Rahasia Sang Selir

Rahasia Sang Selir

Bab 1: Di Antara Realita dan Imajinasi

Aluna mematut dirinya di depan cermin, mencoba menenangkan detak jantungnya yang seakan berlomba melampaui waktu. Hari ini adalah momen besar: acara temu penggemar pertamanya sebagai seorang penulis. Buku terbarunya, Rahasia Sang Selir, telah berhasil menyihir para pembaca, dan dalam waktu singkat, novel ini menjadi buku terlaris di berbagai toko buku di seluruh negeri.

“Semuanya akan baik-baik saja,” gumam Aluna sambil meluruskan rambutnya yang jatuh lembut di bahu. Wajahnya, yang dihiasi riasan tipis, tampak memantulkan sedikit kekhawatiran di cermin.

Aluna tak pernah membayangkan dirinya bisa berdiri di titik ini. Ia hanyalah seorang wanita biasa yang hobi menulis, menghabiskan berjam-jam di kafe untuk menyusun kisah-kisah romansa klasik yang ia sukai. Namun, seiring berjalannya waktu, ketertarikannya beralih ke kisah-kisah berlatar kolosal Korea, dan entah bagaimana, ide tentang seorang selir istana yang membawa rahasia kelam menggelitik imajinasinya.

“Aluna, ayo cepat, mobilnya sudah menunggu di bawah!” teriak sahabatnya, Mira, yang setia menemaninya ke mana pun.

“Ya, aku tahu! Aku hanya ... sedikit gugup.” Aluna menghela napas panjang, menenangkan dirinya. Tidak setiap hari ia dihadapkan pada kesempatan untuk bertemu langsung dengan para pembaca yang mencintai karyanya.

Dengan langkah ringan, Aluna mengambil tasnya dan melangkah keluar dari apartemennya. Saat ia masuk ke dalam mobil, Mira menyambutnya dengan senyuman jahil.

“Gimana, siap jadi bintang hari ini?”

“Bintang? Lebih tepatnya, aku hanya ingin tidak tersandung di depan mereka,” jawab Aluna sambil tertawa kecil, berusaha mengusir rasa gugupnya.

Sepanjang perjalanan, Mira terus berbicara tentang betapa besar antusiasme para penggemar yang ingin bertemu dengan “ibu dari Rahasia Sang Selir,” sebuah julukan yang kini menjadi lekat dengan namanya. Aluna tersenyum mendengarnya, meskipun dalam hati ia merasa gugup.

"Ini semua terasa seperti mimpi," bisik Aluna pada dirinya sendiri. Dalam benaknya, ia mengingat kembali momen-momen di mana ia berjuang menyelesaikan naskah Rahasia Sang Selir. Setiap karakter, setiap plot twist, semuanya ia bangun dengan hati-hati. Kisah cinta segitiga antara Putri Kang-Ji, Pangeran Ji-Woon, dan Hae-Ri, sosok selir ambisius yang penuh intrik. Dunia itu, seolah hidup dalam kepalanya, seakan menarik dirinya ke dalam kisah yang ia tulis.

Namun di saat yang sama, sebuah perasaan aneh mulai menyelimutinya. Ada bisikan kecil dalam benaknya, seperti perasaan tak tenang yang sulit dijelaskan. Seolah ... ada sesuatu yang menunggu untuk muncul, mengintai di balik batas imajinasi yang selama ini ia ciptakan. Aluna menepis pikiran itu dengan cepat, menyalahkannya pada rasa gugup menjelang acara.

Tiba di lokasi acara, Aluna disambut oleh kerumunan para penggemar. Beberapa memegang novel Rahasia Sang Selir di tangan mereka, bersiap untuk mendapatkan tanda tangan dan mungkin mendengar beberapa kata dari sang penulis. Senyum Aluna mulai mengembang, menyadari bahwa cerita yang ia ciptakan ternyata telah menyentuh hati banyak orang.

Saat sesi tanda tangan dimulai, Aluna mendengar beragam komentar dari para penggemarnya. Beberapa bertanya tentang kelanjutan kisah Hae-Ri, yang lain penasaran tentang inspirasi di balik karakter Pangeran Ji-Woon yang dingin namun memikat. Aluna menjawab dengan senyum dan antusiasme, menikmati momen-momen kecil yang membuatnya merasa bahwa semua kerja kerasnya terbayarkan.

