NovelToon NovelToon
Rahasia Sang Selir

Rahasia Sang Selir

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel / Angst
Popularitas:27.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ayu Lestary

Aluna, seorang penulis sukses, baru saja merampungkan novel historis berjudul "Rahasia Sang Selir", kisah penuh cinta dan intrik di istana kerajaan Korea. Namun, di tengah perjalanannya ke acara temu penggemar, ia mengalami kecelakaan misterius dan mendapati dirinya terbangun di dalam tubuh salah satu karakter yang ia tulis sendiri: Seo-Rin, seorang wanita antagonis yang ditakdirkan membawa konflik.

Dalam kebingungannya, Aluna harus menjalani hidup sebagai Seo-Rin, mengikuti alur cerita yang ia ciptakan. Hari pertama sebagai Seo-Rin dimulai dengan undangan ke istana untuk mengikuti pemilihan permaisuri. Meski ia berusaha menghindari pangeran dan bertindak sesuai perannya, takdir seolah bermain dengan cara tak terduga. Pangeran Ji-Woon, yang terkenal dingin dan penuh ambisi, justru tertarik pada sikap "antagonis" Seo-Rin dan mengangkatnya sebagai selirnya—suatu kejadian yang tidak pernah ada dalam cerita yang ia tulis!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Lestary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3: Pesona yang Tak Terduga

Langkah Aluna terasa berat saat ia melewati gerbang utama istana yang dihiasi ukiran emas dan lambang kerajaan. Hanbok yang indah dan elegan berwarna ungu lembut membalut tubuhnya, mengalir anggun mengikuti setiap gerakannya. Aluna tahu, tubuh yang kini ia tempati, tubuh Seo-Rin, adalah lambang dari kecantikan dan kemegahan yang mampu menarik perhatian siapa pun. Setiap orang yang berada di jalannya menatapnya dalam keheningan, seakan pesona dan anggunannya menghipnotis mereka.

Para pelayan yang biasanya menunduk, kali ini mengangkat kepala dan mencuri pandang ke arah Seo-Rin, terkejut oleh perubahan aura yang begitu kontras dari biasanya. Meski dikenal sebagai wanita yang cantik, Seo-Rin memiliki reputasi yang menakutkan. Ia terkenal sering bicara kasar, memperlakukan para pelayan dengan penuh cemooh dan penghinaan. Mereka terbiasa melayaninya dengan kepala tertunduk, hati-hati agar tidak memancing kemarahannya.

Namun hari ini, ada sesuatu yang berbeda. Ketika Aluna melewati lorong panjang menuju aula utama, seorang pelayan wanita yang tergesa-gesa berjalan membawa nampan penuh teko dan cangkir tersandung dan hampir saja jatuh. Refleks, Aluna segera bergerak, menangkap pelayan itu sebelum sempat terjatuh.

“Kau tidak apa-apa?” tanya Aluna dengan lembut, matanya memandang pelayan itu dengan penuh perhatian.

Pelayan itu tergagap, wajahnya penuh keterkejutan. Matanya lebar tak percaya menatap wajah Aluna. "Saya … saya tidak apa-apa, Nona Seo-Rin," jawabnya dengan suara bergetar, seakan takut menerima perhatian dari sosok yang biasanya menakutkan ini.

Aluna tersenyum kecil, membantu pelayan itu menyeimbangkan kembali nampan yang ia bawa. “Hati-hati, ya,” katanya dengan suara ramah yang membuat pelayan itu membeku sejenak. Para pelayan lain yang menyaksikan kejadian tersebut dari jauh bertukar pandang dengan ekspresi bingung, bertanya-tanya tentang perubahan sikap Seo-Rin yang terasa hampir seperti mimpi.

Tak jauh dari tempat itu, Pangeran Ji-Woon berdiri di beranda yang menghadap lorong tersebut. Matanya mengamati setiap gerak-gerik Seo-Rin dengan tajam, memperhatikan keanggunan langkahnya dan caranya berbicara kepada para pelayan. Mata hitamnya yang tajam memancarkan sorot penuh penasaran dan sedikit ketidakpercayaan. Senyum tipis tersungging di bibirnya saat melihat Seo-Rin yang dengan lembut membantu seorang pelayan yang tersandung.

