Karna kebucinannya pada Justiv, Rena sampai rela menyerahkan sesatu yang paling berharga dalam dirinya pada sang kekasih.
Kesalahan satu malam yang telah mereka lakukan. Telah menyebabkan munculnya kehidupan baru dalam rahim Rena.
Namun di saat Rena akan memberitahu tentang kehamilannya pada Justiv, pria itu malah ingin mengakhiri hubungannya dengan Rena.
Demi melindungi masa depan dirinya dan sang anak yang tak berdosa, terpaksa Rena harus merelakan sang anak untuk dirawat oleh orang tuanya dan menganggap anak itu sebagai adiknya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
"Terima kasih mah." Rena menatap mama Risa dengan wajah berbinar.
Mama Risa sangat berjasa dalam hidup Rena. Demi memberi status pada Dilon, janda tanpa anak itu sampai rela menikah dengan Nicko sahabat masa kecilnya. Dan mengakui Dilon sebagai putra mereka.
Bahkan mama Risa sampai berpura-pura hamil saat Rena sedang hamil dulu, agar tidak ada satu orang pun yang curiga tentang status Dilon yang ternyata bukan anak kandungnya. Sedangkan Rena lebih memilih berdiam diri di dalam rumah selama kehamilannya. Lebih tepatnya bersembunyi.
Tidak ada yang tahu tentang kebenaran itu kecuali mereka bertiga saja. Bahkan mom Khanza dan dad Albian orang tua angkat Rena saja tidak diberi tahu.
Rena masih terlalu muda kala mengandung Dilon dulu, belum menikah pula. Jika orang-orang tahu situasi yang sebenarnya, pasti Rena dan keluarganya akan jadi bahan hujatan semua orang dan karir Rena sebagai seorang model yang baru mulai meniti karir akan hancur. Karna itulah Rena terpaksa merahasiakan status Dilon dari semua orang dan harus rela mengakui Dilon sebagai adiknya saja.
Beruntungnya Rena memiliki orang tua seperti papa Nicko, yang mau merangkul anaknya saat sang anak jatuh ke jurang terdalam. Tanpa menghakimi sedikitpun.
"Sama-sama sayang. Kalian berdua istirahatlah, kau juga pasti sangat lelah setelah menempuh perjalanan jauh." ucap wanita berwajah teduh itu.
"Kak udah nantuk ini, Dilon mau bobo." rengek Dilon sembari menempelkan wajahnya di dada Rena.
"Ia sayang, hari ini Dilon bobo siang sama kak Rena dulu ya. Soalnya kak Rena kangen banget sama Dilon. Besok baru bobo sama mama lagi." pinta Rena dengan wajah memelas.
"Ok." patuh Dilon, pria kecil itu tidak peduli dengan siapapun yang akan menemaninya tidur siang, yang penting ia bisa segera tidur sekarang, karna rasa kantuknya sudah tidak tertahankan.
Tanpa banyak bicara lagi, Rena segera menggendong tubuh kecil Dilon, kemudian meletakannya di atas ranjang miliknya.
"Selamat bobo kak." Ucap Dilon dengan mata yang sudah setengah terpejam. Tak butuh waktu lama, akhirnya bocah tampan itu terlelap juga dalam dekapan Rena.
"Selamat bobo sayang." Balas Rena pula. Wanita berkulit putih itu terus menatap wajah tampan Dilon yang sangat ia rindukan dengan begitu intens. Demi mengobati rasa rindunya setelah sekian purnama tidak bertemu dengan sang putra.
"Untung kau tidak mirip dengan dia sayang." Cicit Rena dengan senyumnya yang mengembang. Ada rasa bahagia di hati Rena karna wajah Dilon sama sekali tidak mirip dengan wajah ayah kandungnya, kecuali warna mata mereka saja yang sama-sama memiliki mata berwarna biru.
***
***
"Mah, pah..." Setelah Dilon terlelap, Rena memutuskan untuk menemui papa Nicko dan mama Risanya.
"Ada apa sayang? Kenapa kau tidak ikut istrirahat bersama Dilon?" Tanya papa Nicko.
