NovelToon NovelToon
Bayi Rahasia Sang Serigala

Bayi Rahasia Sang Serigala

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Manusia Serigala / Hamil di luar nikah / Identitas Tersembunyi
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Zylan Rahrezi

Rere jatuh cinta pada pria buta misterius yang dia temui di Sekolah luar biasa. Ketika mereka menjalin hubungan, Rere mendapati bahwa dirinya tengah mengandung. Saat hendak memberitahu itu pada sang kekasih. Dia justru dicampakkan, namun disitulah Rere mengetahui bahwa kekasihnya adalah Putra Mahkota Suin Serigala.

Sialnya... bayi dalam Kandungan Rere tidak akan bertahan jika jauh dari Ayahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zylan Rahrezi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku, Kamu Dan Perbedaan

Bab 15-

Di dalam ruang pertemuan besar keluarga Vorbest, cahaya lilin yang redup memantulkan bayangan-bayangan panjang di dinding batu. Robin De Vorbest, Tetua Vorbest, duduk di kursinya yang megah, menatap putranya, llos, dan putrinya, Areum, dengan tatapan penuh keyakinan. Di seberangnya, Kenny De Estyor, istrinya yang tenang dan anggun, memperhatikan percakapan dengan penuh perhatian.

"Aku sudah mengatakan berkali-kali, Areum," kata Robin, suaranya tenang namun tegas, "Kesempatan ini adalah yang paling penting. Masalah retakan dunia bawah tidak hanya membuat kerajaan Espencer berada dalam situasi sulit, tapi juga membuka peluang bagi kita untuk memperkuat hubungan dengan mereka. Inilah waktunya kau lebih dekat dengan Putra Mahkota Arion."

Areum menunduk, tangan lembutnya memegang ujung rok gaunnya. Ada sedikit warna merah di pipinya, senyum malu-malu terukir di wajahnya. "Aku akan mencoba, Ayah," ujarnya pelan. "Tapi Arion... dia selalu tampak begitu sibuk, apalagi dengan masalah yang sedang dia hadapi."

Robin mengangguk, namun tetap bersikeras. "Itulah sebabnya kau harus bersikap lebih hangat padanya. Situasi ini tidak akan bertahan selamanya. Jika kau bisa menarik perhatiannya sekarang, ketika dia sedang membutuhkan dukungan, Espencer akan terikat pada kita. Dunia bawah mungkin sedang retak, tapi Vorbest dan Espencer bisa menjadi sekutu yang tak terpisahkan."

Ilos, yang mendengarkan di sudut ruangan, menyela dengan nada lebih keras. "Kau tahu betul, Ayah, bahwa Vorbest tidak bisa selamanya berdiri sendiri. Apalagi jika ancaman dari dunia bawah semakin parah. Kita butuh sekutu yang kuat. Dan Arion, sebagai Putra Mahkota Espencer, adalah kunci."

Areum masih tersenyum malu-malu, tetapi ada kegelisahan di balik senyumnya. Meski keluarganya menekannya untuk mendekati Arion demi tujuan politik, dia tahu perasaannya sudah mulai berubah. Sejak pertemuan pertama mereka, dia bisa merasakan sesuatu yang berbeda tentang sang putra mahkota. Arion bukan hanya simbol kekuasaan, tapi seorang pria yang mulai menarik hatinya.

"Aku mengerti," jawab Areum pelan, pipinya kembali merona. "Aku akan berusaha lebih dekat dengannya."

Robin tersenyum puas, sementara Kenny, yang duduk diam di sebelahnya, memperhatikan putrinya dengan tatapan lembut. "Bagus," ujar Robin. "Kita perlu melangkah dengan hati-hati, Areum. Tapi jika kau bisa menawan hatinya, maka Vorbest akan lebih kuat daripada sebelumnya."

Setelah beberapa saat hening, Robin menoleh kepada istrinya. "Kenny, bagaimana tanggapan Ratu Liliana saat terakhir kita berbicara tentang perjodohan ini?"

Kenny menatap suaminya sejenak, senyumnya lembut namun penuh rahasia. "Ratu Liliana tidak langsung menolak," jawab Kenny dengan suara halus. "Tapi dia juga tidak memberikan persetujuan penuh. Seperti biasa, dia bermain aman, menunggu langkah kita selanjutnya. Namun, aku bisa merasakan bahwa dia tahu betapa pentingnya aliansi ini. Retakan di dunia bawah memberi tekanan besar pada Espencer, dan mereka tidak punya banyak pilihan."