“Seo-Rin yang ramah pada pelayan?” gumam Ji-Woon pada dirinya sendiri. “Apakah ini taktik baru untuk menarik perhatianku?”

Dia mengenal Seo-Rin sebagai sosok yang angkuh, gadis yang tak akan ragu menggunakan lidah tajamnya untuk menghina siapa saja yang tak sepadan dengannya. Rasa angkuhnya begitu tinggi hingga dia biasa memandang rendah siapa pun yang bukan bangsawan. Namun kini, melihat Seo-Rin dengan cara yang berbeda, bersikap manis bahkan pada pelayan yang sebelumnya tak dianggapnya, Ji-Woon merasa ada intrik yang bersembunyi di balik sikap itu.

Di aula utama, para bangsawan dan pelayan tak mampu mengalihkan pandangan dari sosok Seo-Rin. Desas-desus mulai menyebar tentang sikap Seo-Rin yang terlihat berubah sejak seleksi. Ji-Woon hanya mengamati dari kejauhan, berusaha memahami motif di balik perubahan sikap Seo-Rin yang tiba-tiba. Baginya, Seo-Rin mungkin saja sedang mencoba memainkan permainan yang lebih halus, cara baru untuk menarik perhatiannya atau memenangkan simpati Ratu.

Ketika Ji-Woon akhirnya beranjak dari tempatnya, ia berjalan perlahan ke arah aula di mana Seo-Rin berdiri di tengah ruangan setelah pertemuan singkatnya dengan Ratu Kim. Melihatnya dari dekat, ia kembali terperangkap oleh kecantikan dan keanggunannya yang seakan bercahaya, namun tetap memasang ekspresi tenang. Aluna yang berada dalam tubuh Seo-Rin, merasa gugup di bawah tatapan sang pangeran yang begitu tajam.

Pangeran Ji-Woon berhenti beberapa langkah di depannya, menatapnya lekat-lekat. “Seo-Rin,” sapanya dengan nada suara yang rendah namun dalam, penuh dengan pengamatan. “Kau tampak … berbeda hari ini.”

Aluna menelan ludah, merasa harus menahan detak jantung yang berdebar lebih cepat dari biasanya. Berusaha menenangkan diri, ia tersenyum tipis dan membungkuk hormat. “Yang Mulia Pangeran,” balasnya, mencoba menyelaraskan dengan karakter Seo-Rin tanpa menampakkan keterkejutan yang sesungguhnya.

Ji-Woon mengamati wajahnya, senyum tipisnya menyiratkan ketertarikan yang enggan ia akui. “Entah kenapa,” lanjut Ji-Woon, “aku merasa ini semua adalah bagian dari strategimu.”

Aluna terdiam sejenak, bingung dan tak mengerti apa yang ia maksud. Namun, Ji-Woon tampaknya menikmati kebingungan di wajahnya. Pangeran itu menyipitkan matanya, memerhatikan setiap detail ekspresi yang tergambar di wajahnya, seolah mencari celah untuk menebak maksud tersembunyi di balik sikapnya.

“Strategi, Yang Mulia?” jawab Aluna dengan hati-hati, mencoba menjawab tanpa menimbulkan kecurigaan.

Ji-Woon hanya mengangkat alisnya sedikit, senyum samar masih terlukis di wajahnya. “Seo-Rin, kau selalu memiliki cara unik untuk mendapatkan apa yang kau inginkan. Jangan khawatir, aku hanya menikmati permainannya.”

Dengan kata-kata terakhir yang penuh teka-teki itu, Ji-Woon melangkah mundur, membiarkan Aluna kembali sendiri. Hatinya berdebar penuh tanda tanya—apakah dirinya benar-benar telah tertangkap oleh permainan yang tak pernah ia rencanakan, atau justru telah menarik perhatian sang pangeran tanpa sadar?

*

Aluna berdiri di tengah aula, memperhatikan punggung Pangeran Ji-Woon yang semakin menjauh. Kata-katanya masih menggema di kepalanya, membuat perasaan campur aduk berkecamuk dalam hatinya. Sebagai seorang penulis, ia seharusnya tahu setiap langkah dan jalan pikir karakter-karakter di novelnya. Namun, berada di dalam tubuh Seo-Rin ternyata membuat segalanya terasa tak terduga.

