"sudah aku katakan sedari dulu, saat aku dewasa nanti, aku akan menjadikan kakak sebagai pacar, lupa?" gadis cantik itu bersedekap dada, bibirnya tak hentinya bercerocos, dia dengan berani masuk ke ruang pribadi pria di depannya.
tidak menjawab, Vallerio membiarkannya bicara seorang diri sementara dia sibuk periksa tugas para muridnya.
"kakak.."
"aku gurumu Au, bisa nggak panggil sesuai profesi gitu?"
"iya tahu, tapi kalau berdua begini nggak perlu!"
"sekarang kamu keluar!" ujar Vallerio masih dengan suara lembutnya.
tidak mengindahkan perintah pria tampan itu, Aurora malah mengikis jarak, dengan gerakan cepat dia mengecup bibir pria itu, baru berlari keluar.
Vallerio-Aurora, here!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
penganti pak Karlo
Tepat lima belas menit waktu yang di butuhkan pak Joko hingga sampai di depan sekolah Elite, Manggala hight school. Walau anak pemilik sekolah, Aurora sejak dulu di didik untuk disiplin, tidak ada istilah orang dalam, dia tidak sespesial itu, ajaran orang tuanya tidak membiarkan Aurora untuk menjadi anak manja dan semaunya.
Hingga disini, Aurora nyempil begitu saja saat gerbang sudah hampir tutup, dia berlari kecil menuju kelas, sebelum benar benar masuk, dia melewati beberapa guru yang sudah bersiap menghadiri kelas.
Di depan kelasnya, kelas 11 A, Aurora menghembuskan nafasnya kasar, dia sedikit ngos ngosan, berlari dari gerbang hingga ke lantai dua memang cukup memakan tenaga.
Aurora membawa langkahnya masuk, dia di sambut dengan suara heboh sang sahabat, Salma Sahanaya, atau yang kerap kali di sapa caca oleh teman sekelasnya.
"heyyy tuan putri, tumben tumbennya terlambat!!" Caca menghampiri Aurora, menarik tangan gadis itu untuk segera duduk. Seperti biasa, Aurora hanya ngikut, jika tidak, entah tingkah gila seperti apa lagi yang gadis cantik itu lakukan.
"selamat pagi Ra" seorang pria tampan datang menghampiri, dia adalah Cava Alexander, ketua OSIS baru yang terpilih tiga bulan lalu, sikapnya tegas, sopan, dan tentu dingin jika dengan orang lain, tapi itu tidak berlaku pada Aurora, Cava adalah pengagum Aurora garis keras.
"selamat pagi Va" jawab gadis itu, Cava tersenyum manis, sangat manis.
"Ra, kamu tahu nggak??" tanya Caca heboh, dia menggoyangkan punggung Aurora, meminta gadis itu untuk melihat ke arahnya.
"hmm, apa?"
"pak Karlo dua bulan ini tidak akan masuk loh, dia pergi keluar negeri untuk mengobati jantungnya" dengan senyum yang tak pernah luntur, mungkin karena salah satu guru killer tidak akan masuk, Caca terlihat sangat antusias.
bukan hanya Caca, Aurora yang sejak tadi malas kini berwajah cerah saat mendengar itu. Hal pertama yang membuat Aurora malas datang ke sekolah tadi ya itu, karena hari ini ada pelajaran matematika yang gurunya adalah pak Karlo.
"oh iya,,, bagus dong!!" kedua orang itu bertos ria, kemudian bercerita hal menarik versi masing masing. Cava yang duduk di depan mereka hanya tersenyum tipis, tidak dia tegur sama sekali walau dua orang itu yang heboh sendiri.
Jam pertama, kebetulan seharusnya jam pak Karlo, sudah hampir sepuluh menit berlalu, dan benar saja pak Karlo tidak menunjukkan batang hidungnya.
.
.
Tapi kesenangan mereka hanya sekilas, karena lima belas menit berlalu, pak Dimas masuk ke ruangan mereka.
"selamat pagi anak anak.." sapa pak Dimas dengan senyum hasnya. Pria yang sudah lumayan tua, dia terhitung sangat lama mengabdi di sekolah itu, bahkan jauh saat Angkatan Alena dan Wiliam pun dia tetap disana.
"selamat pagi pak!!" jawab anak anak kelas 11A serempak, tak sedikit dari mereka yang membalas senyum hangat pak Dimas.
"kalian pasti sudah tahu kalau pak Karlo tidak akan datang selama dua bulan ke depan kan?" tanya pak Dimas memastikan. Anak anak itu kembali menjawab serempak.
"karena hal itu, maka untuk sementara waktu, mata pelajaran pak Karlo akan di isi oleh seorang guru baru" jelas pak Dimas.
"yeahhhh" terlihat sangat berat hati, mereka secara kompak menekukkan wajah saat mendengar itu. Padahal baru saja mereka senang mendapati pak Karlo yang tidak masuk, eh malah mendapat guru baru.
"pak, gurunya ibu apa bapak??" seorang murid cowok bertanya, mereka semua mengangguk, menunggu jawaban pak Dimas.
"guru pria!"
"udah tua atau masih muda pak?? Kalau udah tua mending tidak usah masuk deh!" ada beberapa orang kembali menimpali, suasana dalam kelas itu jadi rame karena hal konyol yang terus di tanyakan.
"pertanyaan konyol" sembari terkekeh, pak Dimas menelusuri satu persatu meja para murid.
"dari pada kalian bertanya, mending kita panggil aja gurunya ya, nilai sendiri nanti, yang jelas, dia alumi sekolah ini" tambah pak Dimas kemudian berjalan ke arah pintu. Dia berbicara sebentar, hingga kembali masuk ke dalam di ikuti oleh seorang guru muda yang sangat tampan di belakangnya.
" pangeran!!" kembali heboh, mata para murid, terlebih khusus yang cewek kini tidak berkedip melihat penampilan mahluk tampan di depan mereka. Entah perbuatan baik apa yang mereka lakukan, ini adalah keberuntungan yang tidak pernah di duga.
begitu pula dengan Aurora, semenjak guru itu masuk, mata gadis itu bahkan tidak berkedip sedari tadi. Dia membulat sempurna, apalagi senyum hangat yang di tampilkan sebagai sapaan awal.
Kenapa jadi guru,, perasaan kak Ale pernah cerita kalau dia bekerja di kantor kakaknya di Inggris, heran!
Aurora bergumam sendiri, pandangan matanya melihat setiap langkah kaki dari pria di depannya.
"silahkan pak!" pak Dimas mempersilahkan guru itu untuk sekedar memperkenalkan diri dan menyapa para murid.
"selamat pagi anak anak!"
Degghhh
Jantung Aurora memompa cepat, setelah sekian lama, dia kembali mendengar suara itu versi dewasa. Sangat hangat masuk di indra pendengarannya.
"perkenalkan nama saya, Vallerio Drakosta, panggil saja pak Vallerio!" ujarnya memperkenalkan diri.
Riuh tepuk tangan terdengar jelas, juga arah pandangan cewek yang sedari tadi menatap kagum juga memuja ke guru itu.
"baiklah anak anak, mulai sekarang pak Vallerio yang akan Menganti pak Karlo untuk sementara waktu, jika ada yang ditanyakan, silahkan!!" lanjut pak Dimas, dia keluar kelas setelahnya, meninggalkan Vallerio yang sudah mulai membuka buku paket.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
lagian knpa emgga bilng kalo udah punya pacar .. 🗿🔪