Akibat salah bergaul dan tidak pernah mendengarkan nasehat orang tua. Vivian, baru saja duduk kelas 3 SMP mendapati dirinya tengah hamil. Vivian bertekad akan menjaga bayi tersebut tanpa ada niat sedikit untuk membuangnya. Vivian sangat menyayanginya, janin tersebut adalah darah dagingnya dan Aksel, mantan pacarnya. Disisi lain, hal yang paling Vivian hindari adalah Aksel. Vivian cukup menderita, Vivian tidak ingin Aksel masih dalam bayangnya.
Mereka masih sangat belia dan Aksel adalah anak laki-laki yang bisa menghilang seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Sedangkan Vivian seorang perempuan, yang menghadapi berbagai stigma masyarakat. Vivian memiliki tekad bahwa selagi otot yang kuat, tulang yang keras dan otak yang cerdas untuk mencukupi kebutuhan anaknya, dan yang terbaik untuk anaknya.
Lalu bagaimana Vivian melalui semua ini? Bagaimana dengan kedua orang tuanya?
Yuk ikuti kisah perjalanan, perjuangan serta tekad Vivian dalam Novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nysa Yvonne, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35- Flashback End (Keluarga Maximus)Aku benci Kamu!
"Baiklah..."Olivia setia mendengar cerita Alex.
"Kamu tau jika Aisha itu punya penyakit... yaitu kanker rahim hingga menjalar ke otak. Awalnya kau tidak mengetahui penyakitnya, Aisha dengan rapi menyimpan semua yang ia pendam selama ini. Bodohnya Aku tidak menyadari itu secepatnya."Alex mulai menceritakan apa yang terjadi pada keluarganya selama ini, walaupun hanya sepenggal saja.
"Aisha begitu menderita, sehingga rahimnya diangkat. Itu semua berawal kegigihannya memberikanku keturunan. Aksel adalah buah hasil dari kesabaran kami selama ini. Sebelum Aksel lahir, Aisha sudah 5 kali keguguran. Ini ia alami berulang kali selama 10 tahun ini. Aku mengira memang tuhan masih belum memberikan kami amanah. Suatu hari Aisha jatuh pingsan, Aku panik dan melarikannya ke rumah sakit. Ternyata Aisha tengah hamil, dokter mengatakan bahwa kandungan Aisha harus digugurkan. Tapi kami pernah berjanji untuk tidak melakukan apapun sewaktu-waktu Aisha hamil. Pilihan tersebut adalah hal paling buruk dalam hidupku." Olivia masih setia mendengarkan Alex sambil mengelus pundak Alex agar menyalurkan energinya pada Alex.
"Lalu aku memilih untuk mempertahankan bayi tersebut. Selama Aisha hamil ia mengalami koma, makanya aku tidak pernah merasakan bagaimana tumbuh dan berkembangnya sang bayi."ucap Alex lalu mengelus kembali perut buncit Olivia.
"Aisha kemudian sadar dari komanya ketika kehamilannya sudha memasuki hari-hari kelahiran Aksel. Ketika itu Aku sudah yakin bahwa Aisha sangat bahagia dirinya hamil bahkan ingin melahirkan. Aku berusaha memberikan yang terbaik untuk Aisha. Sehingga Aksel lahir dengan selamat dan Aisha harus rehat panjang selama setahun pasca melahirkan tersebut. Saat itu aku tidak mengetahui bahwa Aisha sudah menunjukkan gejala kanker rahim, Aisha selalu menutupinya dengan rapat"dada Alex terasa sesak ketika menceritakan hal itu.
"Kini Aku berusaha berlapang dada, agar semua kejadian tersebut tidak akan terjadi kembali. Jadi kau maukan selalu sehat dan menua bersama? Aku takut jika harus merasakan hal menakutkan itu kembali..."ucap Alex berkaca-kaca.
"Iya Mas, pasti. Aku akan selalu berada disampingmu."ucap Olivia sambil mengusap lembut Alex yang berada di dekapannya.
Malam itu adalah malam yang indah mereka saling terbuka dan bercerita satu sama lainnya. Bahkan bintang-bintang di langit pun merestui hubungan keduanya dengan berjatuhan dilangit malam itu. Tanpa mereka sadari benih cinta pun tumbuh seiring berjalannya waktu.
...----------------...