Namun, ketika acara memasuki pertengahan, sebuah suara kecil bergema dalam kepalanya, samar dan mengganggu. Seperti bisikan lembut yang memanggil namanya ... “Aluna … ”

Keringat dingin mulai muncul di belakang lehernya, dan sejenak ia terdiam, merasa ada sesuatu yang ganjil. “Apa ini?” gumamnya tanpa sadar.

“Aluna? Kamu baik-baik saja?” tanya Mira yang menangkap keanehan di wajahnya.

“Ah, iya, tidak apa-apa.” Aluna memaksakan senyum, mencoba mengalihkan perasaannya yang tak nyaman. Namun, ketika ia kembali fokus pada novel yang ia pegang, mata Aluna tertumbuk pada satu bagian, kalimat yang tertulis di halaman terbuka itu:

“Seo-Rin terbangun dalam kegelapan, mendengar panggilan yang datang dari tempat yang tak bisa dijangkau oleh siapa pun ... ”

Bulu kuduknya meremang. Mengapa kalimat itu terasa begitu ... nyata? Seo-Rin, adalah salah satu karakter yang Aluna ciptakan untuk membawa konflik dalam novel itu, pembawa bencana yang akhirnya menghancurkan dirinya sendiri.

Acara terus berlanjut, namun rasa tak nyaman itu tidak juga mereda. Saat ia menutup sesi tanda tangan dan melangkah menuju mobilnya, perasaan aneh itu semakin kuat. Aluna tak menyadari, inilah titik awal dari petualangan yang akan mengubah hidupnya.

Di perjalanan pulang, hujan mulai turun. Jalanan licin dan suasana menjadi semakin gelap. Aluna menyandarkan kepala di kursi, mencoba memejamkan mata untuk meredakan pening yang terasa sejak tadi.

Namun tiba-tiba—Braaak!

Sebuah kilatan cahaya, benturan keras, lalu segalanya menjadi gelap.

*

Dan saat ia membuka mata, Aluna tidak lagi berada di dunia yang ia kenal. Di depannya, terbentang sebuah ruang dengan dinding-dinding berhiaskan ukiran megah. Pakaiannya berubah menjadi hanbok anggun, dan saat melihat ke cermin di depannya, sosok yang menatap balik bukanlah dirinya—melainkan ... Seo-Rin, karakter antagonis di dalam Rahasia Sang Selir.

Aluna terhenyak, matanya tak berkedip menatap sosok yang kembali menatapnya dari cermin besar di depannya. Rambut panjang dan hitam yang diikat rapi dalam gaya khas istana, hiasan kepala berkilauan, serta hanbok berwarna gelap dengan corak bunga emas yang membalut tubuhnya dengan anggun namun misterius—semua terasa begitu nyata dan aneh dalam waktu yang sama.

"Ini ... tidak mungkin," gumamnya pelan, mencoba meraba wajahnya sendiri, memastikan ini bukan mimpi.

Tapi sentuhan di pipinya terasa nyata. Kuku yang terlihat di ujung jari tangannya pun berbeda, panjang dan runcing, sama sekali bukan seperti milik Aluna.

“Seo-Rin!” Sebuah suara perempuan memanggil dari balik pintu yang tertutup. “Apakah Anda sudah siap? Sebentar lagi kita harus pergi ke balairung.”

Nama itu ... Seo-Rin. Itu adalah nama karakter antagonis yang ia tulis sendiri, seorang wanita penuh ambisi yang dibenci hampir oleh semua tokoh dalam novel Rahasia Sang Selir. Jantung Aluna berdebar keras, mencoba mengingat kembali karakteristik Seo-Rin. Dalam cerita, Seo-Rin adalah sosok manipulatif yang rela melakukan apa saja demi kekuasaan dan cinta sang pangeran—seorang wanita yang siap mengorbankan siapa saja untuk mendapatkan tempatnya di istana.

