Seorang gadis yang terpaksa menikah dengan ayah dari sahabatnya sendiri karena sebuah kesalahpahaman. Apakah dirinya dapat menjalani kehidupannya seperti biasanya atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AgviRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mendapat izin
Azalea baru saja sampai di rumah. Ia memarkirkan motornya di halaman dekat garasi. Setelah itu, Ia masuk ke dalam rumah.
"Assalamu'alaikum, Bunda, Zaazaa yang cantik nan manis sudah pulang." Ucap Azalea mengucapkan salam dan memanggil bundanya.
"Wa'alaikumussalam wa rahmatullah, eh anak Ayah yang paling cantik sudah pulang." Bukannya Bunda Azalea yang menjawab. Namun Leo, Ayah Azalea yang menjawab sapaan tersebut. Leo sedang duduk manis di sofa sembari menyeruput kopi buatan istri tercintanya.
"Lohh, Ayah, kok Ayah di rumah? Gak kerja yah?" Ujar Azalea yang kaget karena ternyata ayahnya di rumah.
"Ayah sudah pulang, katanya tadi Ayah hanya meeting sebentar lalu Ayah memutuskan untuk langsung pulang." Sahut Wulan yang tiba-tiba datang dari dapur dengan membawakan beberapa cemilan untuk suaminya.
"Oh begitu." Azalea hanya manggut-manggut lalu menghampiri dan menyalami serta mencium tangan Ayah Bundanya.
"Ayah Bunda. Zaazaa lulus dengan nilai terbaik nih. Dan kalian tau gak? Tarraaaa, coba tebak! Zaazaa langsung dapat beasiswa dari Universitas AX." Ucap Azalea dengan menunjukkan kertas yang dia bawa sedari tadi.
"Wah, benarkah ini? Bagus, ini baru anak Ayah dan Bunda. Sini bunda peluk. Atutu sayangnya Bunda. Bunda bangga banget sama kamu, sayang. Apalagi ayah. Iya kan Yah?" Ucap Wulan memeluk Azalea dengan penuh rasa bangga dan Leo pun menyetujuinya.
"Sepertinya ada yang melupakan, Ayah. Apa Ayah tidak diajak berpelukan?" Ucap Leo menyinggung kedua perempuan kesayangannya tersebut.
"Ah, apakah Ayah cemburu atau iri denganku? Ayo sini, Ayah." Ucap Azalea merentangkan kedua tangannya. Mereka bertiga pun berpelukan.
Ditengah-tengah rasa haru mereka, datang seorang laki-laki tampan masuk mengagetkan mereka.
"Wah, ada apa ini kok rame, pada pelukan lagi?" Tanya laki-laki tersebut.
Ya, dia adalah adik laki-laki Azalea yang bernama Riko. Riko beda dua angkatan dengan Azalea.
"Kakakmu lulus dengan nilai terbaik, Dek. Dia juga mendapat beasiswa di Universitas AX." Ucap Wulan pada Riko.
"Wah, selamat ya kak, Riko ikutan seneng dan bangga sama kakak. Gimana kalau kita merayakan semua ini dengan makan-makan, Yah? Jarang-jarang kan kakak yang nraktir kita?" Ucap Riko.
"Boleh-boleh. Gimana kalau ke restoranmu aja Zaa?" Ucap Leo menyetujui usulan Riko.
"Emb." Nampak Azalea tengah berpikir. "Oke, Yah. Tapi, kamu jangan pesan banyak-banyak ya Riko. Bisa tekor kakak nanti. Kalau buat Ayah sama Bunda sih sepuas mereka, tak masalah. Tapi, kalau kamu, no no no." Ucap Azalea sedikit perhitungan.
"Ah kamu ini, Kak. Tekor juga sama keluarga sendiri. Apalagi aku ini adek satu-satunya kakak loh. Jangan pelit-pelit dong. Kuburan kakak nanti sempit baru tau rasa." Ucap Riko menasehati Azalea.
"Kamu doain kakak gitu? Dasar adek durhaka, awas aja nanti kakak kutuk kamu jadi corong bensin baru tau rasa pula." Balas Azalea pada Riko.
"Nyenyenyeeee."
"Nyinyinyi.. welk." Azalea yang tak mau kalah gantian meledek adiknya dengan mengangkat tangannya kesamping telinga sambil menjulurkan lidahnya.
"Hus,, kalian ini, ribut terus kalau ketemu. Sekali-kali lah akur. Masak kakak adek kaya Tom and Jerry begini sih? Mau sampai kapan kalian begini?" Ucap Wulan melerai kedua anaknya, Wulan memang sudah sering melerai anak-anaknya berantem. Meskipun mereka sering ribut tapi, Wulan tahu kalau kedua anaknya ini begitu saling menyanyangi.
"Sekarang kalian ke atas cepat ganti baju terus siap-siap buat acara nanti malam." Imbuh Wulan memberi perintah kepada kedua anaknya.
"Oke siap laksanakan Ibunda ratu yang cantik jelita nan tak tertandingi sejagat nusantara."
Jawab kakak adik dengan kompak dan langsung ke atas. Mereka menaiki tangga dengan sesekali bercanda meninju lengan satu sama lain sembari cekikikan dan menuju kamar mereka masing-masing.
Leo yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala dengan tingkah kedua anaknya itu.
"Mereka ini paket komplit ya, Bun? Kalau di luar dengan orang yang belum mereka kenal sikap mereka dingin bak kulkas 3 pintu. Tapi, kalau dengan orang yang mereka kenal berasa kaya lenongan, kadang juga berantem tapi selalu menghibur." Seru Leo kepada Wulan.