Empat Bulan kemudian
Olivia sudah memasuki trimester terakhir dan HPLnya tinggal beberapa hari lagi. Sayangnya hubungan Olivia dan Aksel tidak pernah akur, Aksel bahkan sering bertindak kasar pada Olivia. Namun Olivia tidak pernah membencinya bahkan kasih sayang yang selalu ia curahkan, Olivia benar-benar melaksanakan amanat Aisha. Walaupun tanpa amanat Aisha, dirinya pasti akan menyayangi Aksel menjadi putra sulungnya.
"Nya biar saya saja, kasihan Nyonya bentar lagi mau melahirkan..."ucap sang bibik.
"Tidak apa Bi... Cuma ini satu-satunya Aksel bisa dekat denganku."Olivia sambil mengadon kue yang diinginkan Aksel. Keringat bercucuran di pelipisnya.
Bibik tidak tega melihat sang Nyonya tangah hamil besar itu, jika Tuannya tahu dirinya dengan pelayan yang lainnya bakalan kena sasaran amukan Tuan besarnya itu.
Hari ini Alex sedang dinas keluar kota, dan hal ini di manfaatkan oleh Aksel untuk mengerjai Olivia. Walaupun dirinya memang ingin, tapi tentu saja ia memberikan pelajaran untuk Olivia yang telah merebut posisi ibunya.
Bocah berumur lebih dari 4 tahun tersebut menyuruh Olivia membuat kue dan itu harus dari tangan Olivia. Tidak boleh campur tangan siapapun dan kue tersebut harus Olivia yang membuatnya sendirian. Olivia pun menyanggupinya, walaupun dirinya sedang tidak enak badan, kaki yang mulai membengkak, tapi ia tidak akan mengabaikan keinginan Aksel.
Kue pun siap dipanggang, saat Olivia berjalan menuju oven tidak sengaja Olivia terpeleset dan membuat Olivia limbung dan akhirnya Olivia terduduk dilantai dapur tersebut.
"Aargh... Sakit...."Olivia mengerang kesakitan.
Suara itu Aksel mendengarnya dan tersenyum dengan puas.
"Haha rasakan, emang enak..."Aksel melihat Olivia dengan senyum kemenangan. Dirinya mengerjai Olivia dengan menumpahkan minyak goreng di lantai dapur tempat Olivia membuat kuenya saat ini.
Para pelayan pun berlari tergopoh-gopoh ketika mendengar Olivia teriak menahan kesakitan.
"Ya tuhan... Nyonya... Mang... Cepat sediakan mobil, kita bawa Nyonya kerumah sakit, Nyonya pendarahan..."sang Bibik bernama Atun itu syok ketika Olivia sudah merintih kesakitan dan darah mengalir deras dari pangkal pahanya.
"Nyonya bertahanlah, Nyonya yang kuat yah..."Bik Atun masih berusaha menenangkan Olivia yang hampir setengah kesadarannya menghilang.
"Cepat Mang!"teriaknya lebih keras. Mang Udin langsung menggendong Olivia dengan sigap.
"Maafkan saya Nyonya..."Udin meminta izin dan langsung menggendong Olivia dengan setengah berlari menuju mobil, ditemani Bik Atun dibelakangnya.
"Kalian siapkan keperluan untuk Nyonya."perintah Bik Atun dan diangguki semuanya, mereka pun melesat pergi dari kediaman tersebut.
Semua kejadian itu di saksikan langsung oleh Aksel. Sebenarnya Aksel merasa bersalah, terutama melihat darah yang sangat banyak membanjiri lantai rumah. Awalnya ia senang, kini ia takut jika terjadi apa-apa kepada Olivia. Ia hanya bisa berdoa semoga Olivia baik-baik saja. Walaupun hatinya masih tidak menerima kehadiran Olivia. Tapi Olivia cukup baik selama ini, itu yang membuat dirinya kasihan.
...----------------...
Dirumah sakit Olivia langsung ditangani oleh Dokter. Olivia sudah kehilangan kesadaran saat perjalanan. Mau tidak mau dokter bertindak lebih cepat dari yang diperkirakan.
"Pasien harus di operasi, apakah diantara kalian ada keluarganya?"tanya salah satu suster yang ingin menyelesaikan administrasi.
Mang Udin dan Bik Atun hanya terdiam, tak lama kemudian seseorang menghampiri mereka.
"Saya keluarganya, saya saudaranya..."Tirta langsung sigap menandatangani surat tersebut.
"Lakukan yang terbaik untuk adik saya..."ucap Tirta memohon.
"Baik Dok kami akan berusaha semaksimal mungkin."jawab sang Dokter yang menangani Olivia.
