"Bagaimana cara mendapatkan mu?"
Yigon yang didesak ayahnya untuk segera menikah pun merasa kebingungan. Tak lama kemudian, dia jatuh cinta dengan seorang gadis SMA yang baru pertama kali di temuinya. Berawal dari rasa penasaran, lama-lama berubah menjadi sebuah obsesi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Balita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 Kakak Over Protektif
Setelah mendapatkan laporan, para petugas keamanan rumah sakit pun datang melerai pertengkaran dokter Hiden dengan Yigon yang merupakan pengunjung rumah sakit.
Rumah sakit yang seharusnya tenang kini berubah menjadi riuh akibat kelakuan mereka berdua.
Fairy yang merasa sesak pun berusaha melepaskan diri dari pelukan Yigon yang sangat erat. Sedangkan Rimon masih tetap berdiri bingung dengan apa yang sedang dia lihat di depan matanya, ia tidak tau harus melakukan apa agar kakaknya berhenti adu mulut dengan dokter Hiden.
"Lepaskan dia! Dia adikku!" Teriak Hiden yang tidak suka melihat adiknya di peluk erat oleh Yigon yang merupakan orang asing di antara mereka.
"Huh kenapa aku harus percaya dengan dokter cabul seperti mu? Dia adikmu? Cuih! Jangan bercanda!" Sahut Yigon menimpali.
Hal itu membuat Hiden merasa semakin jengkel dan hendak segera mengeksekusi Yigon yang terlihat arogan.
Salah seorang petugas keamanan rumah sakit berusaha keras menahan dokter Hiden yang sudah mulai terpancing emosi.
"CUKUPP!! KALIAN SEMUA SEDANG SALAH PAHAM!" Fairy tiba-tiba berteriak kencang yang membuat seisi rumah sakit terdiam.
Yigon melepaskan pelukannya dan membiarkan Fairy berjalan dan berdiri di tengah-tengah. Dia menatap tajam kedua pria dewasa yang bertengkar gara-gara dia, tanpa tau masalah utamanya apa.
"Kakak! Sudah cukup! Aku akan pulang dan menunggumu, jadi berhentilah!" Kata Fairy memarahi kakaknya.
Saat Yigon mendengar gadis kecil yang dia selamatkan memanggil dokter yang dia kira cabul itu dengan panggilan 'kakak', Yigon langsung terdiam dan menyadari kesalahannya.
"Lalu anda, terimakasih! Walau tidak ada bahaya tapi anda adalah orang baik yang langsung mengambil tindakan begitu melihat orang lain merasa kesulitan. Nama saya Fairy Doori, kalau boleh tau siapa nama anda?" Tanya Fairy sangat sopan ketika berbicara dengan orang yang lebih tua, selain kakaknya.
Jantung Yigon seketika berdetak sangat cepat, matanya tidak mau teralihkan dari wajah manis gadis itu. Yigon jatuh cinta begitu mendengar ucapan lembut dari Fairy.
"Ti-tidak masalah! Aku yang salah disini! Maafkan aku teman!" Yigon menghampiri Hiden sembari memasukkan kartu namanya ke saku jas miliknya Hiden.
Hiden merasa sangat terkejut karena orang yang baru saja bertengkar dengan direktur Car Company, yang merupakan putra sulung keluarga Moera.
"Kita pergi makan Rimon!" Kata Yigon mengajak adiknya pergi, Rimon yang dari tadi hanya planga-plongo pun ikut pergi menyusul kakaknya.
Setelah Yigon dan Rimon pergi, situasi rumah sakit kembali normal. Hiden menyuruh Fairy agar kembali ke rumah dan menunggu nya pulang, sedangkan Hiden sendiri tentu saja langsung mendapatkan sebuah panggilan cinta dari atasannya akibat kejadian yang telah terjadi barusan.
...----------------...
Setelah selesai makan bersama dengan Rimon, Yigon langsung pulang ke rumahnya. Di tengah perjalan pulang, dia tidak bisa melupakan wajah Fairy yang terus menghantuinya.
Wajah Fairy yang cantik dan imut itu terus terbayang di dalam benaknya. Yigon menjadi tidak fokus menyetir, dia mencoba membuyarkan ingatannya mengenai Fairy tapi itu tidak mempan.
Rasa penasarannya kini makin menjadi-jadi, dan tanpa menunggu lebih lama lagi, setelah sampai di rumahnya, Yigon langsung menghubungi Linnon.
"Cari tau tentang gadis yang bernama Fairy Doori! Dia selalu menganggu pikiranku..." Kata Yigon menyuruh Linnon mencaritahu tentang Fairy, gadis yang baru saja ia temui di rumah sakit tadi pagi.
