NovelToon NovelToon
The Dark Prince

The Dark Prince

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:780
Nilai: 5
Nama Author: PASTI SUKSES

Di negeri Eldoria yang terpecah antara cahaya Solaria dan kegelapan Umbrahlis, Pangeran Kael Nocturne, pewaris takhta kegelapan, hidup dalam isolasi dan kewaspadaan terhadap dunia luar. Namun, hidupnya berubah ketika ia menyelamatkan Arlina Solstice, gadis ceria dari Solaria yang tersesat di wilayahnya saat mencari kakaknya yang hilang.

Saat keduanya dipaksa bekerja sama untuk mengungkap rencana licik Lady Seraphine, penyihir yang mengancam kedamaian kedua negeri, Kael dan Arlina menemukan hubungan yang tumbuh di antara mereka, melampaui perbedaan dan ketakutan. Tetapi, cinta mereka diuji oleh ancaman kekuatan gelap.

Demi melindungi Arlina dan membangun perdamaian, Kael harus menghadapi sisi kelam dirinya sendiri, sementara Arlina berjuang untuk menjadi cahaya yang menyinari kehidupan sang pangeran kegelapan. Di tengah konflik, apakah cinta mereka cukup kuat untuk menyatukan dua dunia yang berlawanan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PASTI SUKSES, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEINDAHAN YANG TERSEMBUNYI

Langit Umbrahlis tampak cerah, meski tetap diselimuti nuansa temaram khas negeri kegelapan. Arlina berdiri di ambang pintu taman istana, memandang kagum pada keindahan yang tersembunyi di balik benteng Noctis Hall. Taman itu dipenuhi bunga-bunga bercahaya, daunnya berpendar halus seperti dipenuhi bintang kecil.

“Apa yang kau lakukan di sini?” suara tegas Kael terdengar dari belakangnya.

Arlina menoleh dan melihat Kael berdiri dengan kedua tangan bersilang di dadanya. “Aku hanya... melihat-lihat,” jawab Arlina sambil mengangkat bahu.

Kael mendekat, menatapnya dengan mata dingin seperti biasa. “Taman ini bukan untuk dilihat-lihat.”

Arlina tersenyum tipis. “Kenapa? Apa bunga-bunga ini punya rahasia besar yang tidak boleh aku ketahui?”

Kael menghela napas. “Bunga-bunga ini bukan hanya tanaman biasa. Mereka membutuhkan perawatan khusus. Satu kesalahan, dan seluruh taman bisa mati.”

Arlina memandang bunga-bunga itu dengan penuh minat. “Lalu siapa yang merawatnya?”

“Biasanya aku,” jawab Kael singkat.

Arlina mengerutkan kening. “Kau? Pangeran kegelapan, yang selalu terlihat seperti tidak peduli pada apa pun, ternyata merawat taman bunga?”

“Jangan terlalu terkejut,” kata Kael sambil berjalan melewatinya. “Ini lebih dari sekadar bunga. Taman ini adalah simbol kekuatan Umbrahlis. Tanaman-tanaman ini mengatur keseimbangan energi di wilayah ini.”

“Kalau begitu, biarkan aku membantumu,” kata Arlina spontan.

Kael berhenti dan menatapnya. “Kau? Membantu?”

“Kenapa tidak?” balas Arlina, tersenyum lebar. “Aku suka berkebun. Mungkin aku bisa belajar sesuatu dari bunga-bunga magis ini.”

Kael terlihat ragu sejenak, lalu mengangguk pelan. “Baiklah. Tapi jangan sentuh apa pun tanpa izin.”

---

Kael menunjukkan pada Arlina sebuah bunga dengan kelopak biru bercahaya. “Ini adalah Lumae, salah satu bunga paling sensitif di taman ini. Hanya bisa disentuh saat matahari palsu di atas kita memancarkan cahaya redup.”

“Matahari palsu?” tanya Arlina, memandang ke langit.

“Lihat baik-baik,” kata Kael, menunjuk bola cahaya keemasan di langit kelabu. “Itu bukan matahari sungguhan. Itu sihir kuno yang diciptakan untuk memberikan kehidupan di Umbrahlis.”

“Menarik,” gumam Arlina, mendekat untuk melihat lebih dekat. “Apa yang terjadi jika aku menyentuhnya sekarang?”

Kael menatapnya tajam. “Kelopak bunga akan layu, dan energinya akan hilang selamanya.”

Arlina menelan ludah. “Baiklah, aku tidak akan menyentuhnya.”

Kael mengangguk. “Bagus. Sekarang, coba bantu aku dengan ini.” Ia menunjuk sekumpulan bunga kecil berwarna merah yang tumbuh di bawah pohon besar. “Ini Crimson Vela. Mereka harus dipangkas secara rutin, atau mereka akan menyebar dan memakan energi bunga lain.”

Arlina mengambil gunting kecil yang disodorkan Kael. “Seperti ini?” tanyanya, mencoba memotong salah satu batang dengan hati-hati.

Kael mengamati gerakannya dengan seksama. “Lebih lembut. Jangan terlalu keras atau getahnya akan merusak tanah.”

“Baik,” jawab Arlina sambil menyesuaikan gerakannya.

Mereka bekerja dalam diam selama beberapa menit, hingga akhirnya Arlina membuka suara. “Kael, kenapa kau begitu peduli pada taman ini?”

Kael terdiam sejenak sebelum menjawab. “Karena ini adalah warisan dari ibuku.”

“Ibumu?” tanya Arlina, terkejut.

Kael mengangguk, pandangannya melembut. “Dia adalah orang yang menciptakan taman ini. Dia percaya bahwa meskipun kita hidup di dunia kegelapan, kita tetap membutuhkan keindahan.”