Mang Udin dan Bik Atun sudah cemas, dan bingung dengan dokter tampan dihadapannya.
"Ekhm... Maaf sebelumnya perkenalkan saya Tirta. Maaf tadi saya lancang tapi kondisi Olivia sangatlah penting saat ini, kalian tidak perlu khawatir. Aku mengenal mas Alex, biar aku yang menjelaskan dan Olivia sudah aku anggap sebagai Adikku sendiri."jelas Tirta dan keduanya menghela nafas lega.
Tak lama kemudian terdengar lampu ruang operasi tersebut mati, menandakan bahwa operasi telah berjalan dengan lancar. Dokter pun keluarga dari ruangan tersebut dengan wajah tenang.
"Bagaimana keadaan Adik saya dok?"ucap Tirta yang sedari tadi merasa cemas.
"Syukurlah Operasi berjalan dengan lancar, jika sedikit saja terlewat maka akan ada nyawa yang hilang. Beruntung Ibu dan bayi selamat, bayinya perempuan. Kini para suster sedang membersihkan bayi tersebut, ia sangat sehat. Sang Ibu mengalami koma, tapi tidak masalah kemungkinan untuk sadar besok. Baik itu saja, saya permisi dulu. Mari Dokter Tirta."Ucap snag Dokter ramah.
Mang Udin, Bik Atun dan Tirta bernafas dengan lega. Sebenarnya Tirta sedari tadi tengah mendengar bisikan orang-orang membicarakan tentang dirinya semenjak dirinya mengaku kakak dari Olivia. Namun hal itu Tirta abaikan, yang terpenting Olivia dan anaknya selamat.
"Bik, silahkan hubungi Mas Alex ia paling berhak tentnag kondisi Olivia saat ini."ucap Tirta dan dituruti oleh Bik Atun.
"Baiklah hanya sampai disini saya bisa membantu, mari..."ucap Tirta pada keduanya dan meninggalkan mereka.
...----------------...
Disisi lain Alex yang menerima telpon tersebut, ikut syok pasalnya Olivia melahirkan lebih cepat dari perkiraan.
"Apa! Istri saya sudah melahirkan? Apa yang terjadi? Kalian harus menjelaskannya ketika Saya sampai!" Alex pun mematikan telon tersebut dan menghubungi asisten sekaligus sekretaris pribadinya Hardi.
"Kamu keruangan saya segera!"titah Alex tidak bisa dibantah dan benar saja Hardi sudah sampai di depan kamar milik Alex.
"Ya Tuan ada apa?"tanya Hardi, ia merasa ada terjaid sesuatu.
"Kamu tunda semua jadwal saya semuanya hari ini, kita pulang hari ini. Istriku sudah melahirkan dan ada sesuatu yang tidak beres tengah terjadi!"perintah tersebut dilaksanakan oleh Hardi dan mereka pun kembali ke tanah air lebih cepat.
...----------------...
Sesampainya di rumah sakit tepat keesokan harinya, Alex yang berantakan karna sedari pulang tidak berganti pakaian langsung bergegas ke rumah sakit tempat Olivia melahirkan. Tentu saja Alex menjadi pusat perhatian, karena ketampanannya tidak berkurang sedikitpun walaupun harus lusuh seperti ini.
"Bik, dimana Olivia?"tanya Alex cepat
"Ada didalam Tuan dan Nona kecil sudah lahir. Ia ada disamping Nyonya tuan..."ucap Bik Atun, Alex dengan tidak sabar memasuki ruangan tersebut.
Tampak Olivia masih damai dalam tidurnya. Alex langsung menggenggam erat tangan Olivia. Berharap Olivia segera sadar.
"Sayang... Bangun... Mas udah disini... Maafin mas karena lalai menjagamu..."ucapnya dengan suara serak dan airmatanya menetes mengenai punggung tangan Olivia.
Benar saja tangan Olivia bergerak merasa ada yang basah di punggung tangannya, matanya mengerjab terbuka.
"Mas... Kenapa nangis..."ucap Olivia dengan suara terdengar serak.
"Sayang... Terimakasih, terimakasih sudah berjuang... Maafin mas ya... Kamu butuh apa?"tanya Alex yang masih menggenggam erat dan menciumi punggung tangannya.
"Aku mau minum Mas..."ucap Olivia dan dengan telaten Alex melayani Olivia.
Keduanya penuh haru biru dengan kehadiran si kecil.