Robin mengangguk perlahan, tangannya menggenggam kursinya erat. "Itu artinya kita harus terus mendorong. Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Jika kita bisa memastikan bahwa Areum dan Arion semakin dekat, perjodohan ini akan menjadi kenyataan."

Areum menundukkan kepalanya, senyumnya tidak bisa disembunyikan lagi. Meskipun semua pembicaraan ini penuh dengan politik dan strategi, hatinya berkata lain. Setiap kali dia memikirkan Arion, ada perasaan hangat yang muncul. Dia tahu bahwa ini lebih dari sekadar tugas keluarga-dia sudah mulai jatuh cinta pada Putra Mahkota Espencer.

Namun, dalam hatinya, Areum juga sadar bahwa cinta tidak bisa selalu dipaksakan, dan Arion masih jauh dari kata siap untuk menerima perjodohan apa pun. Tapi, untuk saat ini, dia menikmati perasaan yang membuat hatinya berdebar setiap kali nama Arion disebutkan.

"Jangan khawatir, Ayah," kata Areum dengan suara lembut tapi penuh keyakinan. "Aku akan melakukan yang terbaik. Siapa tahu, mungkin Arion akan melihatku bukan hanya sebagai calon Putri Mahkota, tapi juga sebagai seseorang yang benar-benar peduli padanya."

Robin tersenyum puas, sementara Kenny hanya memandang putrinya dengan penuh kasih sayang. Keluarga Vorbest tahu bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk bergerak, dan Areum adalah kunci dari segala rencana mereka.

Namun, tanpa disadari oleh mereka semua, badai yang lebih besar tengah mendekat. Baik ancaman dari dunia bawah, maupun masa lalu yang terlupakan oleh Arion, perlahan akan mulai terungkap dan semuanya akan berubah drastis.

Angin berhembus lembut di sekitar gerbang besar istana Taewon, membawa aroma dedaunan dan bunga liar yang bermekaran di taman. Di kejauhan, matahari mulai turun ke ufuk barat, menyelimuti istana dengan semburat cahaya oranye keemasan.

Rere berdiri di sana, di antara pepohonan besar yang menaungi istana, mengenakan cadar tipis yang menutupi wajahnya, menyembunyikan siapa dirinya sebenarnya. Gaun putih polos yang ia kenakan, dihiasi dengan hiasan daun emas di kepalanya, membuatnya terlihat seperti peri yang tersesat di tengah dunia manusia.

Undine, peri air yang selalu berada di sampingnya, bergerak tenang di sisinya, sementara Lory berjalan di belakang mereka, menjaga jarak namun tetap waspada. Perjalanan mereka menuju istana Taewon terasa berat bagi Rere-bukan karena jarak atau lelahnya tubuh, melainkan karena beban yang lebih dalam yang ia simpan dalam hatinya.

Rere menoleh ke arah Undine, ingin bertanya sekali lagi tentang waktu yang tepat untuk mengungkapkan kebenaran kepada Arion. Namun, sebelum kata-kata itu keluar, dia menahannya. Ada sesuatu di dalam dirinya yang mengatakan bahwa ini bukanlah saatnya bahwa Arion mungkin tidak akan pernah bisa mengingatnya, tidak akan pernah bisa mengenali dirinya yang telah menjadi bayangan dari masa lalunya yang hilang.

"Apa yang akan terjadi jika dia tahu?" pikir Rere dalam hati. "Jika Arion tahu aku mengandung anaknya... apakah dia akan menerimaku? Atau justru menolak, seperti dia menolak kenangan kami?"

Rere menghela napas panjang, tangannya perlahan menyentuh perutnya yang masih belum menunjukkan tanda-tanda kehamilan yang jelas. Di sana, di dalam dirinya, darah mereka bersatu. Anak yang mereka ciptakan bersama, namun anak yang mungkin tak akan pernah diakui oleh ayahnya sendiri. Bagaimanapun, Arion telah kehilangan ingatannya dan kehilangan dirinya dalam proses suksesi Maros, di mana Rere hanya menjadi alat bagi para petinggi untuk mencapai tujuan mereka.

