NovelToon NovelToon
Midnight Class

Midnight Class

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / TimeTravel / Reinkarnasi / Perperangan / Kutukan / Penyelamat
Popularitas:224
Nilai: 5
Nama Author: Rheanzha

Tiga sekolah besar dibangun pemerintah untuk menampung anak-anak yang memiliki talenta. Salah satu dari tiga sekolah itu, membuat sebuah kelas khusus untuk mereka yang mempunyai potensi terpendam dan dapat membantu negara, dan dengan berbagai cara mereka mencari dan memasukan anak-anak yang memiliki bakat khusus untuk masuk kesekolah mereka.


Seorang programer yang merahasiakan identitasnya, tiba-tiba didatangi tiga orang kepala sekolah ternama, agar bergabung dengan mereka. Setelah bergabung, dia juga dimasukan ke kelas zero dengan kode name 'RAVEN', sebagai seorang programer dengan rekannya Mius, agar bisa dilatih menjadi agen rahasia pemerintahan.


Satu per satu identitasnya mulai bermunculan, bersamaan dengan kebenaran akan dirinya yang ada di sekolah itu.
.
.
.
.
semua itu terjadi di-

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rheanzha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Night 3: Class Zero

...

Hari semakin gelap dan waktu sudah menunjukan jam 10 malam. Sebelumnya Edward dan juga Julian terperangkap selama 3 jam dalam perangkap yang aku buat.

Sesuai dengan modul pelajaran yang terima, aku sudah berada diruangan yang telah ditunjuk. Seseorang datang mendekat ke arahku dengan seragam sekolah yang masih dipakainya.

"Selamat datang dikelas zero nona Arghantia. Saya Murigha Su, code name saya 'Nightmare', mari ikut saya." lanjutnya

Siswi itu berjalan menuju arah lemari dan ditekannya hingga lemari itu bergeser dan tampak sebuah pintu dan ruangan kecil yang ada dibelakangnya. Kami masuk dan entah kenapa ruangan itu terasa bergerak dan tiba-tiba berhenti dan (lemari yang tadi) terbuka lagi.

"Sekali lagi, selamat datang di kelas zero, 'Midnight Class', kelas khusus bagi yang terpilih dari tiga sekolah utama." ujarnya

"ini ID Card mu nona Arghantia dengan code name 'Raven' dan rekannya Mius." lanjutnya

Aku hanya terdiam menerima ID Card ku dan memperhatikan sekelilingku yang sudah seperti sebuah gedung pusat penelitian dan laboratorium itu.

...***...

"Selamat pagi, Master." sapa Mius

"Pagi Mius." balasku

"Bagaimana kondisimu, master?"

"Aku butuh pengecekan."

"Baik Master."

Aku benar-benar tak pernah merasakan hal ini dalam hidupku selama ini, rasa lelah yang sangat berlebihan, meskipun selama ini aku terus melakukan programing di kamarku.

Mius telah selesai memeriksa kondisi tubuhku. Ada beberapa hal yang membuat tubuhku sangat kelelahan.

"Mius, cari antidote nya."

"Baik master."

Sementara Mius sedang mencari apa yang ku suruh, aku segera berbenah diri untuk siap masuk kelas pagi. Memakai seragam yang sudah disiapkan Li Yan, lalu sarapan dan meminum antidote yang sudah disiapkan Mius.

Jarak antara asramaku dengan gedung sekolah, tak begitu jauh dan juga masih berada didalam area sekolah itu juga. Asramaku tepat berada dibelakang gedung-gedung sekolah, meskipun begitu, tak sembarang orang yang bisa memasuki kawasan asrama itu.

Beberapa penjaga berseragam selalu siaga didekat asrama kami, beda halnya dengan asrama siswa/i yang lainnya, asrama mereka berada diluar kawasan sekolah, lebih tepatnya berada disisi kanan dan kiri kawasan SMA Sky Heaven, beberapa meter dari pagar sekolah.

Para pengajar baik itu mereka yang mengajar dikelas normal ataupun yang mengajar dikelas zero atau kedua-duanya, mereka juga difasilitasi tempat tinggal untuk mereka oleh pihak sekolah dan juga pemerintah ikut andil didalamnya.

"Selamat pagi." ujarku ke mereka yang bertugas menjaga asramaku

"Pagi nona." jawab mereka

"Boleh saya bertanya sesuatu?"

"Nona mau bertanya tentang apa?"

"Kenapa kalian ditugaskan untuk menjaga asrama ini, kenapa nggak seorang satpam aja, kalian ini kan seorang tentara, dan juga kenapa kalian memanggil saya nona?" ujarku ke mereka

"Hemm, sebenarnya bukan asrama ini saja yang dijaga, seseorang juga bersiaga di setiap asrama, baik itu asrama putra maupun putrinya dari SMA Sky Heaven maupun Bright Hawk, namun kami diperintahkan untuk lebih memperketat penjagaan asrama ini."