"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan pada kalian." Ucap Rena dengan senyumnya yang manis. Tanpa rasa canggung wanita berambut panjang itu duduk di antara kedua orang tuanya yang sedang duduk santai sembari menikmati teh hangat dan cemilan sore mereka.
"Apa kau mau minum teh juga sayang? Kalau mau akan mama buatkan." mama Risa menawarkan.
"Tidak usah repot-repot mah. Mama duduk saja di sini." Rena menarik mama Risa yang sudah bersiap pergi ke dapur agar duduk kembali.
"Apa yang ingin kau bicarakan sayang? Bicaralah." ucap papa Nicko dengan memasang wajah seriusnya. Jika Rena sudah bersikap seperti ini, berarti ada hal penting yang ingin Rena katakan pada mereka. Sama seperti saat Rena menyampaikan kabar kehamilannya dulu.
"Begini pah, mah..." Rena menatap mama Risa dan papa Nicko bergantian.
"Untuk acara ulang tahun Dilon nanti, aku ingin kita merayakannya di kota Bali. Sekalian liburan, sudah lama kita tidak berlibur bersama." ajak Rena dengan wajah sumringahnya.
"Itu ide yang bagus sayang, papa setuju." balas papa Nicko.
"Kapan kita berangkat? Mama akan mempersiapkan semua kebutuhan Dilon selama kita berlibur nanti." ujar mama Risa.
"Tidak usah repot-repot mah, mama istirahat saja. Mama pasti lelah telah menjaga Dilon selama ini. Biar aku saja yang menyiapkan semua kebutuhan Dilon." ujar Rena. Rena sangat tahu betapa lelahnya mengurus seorang anak seusia Dilon, karna Rena punya 2 orang keponakan yang masih kecil-kecil di rumah. Dan tak jarang Rena kebagian tugas untuk menjaga mereka.
"Baiklah jika itu keinginanmu." balas mama Risa. Walaupun mama Risa sama sekali tidak merasa di repotkan saat mengurus Dilon, tapi ia tetap mengabulkan apa yang jadi keinginan Rena. Mama Risa ingin memberi kesempatan pada Rena agar bisa lebih banyak menghabiskan waktunya dengan Dilon.
Sejak lama wanita paruh baya itu sangat mendambakan untuk memiliki seorang anak. Namun mama Risa harus mengubur impiannya dalam-dalam karna dokter sudah memvonis dirinya tidak bisa memiliki anak sendiri. Karna kenyataan pahit itu pulalah, mama Risa sampai di ceraikan oleh suami pertamanya yang sangat ingin memiliki seorang anak.
Kehadiran Rena dan Dilon adalah angin penyejuk untuk jiwa mama Risa yang gersang.
"Bagaimana kalau besok? Aku ingin menghabiskan liburan lebih lama dengan kalian." usul Rena.
"Ok." jawab papa Nicko dan mama Risa serentak.
"Jadi ini alasanmu pulang lebih awal, padahal hari ulang tahun Dilon masih 1 minggu lagi. Kenapa kau tidak mengatakan lebih awal jika ingin mengajak kami liburan sayang?" tanya mama Risa. Ia bisa mempersiapkan segalanya lebih awal andai Rena mengatakan rencana liburan mereka sebelumnya.
"Maaf mah." Rena tersenyum kikuk.
"Aku sengaja pulang ke rumah ini lebih awal karna tidak ingin bertemu dengan Justiv." batin Rena. Sebenarnya Rena sudah tahu rencana kepulangan Justiv dari kak Anzela. Karna itulah Rena memilih untuk pergi.
Bersambung.
thank you juga dah semangat up date nya niiii 👍😘🤩😁🤗🤗
Semoga Zayn adalah laki2 yg akan menjadi kebahagiaan Rena di kemudian hari 👍🤗🤗
ntar klo Rena g ada pasti Zayn bkal nyariin.... pasti kangen dgn kbiasaan Rena yg bikin ngeselin...😅😅😅
Zayn apa ada mencurigai sesuatu yaa?!???
semangat nulis dan sehat selalu tor👍 ❤
sabar zayn🤣🤣