Dilahirkan sebagai salah satu tokoh yang ditakdirkan mati muda dan hanya namanya yang muncul dalam prologue sebuah novel, Axillion memutuskan untuk mengubah hidupnya.
Dunia ini memiliki sihir?—oh, luar biasa.
Dunia ini luas dan indah?—bagus sekali.
Dunia ini punya Gate dan monster?—wah, berbahaya juga.
Dia adalah Pangeran Pertama Kekaisaran terbesar di dunia ini?—Ini masalahnya!! Dia tidak ingin menghabiskan hidupnya menjadi seorang Kaisar yang bertangung jawab akan hidup semua orang, menghadapi para rubah. licik dalam politik berbahaya serta tidak bisa ke mana-mana.
Axillion hanya ingin menjadi seorang Pangeran yang hidup santai, mewah dan bebas. Tapi, kenapa itu begitu sulit??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Razux Tian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 2
Tidak ada seorangpun yang tahu bagaimana dan kapan pemuda itu bisa tiba-tiba muncul dan berada di sana. Namun, yang paling penting, tidak ada seorangpun yang mengenal pemuda itu.
"Siapa itu?" bergumam pelan, Philip yang melihat apa yang terjadi dari atas benteng menatap pemuda itu binggung, begitu juga dengan yang lainnya, kecuali; Owen, Kaisar dari Kekaisaran Agung Alexandria.
Mengangkat tangan kanannya ke atas, ratusan lingkaran sihir bermunculan di sekeliling pemuda tersebut. Lingkaran sihir tersebut berwarna emas dengan berbagai ukuran, dari kecil, sedang hingga besar. Berputar cepat, semua lingkaran sihir itu dengan serentak tanpa henti menembakkan peluru cahaya berwarna emas ke arah para monster Gate.
Woosh.
Woosh.
Woosh.
Boom.
Boom.
"Gyaa!!"
"Kyaa!!"
"Ahh!!!"
Suara desir peluru cahaya yang melesat bercampur dengan suara ledakan dan teriakan mengerikan memecah langit siang. Asap hitam mengepul tebal memenuhi tempat di mana para monster berada.
Seketika, suara derap keras terdengar, menandakan para monster bergerak cepat menuju Ibukota. Suara teriakan penuh kemarahan memekakkan telinga terus terdengar, dan tanpa membuang waktu, pemuda berambut pirang tersebut ikut berlari dengan kecepatan luar biasa menuju arah para monster.
Boom.
"Gyaaa!!"
Boom!!
"Aaaah!!"
Boom.
Owen, Philip dan para prajurit yang ada tidak bergerak sedikitpun. Mata mereka semua menatap ke depan. Mereka tidak dapat melihat apa yang terjadi karena asap hitam yang menutupi pandangan. Namun, dari suara ledakan, suara teriakan dan tanah yang bergetar hebat, mereka tahu—ada pertempuran luar biasa terjadi di depan.
Beberapa monster besar maupun kecil berhasil melangkah keluar dari pusat pertempuran. Namun, rantai-rantai sihir berwarna emas besar dengan cepat menyelimuti dan menarik mereka masuk kembali.
Sebuah lingkaran sihir raksasa kemudian muncul di atas langit di mana pertempuran terjadi. Bersinar emas menyilaukan mata, lingkaran sihir itu berputar cepat dan ribuan panah cahaya melesat jatuh ke bawah bagaikan hujan.
Boom.
"Gyaaa!!"
Boom.
"Kya!!!"
"Gya!!!"
Boom.
Sambung menyambung tanpa henti, suara ledakan dan teriakan mengerikan seakan bergabung menjadi satu. Tanah terus bergetar tanpa henti, dan asap hitam mengepul luas nan tinggi.
Menelan ludah, salah seorang prajurit yang menatap apa yang terjadi dengan jantung berdetak cepat. Sihir-sihir yang barusan dilihatnya adalah sihir yang tidak pernah terbayang olehnya benar-benar ada. Pemuda barusan, kah? Dia kah pemilik sihir-sihir luar biasa yang biasanya hanya ada dalam cerita—seorang Archmage dalam legenda?