"Terimakasih sudah melahirkan princess kecil dalam hidupku, dia mirip sekali denganmu cantik, manis dan lucu"Alex mengucapkan hal itu dengan senyum berbinar.
"Namanya siapa Mas?"tanya Olivia penasaran.
"Daisy, Daisy Kalynda Maximus artinya pemimpin yang indah dan polos. Indah dan cantik seperti bunga Daisy"mendengar penuturan Alex, Olivia mengangguk setuju atas usulan tersebut.
Setelah beberapa hari Olivia pun keluar dari rumah sakit bersama dengan putri kecil mereka.
...----------------...
Sebelum seminggu Olivia pulang, Alex memberi pelajaran pada Aksel atas apa yang dilakukan Aksel membahayakan dua nyawa sekaligus. Ini semua sudah ada bukti walaupun para pelayanya membela Aksel tapi CCTV tidak akan pernah berbohong.
"Mulai saat ini, kamu akan nurut sama Papa! Jangan coba-coba membuat kenakalan, Papa tidak segan-segan menghukummu. Sekarang kamu Papa hukum tidka boleh bermain apapun. Jika saja kamu bisa menerima Mama Oliv, kamu tidak akan seperti ini!"bentak Alex yang sudah memberi hukuman untuk Aksel. Semua barang dan mainan Aksel ia sita, dan membuangnya. Kini mainan Aksel tidak ada sedikitpun yang tersisa.
"Huhu..."Aksel hanya bisa menangis.
"Dalam beberapa hari mereka akan pulang. Kamu jangan pernah menyakiti Istri dan anakku, kalau tidak kamu tau akibatnya!"Alex berlalu begitu saja tanpa memperdulikan betapa sakit hati anak kecil yang ia abaikan selama ini.
"Kau jahat! Aku tidak akan pernah menerimanya, tidak akan..."Aksel meraung tapi telinga Alex seperti ditulikan.
...----------------...
Kepulangan Olivia dan Daisy disambut meriah oleh semua orang, kecuali bocah laki-laki dipojok ruang tamu itu. Ia menatap tajam Olivia. Olivia berusaha mencari keberadaan Aksel dan ia mendapati Aksel tengah menatap penuh kebencian seperti biasanya.
Gerakan mulut Aksel seolah berkata 'aku benci kamu'. Tapi Olivia berusaha tersenyum ramah, ia tak pernah menganggap serius jika bocah itu benci padanya, yang terpenting dirinya sangat menyayangi Aksel. Aksel yang muak melihat kebahagiaan tersebut lebih memilih menuju kamarnya dan mengurung diri.
Sejak saat itulah, hubungan Olivia dan Alex dengan Aksel merenggang. Begitulah kehidupan masa kecil Aksel dan betapa dinginnya kehidupan rumahtangga antara ia dan kedua orang tuanya. Tapi ia tidak pernah membenci Daisy karna bocah perempuan itu sangat menyayangi Aksel. Juga Daisy tidak ada masalah dengannya, tapi dirinya tetap bersikap dingin terhadap Daisy.
...****************...
...Bonus Visual Alex, Aisha, Olivia dan Tirta...
...Alexander Maximus...
Tampan bukan Bapak Alexander Maximus, tapi sayang dia terlalu bengis dan berdarah dingin. Apapun yang membuat masalah dalam hidupnya ia harus melibasnya sampai tuntas.
......................
...Aisha Calantha...
Mama Aisha sangat cantik bukan, pantas saja Papa Alex tergila-gila padanya. Tapi sayang orang baik harus dipanggil ke sang pencipta lebih dulu.
......................
...Olivia Ayla...
Benar bukan kata Papa Alex kalo Mama Oliv itu definisi Cantik, imut dan lucu.
......................
...Tirtayasa Hardiansyah...
Ini nih... Dokter ganteng yang baik hati. Walaupun ia bilang "Meskipun terlambat selamat atas pernikahanmu Oliv..." haha canda-canda. Tapi Tirta tipe cowok ijo neon dan masih mengganggap Olivia sebagai Adiknya sendiri, semoga Mas dokter dapat jodoh yang lebih baik.
...****************...
Udah sekian Aja pengenalannya, bab selanjutnya kita kembali ke era Vivian Bye-bye🤗
...----------------...
Note: Tapi kalo mau dibikinin cerita lebih panjang tentang Aisha, Alex, Olivia dan Tirta boleh komen di kolom komentar, nanti Author pertimbangkan lagi. Ntar Author bikin satu buku khusus mereka.
mank enak.