Tetapi sekarang, Aluna yang berada di tubuh Seo-Rin. Mengapa dia berada di sini, dan apa yang harus ia lakukan selanjutnya?

Ketukan keras kembali terdengar di pintu. "Nona Seo-Rin? Anda harus cepat bersiap, semua gadis telah menunggu di balairung. Ini adalah hari pemilihan untuk permaisuri!"

Pemilihan permaisuri! Aluna ingat betul bagian ini dalam novelnya. Di sinilah semua gadis bangsawan dikumpulkan untuk pemilihan calon permaisuri bagi Pangeran Ji-Woon. Dalam novelnya, ini adalah babak penting di mana intrik dan drama mulai terbentuk. Putri Kang-Ji, gadis yang sempurna dalam segala hal, akan memenangkan hati pangeran dan dipilih sebagai permaisuri.

Namun, Seo-Rin—atau dirinya yang sekarang—seharusnya tidak terlalu terlibat dalam pemilihan ini. Sebagai karakter antagonis, Seo-Rin hanya diperkenalkan untuk membuat konflik dengan Kang-Ji setelah pemilihan, bukan sebagai kandidat yang serius.

“Bagaimana ini bisa terjadi?” gumam Aluna pelan, cemas dan bingung.

Suara ketukan yang keras dan tegas kembali terdengar. "Nona Seo-Rin! Pangeran Ji-Woon tidak suka menunggu."

Aluna menghela napas panjang. “Baiklah,” katanya pelan. Ia menyadari bahwa mau tidak mau, ia harus menghadapi situasi ini. Jika memang benar ia berada di dunia yang ia ciptakan, mungkin satu-satunya cara untuk kembali adalah dengan mengikuti alur cerita yang sudah ia tulis. Tetapi, apa yang terjadi jika ia mengubah alurnya sendiri?

Dengan langkah ragu, Aluna membuka pintu dan dihadapkan pada seorang pelayan muda yang tampak terkejut dengan ekspresi kebingungannya. “Apakah Anda baik-baik saja, Nona Seo-Rin?”

Aluna mengangguk kaku. “Ya ... Aku hanya sedikit lelah.” Ucapannya terdengar kaku, bahkan di telinganya sendiri. Pelayan itu tampak ragu sejenak, namun tak berani bertanya lebih lanjut.

Dengan arahan pelayan itu, Aluna melangkah menuju balairung. Semakin dekat, suara obrolan para gadis mulai terdengar, tawa dan percakapan yang penuh semangat memenuhi aula besar istana. Ia bisa merasakan tatapan mereka ketika ia memasuki ruangan. Wajah-wajah itu memandangnya dengan campuran rasa ingin tahu dan waspada—terutama Kang-Ji, gadis dengan senyum lembut namun penuh keyakinan yang berdiri di depan.

Sesuai dengan karakternya di novel, Seo-Rin tidak disukai oleh gadis-gadis lain, terutama Kang-Ji, yang melihatnya sebagai ancaman. Aluna mendapati dirinya terjebak di dalam kerumitan intrik karakter yang ia ciptakan sendiri, sesuatu yang seharusnya hanya ada di atas kertas, namun kini menjadi kenyataan.

Aluna menyadari, di sinilah segalanya menjadi nyata.

Bersambung >>>

...Hai, teman-teman! 👋...

...Selamat datang di novel pertama Author yang bertemakan kolosal dan penuh dengan intrik istana serta kejutan tak terduga. Novel ini lahir dari semangat dan cinta Author terhadap cerita-cerita penuh warna yang akan membawa kalian ke dunia lain. ✨...

...Author benar-benar membutuhkan dukungan kalian semua agar novel ini bisa terus berkembang dan mencapai retensi yang ditentukan oleh platform. Jangan lupa untuk like, komentar, dan membagikan setiap bab yang kalian baca. Setiap dukungan kecil dari kalian sangat berarti untuk kelangsungan cerita ini! 💖...

...Terima kasih banyak atas cinta dan perhatian kalian. Semoga kalian menikmati petualangan yang penuh misteri dan ketegangan di dalam dunia yang Author ciptakan ini. 💫🙏...

...Happy reading, dan jangan lupa untuk terus mendukung ya! 🚀📚...