"Hmm, sebelumnya maaf dulu nih tuanku, saya tidak-"
"Gaji bulan ini ku naikkan 30%." Yigon langsung memotong kalimat yang di ucapkan oleh Linnon.
"Tugas diterima!" Linnon yang awalnya menolak pun langsung menyetujui permintaan Yigon yang tiba-tiba menyuruhnya mencari informasi pribadi seseorang.
Setelah telepon di putus, Yigon kembali merenung menyesali apa yang telah ia perbuat di rumah sakit tadi pagi. Dia merasa sangat malu akan dirinya sendiri yang sudah mempermalukan diri di depan banyak orang.
...----------------...
Fairy yang kini sudah kembali berada di dalam rumah pun merasa bosan dan jenuh tanpa adanya kegiatan.
Dia sangat kesal dengan Hiden yang selalu suka mengurungnya seperti itu, tapi entah kenapa Fairy merasa tindakan kakaknya itu merupakan sebuah kasih sayang yang berlebihan kepadanya.
Untuk mengurangi rasa bosannya, Fairy memutuskan untuk menonton film kesukaan di aplikasi Netflus hingga akhirnya Hiden pulang dari rumah sakit.
Setelah mengetahui bahwa Yigon merupakan putra sulungnya Garon Moera, Hiden jadi terus-menerus memikirkan nya.
Apalagi dengan adanya kejadian yang seperti itu di pagi harinya, dan dia juga sudah mendapatkan teguran keras dari atasannya di rumah sakit.
Hiden bahkan diancam akan dipindahkan ke rumah sakit lain jika kejadian memalukan seperti tadi kembali terulang.
Padahal dia tidak melakukan apa-apa, hanya Fairy saja lah yang terlalu berlebihan menanggapi perkataannya yang tidak mengijinkan adiknya itu pergi ke rumah temannya.
"Riri, jangan dekat-dekat dengan pria tadi" kata Hiden menghampiri adiknya, setelah selesai mandi dan mengganti pakaiannya.
"Pria yang mana?" Tanya Fairy keheranan.
"Pria yang tadi pagi berlagak seperti seorang pahlawan kesiangan, yang terus-menerus memeluk dirimu dengan erat. Kakak tidak menyukainya, kalau bertemu dengannya dimanapun, tolong abaikan saja." Kata Hiden yang terlihat masih sangat geram begitu mengingat sosok Yigon yang menjengkelkan.
"Memangnya siapa pria itu? Dia terlihat baik kok" Tanya Fairy yang masih heran, kenapa kakaknya itu tiba-tiba membenci pria baik yang berusaha menyelamatkan dirinya.
"Dia adalah Yigon Moera direktur Car Company, dan merupakan putra sulung keluarga Moera. Jangan melihat buku dari sampulnya! Jangan banyak tanya, pokoknya dengarkan apa yang kakak bilang padamu!" Kata Hiden menatap lekat ke wajah adiknya yang masih terlihat keheranan.
Hiden kemudian pergi mengambil selimut dan juga beberapa camilan, kemudian dia datang lagi untuk menemani adiknya menonton film.
Dengan lembut Hiden menyelimuti tubuh adiknya yang kedinginan, Hiden memeluk Fairy yang duduk di pangkuannya. Dengan ekspresi gundah, Hiden terus mencium rambut adiknya dari belakang.
Dia tidak ingin memberikan adiknya kepada siapapun, atau kepemilikan atas adiknya di rebut oleh seseorang.
Saat melihat tatapan mata Yigon ke Fairy saat itu, Hiden sudah menyadari sesuatu. Dengan posisinya yang sangat sempurna, tidak ada yang tidak mungkin bagi Yigon untuk memiliki ketertarikan dengan siapapun.
Hiden pun membuat beberapa rencana agar Fairy tetap menjadi miliknya, dan menjauhkan nya dari pria yang mencoba memilikinya.
Semakin Hiden berusaha untuk melupakan nya, semakin ia kepikiran. Hingga, tidak terasa hari semakin larut dan Fairy sudah tertidur lelap di atas pahanya.
Dengan lembut Hiden merangkul tubuh ringan Fairy dan membawanya ke kamar. Dia membaringkan Fairy dan kemudian menyelimuti nya agar tetap hangat. Ciuman ringan mendarat di kening Fairy.
"Kakak mencintaimu Riri. Andai jika kau tidak lahir sebagai adikku..." Gumam Hiden sembari terus mengelus rambut adiknya dan menciumi tangannya dengan lembut.