"Jangan bunuh aku, tidaaaaak."
Crassss.
Kepala jatuh menggelinding dari anak nya ketua kampung yang baru menikah, sejak saat itu setiap malam purnama maka akan selalu ada korban yang jatuh, banyak nya korban dengan bentuk sama membuat wanita sakti bernama Purnama juga di curigai oleh banyak orang.
Benarkah bila Purnama si wanita ular kembali di jalan yang sesat?
Benarkah bila kata orang dia kembali kejalan sesat untuk menyempurnakan ilmu nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30. Risman keluar
Sepuluh lebih nyawa melayang dari ulah seseorang yang belum bisa di ketahui secara pasti juga siapa dia, entah dia sendirian atau dia punya teman. belum ada yang tau secara pasti akan hal itu, mereka hanya bisa menebak dan menduga duga siapakah pelaku nya yang sudah membuat teror sangat menakutkan serta mematikan ini.
Tuduhan demi tuduhan di lemparkan kesana sini karena mereka hanya berbekal rasa curiga saja, sebab sampai saat ini sama sekali tidak ada bukti yang di tinggal kan oleh pembunuh tersebut, polisi juga kelabakan mencari nya. sudah beberapa purnama berlalu, namun mereka tidak juga bisa mendapatkan semenjak di mulai kasus pertama milik anak Pak Lurah yang meninggal di malam pertama nya.
Risman yang sudah di keluar kan dari penjara milik Purnama, kini seperti orang linglung karena sebagian ingatan nya di hapus oleh Arya. melihat orang yang sedang kumpul untuk diskusi tentang meninggal nya jasad baru ini, mereka kini mengarah pada Rizal saja.
Sebab Angga dan Bima mendesak mereka untuk percaya tentang apa yang sudah di lihat nya, begitu banyak bukti yang mengarah pada Rizal. dari pada terus menuduh Purnama tanpa bukti, maka lebih baik mencari sosok Rizal yang sampai saat ini belum juga bisa di temukan keberadaan nya oleh mereka.
"Logika nya saja ya, bukan aku sok memberi tahu kalian yang lebih tua! tapi coba pikir, kenapa dia lari bila tidak membuat kesalahan." Angga ingin mereka mencari Rizal.
"Ini bisa jadi jasad baru meninggal karena kalian, karena kalian sibuk menyalahkan Purnama saja!" kesal Bima pula.
"Kenapa kalian berdua seolah sangat membela Purnama?!" Mus menatap dua teman nya.
"Karena dia tidak bersalah! mata kau itu juga ada di mana, malam itu kau juga ikut menyaksikan darah di tubuh Rizal." sentak Angga.
"Otak mu rusak, Mus! enak saja menyalahkan orang, sedangkan bukti nya saja tidak ada yang mengarah pada dia!" sengit Bima.
Terdiam Mus di buat teman teman nya karena memang sama sekali tidak ada bukti yang mengarah pada Purnama, para warga curiga karena nama nya yang seperti bulan dan dia adalah orang berilmu yang kerap menolong banyak orang. apa lagi Pak Lurah yang mendengar cerita desas desus nya bahwa Purnama adalah iblis, maka dia yakin akan hal itu.
Padahal yang di tuduh sedang anteng di rumah menikmati masa hiatus nya, malah sekarang dia juga harus melibatkan member nya untuk mencari jubah hitam yang meresahkan itu. sampai salah satu nya hampir celaka karena racun, tapi warga sama sekali tidak ada yang tau akan hal itu.
"Kalau aku memang yakin sepenuh nya bahwa ini ulah Purnama atau juga Arya, kekuatan dia sangat kuat!" Usman melihat tangan nya yang belum sembuh.
"Hati hati kau bicara, Usman! kali ini masih tangan mu yang patah, lain kali pasti leher mu di patahkan Arya." Nino membuka suara.
"Dia memang tidak ada kapok nya, Pakde! suka sembarangan kalau bicara." ketus Angga kesal.
"Mungkin kalian memang tidak akan percaya, tapi dia itu punya taring dan mata nya merah." seru Usman.
"Sudah tau kami tidak akan percaya, tapi masih juga kau bilang hal itu!" Angga menggelengkan kepala nya sambil tertawa.
