Kehidupan manusia berubah ubah, seiring dengan berjalannya waktu, begitupun dengan kehidupan Hasan selama ini
Dulu ia seorang pemuda gagah,tampan , pemberani dan perkasa, punya istri berparas cantik.Namun semuanya itu tidak berlangsung lama dan abadi baginya.
Hasan harus jatuh ke titik yang terendah yaitu kepada kesengsaraan dan kesusahan setelah ia di tinggal istrinya.
Ia sering di hina, di caci maki, bahkan terkadang ia sering di buli oleh orang terdekatnya, baik itu laki laki maupun perempuan.
Di dalam kehidupan yang penuh dengan kesepian akhirnya Hasan pun bertekad untuk mengisi kehidupannya dengan penuh gairah.
Gairah kehidupannya di tuangkan ke berbagai perempuan yang dekat dengannya.
Roda berputar seiringnya waktu akhirnya Hasan pun sadar pada dirinya dengan bantuan seseorang yang dia kenal.
Di akhir cerita akhirnya Hasan pun bertaubat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alek Yuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 31
Waktu terus berjalan hari pun datang silih berganti.pada pagi itu cuaca agak sedikit berawan. suasana hiruk pikuk di Jakarta sebagai kota metropolitan telah kembali normal ,suara bising dari kendaraan bermotor menghiasi keindahan ibukota.
Hasan masih terbaring di rumah sakit setelah dilakukan operasi tangannya sudah mulai bisa digerakkan, namun sayang kakinya masih dalam tahap perawatan , karena belum juga bisa digerakkan. rasa sedih dan penyesalan terkadang datang menghampiri apalagi kalau sudah teringat dengan kelakuannya kepada sang almarhumah .namun semuanya kini telah terlanjur bagaikan nasi sudah menjadi bubur.
Di tengah-tengah kehancuran hati dan penderitaan ternyata Hasan masih mempunyai seberkas cahaya yang dapat menyinari kehidupannya di masa depan yaitu seorang bayi mungil sebagai tanda mata dari pernikahannya dengan sang almarhumah. mungkin dengan itulah Hasan mempunyai kekuatan dan semangat untuk hidup. Hasan bertekad dalam hatinya akan memelihara dan membesarkan buah hatinya itu dengan sungguh-sungguh dan sepenuh jiwa, sebab Ia adalah amanah yang harus dilaksanakan dari almarhumah istri tercintanya.
Siang itu di rumah sakit dalam keadaan sepi suasana hening menyelimuti, tiba-tiba "tok tok tok" ada suara orang mengetuk pintu. dengan penasaran Hasan pun kemudian melihat ke arah pintu lalu berkata,"silakan masuk" lalu"crack" suara handle pintu pun dibuka, Hasan menjadi kaget ternyata yang datang adalah Lidya adik dari bosnya.
kemudian Lidya langsung menyapanya "hai Hasan apa kabar ? sekarang gimana keadaannya?" Hasan hanya diam lalu ia menjawab dengan suara pelan "yah beginilah keadaanku mungkin ini udah nasibku, tapi sekarang udah agak baikan, kamu sendiri apa kabar? sama siapa datang ke sini nya?" Lidya pun menjawab " "kabar aku baik aku ke sini ditemani sama anaknya si bos, sudah hampir seminggu kami mencari mu setiap rumah sakit kami datangi ternyata tidak ada eh ternyata adanya di sini". sambil melirik ke arah anak bosnya yang bernama Ferdi. kamu Dian Hasan menoleh ke arah Ferdi lalu berkata "Ferdi apa kabar gimana kabar ayah sekarang?" sambil tersenyum Ferdi pun menjawab "kabar aku dan keluarga baik bang, oh iya ada titipan salam dari ayah buat abang". kemudian Hasan pun mengucap terima kasih atas perhatian kalian dan bos yang telah datang ke sini menjengukku". lalu dengan panas Taran Ferdi menanyakan kronologi peristiwa tersebut.
Setelah selesai bercerita Hasan menjadi sedih dan air matanya pun menetes di pipinya.
kurang lebih satu jam Lidya dan Ferdi berada di kamar tempat atasan dirawat setelah beres lalu mereka pun langsung pamit pulang.
Hasan merasa sedikit terobati dengan perhatian Lidya, namun berbeda dengan Lidya, kini dia melihat Hasan bagai bangkai yang tak berguna. jika dulu Lidya memandang Hasan dengan rasa sayang dan cinta, sekarang malah mulai pudar rasa sayang dan cinta tersebut karena aura Hasan sudah mulai pudar.
selang waktu berlalu ketika jam besuk datang tiba-tiba pintu kamar ada yang mengetuk kembali, Hasan pun langsung menolehnya kemudian ia mempersilahkan untuk masuk. betapa kagetnya Hasan ia melihat sesosok wanita datang dengan diiringi isak tangis. setelah ia perhatikan ternyata itu adalah Elis.
