis".
"Kalau begitu berhenti dari pekerjaanmu! jika Kau masih keras kepala dengan semua ambisimu itu, Kau bukan hanya akan melihat mami dan papi mu menangis, tapi akan melihat nama kami berdua dibatu nisan akibat ulahmu ini"! sentak Mike sarkas.
"Papi". tegur Alana pada suaminya itu.
Zidan tertunduk tidak berani menjawab lagi, jika papi dan maminya sudah marah seperti ini. Mereka tentu sangat khawatir dengan keadaannya kali ini.
Kejadian seperti ini bukan pertama kalinya menimpa Zidan, karena pekerjaan yang ia tekuni itu adalah pekerjaan yang sangat berbahaya dan wajar saja kalau Alana dan Mike sangat takut kehilangannya.
semoga Zayna bisa melewatinya.