Hangatnya Bersama Mu

Hangatnya Bersama Mu

BAB 1

"Terimakasih uang lebihnya, Kak," ucap sang kurir paket senang karena mendapatkan uang lebih dari pelanggannya.

Adit merasa sangat bersyukur atas rezeki yang telah diberikan padanya. la selalu bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, dan bonus ini merupakan hadiah yang sangat berarti baginya. Ia berdoa semoga keluarganya selalu bahagia dan sehat, serta keberkahan terus menghampiri mereka.

"Akhirnya, aku mendapatkan rezeki lebih dari pelanggan. Aku bisa menggunakan ini untuk membeli susu untuk anakku," senangnya karena akhir-akhir ini istrinya sudah tidak ingin menyusui anak mereka.

Aditya Nanda adalah seorang pria berumur 25 tahun yang memiliki kulit berwarna sawo matang dan berwajah tampan dengan rahang tegas. Sudah satu tahun ia menikah dengan pacarnya yang kini menjadi istrinya. Pernikahan mereka terjadi karena pacarnya hamil sebelum menikah. Meskipun Aditya miskin, ia tetap menikahi pacarnya untuk bertanggung jawab atas perbuatan mereka.

Sebagai seorang kurir pengantar paket online, Aditya berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Namun, belakangan ini ia dan istrinya sering bertengkar karena masalah perekonomian. Selain itu, istrinya enggan menyusui anak mereka yang saat ini sangat membutuhkan asupan nutrisi untuk tumbuh. Situasi ini membuat kehidupan keluarga mereka semakin sulit dan penuh dengan konflik.

"Aku akan pergi membelikan susu untuk anakku terlebih dahulu," gumam Adit seraya menjalankan motornya.

Beberapa saat kemudian, Adit baru saja pulang dari toko kelontong dengan langkah gembira dan senyuman lebar. la merasa bahagia karena berhasil membeli susu formula untuk anaknya. Dengan tangan yang terasa berat karena bawaan belanjaannya, ia bersemangat membuka pintu rumah. Begitu pintu terbuka, Adit terhenyak. la terkejut mendengar suara istrinya, Naura Ayudya, yang terdengar sedang mendesah.

"Eeengjhj, yeahh lebih dalam, Sayangghhh,,"

Dengan perasaan cemas dan bingung, ia memutuskan untuk mencari tahu apa yang terjadi. Adit berjalan perlahan mendekati sumber suara itu, hatinya berdebar kencang. Ketika ia melihat istrinya, ia menemukan bahwa Naura sedang berc*nta dengan seorang pria yang ia tau itu adalah teman istrinya.

"Naura! Apa-apaan kamu?!" teriak Adit menggelegar.

Karena terkejut, Naura tak sengaja mendorong selingkuhannya. "A-adit?" bingungnya karena sang suami sudah pulang. Adit merasa darahnya mendidih ketika ia menyaksikan istrinya berselingkuh dengan pria lain di ruang tamu rumah mereka. Rasa marah yang memuncak membuat Adit ingin segera menerjang ke ruangan itu dan melabrak keduanya. Namun, sebelum Adit berhasil menghampiri mereka, ia mendengar suara tangis anaknya yang terdengar dari kamar tidur. Adit yang seketika merasa hatinya luluh oleh tangisan sang anak, mengalihkan langkahnya menuju kamar anaknya. Ia membuka pintu kamar dengan perlahan dan melihat anaknya yang terjaga dari tidurnya, menangis karena lapar. Adit menggendong sang putra yang baru berusia 1 tahun itu dengan lembut.

Diluar kamar, Naura dan selingkuhan berhenti melakukan hubungan panas itu. Dengan santainya Naura membenarkan bajunya tanpa ketakutan sama sekali.

"Kamu tidak takut dicerai oleh Aditya?" tanya Bihan, selingkuhan sekaligus teman lama Naura.

Naura tersenyum miring. la mengecup singkat pipi selingkuhannya itu. "Bukankah bagus kalau ketahuan? Aku bisa meminta pisah padanya, karena aku sudah muak hidup dengan pria miskin itu," ujarnya.

Nyes..

Aditya tertegun karena saat ia dan sang putra keluar, tiba-tiba mendengar perkataan dari istrinya. Ada rasa sesak yang tak bisa ia ungkapkan karena ternyata istrinya sengaja berselingkuh agar mereka berpisah.

"Eh, udah bangun ya anaknya? Mau nyusu, ya? Nyusu sendiri aja, ya. Jangan manja jadi anak," dengan tak berperasaannya Naura mengatakan hal seperti itu pada sang putra.

Aditya mengepalkan sebelah tangannya marah. Bagaimana bisa seorang ibu tega mengatakan hal demikian pada anaknya sendiri? Benar-benar ibu yang tak punya hati.

"Ibu biadab." desis Adit seraya melawati dua sejoli itu. la berjalan menuju dapur untuk membuatkan susu untuk anaknya.

***

Maura mengikuti langkah suaminya itu sambil mengucapkan kata perpisahan. "Lebih baik kita pisah. Aku sudah tidak tahan hidup miskin dan merawat anak cengeng sepertinya," ujarnya tanpa bersalah sama sekali.

