Cinta atau benci?!
Rehan Alevando Pratama. Rehan itu hanya ada satu, tapi sifat nya bisa menjadi dua. Kadang baik, kadang kejam. Bukan kah Rehan sama seperti bunglon, beda tempat beda sifat!!!
Ini adalah perjodohan yang dipaksa olh 3 keadaan, keadaan lah yang memaksa agar Rehan terus mau untuk menjaga Naumi, bahkan tamat SMA pun Rehan sudah berniat untuk menikahi nya.
Awalnya Rehan berjanji, kalau ia akan mencoba untuk menyayangi dan mencintai Naumi. Namun, mengapa disaat Rehan mulai jatuh cinta. Naumi malah merusak kepercayaan, dan berkhianat dibelakangnya.
Apakah Rehan dan Naumi akan terus bersama hingga menikah? Atau akan berakhir sampai disini saja?
Ayo yang penasaran sama kisah nya Rehan dan Naumi, buruan baca! Capcusss!!!
~
Didalam cerita ini mungkin akan ada mengandung sedikit bahasa kasar. Jadi dimohonkan untuk para readers, harus bijaklah dalam membaca!
Jangan jadikan bahasa bahasa kasar di cerita ini sebagai contoh untuk kalian mengucapkan nya.
Cuzzz bacaaaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sahidainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Two. Janji
...Hiiii Bestieeee 🤞...
...Lanjut baca yukkk!!!...
..............
Setelah sudah ada sekitar lima belas menit di warung, Naumi kembali jalan menuju rumah sakit hendak melihat kekasihnya. Ia hanya makan di warung sebelah rumah sakit tersebut, jadi ia tak perlu payah untuk naik kendaraan.
Ketika sedang berjalan, tiba-tiba saja Naumi kepikiran akan ucapan Aska tadi. Aska telah menyuruh Naumi untuk menikah dengan Rehan? Sebelum nya Naumi emang tak kenal siapa Rehan, karena Aska tidak pernah mempertemukan mereka berdua. Selain Naumi yang tidak mau Rehan juga selalu sibuk.
Tapi Aska sering bercerita dengan Naumi, bagaimana sikap dan kelakuan Rehan. Ya hampir sebelas duabelas dengan Aska.
Tanpa disadari Naumi ternyata ia sudah berada di depan ruangan Aska, perlahan Naumi membuka pintu nya.
Ckrek.
"Huh, Aska masih tertidur." keluh Naumi.
Dari pada bosan sendiri disini, gadis berambut sepinggang itu memilih untuk tidur juga disamping Aska. Ia duduk di kursi dengan tangan nya yang di gunakan untuk memeluk tubuh Aska, kekasih nya. Dan selang beberapa menit Naumi pun juga sudah masuk ke alam mimpi.
...Beberapa Jam Kemudian.......
"Heh Naumi bangun, bangun!"
Naumi tersadar dari tidur nya, nyawanya masih belum terkumpul, dan mata nya juga masih terbuka setengah.
Rasanya seperti ada yang menganggu tidurnya, ah bising sekali disini.
Naumi mengucek-ngucek kedua mata nya dengan tangan nya. Saat sudah dirasa cukup sadar, ia bangkit dari duduk nya.
Naumi kaget saat melihat ruangan Aska sudah dipenuhi dengan banjiran air mata, terutama Rehan ia begitu kuat menangis.
"Ada apa? Aska kenapa?" tanya Naumi pada Rey yang membangunkan tidur nya tadi.
"Kak Aska udah gaada." jawab Rey tersendu.
"Apa? Gamungkin!" kaget Naumi.
Saat itu juga tangis Naumi pecah, ia beralih memeluk tubuh Aska, kalau tau begini Naumi tidak akan tertidur dan tetap menjaga kekasihnya itu.
"Aska, bangun. Aska bangun! Ayo bangun!" teriak Naumi terisak-isak.
"Kak Aska, lo jahat, lo udah ninggalin gue. Lo udah janji untuk terus sama gue. Gue udah gapunya siapa-siapa lagi kak." sambung Rehan yang tak kalah histeris nya.
"Aska bangun, Aska plis dengerin aku." Naumi terus Menangis.
Naumi terus memeluk erat Aska, ia mencium pipi kekasih nya itu. Sungguh Naumi sangat menyesal meninggal kan Aska tidur. Jika waktu bisa di putar kembali, ia akan terus menatap wajah Aska untuk yang terakhir kali. Ini kenapa ia juga ikutan tertidur. Naumi merasa dirinya adalah manusia yang paling bodoh.
Suara tangisan diruangan itu terdengar sangat kuat, terutama suara tangisan Rehan dan Naumi. Mereka berdua lah yang tak terhenti-henti menangis.
Hariini Rehan benar-benar merasa bancur, kakak yang iya sayangi kini harus pergi meninggalkan nya untuk selama nya, siapa lagi yang akan menasehati Rehan nanti nya? Rehan benar-benar sudah tidak punya siapa-siapa lagi selain teman dan anggota Agramatha.
Sedangkan mayat Aska sudah harus di masukkan ke dalam ambulance, untuk diantar ke rumah nya.
Singkat Cerita...
Kini Naumi, Rehan, dan teman-teman nya sudah berada di pemakaman. Naumi masih saja terus menetes kan air matanya. Ia memegangi batu nisan Aska dan terus menyumpahi dirinya di dalam hati nya. Ia sungguh menyesal, Aska pergi karenanya.
Rehan pun sama, ia juga sangat merasa kehilangan. Terpaksa sekarang Rehan harus tinggal sendirian. Orang tua kandung dan angkat nya sudah meninggal, dan sekarang kakak angkat kesayangan nya juga sudah pergi meninggalkan nya.