Setelah beberapa saat, dayang istana mendekat untuk menuntunnya ke kamar pribadi yang telah disediakan untuknya di istana. Aluna mengikuti langkah dayang itu, masih merenungkan interaksinya dengan Pangeran Ji-Woon. Perubahan kecil dalam sikap Seo-Rin yang diambil alih oleh dirinya tampaknya sudah menarik perhatian sang pangeran—sesuatu yang tak pernah ia duga.

Saat tiba di kamar, dayang yang mendampinginya, seorang wanita muda bernama Yeon-Hee, membungkuk dengan hormat. Dayang itu tampak gugup, seolah khawatir akan sikap yang akan Aluna tunjukkan. Aluna tersenyum lembut, mencoba membuat Yeon-Hee merasa nyaman.

"Yeon-Hee, tidak perlu tegang begitu," ujar Aluna dengan nada lembut, sambil menepuk pelan punggung tangan dayang tersebut.

Yeon-Hee tampak terkejut, matanya terbuka lebar seperti tak percaya dengan kehangatan yang diberikan Seo-Rin. “Terima kasih, Nona,” jawabnya dengan suara bergetar. “Saya akan memastikan segala kebutuhan Nona terpenuhi.”

Saat Yeon-Hee pergi, Aluna menghela napas panjang. Ia menatap sekeliling ruangan mewah itu, dengan dinding berlapis kain sutra dan ukiran kayu halus yang menandakan kemegahan istana. Perasaan aneh memenuhi hatinya; betapa pun mewahnya kamar ini, semua itu tidak berarti apa-apa jika ia tetap terjebak di dalam dunia yang seharusnya hanya ada di imajinasinya.

Sambil duduk di tepi ranjang, Aluna merenungkan kejadian yang baru saja ia alami. Dunia di dalam novelnya, yang tadinya terasa seperti dongeng semata, kini menjadi realitas yang begitu nyata dan tak terduga. Interaksinya dengan para karakter, terutama Ji-Woon, membuatnya mulai mempertanyakan keputusannya di dalam cerita.

Di saat yang sama, di seberang aula istana, Pangeran Ji-Woon tampak tengah berbincang dengan penasihatnya, Joon-Ho . Penasihat itu mengenali ekspresi pangeran yang terlihat lebih bersemangat dari biasanya.

“Apa yang membuat Yang Mulia tampak begitu terpikat?” tanya Joon-Ho dengan nada penuh penasaran.

Ji-Woon menyipitkan matanya, menatap ke luar jendela dengan senyum kecil. “Aku tak yakin,” jawabnya pelan. “Seo-Rin. Dia terlihat berbeda. Tidak seperti biasanya … ada sesuatu yang menarik tentang dirinya, yang membuatku merasa seolah ada misteri yang ia sembunyikan.”

“Apakah Yang Mulia mencurigai ada sesuatu yang terjadi?” Joon-Ho mengernyit, sedikit khawatir. Sebagai penasihat setia, ia tahu bahwa Pangeran Ji-Woon selalu berhati-hati terhadap para sekutunya, terutama terhadap wanita-wanita yang dekat dengannya.

Ji-Woon hanya tersenyum samar. “Mungkin. Tapi, aku lebih tertarik untuk menelusuri misteri ini daripada menaruh curiga.”

Dengan sikap yang begitu tenang, Pangeran Ji-Woon memutuskan untuk memperhatikan Seo-Rin lebih dekat lagi. Ia ingin memastikan apakah perubahan sikap Seo-Rin hanyalah sebuah sandiwara, atau ada sesuatu yang lebih dalam di balik mata tajam dan senyum lembut yang ia tunjukkan.

Di kamar pribadinya, Aluna mendadak merasa seolah ada mata yang terus memantau gerak-geriknya. Ia menatap sekeliling, merasa gelisah dengan kesadaran bahwa kini, perannya sebagai Seo-Rin lebih besar dari sekadar antagonis. Pangeran Ji-Woon—sosok utama di dalam cerita yang seharusnya tak memedulikannya—kini tertarik padanya.