Berapa lama waktu berlalu, tidak ada seorangpun yang menyadarinya. Tapi, perlahan, suara ledakan semakin berkurang begitu juga dengan suara teriakan, hingga akhirnya—kesunyian memenuhi tempat.
Asap hitam yang mengepul luas dan tinggi perlahan menghilang, meninggalkan retakan bekas pertempuran yang tidak dapat diterima akal sehat. Namun, yang paling mengejutkan adalah, Gate kosong yang membujur tinggi dan panjang mencapai dua belas kilometer di depan mata mulai menutup. Langit terkoyak bagaikan serpihan kaca bergerak dengan kecepatan luar biasa mulai merapat dan merapat, hingga akhirnya—menghilang sepenuhnya.
"M-mimpi kah, ini?" terbata-bata, seorang mage tidak percaya dengan apa yang kini terjadi. Apa yang terjadi? Gate raksasa yang diprediksi akan membutuhkan waktu ratusan tahun untuk menghilang, menghilang dalam waktu beberapa menit saja?
Dinding sihir pelindung yang menutupi para prajurit dan Ibukota Agresia kemudian menghilang. Masih tidak dapat bergerak, mata semua orang yang ada kemudian menatap sosok pemuda yang berjalan mendekati mereka dari bekas medan pertempuran.
Untuk pertama kali juga, semua yang ada bisa melihat sosok pemuda itu dengan jelas. Dia adalah seorang pemuda yang masih sangat muda, usianya mungkin masih belasan tahun. Dia cukup tinggi dengan bentuk badan sangat proposional. Berambut pirang emas panjang diikat satu dengan kulit putih bersih. Kata cantik lebih tepat untuk menjelaskan wajahnya yang memiliki sepasang mata hijau daripada tampan. Namun begitu, dia tetap tidak kehilangan maskulin sebagai seorang laki-laki. Cahaya matahari di belakang pemuda itu menyinarinya, membuat semua yang ada berdecak kagum, sebab mereka merasa seakan pemuda itulah yang bersinar—matahari itu sendiri.
Tanpa mempedulikan pandang semua yang terarah padanya, pemuda itu terus melangkah maju. Para prajurit yang ada segera membuka jalan baginya tanpa diminta.
Menatap para prajurit yang membuka jalan untuknya, pemuda itu berhenti sejenak dan mengangguk kepala sebagai tanda terima kasih. Dia tidak mengatakan apapun. Namun, ekspresi wajahnya yang terlihat berada dalam mood tidak baik membuat semua yang ada tidak bisa menebak apa yang sedang dipikirannya.
Berjalan semakin mendekati benteng Ibukota Agresia, pemuda itu kemudian mengangkat kepala. Pandangan matanya jatuh pada sosok Owen yang juga membalas tatapannya datar tidak tertebak.
Berhenti berjalan, pemuda itu menghela napas dan berdecak pelan. "Ayahanda," panggilnya pelan. Suaranya tidak keras, tapi terdengar jelas dalam keheningan yang ada. "Masalah Gate ini sudah teratasi. Jadi, saya mohon, temui Ibunda. Beliau benar-benar sangat menghawatirkan keselamatan anda."
Apa yang diucapkan pemuda itu membuat semua yang ada tercengang tidak percaya. Kaisar Owen? Ayahanda? Pemuda ini adalah putra sang Kaisar? Kaisar memiliki empat orang putra dan seorang putri. Dari keempat putranya, semua orang mengenal baik wajah mereka kecuali wajah putra pertamanya yang selalu mengurung diri sejak kecil. Jadi, apakah artinya pemuda ini adalah Pangeran Pertama?
"Baiklah," jawab Owen kemudian, yang mana jawabannya juga menjawab pertanyaan semua yang ada. "Aku mengerti, Axillion."
Pemuda tersebut benar-benar merupakan Pangeran Pertama Kekaisaran Agung Alexandria yang terkenal bodoh, pengecut dan tidak berguna; Axillion Vie Astra Alexandria.
...****************...