***++ Harus bijak memilih bacaan ya guys...
Malam panas satu malam ku dengan lelaki asing membuatku tidak bisa lepas dari lelaki itu. Belakang aku tahu ia adalah Dokter spesialis penyakit dalam di Rumah sakit Mamaku dan kebetulan lelaki itu adalah Dokter yang merawat mamaku. Ia srorang duda yang haus akan hubungan panas di atas ranjang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qolbie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 SEDIKIT SERAKAH.
Ternyata lelaki itu hanya menggertakku saja ia tidak melakukan apa yang aku khawatirkan dan aku takutkan. dokter Rafandra mendekat ke arahku untuk menyelimuti tubuhku tidak lupa ia mengusap beberapa kali kepalaku seolah ia sangat peduli padaku.
"tidurlah sudah malam,"
ucap lelaki itu sebelum ia pergi meninggalkanku sendirian di dalam ruang kamar tersebut.
"Huft,"
aku begitu lega karena Akhirnya aku bisa menikmati malamku sendirian dengan nyaman.
pagi itu tepat pukul tujuh pagi aku terbangun karena jam alarm ponselku yang berdering begitu nyaring. aku menatap area sekitarku dimana keadaan di sana begitu asing menurutku karena aku baru saja menempati ruangan itu semalam. aku melihat tempat kosong yang ada di sampingku ternyata sudah tidak ada yang menempati tanda lelaki itu sudah tidak ada di apartmen.
aku lalu menatap pada layar ponsel telah mencari tahu apakah ia mengirim sesuatu aku juga tidak tahu kenapa aku bisa memiliki pemikiran jika aku sepenting itu baginya. Namun ternyata memang benar ada pesan masuk di sana yang memberitahuku bahwa ia sudah meninggalkan tempat itu pagi tadi untuk melakukan pekerjaannya.
aku pun segera bangkit dari atas ranjang tersebut aktivitas setiap hari yang harus aku lakukan adalah pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan mamaku setelah itu pergi ke kampus.
pagi itu setelah aku tiba di rumah sakit Aku tidak melihat ada dokter Rafandra di sana perasaanku sedikit kacau karena orang yang diam-diam aku cari tidak berhasil aku temukan bahkan aku sempat bertanya pada salah seorang petugas kesehatan atau bisa dibilang asisten dokter Rafandra untuk menanyakan keberadaan lelaki itu. namun jawaban asisten itu hanya memberitahuku ala kadarnya saja yang lalu membuatku menyerah.
aku merasa begitu kosong setelah dua hari tidak bertemu dengan lelaki itu, di mana Aku juga tidak melakukan pekerjaan apapun selain menunggu mamaku yang ada di rumah sakit karena isi saldo rekeningku lumayan gembul setelah beberapa kali menemani lelaki itu tidur.
"Apakah aku akan melakukan perawatan seperti yang dokter Rafandra inginkan saja Ya siapa tahu nanti kalau dia kembali dan melihatku berbeda dia akan..."
aku buru-buru menoyor kepalaku sendiri ketika aku menyadari jika aku sudah berusaha untuk membuat diriku tampil lebih baik dari diriku yang sebelumnya saat bertemu dengan lelaki itu. aku tidak menyadarinya aku hanya berusaha menyangkalnya dan merasa jika aku harus melakukan apa yang ia inginkan dengan sejumlah uang yang sudah Ia berikan untukku. akhirnya aku memutuskan untuk menelepon salah satu temanku teman baikku bisa dibilang Ia adalah teman terbaikku.
"Jessi... Apakah kau luang hari ini?"
"Emb, sepertinya aku sibuk membantu mamaku di toko, Ada apa ya? kamu membutuhkan apa Jasmine?"
"tidak apa-apa jess, Ya sudah kalau begitu,"
akhirnya aku memutuskan untuk menyudahi panggilan tersebut karena jessi sedang tidak bisa untuk menemaniku. aku bertemu dengan jessi sejak kita masuk kuliah dan kebetulan kami berada di jurusan yang sama. ia begitu baik padaku meskipun ia tahu jika aku serba kekurangan tidak seperti mahasiswi lainnya.
akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke salon kecantikan itu sendiri aku merombak seluruh penampilanku mulai dari tatanan rambut. aku memutuskan untuk memotong rambut panjangku aku memendekkannya sampai seujung daguku, entah mengapa aku merasa lebih nyaman dengan potongan rambut pendek. tidak lupa Aku melakukan perawatan seluruh tubuh mulai dari manicure pedicure extension semuanya bahkan sampai penguapan untuk area kewanitaanku. Aku tidak tahu mengapa aku ingin menyuguhkan yang terbaik untuk lelaki itu saat ia pulang nanti.
"Nona kulit anda bersih dan juga lembut sekali Apakah di rumah Nona melakukan perawatan sendiri?"
aku mendengar salah satu karyawan salon yang saat itu Tengah mengolesi kakiku menggunakan lukur yang mengomentari jenjang kakiku namun aku tidak langsung bahagia atau merasa senang karena ucapan tersebut. karena aku tahu biasanya karyawan salon kecantikan juga akan mengatakan semua itu pada para pelanggannya agar kelak pelanggannya datang kembali.
aku hanya tersenyum kemudian mengucapkan terima kasih dan berbicara ala kadarnya saja karena aku tahu meskipun aku bicara panjang lebar sekalipun Ia juga pastinya hanya menanggapi santai saja karena sudah pasti banyak pelanggan di salon itu yang juga semakin disanjung semakin melambung tinggi.
dan setelah selesai perawatan dengan lulur Aku menuju ke perawatan penguapan area inti kewanitaan cukup lama aku di sana karena penguapan itu dilakukan benar-benar oleh ahlinya dan aku benar-benar merasa begitu segar setelah selesai di ruangan tersebut. Keringatku lumayan terkuras karena penguapan itu karena di ruangan penguapan tidak ada AC.