"Aaah jangan jangan mereka itu adalah vampir yang menghisap darah, maka nya leher mereka semua putus dan jantung nya di makan." pekik Lubis.
"Bisa juga zombi, nanti malam akan memakan leher mu!" celetuk Bima membuat Lubis sangat kesal.
"Diam!" Pak Lurah membentak mereka yang terus bicara tidak jelas sekarang.
Sontak semua nya pun diam sambil memikirkan apa cara nya untuk menangkap pembunuh berantai ini, sudah begitu banyak korban yang jatuh. belum lagi di desa lain juga, banyak nyawa melayang karena pembunuh berantai yang terus saja membuat ulah membunuh para manusia, terutama mereka yang akan menuju hari bahagia atau juga sedang pacaran.
"Mari kita cari Rizal sampai dapat, bila perlu kita minta tolong pada Purnama untuk membantu." putus Pak Lurah.
"Sekarang sampean malah ingin minta tolong pada Purnama, padahal sebelum nya menuduh dia." Nino membuat Pak Lurah agak malu karena semua orang sekarang menatap dia.
"Sampean ini gimana to, Pak? kan kita curiga sama dia, kok malah sekarang mau minta tolong." Usman juga tidak setuju.
"Dia orang yang bisa menolong kita, bila dia mencari nya dalam waktu yang lama maka pasti dia lah pelaku nya." Pak Lurah berkata licik.
"Lah kok Bapak malah punya niat lain, padahal kita mau minta tolong loh!" Angga kesal sekali pada pemimpin mereka.
"Aku akan bilang semua nya pada Mbak Pur, biar tidak usah menolong manusia macam kalian ini." kesal Bima pula.
"Kau itu di kasih apa sih sama Purnama dan Arya? mati matian sekali kau mau membela nya!" sentak Usman kesal lagi.
"Mereka orang baik, tidak munafik seperti kalian!" geram Bima segera pergi dengan di ikuti Angga.
Para orang tua juga kesal karena dua pemuda itu pro pada Purnama, hanya Mus yang ada di pihak para orang tua karena da juga curiga pada Purnama dan Arya. terlebih dia mengalami hal ghaib saat di rumah nya Purnama, masa seperti di gebuk oleh orang tapi sama sekali orang nya tida kelihatan.
Hal itu lah yang membuat Mus kian yakin bahwa Purnama bukan manusia biasa yang baik, bisa jadi bahwa Purnama memang lah pelaku yang sudah membuat kehebohan di desa ini hingga membuat banyak nyawa yang melayang.
"Kau kenapa diam saja, Risman?" Lubis bertanya penasaran.
"Entah lah, rasanya aku seperti baru keluar dari neraka." jawab Risman yang sejak tadi terdiam.
"Hebat ya Pak Risman, bisa keluar dari neraka!" guyon Nino.
"Aku serius ini, tapi kok aku tidak ingat apa yang sudah terjadi. tapi aku seperti mengalami kejadian yang sangat luar biasa, haiiis entah lah!" Risman bingung sendiri.
"Selain ada pembunuh ternyata desa kita juga bisa membuat orang linglung." ujar Lubis yang tidak paham dengan Risman.
"Kau ada ketemu sama Purnama ndak? bisa jadi dia membuat ulah padamu!" cetus Usman.
"Kamu ini kenapa sih, Man? semua nya di sangkut kan pada Purnama, bocah itu diam saja loh di rumah nya!" Nino mulai kesal.
"Sampean tidak usah membela Purnama terus lah Mas Nino, kita semua tau bahwa Purnama adalah orang yang penuh misteri." kesal Usman sedikit membentak.
Nino diam karena tidak ingin meladeni Usman yang kian jadi saja, seenak perut menuduh orang, entah orang itu bersalah apa tidak. Purnama anteng di rumah tapi di tuduh sembarangan oleh dia, apa tidak kesal rasa nya mendengar itu. apa lagi Nino yang memang dekat dengan Purnama, tentu nya dia tidak terima bila orang orang bicara sembarangan saja pada Purnama atau pun Arya.
atau jangan² ini ulahnya pak lurah lagi
dan yg pasti,slah 1 d antara mreka adlh plakunya...