Kenapa orang yang ia sayang selalu pergi meninggalkan nya???
Dan inilah yang membuat Rehan tetap kokoh dengan status nya yang tak pernah memiliki pasangan. Walaupun ia ganteng, kaya, dan banyak yang suka, ia tak pernah mau menerima perempuan manapun sebagai kekasihnya, karena ia sudah tau pasti ujung-ujungnya ia juga akan merasa kan kehilangan lagi.
Bima mengangkat bahu Rehan yang sedang terduduk di tanah. "Lo gaboleh lemah, nanti kakak lo bakalan sedih disana. Lo harus kuat dan tetap jadi Rehan yang hebat." ucap Bima menyemangati.
Rehan terdiam dari tangis nya, apa yang dikatakan Bima benar, Rehan harus tetap bangkit.
Rehan sempat menatap wanita yang ada didepan nya, wanita yang terus memandangi batu nisan kakak nya itu. Rehan bangkit lalu ia mendekat ke arah Naumi.
"Ayo pulang, kak Aska pasti bakalan sedih kalau ngelihat lo terus nangis terus kayak gini." ujar Rehan.
Naumi tersadar dari lamunannya, ia mengusap kasar air matanya.
"Aku jahat ya, kenapa tadi aku bisa ketiduran." lirih nya.
"Lo gak jahat kok, ini udah takdir. Udah ya jangan nangis lagi, biarkan kak Aska tenang di sana. Kita pulang sekarang ya." balas Rehan.
Naumi mengangguk, ia bangkit dari duduk nya. Sedangkan Rehan, ia masih terus memegangi pundak Naumi.
"Lo gue anter pulang ya." tawar Rehan.
Naumi menggeleng pelan, "Gausah." tolak nya.
"Ini bukan mau nya gue, tapi kak Aska. Kak Aska mau nya gue jagain lo."
Naumi tak bisa menolak kalau sudah bawa-bawa nama Aska. Ia tidak mau membuat Aska kecewa, ya walaupun Aska sudah tiada.
Ketika sedang berjalan untuk memasuki mobil, tiba-tiba saja handphone Rehan berdering.
Ia mengangkat telepon nya, "Halo." ucap nya.
"Maaf, ini saudara dari pasien Aska yang baru meninggal tadi kan?" tanya penelepon dari seberang sana.
"Iya. Ada apa ya?"
"Kami menemukan amplop putih di kasur bekas pasien tadi. Dan disini tertulis untuk Rehan dan Naumi."
"Ha? Amplop? Punya siapa?" tanya Rehan.
"Mungkin ini punya pasien yang tadi."
"Ok baik. Saya kesana sekarang. Terimakasih." setelah itu Rehan langsung mematikan telepon nya sepihak.
Ia langsung menggenggam tangan Naumi, sedangkan yang digenggam sontak terkaget.
"Ayo, kita harus kerumah sakit!" ajak Rehan.
"Mau ngapain?"
"Kak Aska ninggalin surat, dan surat itu untuk kita berdua. Oh ya kalian langsung pulang aja! Biar gue sama Naumi aja yang ke rumah sakit." ujar Rehan pada teman-teman nya.
Teman-teman nya pun mengangguk setuju, dan Lintang salah satu teman Rehan, memukul pundak Rehan. "Hati-hati ya." ucap nya.
Rehan tak menjawab, ia langsung pergi membawa Naumi masuk kedalam mobilnya.
Saat di perjalanan rumah sakit, Naumi dan Rehan hanya terdiam. Rehan yang sibuk menyetir dan Naumi yang sedang memainkan Handphonenya.
Naumi membuka aplikasi catatan harian nya, jika ada keluh kesah yang ia rasakan ia akan menuangkan nya di aplikasi catatan itu.
Naumi tak sengaja melirik riwayat catatan baru nya, ada catatan yang baru ditulis beberapa jam yang lalu. Perasaan ia tak ada menulis apapun, karena penasaran Naumi pun membuka nya.
..."Naumi, disini gue cuma mau kasih tau kalau lo harus janji ya! Gue mau lo jangan pernah kasihtau ke Rehan tentang semua yang udah terjadi, gue gamau Rehan salah paham dan percaya kalau gue yang udah buat perempuan itu jadi seperti itu. Gue ngelakuin ini juga buat lo Nau, gue kenal bgt sama sikap Rehan, kalau Rehan tau apa yang udah terjadi gue yakin dia bakalan benci sama gue dan mungkin juga sama lo Nau. Dan satu lagi jauhi Rio Nau dia berbahaya, dan jangan pernah tinggali Rehan ya! Kasihan dia udah gapunya siapa-siapa lagi, begitupun lo Nau, kalian sekarang sama-sama sendiri, jadi kalian harus saling menemani."...
Askaaa
Naumi tak berkedip membaca nya, ia yakin ini pasti ketikan dari Aska. Kenapa harus dirahasiain sih? Padahal Naumi ingin sekali memberi tahu penyebab Aska meninggal itu karena apa, Naumi rela jika Rehan harus menghukum nya. Tapi kenapa Aska harus menyuruhnya untuk merahasiakan ini.
Dan Naumi juga heran, kenapa Aska harus menyuruhnya nya untuk bersama Rehan. Naumi sama sekali tidak mencintai Rehan!!!
Naumi memijit pelipis nya, sekarang pikiran Naumi benar-benar kacau. Belum lagi nanti membaca isi surat Aska yang ada di rumah sakit.
...Ohya gimana ceritanya?...
...Seru ga?...
...Ini baru part pertama, dan aku harap kalian terus ikutin sampai part terakhir Yee....
...Ok seeyou next part.❤️...