Terpopuler

Comments

Livy

Livy

langsung msuk fav ♥️♥️♥️

2024-11-09

1

Livy

Livy

Woowwww ..........

2024-11-09

0

Yulisssss

Yulisssss

Baru mampir thorrr 💞

2024-11-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Di Antara Realita dan Imajinasi
2 Bab 2: Di Balik Seleksi Permaisuri
3 Bab 3: Pesona yang Tak Terduga
4 Bab 4: Ambisi dan Cinta yang Tak Direstui
5 Bab 5: Dua Pernikahan, Dua Takdir
6 Bab 6: Babak Baru Diluar Naskah
7 Bab 7: Pertemuan yang Tak Terduga
8 Bab 8: Amarah Sang Permaisuri
9 Bab 9: Ditengah Intrik yang Membara
10 Bab 10: Malam Penyambutan Panglima Perang
11 Bab 11: Pertanda Buruk
12 Bab 12: Kesetiaan yang Diuji
13 Bab 13: Pertemuan Rahasia
14 Bab 14: Tekad untuk Menghancurkan
15 Bab 15: Desakan Sang Ratu
16 Bab 16: Jebakan untuk Pangeran Ji-Woon
17 Bab 17: Perintah Sang Ratu
18 Bab 18: Berada pada Pilihan yang Sulit
19 Bab 19: Seperti Bukan Dirinya Lagi
20 Bab 20: Apakah ini Kabar Bahagia?
21 Bab 21: Kabar Bahagia yang Menggusarkan
22 Bab 22: Kutukan yang Menimpa Diri Sendiri
23 Bab 23: Menyelinap dari Istana
24 Bab 24: Kesempatan Terakhir
25 Bab 25: ketenangan yang Terusik
26 Bab 26: Strategi Penyelamatan Diri
27 Bab 27: Mungkinkah Takdir Bisa Diubah?
28 Bab 28: Menyusun Rencana untuk Mengumpulkan Sekutu
29 Bab 29: Peringatan Keras dari Sang Ratu
30 Bab 30: Setiap Tempat Memiliki Tantangannya Tersendiri
31 Bab 31: Malam Rindu di Bawah Langit Istana
32 Bab 32: Aku Tahu Lebih dari Yang Kau Tahu
33 Bab 33: Pertemuan di Aula Kecil
34 Bab 34: Sekutu yang Tak Terduga
35 Bab 35: Malam yang Penuh Kerinduan
36 Bab 36: Senyum yang Terangkum Dalam Hati
37 Bab 37: Perhatian yang Terbagi
38 Bab 38: Di Tepi Danau yang Tenang
39 Bab 39: Di Balik Tirai Kekuasaan
40 Bab 40: Dalam Pelukan yang Salah
41 Bab 41: Pertemuan Seo-Rin dan Kaisar
42 _Sapa Dari Author_
43 Bab 42: Langkah yang Terburu-buru
44 Bab 43: Undangan dari Kaisar
45 Bab 44: Ramalan yang Mendesak
46 Bab 45: Sebuah Penyesalan yang Mengusik
47 Bab 46: Merasa Hidup dan Dicintai
48 Bab 47: Strategi Pengkhianatan yang Tersembunyi
49 Bab 48: Pengkhianatan yang Halus
50 Bab 49: Datang untuk Berpamitan
51 Bab 50: Hadiah yang Tak Terduga
52 Bab 51: Alam yang Tenang
53 Bab 52: Amukan Alam di Dalam Hutan
54 Bab 53: Pertaruhan Nyawa di Ujung Pedang
55 Bab 54: Obrolan Hangat di Tengah Hutan yang Dingin
56 Bab 55: Antara Pencarian yang Putus Asa dan Malam yang Tenang di Hutan
57 Bab 56: Kenyataan yang Tak Diinginkan
58 Bab 57: Akan Membayar Setiap Tetes Darah
59 Bab 58: Senyum Di Balik Dendam yang Membara
60 Bab 59: Bermain Peran
61 Bab 60: Berpacu Dalam Intrik
62 Bab 61: Mengikuti Insting
63 Bab 62: Jika Saja Tidak Menulis Kisah Ini ...