Saat Rere hendak melangkah masuk lebih jauh ke dalam taman istana, pandangannya tiba-tiba tertuju pada sosok yang sangat

familiar di kejauhan. Langkahnya seketika terhenti, napasnya tercekat di tenggorokan. Di seberang taman, di bawah cahaya senja yang mulai memudar, berdiri Arion. Putra Mahkota Espencer, pria yang dulu sangat ia cintai, yang kini menjadi sosok yang seolah tidak bisa ia gapai lagi.

Arion berjalan dengan penuh wibawa, wajahnya tenang namun matanya menunjukkan tanda-tanda kegelisahan yang mendalam. Masalah dunia bawah, perjodohan, dan tanggung jawab sebagai Putra Mahkota mungkin memenuhi pikirannya. Tapi bagi Rere, pemandangan itu seperti pisau tajam yang menusuk hatinya. Dia begitu dekat, namun pada saat yang sama, terasa lebih jauh dari yang pernah ia bayangkan.

Rere memandangnya dari balik cadar, matanya dipenuhi dengan kesedihan yang dalam. "Aku tak akan pernah bisa menyentuhmu lagi, Arion," pikimya, "Kau tidak akan pernah mengingat siapa aku. Aku hanyalah bayangan yang terlupakan dalam hidupmu. Dan bahkan jika aku berdiri di sini di depanmu, kau tak akan pernah mengenaliku."

Arion melangkah semakin dekat, tanpa menyadari bahwa wanita yang mengenakan cadar putih di seberangnya adalah gadis yang pernah ia cintai. Wanita yang saat ini tengah mengandung anaknya-anak yang bahkan tak ia ketahui keberadaannya.

Rere meremas gaunnya dengan erat, berusaha menahan air mata yang mulai membasahi sudut matanya. "Anak kita akan tumbuh tanpa tahu siapa ayahnya," bisiknya dalam hati. "Aku akan melindunginya, tapi aku tidak akan pernah bisa memaksakan kenangan yang hilang padamu. Kau tidak akan pernah ingat... dan aku harus menerima itu."

Ketika Arion berjalan melewati mereka tanpa menoleh sedikit pun, Rere merasa seolah dunia runtuh di sekitarnya. Rasanya seperti sebuah jarak yang tak terjembatani terbentang di antara mereka, meski hanya beberapa langkah yang memisahkan. Jarak bukan karena fisik, tetapi karena hati dan kenangan yang telah hilang.

Undine, yang bisa merasakan getaran emosi Rere, menyentuh lengannya dengan lembut. "Kau harus kuat, Rere," bisiknya penuh kasih. "Tidak semua cerita cinta berakhir seperti yang kita inginkan, tapi kau harus tetap berjuang, setidaknya untuk bayi yang ada di dalam dirimu." Rere mengangguk pelan, meski hatinya terasa hancur. Dia tahu Undine benar, tetapi itu tidak membuat perasaannya lebih ringan. Tatapannya mengikuti Arion sampai sosoknya hilang di balik pepohonan besar taman istana.

"Aku mencintaimu, Arion," bisiknya pelan, hanya untuk dirinya sendiri. "Tapi aku harus belajar untuk melepaskanmu."

Saat cahaya senja mulai menghilang sepenuhnya, Rere melangkah maju, kembali melanjutkan perjalanan yang berat bersama Undine dan Lory. Meski hatinya terasa hancur, dia tahu bahwa ada kehidupan baru yang sedang tumbuh di dalam dirinya, kehidupan yang akan ia lindungi dengan seluruh kekuatannya, bahkan jika itu berarti harus menyembunyikan kebenaran dari pria yang pernah ia cintai.

Dan di antara hembusan angin malam yang lembut, sebuah perasaan kuat muncul di dalam diri Rere: bahwa masa depan tak akan pernah sama lagi, dan jalannya dengan Arion sudah ditentukan oleh takdir yang tak bisa ia ubah.

Sementara Rere melangkah menjauh dengan hati yang penuh luka, di sisi lain taman istana, Arion terus berjalan dengan gelisah. Angin malam yang sejuk seharusnya membuatnya tenang, namun saat ia melewati sosok peri yang samar-samar dikenalnya, jantungnya tiba-tiba berdegup kencang, lebih cepat dari biasanya. Sesuatu dalam dirinya terasa terguncang, meski ia tidak dapat menjelaskan apa yang membuatnya begitu gelisah.

