Ketika semua hanya bisa di selesai dengan uang. Yang membuat ia melakukan apa saja untuk bisa mendapatkan uang, juga termasuk menju*l tubuhnya sendiri.
Tidak mudah menjadi seorang ibu tunggal. di tengah kerasnya sebuah kehidupan yang semakin padat akan ekonomi yang semakin meningkat.
Ketika terkuaknya kebenaran jati diri putrinya. apakah semua akan baik-baik saja? atau mungkin akan bertambah buruk?
Ikuti kisahnya dalam. Ranjang Penyelesaian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenekatan Rosalina
"Kurasa drama mu terlalu berlebihan." Ucap pria yang menahan tangan wanita itu sembari membuka jas, menutup dada Aulia yang transparan.
"T-Tuan, Vegam," kata manager sopan.
"Siapa kau?" Tanya wanita itu memperhatikan wajah tampan pria jangkung berdiri di samping Aulia.
"Saya?" Vegam penunjuk dirinya sendiri.
"Iya, siapa lagi. Aku kan bicara sama kamu," wanita itu terlihat kesal.
"Bukan siapa-siapa." Vegam mendekat membisik wanita itu. "Tapi kalau aku mau, sekarang juga aku bisa mencabut jantung mu." Ujar Vegam berbisik sembari menyeringai.
Wanita itu merinding segera melangkah pergi.
"T-Tuan, anda ingin pesan sesuatu?" Tak tahu kenapa manager terlihat takut dengan pria jangkung itu.
"Tidak, makanan disini tidak enak. Karena di atur oleh orang-orang bodoh." Jawab Vegam menelisik wajah Aulia.
Glek
"M-maaf, T-Tuan."
"Vegam, ada apa ka----" ucapan Dave terhenti saat melihat Aulia.
Dia baru saja tiba di restoran atas permintaan Vegam sahabatnya.
Lagi lagi aku bertemu adik tiri Lusia. Batin Dave.
"Permisi." Pamit Aulia berniat mengganti pakaian.
Sebelum sempat Aulia pergi. Vegam menarik pinggangnya hingga membuat dada Aulia menempel di dada bidang pria itu tapi masih dihalangi jas Vegam yang menutupi pakaian basah Aulia.
"Kau berhutang dua kali pada ku. Pertama, kau tidak membayar ku saat aku menjadi supir mengantar mu ke rumah mu malam itu. Kau juga mengambil jaket ku tanpa mengembalikan. Dan kedua, aku meminjamkan jas untuk mu hari ini. Bukankah kau berhutang dua kali?" Ucap Vegam menatap lekat wajah cantik Aulia.
"Aku tidak butuh. Dan aku tidak minta." Aulia ingin membuka jas Vegam.
"Kau mau jadi pusat perhatian?" Bisik Vegam tersenyum miring saat Aulia baru menyadari dia menjadi pusat utama mata para pelanggan saat ini akibat timbulnya keributan tadi.
Aulia mendorong Vegam. Menjauh dari pria licik itu.
Ada perasaan tak rela melihat Vegam tadi memeluk Aulia di depannya.
Vegam dan Aulia juga saling berbisik hingga timbul perasaan mengganggu dalam hati Dave.
"Kau tertarik dengan wanita itu?" Tanya Dave tak bisa menyimpan rasa penasaran.
Dave dan Vegam sudah mengambil tempat duduk menunggu kopi yang mereka pesan datang.
"Tidak, aku tidak suka pel*cur." Jawab Vegam santai membakar rokoknya.
"Oh." Dave hanya ber'oh.
"Bagaimana istri mu? Dia sudah sembuh?" Tanya Vegam.
Menggeleng, "Belum. Aku juga bingung bagaimana cara supaya Lusia bisa sembuh," tampak jelas Dave banyak pikiran.
"Kau masih mencintainya?"
Dave menatap tajam Vegam. "Pertanyaan konyol!" Kesal Dave.
Lagi-lagi Vegam tersenyum penuh arti. Dasar wanita jal*ng menjijikkan. Bisa-bisanya Dave percaya sama wanita seperti itu. Batin Vegam menikmati rokok tak ingin masuk campur urusan rumah tangga Dave.
**
"Ma?" Dave heran melihat mama Rosalina berada di rumah menunggu kedatangannya.
"Kenapa? Kau tidak suka mama sering berkunjung?"
"Tidak ma, kapan pun mama bebas kemari." Jawab Dave malas berdebat.
"Mama mau kau menikah dengan Aulia. Mama sudah bertemu dengannya, dia juga setuju," kata Rosalina.
"Tidak bisa, ma! Aku tidak setuju!" Tak tau dari mana datangnya Lusia muncul dengan kursi roda menolak keras keinginan mama.
"Tidak masalah kalau kau tidak setuju. Aku tidak butuh persetujuan dari kamu," sinis Rosalina.
"Ma! Lebih baik mama pulang! Jangan sering datang kemari kalau untuk menyakiti perasaan istri Dave, ma!" Tegas Dave memarahi mama.
Mama Rosalina tidak percaya putranya membentak semata untuk wanita seperti Lusia.
"Kau bentak mama cuma buat wanita itu, Dave?" Matanya berkaca-kaca.
Emang siapa kamu? Putramu mencintai ku. Jelas dia akan memperjuangkan aku. Batin Lusia.
"Ma! Dave sudah berumah tangga, ma! Tidak pantas mama sering masuk campur kehidupan Dave, ma! Tolong mengerti!" Ucap Dave.
Kali ini Rosalina sangat murka dengan sikap putranya.
Rosalina masuk ke dapur mengambil pisau, kemudian mengancam Dave.
"Kalau Dave tidak mau memenuhi keinginan mama! Lebih baik mama mati saja!" Nekad Rosalina.
"Ma, jangan seperti anak kecil, ma. Tidak baik mama seperti ini. Tolong pisaunya di simpan, ma," Dave berusaha bicara baik-baik.
"Tidak! Kalau kamu tidak mau menikah dengan Aulia! Mama akan bunuh diri!" Ternyata Rosalina tidak hanya sekedar mengancam.
Cairan merah mulai menetes dari leher Rosalina.
"Ma, mama jangan gila, ma. Tolong berhenti," Dave mulai panik menyadari mama tidak bercanda.
"Tidak ada yang bisa menghentikan mama. Kecuali kau mau memenuhi keinginan mama!" Kekeh Rosalina.
"Baik! Dave berjanji akan menikahi Aulia seperti Ingin mama." Ucap Dave.
"Tidak, mas! Ngak bisa gitu!" Bantah Lusia tetap tidak setuju.
"Diam, Lusia! Dia itu mama aku! Dan kau tidak bisa egois!"
Lusia terloncat kaget. Selama pernikahan mereka, ini pertama kali Dave membentaknya.
***
"Ku terima nikah dan kawinnya Aulia Putri binti Badas dengan mas kawin berupa gelang emas di bayar tunai!"
"Sah!"