"Kamu tega meninggalkan anak kita disaat dia masih membutuhkan asi?" tanya Adit yang sebenarnya ingin sekali menampar istrinya itu.

"Aku tidak sudi menyusuinya lagi karena itu akan membuat bentuk tubuhku tidak cantik lagi,"

Adit menarik napas dalam seraya membuatkan susu formula untuk anaknya yang sedang mengisap lengannya sendiri itu.

"Jika itu yang kamu mau, baiklah. Kita berpisah dan segera kemasi barang-barangmu," ucap Adit yang lebih baik menahan amarahnya karena tidak ingin membuat trauma pada anaknya, walaupun sang anak belum mengerti apa-apa.

Naura tersenyum lebar karena suaminya, eh mantan suaminya itu sudah mengatakan pisah padanya. "Tenang saja, aku sudah mengemas pakaianku. Aku juga tidak sudi tinggal di rumah kecil ini." hinanya.

Ya, Naura sebenarnya ingin mengenalkan temannya itu sebagai selingkuhan dengan baik-baik. Tapi, karena suaminya pulang lebih awal, dan melihat ia dan sang selingkuhan sedang bermain di ruang tamu, ia pun tidak ambil pusing dengan itu.

Adit hanya diam tak menyahut, ia mengocok dot yang sudah terisi susu formula itu, lalu ia berikan pada sang putra.

Naura menjauh dengan acuh, "Ayo Bihan, kita pergi dari sini." ajaknya pada pria yang hanya diam sedari tadi.

"Iya," jawab Bihan. Mereka pun pergi meninggalkan Adit yang tengah merawat anaknya itu, padahal semua paket belum Adit antar.

***

Adit meneteskan air matanya saat mantan istrinya sudah pergi. la menatap anaknya yang lahap menghisap dot tersebut.

"Mulai sekarang, ayah akan menjadi ayah sekaligus ibu untukmu, Son." ia mengecup pipi anaknya dengan sayang.

Entah bagaimana sekarang ia bekerja sambil mengurus anaknya yang tidak bisa ditinggalkan itu.

"Apa tubuhmu tahan kalau ikut ayah bekerja? Ayah tidak mungkin meninggalkanmu pada tetangga karena mereka juga pada sibuk," gumam Adit yang memikirkan untuk membawa anaknya bekerja.

"Mamama,,," celoteh bayi yang baru berumur satu tahun pas itu.

Sakit rasanya mendengar celotehan sang anak yang menyebutkan kata 'mama' itu. Kenapa Naura begitu tega dengannya dan anaknya? Padahal selama ini sudah berusaha memberikan apa yang diinginkan oleh istrinya.

"Maaf, ayah tidak bisa mempertahankan ibumu yang berselingkuh. Ayah berjanji akan membuatmu bahagia sehingga tidak merasakan kekurangan kasih sayang," janji Chandra lirih.

Sssstttt...

***

Amanda meringis disela pemotretannya sebagai seorang model muda yang terkenal. la merasakan sakit yang luar biasa pada pay*daranya karena hari ini ia belum mengeluarkan as* miliknya.

"Bisa istirahat dulu? Aku mau ke toilet," pinta Amanda pada seorang photograper yang memotretnya.

Photograper tersebut melihat jam di pergelangannya. "Lima menit," ujarnya.

Mana cukup? Aku perlu waktu 30 menit setidaknya," protes Amanda.

"Untuk apa berlama-lama ke toilet, Man?" tanya nya menatap curiga pada sang model cantik tersebut.

"Privasiku, kamu tidak perlu bertanya." Amanda segera memasuki toilet. Beruntung hari ini tema bajunya adalah pakaian santai dan bukan dress.

Amanda Devia, anak tunggal dari seorang pengusaha yang saat ini tinggal di Italy bersama istrinya. Amanda tinggal sendiri di Indonesia karena ia memulai karier nya sebagai model di tanah Indonesia.

Menjadi seorang model cantik dan terkenal itu bukanlah hal mudah. la dipaksa bersikap sesempurna mungkin karena netizen Indonesia begitu pedas dalam mengomentari kesehariannya. Bahkan ia sempat stress memikirkan fansnya yang begitu fanatik terhadapnya, ditambah tuntutan dari kedua orang tuanya dan sang pacar. la sering mengonsumsi makanan yang membuat tekanan pada payudaranya dan membuat dirinya terkena stimulasi hormon prolaktin, atau penyakit yang bisa mengeluarkan asi sebelum waktunya.

Seorang gadis mengeluarkan asi padahal belum menikah dapat disebabkan oleh stimulasi hormon prolaktin. Prolaktin dapat diproduksi oleh tubuh dalam respons terhadap rangsangan atau tekanan pada payudara. Meskipun ini tidak umum, namun hal ini bisa terjadi tanpa hubungan dengan kehamilan atau menyusui.

"Pemompa asiku rusak, entah kapan datangnya pemompa asi yang baru." keluh Amanda karena ia bingung bagaimana cara mengeluarkan asinya agar dirinya tidak kesakitan lagi.

🌸🌸🌸🌸🌸

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!