Baru saja aku keluar dari ruangan tersebut, empat mata sudah mengawasiku dengan begitu terkejut. Ya, dia adalah temanku ia bisa dibilang jahat padaku.
"Desi, Jenny,"
aku tersentak untuk beberapa saat ketika aku menyadari kedua orang itu juga Tengah melakukan perawatan di salon kecantikan yang sama denganku. meskipun aku terkejut bukan karena mereka bisa datang ke salon itu tapi karena kenapa waktu dan tempatnya begitu kebetulan sama dengan waktuku hari ini. aku tahu kedua orang itu adalah anak orang kaya dan jelas ia sering keluar masuk salon kecantikan terutama calon kecantikan yang aku masuki saat ini Karena aku tahu di sini cukup menguras kantong.
"Wow... lihatlah siapa ini jen?"
"Wow... bintang kampus kita dong Des,"
"masalahnya kenapa dia baru saja keluar dari ruangan itu? bukankah dia tidak memiliki kekasih? Kenapa dia melakukan perawatan organ kewanitaan? ups... jangan-jangan benar, dia jadi simpanan om-om?"
"yang terpenting bukan itu Jenn, tapi kenapa dia bisa masuk ke salon ternama ini? bukankah salon ini tidak murah?"
"Oh... apakah mungkin dia benar jadi simpanan om-om kaya setelah malam panas itu?"
obrolan kedua wanita itu seolah sengaja mereka perdengarkan padaku namun aku tidak peduli apa yang mereka pikirkan tentangku selesai dengan semuanya aku pun segera menuju ke bagian pembayaran untuk membayar semua treatment yang aku lakukan di salon kecantikan tersebut.
"Wow... bukankah ini adalah warna kuku keluaran terbaru?"
Aku tidak tahu jika saat itu Desi dan juga Jenny mengikutiku sampai ke bagian pembayaran hanya untuk mencari tahu. tapi aku hanya mengabaikannya saja seolah kedua orang itu tidak ada di sisiku karena aku tidak mau mencari gara-gara dengan mereka.
"permisi apakah kalian berdua mau sekalian aku traktir?"
tampak kedua orang itu begitu kesal dan terlihat wajah mereka ingin marah ketika aku mengatakannya mungkin kata-kataku tersebut sudah berhasil menyinggungnya karena kedua wanita itu adalah anak orang kaya dan jelas mereka bisa membayarnya sendiri tanpa harus aku untuk mentraktir mereka.
setelah selesai dengan pembayaran aku beranjak pergi begitu saja. Aku menuju ke salah satu toko pakaian ternama yang ada di mall tersebut untuk membeli beberapa setel pakaian Karena aku tahu jika Rafandra Erlangga ingin melihatku tampil baik di depannya. senyum bibirku tersungging sekilas ketika aku melewati toko pakaian dalam yang memperlihatkan beberapa set pakaian dalam seksi. untuk sesaat otaku berpikir nakal. Aku membayangkan jika aku mengenakannya di depan Rafandra maka lelaki itu akan menerkamku.
"astaga apa yang barusan aku bayangkan?"
aku langsung menyadarkan diriku sendiri dari lamunanku itu dimana baru 2 hari aku tidak bertemu dengannya aku sudah merasa merindukannya, merindukan kejahilannya dan juga kemampuannya diatas ranjang untuk memberiku sesuatu yang belum pernah aku rasakan dari lelaki manapun.
akhirnya aku hanya melewati toko pakaian dalam itu begitu saja untuk menuju ke salah satu toko pakaian yang ingin aku tuju.
Baru saja aku masuk ke dalam toko tersebut aku langsung disambut ramah oleh karyawan toko itu ada dua karyawan yang berjaga di sana dan salah satunya menyambutku dengan begitu ramah. Aku tidak menyangka jika kedua temanku tadi ternyata tidak jadi melakukan treatment di salon tersebut dan malah membuntutiku sampai ke toko pakaian itu.
"Kenapa kamu menyambutnya dengan begitu baik Apakah kamu kira dia bisa untuk membeli pakaian di sini?"
aku mendengar Jenny mengatakan sesuatu yang begitu menjengkelkan tapi aku sadar Kenapa wanita itu mengatakannya karena beberapa waktu yang lalu di pesta di salah satu tempat hiburan malam di tempatku kerja, aku mengumpulkan uang untuk bertahan hidup bahkan aku sampai rela meneguk minuman yang ia dan teman-temannya berikan untukku.
aku pun langsung mengeluarkan kartu milikku dan aku berikan pada karyawan toko tersebut.
"aku akan memborong beberapa pakaian yang ada di toko ini tolong perlihatkan padaku pakaian keluaran terbaru,"
aku begitu senang karena aku bisa tampak angkuh di depan Jenny Dan juga Desi. tampak kedua wanita itu pun terdiam mematung sembari melongo dan menatap satu sama lain seolah mereka tidak percaya dengan apa yang baru saja aku katakan.
"Jenn... apa kita tidak salah lihat? dia... berbelanja layaknya anak orang kaya?"