Sekilas, dia melihat sosok perempuan itu dari balik cadar putihnya. Dia mengenakan gaun sederhana dengan hiasan daun emas di kepalanya, tampak seperti peri yang penuh kedamaian. Namun, sesuatu tentang kehadiran perempuan itu membuat dadanya sesak. Rasanya seperti deja vu-perasaan akrab yang datang entah dari mana, menyentuh bagian terdalam dari hatinya, meski ingatannya tidak dapat menangkap apa yang sebenarnya terjadi.

"Siapa dia?" pikir Arion sejenak, menghentikan langkahnya untuk beberapa saat.

Tapi kemudian, dia menggelengkan kepala, mencoba menepis perasaan itu. Utusan peri, hanya itu yang muncul di pikirannya.

Wanita yang seharusnya tidak memiliki tempat dalam benaknya di tengah semua kekacauan ini-masalah retakan dunia bawah, ancaman yang kian mendekat, dan rencana perjodohan dengan keluarga Vorbest. Semua itu sudah cukup membebani pikirannya, dan dia tidak bisa membiarkan sesuatu yang samar seperti ini mengalihkan perhatiannya.

Namun, semakin dia berusaha mengabaikan, semakin hatinya meronta. Detak jantungnya berdebar kencang, seolah tubuhnya mengingat sesuatu yang pikirannya tidak mampu mencapai.

Arion menarik napas panjang, berharap bisa mengembalikan ketenangannya. Dia merasa harus acuh, berpura-pura tidak terpengaruh oleh keberadaan sang utusan peri. Mungkin itu hanya kebetulan, pikirnya. Atau mungkin hanya efek dari terlalu banyak tekanan yang menumpuk akhir-akhir ini.

Namun, semakin jauh dia berjalan, semakin perasaan itu tidak bisa dihilangkan. Perasaan bahwa ada sesuatu yang hilang, sesuatu yang seharusnya dia ingat sesuatu tentang wanita itu.

Dia berusaha keras untuk menyibukkan pikirannya dengan masalah kerajaan, dengan keretakan dunia bawah dan tanggung jawabnya sebagai Putra Mahkota. Namun, sosok perempuan itu terus kembali ke benaknya, meskipun dia tidak bisa menjelaskan mengapa.

"Ini tidak masuk akal," gumam Arion kepada dirinya sendiri, matanya sedikit menyipit, mencoba memfokuskan pikirannya.

Kenangan samar yang terputus-putus mulai menghantui pikirannya, seperti bayangan yang mencoba keluar dari sudut gelap ingatannya. Tapi setiap kali dia mencoba menggapainya, kenangan itu hilang, meninggalkannya dalam kegelapan yang membingungkan.

"Apa ini...?" pikirnya lagi, jantungnya berdebar semakin kencang.

Sambil terus melangkah, Arion akhirnya memutuskan untuk mengabaikan rasa gelisah itu untuk sementara waktu. Dia tidak punya waktu untuk merenungkan apa yang mungkin terjadi di antara dirinya dan peri itu. Tapi di sudut hatinya, ada sesuatu yang berbisik pelan-ini bukan pertama kalinya kau merasa seperti ini.

Namun, Arion tetap berjalan, dengan wajah yang tampak acuh. Baginya, lebih mudah berpura-pura tidak peduli. Lebih mudah mengabaikan ketidakpastian yang terus menekan hatinya daripada menghadapinya. Dia tidak menyadari bahwa di balik cadar putih sang utusan peri, ada seseorang yang telah lama ia lupakan seseorang yang dulu pernah menjadi bagian dari hidupnya, tetapi sekarang hanya menjadi bayangan di dalam ingatannya yang hilang.

Dan semakin dia berusaha menjauh, semakin gelisah hatinya, seolah dia menolak sesuatu yang sebenarnya tidak bisa dihindari.

1
@Risa Virgo Always Beautiful
lanjut kak
✨💥N༙྇A༙྇B༙྇I༙྇L༙྇A༙྇²💥✨
mampir kak
yumin kwan
baru Nemu....langsung marathon...
pliz jgn digantung ya ...
Zycee: sanzz ae sanz
total 1 replies
꧁LC*¹³🌸Intan PS Army 🐨°°🕊️꧂
keren di awal udah keren
Intan Nurul
menarik..sekali

bikin penasaran kisah selanjutnya
Intan Nurul
seruuuu euyy..lanjutt thoor /Determined/
RiJu
wah, ternyata rere keturunan peri
RiJu
tulisannya bagus.
apa yg dimaksud dgn setengah peri dan manusia? apakah rere?
Zycee: mana ku tau🗿
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!