“Itu indah,” kata Arlina pelan. “Aku tidak menyangka kau punya sisi seperti ini.”

Kael tersenyum tipis. “Ada banyak hal yang tidak kau ketahui tentang aku, Arlina.”

Arlina tertawa kecil. “Mungkin aku harus mengenalmu lebih baik.”

Kael menatapnya sejenak, lalu berkata dengan nada serius, “Mungkin.”

---

Saat mereka selesai dengan Crimson Vela, Arlina membersihkan tangannya sambil memandang taman itu dengan kagum. “Ini luar biasa, Kael. Aku tidak pernah melihat tempat seindah ini.”

Kael tersenyum tipis. “Kau harus melihatnya saat malam hari. Cahaya dari bunga-bunga ini terlihat seperti lautan bintang.”

“Benarkah?” Arlina terlihat bersemangat. “Aku ingin melihatnya!”

“Kalau kau tidak membuat masalah, mungkin aku akan membawamu ke sini malam ini,” kata Kael dengan nada menggoda.

Arlina tersenyum lebar. “Janji?”

Kael mengangguk. “Janji.”

Lyra tiba-tiba muncul dari arah pintu taman, membawa nampan berisi minuman. “Maaf mengganggu, Yang Mulia. Tapi kalian berdua pasti haus setelah bekerja.”

“Terima kasih, Lyra,” kata Kael sambil mengambil salah satu gelas.

Arlina juga mengambil gelasnya, lalu berkata, “Lyra, kau tahu tentang taman ini?”

“Tentu saja,” jawab Lyra sambil tersenyum. “Tapi aku jarang diizinkan masuk. Taman ini adalah tempat pribadi Kael.”

“Kenapa aku diizinkan?” tanya Arlina, menatap Kael dengan penasaran.

Kael tidak langsung menjawab. Ia hanya menatap Arlina sejenak, lalu berkata, “Karena aku percaya padamu.”

Arlina terkejut mendengar kata-kata itu. Ia menatap Kael, matanya melembut. “Terima kasih, Kael. Aku tidak akan mengecewakanmu.”

“Pastikan kau tidak melakukannya,” jawab Kael dengan nada serius, tapi ada sedikit senyum di wajahnya.

---

Malam itu, seperti yang dijanjikan, Kael membawa Arlina kembali ke taman. Cahaya dari bunga-bunga itu memang seperti lautan bintang, memenuhi taman dengan kilauan magis.

“Ini luar biasa,” kata Arlina, matanya berbinar-binar.

Kael berdiri di sampingnya, menatap taman dengan pandangan penuh nostalgia. “Ibu selalu mengatakan bahwa keindahan bisa ditemukan di tempat yang paling gelap sekalipun. Aku tidak pernah benar-benar memahaminya sampai aku dewasa.”

Arlina menoleh padanya. “Aku pikir aku mulai memahaminya sekarang.”

Kael menatapnya, mata mereka bertemu dalam keheningan. Untuk sesaat, waktu terasa berhenti.

“Terima kasih telah menunjukkan ini padaku,” kata Arlina pelan.

Kael tersenyum tipis. “Kau pantas melihatnya.”

Mereka berdiri di sana, di bawah langit Umbrahlis yang penuh cahaya magis, merasakan kehangatan yang perlahan tumbuh di antara mereka.

Bab 7 (Tambahan)

Malam semakin larut, tapi Arlina masih terpesona dengan keindahan taman magis itu. Ia berjalan perlahan, mengulurkan tangan untuk merasakan cahaya lembut dari kelopak bunga yang berpendar.

“Kael,” panggilnya, “apa yang terjadi jika salah satu bunga ini mati? Apakah itu memengaruhi Umbrahlis?”

Kael mengangguk, berdiri di dekat pohon besar yang menjulang. “Setiap bunga di taman ini terhubung dengan energi negeri ini. Jika salah satu mati, keseimbangan terganggu, dan itu bisa melemahkan perlindungan istana.”

“Itu sebabnya kau begitu peduli,” kata Arlina sambil tersenyum kecil. “Kau bukan hanya menjaga taman, tapi seluruh negeri.”

“Seperti yang kukatakan,” Kael menatapnya dengan tajam, “taman ini lebih dari sekadar keindahan.”

Arlina mendekatinya, pandangannya penuh rasa ingin tahu. “Tapi bagaimana denganmu? Siapa yang menjaga hatimu, Kael?”

Kael tersentak mendengar pertanyaan itu. Ia mengalihkan pandangan, mencoba menyembunyikan keraguan di wajahnya. “Hatiku tidak penting. Tugasku adalah melindungi Umbrahlis, bukan diriku sendiri.”

Arlina tertawa pelan. “Kau salah. Kau penting, Kael. Lebih dari yang kau pikirkan.”

Kael menatapnya dalam diam, melihat ketulusan di mata Arlina. “Kau terlalu percaya diri, Arlina. Kau baru di sini, tapi sudah mencoba mengubah cara pandangku.”

“Bukan mengubah,” Arlina mengoreksi sambil tersenyum, “hanya menunjukkan sesuatu yang mungkin kau lewatkan.”

Kael mendekat, suaranya rendah tapi tegas. “Dan apa itu?”

“Bahwa bahkan seorang pangeran kegelapan pun butuh cahaya untuk bertahan,” bisik Arlina, matanya penuh keyakinan.

Kael tidak menjawab, tapi untuk pertama kalinya, ia merasakan tembok yang selama ini ia bangun mulai retak.

1
Aini Nurcynkdzaclluew
Jangan nggak baca, sayang banget
amoakakashisensei
Ngga nyangka, seru banget!
gadGoy13
Ngagetin deh! 😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!