"Alasannya kenapa?" tanyaku polos

"Alasannya. Ya karena ini asramanya orang-orang yang penting, aset bagi negara." ujarnya

"Orang-orang penting, aset negara, kok bisa?"

"Kalau itu, nona tanya sama kepala sekolahnya kalau tidak tanya langsung sama presiden." jawab tentara itu

"Nggak ah, lebih baik mengintrogasi tuan Li aja, lalu kalau panggilan nona, apa hanya mereka yang tinggal di asrama ini saja?"

"Ya, seperti yang nona katakan" balasnya

"Oke deh, makasih, sudah mau jawab, dadah..." ujarku melambaikan tangan lalu berjalan kearah gedung sekolah

Sepanjang jalan aku menelusuri koridor untuk menuju kelas pagiku. Mereka terus menatap ke arahku, bukan karena penampilan diriku, yang mengepang rambutku dan dibuat dua kepangan dengan kacamata bulat besar diatas hidungku, namun penasaran dengan diriku yang asing dan baru pertama mereka lihat.

Aku sudah memasuki kawasan gedung 'Invent', gedung dimana ruang kelasku dan siswa lainnya berada.

SMA ini membagi tingkatan gedung ini kedalam tiga kategori, yaitu: Agile (Lincah), Seeker (Pencari), dan Invent (Menciptakan), dan juga kelasku berada di gedung ini.

Aku terus melangkah menuju kelasku tanpa memperhatikan apa yang siswa-siswi yang ku lewati itu sedang memperhatikanku. Tinggal beberapa meter lagi aku sampai tepat di depan kelas, namun ada dua orang yang berdiri disebelah pintu kelas, seperti sedang menunggu seseorang.

"Pagi pak." ujar anak kelasku yang masuk ke kelas dengan melewati dua orang itu

"Ya pagi." jawab mereka berdua yang tak lain adalah Li Yan dan juga Edward

"Bapak dan kepala sekolah kenapa ada disini? Lagi nungguin siapa?"

"Oh, nona Yumi." mereka berdua terkejut

"Oh itu, kami lagi nunggu nona Arghantia, anda apa mau mengajar?" lanjut Edward

"Ada apa dengan dia, sampai anda berdua mencarinya. Ya saya akan mengajar dikelas ini." jawab Yumi

Sementara Li Yan dan Edward berbicara dengan Yumi, siswa/i terus masuk ke kelas, dan aku juga menyelip diantara mereka.

Tap, bahuku dipegang oleh seseorang, tangan yang lumayan kokoh, dan hal itu menghentikan langkahku tepat didekat Han Li Yan dan juga yang lainnya.

"Tunggu..." ujar suara itu tanpa wujud

Pak Julian" tutur Yumi dan siswa lainnya saat Julian tiba-tiba berada tepat dibelakang ku

"Nona Arghantia..." Julian menekan suaranya

"Eh, pak Julian, bisa tolong bahu saya." ujarku polos

"Tidak bisa, nanti kamu akan kabur kalau dilepas." bantah Julian

"Tapi pak, apa bapak nggak malu dengan para siswa dan juga dengan bu Yumi." lanjut ku

"Oke, aku lepas, tapi kamu janji nggak akan kabur." tutur Julian

Aku hanya tersenyum ringan atas pernyataan dari Julian, sambil menyentuh dadanya Julian.

Melihat ekspresi dan tindakanku, Julian melepaskan genggamannya dari pundakku.

"Jadi aku ingin kamu menjelaskan semuanya, apa yang sudah kamu lakukan dengan asrama, apa yang sudah kamu lakukan terhadap kami kemarin, kenapa kami dianggap penyusup, ayo nona Arghantia, tolong jelaskan ke kami?" ujar Julian panjang lebar dengan diperhatikan siswa-siswi bahkan beberapa dewan pengajar yang ikut melihat

"Nona Arghantia, kenapa kamu hanya tersenyum memandangi Julian?" tanya Edward keheranan

"Kalian berdua bisa tenang, dan yang lainnya juga jangan ada yang bergerak." teriak Han Li Yan

"Maaf pak, memangnya ada apa, kenapa kami tidak boleh bergerak." tanya siswa yang berada di dekat Li Yan

Han Li Yan tak menjawab apapun dari pertanyaan siswanya itu, dia terus mencari sesuatu diantara siswa/i itu dan tak terkecuali gurunya.

......................

1
「Hikotoki」
ditunggu novel fantasy isekainya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!