Elis langsung jatuh ke pelukan Hasan sambil meneteskan air mata, ia merasa sedih sudah ditinggal mati oleh anaknya kemudian ditambah lagi dengan kejadian yang menimpa sang kekasihnya. ibarat pepatah mengatakan sudah jatuh ketimpa tangga.
Setelah mendengar tangisan Elis, Hasan pun mencoba untuk meredakannya sambil berkata "sudahlah neng jangan menangis yang sudah-sudah aja semoga Allah memberikan kesabaran bagi kita semua, mungkin ini sudah nasib dan sekaligus teguran atas kelakuan kita selama ini yang penuh dengan kesalahan dan dosa". mendengar ucapan itu Elis pun jadi terharu lalu ia mengusap air mata yang menetes di pipinya dengan tisu.
Setelah beberapa menit kemudian Elis pun bertanya tentang kronologi kejadian Hasan pada waktu itu lalu Hasan pun menceritakannya dengan sedikit rasa sedih dan penuh kepulauan.
mendengar cerita dari mulut Hasan Elis pun langsung menangis kembali ia tak tega dengan nasib istri Hasan, sebagai seorang wanita ia
merasa iba dan prihatin dengan nasib yang tragis yang dialami istri Hasan dan keluarganya.
Setelah 1 jam berlalu jam besuk pun habis dengan terpaksa dan berat hati Elis meninggalkan Hasan di rumah sakit.
Di tengah perjalanan pulang pikiran Elis mulai goyah, dan berubah. kalau dulu iya melihat Hasan adalah seorang pria yang gagah tangguh tampan dan perkasa, namun kini ia melihat hasan bagaikan sebuah bangkai yang sudah tidak berguna lagi, kakinya sudah tidak bisa jalan karena mungkin dari sebab kecelakaan ditambah lagi aura Hasan yang kini sudah mulai pudar.
keesokan paginya Hasan pun mulai diperiksa lagi oleh dokter ternyata hasilnya udah mulai membaik luka-luka sudah mulai sembuh, tangannya sudah sembuh namun sayang kakinya yang masih sakit padahal sudah dioperasi.
manusia hanyalah berusaha namun hasilnya Tuhan juga yang menentukan.
setelah jam besuk datang di waktu sore Hasan pun dikejutkan dengan kedatangan seseorang dia adalah wanita cantik teman dahulu dia kencan dan melakukan perbuatan yang tidak senonoh. tiada lain wanita itu adalah Mona kekasih gelapnya.
tok tok tok pintu kamar pun diketok oleh Mona kemudian dia berkata permisi. lalu Hasan pun menjawab "iya silakan masuk".
kemudian Mona pun masuk lalu menghampiri Hasan, ia duduk di kursi di samping tempat tidur Hasan, lalu berkata. " aa Hasan bagaimana kabarnya sekarang, apa yang dirasakan?. lalu Hasan pun menjawab" kabarku baik Alhamdulillah sudah agak mendingan sekarang, kamu sendiri gimana kabarnya? Lalu Mona pun menjawab" kabarku baik aa." coba ceritakan kenapa ini bisa terjadi?"lalu Hasan pun menceritakan semua kronologi kejadian peristiwa tersebut.
Setelah mendengar tuturan Hasan Mona pun menangis tersedu seu, ia mempunyai pikiran bagaimana kalau hal itu terjadi pada dirinya, mungkin hancurlah semuanya. kemudian Mona berkata,"untuk sekarang apa yang di rasakan?", lalu Hasan pun menjawab, "badan udah baik udah terasa enak namun kaki belum bisa jalan belum bisa digerakkan ,nggak tahu ini kenapa ya, padahal operasi sudah dilakukan kemarin". lalu mona pun menyambung ucapannya dengan tujuan untuk memberikan semangat pada Hasan. " aa yang sabar aja semoga cepat sembuh entar juga Eneng menemani aa sampai sembuh". mendengar ucapan Mona, Hasan pun merasa gembira kemudian semangat hidupnya pun sedikit bertambah. Hasan melemparkan sebuah senyuman manis kepada Mona kemudian Mona pun membalasnya dengan senyuman manis pula. hati Hasan menjadi bergetar، sedangkan Mona biasa saja.
Aura Hasan kini sudah benar-benar pudar dia bukan lagi penakluk wanita seperti dulu karena sekarang benda atau jimat pemberian dari ayahnya sudah tidak ada lagi di dirinya karena hilang bersama dompet.