Aluna menyandarkan punggungnya di dinding, menyadari bahwa langkah selanjutnya akan menentukan banyak hal. Dengan setiap perubahan kecil yang ia buat, ia tidak hanya mengubah cerita, tapi mungkin juga takdir setiap karakter, termasuk dirinya sendiri. Apakah ia akan mengikuti takdir Seo-Rin, ataukah ia akan menulis ulang ceritanya sendiri?

Bersambung >>>

1
Andini marlang
yaaa Thor ...ko langsung akhir aja 😥😥😥
Ayu_Lestary: Sambil nunggu, mmpir juga ke novel baru Othor yuk. Judulnya Between Us.

Xavier, dokter obgyn yang dingin, dan Luna, pelukis dengan sifat cerianya. Terjebak dalam hubungan sahabat dengan kesepakatan tanpa ikatan. Namun, ketika batas-batas itu mulai memudar, keduanya harus menghadapi pertanyaan besar: apakah mereka akan tetap nyaman dalam zona abu-abu atau berani melangkah ke arah yang penuh risiko?

Tinggal dibawah atap yang sama, keduanya tak punya batasan dalam segala hal. Bagi Xavier, Luna adalah tempat untuk dia pulang. Lalu, sampai kapan Xavier bisa menyembunyikan hubungan persahabatannya yang tak wajar dari kekasihnya, Zora!

*
jangan lupa tinggalkan jejak kamu disana yaa 🥰🥰
Andini marlang: oklik Thor ...setiap menanti notif nya 🥳
total 3 replies
Andini marlang
💌
Andini marlang
ayokkk Thor up up up lagi .....🥲
Andini marlang
jangan lama lagi thour up nya .....🥲
Andini marlang: /Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
Ayu_Lestary: ok, siap 🤭🤭
total 2 replies
s.u.s.a.n.l.y.n.e❤
apakah tidak ada bagian mesranya?
Andini marlang
ayok Thor up nya ....💪💪💪💪
RieNda EvZie
/Good//Good//Good//Good//Good/
Ayu_Lestary: Terima Kasih ... :)
total 1 replies
Cha Sumuk
MC ceweknya bnr2 karakter yg mudah di tindas hadehhhh pdhl tak skip ampe bab ini msh aja lemah
Cha Sumuk
cerita nya cm penuh teka teki dn penasaran doang ahhh
Cha Sumuk
iya jgn ragu ragu trs ubah lh alurnya
Cha Sumuk
MC ceweknya mudah amat di tindaslh lemah
OKEY
Bab2 awal alur cerita lambat. Tp bab2 terakhir alur cerita terlalu cepat tdk diterangkan kesalahan apa yg dilakukan Kang Ji.
Ayu_Lestary: Kesalahan y dilakukan Kang-Ji, pertama dia menyuruh org untuk menyerang Seo-Rin y akhirnya membuat Seo-Rin terluka. Lalu, walaupun sudah di peringati, Kang-Ji masih belum menyerah. Dia kembali menyusun rencana untuk menghabisi Seo-Rin. Di bab ke 57, Joo Min-Seok memberikan bukti kejatahan Kang-Ji dan org² y trlibat di dlmnya pada Ji-Woon, di bab 60, Joo Min-Seok membocorkan rencana y baru disusun Kang-Ji, untuk kembali menyerang Seo-Rin, dan bahkan itu akan membahayakan keselamatan Ji-Woon.

Karna itu, Ji-Woon, Seo-Rin dan org² kepercayaannya akhirnya juga menyusun rencana. Mereka berhasil menciduk Kang-Ji dan org² nya disaat mereka akan menjalankan aksi mereka malam itu.
total 1 replies
Melda
bagusss sekaleee
Melda
/Ok//Ok//Ok/
Melda
Sangat² menikmati thor. Baca berulang-ulang juga gak bosan².. Tetap semangat thor, 💪💪💪
Melda
bangun disamping Kang-Ji seperti mimpi buruk ya Ji-Woon /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Melda
aduhhh Kang-Ji /Panic/
Melda
maksa bener sih kamu Kang-Ji /Scowl/
Melda
nah kan bener ! /CoolGuy/
Melda
wahhhh kayaknya bakalan ada jebakan niihh /Smug/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!