64 Bab 63: Hampir Sampai Pada Akhir
65 Bab 64: Keputusan yang Bijaksana
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Bab 1: Di Antara Realita dan Imajinasi
2
Bab 2: Di Balik Seleksi Permaisuri
3
Bab 3: Pesona yang Tak Terduga
4
Bab 4: Ambisi dan Cinta yang Tak Direstui
5
Bab 5: Dua Pernikahan, Dua Takdir
6
Bab 6: Babak Baru Diluar Naskah
7
Bab 7: Pertemuan yang Tak Terduga
8
Bab 8: Amarah Sang Permaisuri
9
Bab 9: Ditengah Intrik yang Membara
10
Bab 10: Malam Penyambutan Panglima Perang
11
Bab 11: Pertanda Buruk
12
Bab 12: Kesetiaan yang Diuji
13
Bab 13: Pertemuan Rahasia
14
Bab 14: Tekad untuk Menghancurkan
15
Bab 15: Desakan Sang Ratu
16
Bab 16: Jebakan untuk Pangeran Ji-Woon
17
Bab 17: Perintah Sang Ratu
18
Bab 18: Berada pada Pilihan yang Sulit
19
Bab 19: Seperti Bukan Dirinya Lagi
20
Bab 20: Apakah ini Kabar Bahagia?
21
Bab 21: Kabar Bahagia yang Menggusarkan
22
Bab 22: Kutukan yang Menimpa Diri Sendiri
23
Bab 23: Menyelinap dari Istana
24
Bab 24: Kesempatan Terakhir
25
Bab 25: ketenangan yang Terusik
26
Bab 26: Strategi Penyelamatan Diri
27
Bab 27: Mungkinkah Takdir Bisa Diubah?
28
Bab 28: Menyusun Rencana untuk Mengumpulkan Sekutu
29
Bab 29: Peringatan Keras dari Sang Ratu
30
Bab 30: Setiap Tempat Memiliki Tantangannya Tersendiri
31
Bab 31: Malam Rindu di Bawah Langit Istana
32
Bab 32: Aku Tahu Lebih dari Yang Kau Tahu
33
Bab 33: Pertemuan di Aula Kecil
34
Bab 34: Sekutu yang Tak Terduga
35
Bab 35: Malam yang Penuh Kerinduan
36
Bab 36: Senyum yang Terangkum Dalam Hati
37
Bab 37: Perhatian yang Terbagi
38
Bab 38: Di Tepi Danau yang Tenang
39
Bab 39: Di Balik Tirai Kekuasaan
40
Bab 40: Dalam Pelukan yang Salah
41
Bab 41: Pertemuan Seo-Rin dan Kaisar
42
_Sapa Dari Author_
43
Bab 42: Langkah yang Terburu-buru
44
Bab 43: Undangan dari Kaisar
45
Bab 44: Ramalan yang Mendesak
46
Bab 45: Sebuah Penyesalan yang Mengusik
47
Bab 46: Merasa Hidup dan Dicintai
48
Bab 47: Strategi Pengkhianatan yang Tersembunyi
49
Bab 48: Pengkhianatan yang Halus
50
Bab 49: Datang untuk Berpamitan
51
Bab 50: Hadiah yang Tak Terduga
52
Bab 51: Alam yang Tenang
53
Bab 52: Amukan Alam di Dalam Hutan
54
Bab 53: Pertaruhan Nyawa di Ujung Pedang
55
Bab 54: Obrolan Hangat di Tengah Hutan yang Dingin
56
Bab 55: Antara Pencarian yang Putus Asa dan Malam yang Tenang di Hutan
57
Bab 56: Kenyataan yang Tak Diinginkan
58
Bab 57: Akan Membayar Setiap Tetes Darah
59
Bab 58: Senyum Di Balik Dendam yang Membara
60
Bab 59: Bermain Peran
61
Bab 60: Berpacu Dalam Intrik
62
Bab 61: Mengikuti Insting
63
Bab 62: Jika Saja Tidak Menulis Kisah Ini ...
64
Bab 63: Hampir Sampai Pada Akhir
65
Bab 64: Keputusan yang Bijaksana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!