"Ayah Ayah, mana ada kulkas 3 pintu? yang ada dinginnya mereka ini ya turunan dari ayah sendiri. Bunda yakin kok mereka ini saling menyayangi dan menjaga." Ucap Wulan mengoreksi perkataan suaminya.
"Iya Bun, ya udah yuk Bun kita juga ikutan siap-siap."
"Siap-siap gimana yah? masih lama juga." Wulan yang sedikit heran dengan perkataan suaminya.
"Ya gak apa-apa bun, kan bisa sembari nyicil. ehem." Ucap Leo dengan sedikit jahil.
Bugh?!!!
Wulan memukul lengan suaminya, dirasa ajakan sang suami sedikit vulgar. Untung anak-anaknya sudah berada di kamar mereka. Gimana kalau tidak. Betapa malunya Wulan. Sekarang saja wajah Wulan sudah memerah karena malu.
"Ayah ini. Udah ah bunda mau ke kamar." Wulan berjalan melangkahkan kaki ke kamarnya dengan sedikit cepat karena gak mau semakin terlihat malu.
"Eh Bun, kok Ayah ditinggal." Leo pun gegas mengejar Wulan. Dan setelah itu entahlah apa yang mereka lakukan.
Tak terasa malam pun telah tiba. Keluarga Admadja kini sudah siap untuk merayakan kelulusan Azalea dengan makan-makan di Restoran Azalea. Dengan perjalanan setengah jam dari Mansion. Kini mereka telah sampai di Restoran Azalea. Mereka disambut dengan hormat oleh para pelayan. Semua juga sudah disiapkan oleh mereka. Karena sebelumnya Azalea tadi sudah menelpon Pak Reno.
Lelaki paruh baya menghampiri mereka yang tak lain orang kepercayaan Azalea di Restorannya yaitu Pak Reno.
"Tuan Nyonya, tuan muda, nona Azalea, suatu kehormatan bagi kami bisa melayani kalian. Dan Nona Azalea, selamat atas kelulusan Nona. Selamat menikmati."
"Terima kasih atas semuanya Pak Reno. Anda benar-benar mempersiapkannya dengan baik dan Anda memang dapat diandalkan. Putriku tak salah mempercayakan semuanya kepadamu."
"Kalau begitu saya pamit undur diri, Tuan."
Pak Reno menunduk hormat lalu beranjak pergi meninggalkan keluarga Admadja.
Selepas kepergian Pak Reno, mereka menikmati makanan yang telah disajikan. Dan semuanya begitu mewah. Tak ada obrolan disana. Hingga akhirnya mereka selesai makan. Wulan membuka obrolannya.
"Sayang, kamu mau minta hadiah apa dari ayah dan bunda?"
"Zaazaa gak mengharapkan hadiah ayah bunda, tapi kalau boleh, Zaazaa mau minta ijin ikut liburan bersama Dina ke Kampung papanya. Gimana, boleh tidak?"
Meskipun Azalea mandiri dan kadang masih manja dengan kedua orang tuanya, namun dia selalu meminta ijin dan pendapat kepada ayah bundanya.
"Dina sahabat kamu kan sayang? Kesana dia sama siapa?" Tanya Leo pada putrinya.
"Dina sama Om Damian, Yah Bun. Tadi Dina ngabarin, katanya berangkat ke kampungnya besok siang." Ucap Azalea.
Ya, tadi sore Dina memang sudah memberi kabar tentang acara liburannya ke kampung papanya.
"Kalau ayah bunda mengizinkan, besok Zaazaa akan dijemput sama Dina dan papanya." sambung Azalea.
"Awas makin putih kamu kak, pulang-pulang bikin pangling. Jangan sampai nyasar pula kak kalau main. Nanti ilang lagi." Ledek Riko pada kakaknya.
"Ihh,, ya gak bakal lah dek, kan kakak disana pasti selalu sama temen kakak. Mana ada Ilang. Kalau kulit kakak item mah nanti gampang tinggal perawatan lagi. Kaya orang susah aja sih." Kesal Azalea.
"Sudah-sudah, kalian ini kebiasaan."
"Sayang, Ayah bunda mengijinkan kamu buat ikut liburan bersama Dina. Tapi, kamu harus hati-hati ya disana. Jangan merepotkan Om Damian. Jaga diri baik-baik." Wulan pun menganggukan kepalanya yang tandanya dirinya ikut menyetujui apa yang disampaikan suaminya.
"Bener yah? Yeye asik, terima kasih ayah bunda, kalian memang paling terlopeh-lopeh." Azalea menghampiri dan memeluk ayah bundanya.
"Ihh,, Aku gak diajak pelukan nih? anak ayah bunda kan gak cuma kak Zaazaa doang. Ingat disini masih ada si tampan nan mempesona." Ucap Riko sedikit cemberut karena tak diajak berpelukan.
"Atutu adeknya kakak yang paling tampan, jelek amat sih kalau lagi cemberut begitu! Gak kebayang kalau nanti ada cewek yang naksir kamu terus lihat wajah jelekmu begini, pasti dia gak jadi suka sama kamu." Azalea terkekeh.
Riko mencebirkan bibirnya.
"Atutu adekku sayang. Jangan ngambek ya! sini sini yuk." Mereka bertiga tertawa dengan sikap Riko.
Mereka berempat pun berpelukan. Ah keluarga yang sangat hangat yah?
kecuali kamu meminta yang bukan menjadi hak mu
peran pria dan wanitanya juga tegas