Juliet Laferriere, gadis muda asal Prancis yang berakhir menjadi tawanan seorang mafia asal Italia.
Bermula saat Matteo Baldovino Dicaprio, pria dari keluarga mafia dengan kekuasaan terbesar di Italia, berlibur ke kota Paris, Prancis.
Pria dengan marga 'Dicaprio' itu mengalami kecelakaan mobil saat berada di kota Lyon. Kota beribu momentum dan lampu yang menghalangi cahaya bintang. Tepat saat kecelakaan terjadi, Juliet muncul seperti malaikat dan membantu pria berdarah dingin itu keluar dari mobil yang berasap.
Namun, kebaikan yang dia lakukan untuk menyelamatkan hidup seseorang, malah berakhir menghancurkan hidupnya sendiri.
"Rantai ini untuk mengingatkanmu, bahwa kau adalah milikku."
Bagaimana cara Juliet melarikan diri dari seorang Predator gila? Lalu, apa pria itu akan luluh dan membebaskannya dari ancaman? Yuk ikuti kisah mereka, dan jangan lupa beri dukungan kalian!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elsa safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Restoran
...***...
Meski terus berpindah rumah sakit, Matteo tidak mendapat jawaban yang dia inginkan. Bahkan, Gabriel pernah mengusulkan untuk pergi ke dokter psikolog, namun Matteo menolak. Alhasil, pria keras kepala itu hanya bisa menahan kepalanya untuk tidak pecah.
Hari-hari liburan di Prancis, dia habiskan untuk memikirkan Juliet. Sampai suatu hari, dia memutuskan untuk menemui gadis itu di restoran sebelumnya.
*
*
*
Saat dia melangkah masuk ke dalam restoran, matanya langsung tertuju pada Juliet yang tengah membawa nampan berisi makanan. Tepat saat mata mereka bertemu, hatinya berdegup sangat kencang. Ini perasaan yang sangat asing bagi Matteo. Dia bahkan tidak mengerti betapa keras detak jantungnya berdegup saat Juliet membalas tatapannya.
Juliet sadar Matteo adalah pria yang dia tolong beberapa hari lalu. Setelah Matteo masuk dan melakukan pemesanan, Juliet menghampirinya untuk bertanya.
"Tuan, bagaimana kondisimu?"
Matteo tidak membuat tanggapan. Dia hanya sibuk dengan seorang wanita yang berada di kasir, dan memilih menu. Bahkan saat Juliet sekali lagi bertanya untuk memastikan, pria itu tetap tidak menjawabnya.
Karena mulai kesal dengan sikap acuh Matteo, Juliet meninggalkannya begitu saja. Dia mulai ingat tentang betapa dinginnya sikap Matteo saat pertama kali mereka bertemu.
Tepat saat Juliet melangkah lebih jauh, Matteo baru menoleh dan menjawab.
"Sudah membaik."
Mendengar jawaban tak terduga, Juliet menoleh dengan cepat. Namun, saat dia membuka mulut untuk membalas, seorang wanita memanggilnya dari belakang.
"Juliet, kemarilah."
"Baik, ibu."
Gadis itu pergi begitu saja. Di sisi lain dia merasa bersyukur karena harus pergi dari suasana canggung. Melihat kepribadian Matteo, sepertinya pria itu juga tidak berniat mengobrol lebih banyak.
Saat Juliet berjalan semakin jauh, Matteo tanpa sadar bergumam, "Juliet? Namanya cukup unik." Dengan mulut yang tiba-tiba membentuk senyuman.
*
*
*
Setelah menyelesaikan makan malam dan pembayaran, Matteo pergi ke bagian pembuangan sampah untuk mengejar Juliet. Beberapa menit lalu gadis itu terlihat keluar dengan sekantung sampah atas perintah ibunya.
Tepat saat Matteo sampai di bagian belakang restoran, dia melihat Juliet tengah berbicara dengan seorang pria dalam bahasa Prancis. Suaranya cukup keras seolah terdapat emosi di dalamnya.
"Kapan kau akan berhenti bermain judi, Jeff?!
"Maafkan aku, Juliet. Aku akan berhenti setelah membayar hutangku. Jadi, bisakah kau membantuku melunasinya?"
"Ini bukan sekali atau ke dua kalinya aku membayar hutangmu. Aku tidak punya uang lagi!"
"Juliet, kau bilang kau mencintaiku. Maka bantu aku sedikit lagi. Setelah ini aku janji akan berhenti dan menikahimu."
"Berhenti Jeff, aku sudah muak denganmu."
Juliet berbalik lalu pergi dengan langkah yang cepat. Namun, sebelum gadis itu bisa masuk lewat pintu belakang, Jeff menahan pundaknya.
"Apa maksudmu? Kau harus membantuku, Juliet. Jika bukan padamu, lalu kepada siapa lagi aku harus meminta tolong? Aku mohon.. Mereka terus mengancam untuk membunuhku, jika aku tidak membayar dalam waktu seminggu."
Jeff memeluknya dari belakang. Tingkahnya yang pemaksa semakin membuat Juliet kesal. Namun, di sisi lain Jeff adalah kekasihnya. Dia tidak mungkin membiarkan seseorang menyakitinya hanya karena masalah uang.
Semakin Jeff memohon, maka semakin Juliet merasa iba. Dia lalu melepaskan tangan Jeff dari tubuhnya, dan mulai merogoh saku untuk mengambil ponsel. Setelahnya dia menyuplai beberapa uang untuk menutup mulut Jeff.
"Aku sudah mengirimkan beberapa uang untuk menutup mulut rentenir itu, sekarang pergilah."
"Terimakasih, Juliet! Kau memang wanita terbaik, aku mencintaimu!"
Setelahnya Jeff pergi dari tempat itu. Kini, hanya tersisa Juliet dan Matteo yang setia menyembunyikan tubuhnya. Sebenarnya Matteo tidak mengerti dengan pembicaraan mereka, karena dia tidak mahir bahasa Prancis.
Yang dia simpulkan hanya 'kekasih Juliet adalah seorang pria kere.' Itu sangat berbanding terbalik dengannya yang memiliki segudang harta.
Setelah di pastikan Jeff benar-benar tidak kembali lagi, Matteo mulai mendekati Juliet. Dengan dalih mencari udara segar untuk merokok, dia berjalan mendekat.
Di malam yang sunyi, langkah sepatu Matteo terdengar keras meski dia hanya menambahkan sedikit hentakkan. Mendengar langkah seorang pria yang semakin dekat, Juliet menoleh dengan cepat.
Tepat saat itu terjadi, Matteo sudah berada di sampingnya. Gadis itu terkejut, namun masih berusaha untuk terlihat tenang.
"T-tuan, apa yang anda butuhkan?"
"Aku sedang mencari udara segar untuk merokok."
"Ah begitu. Baiklah nikmati rokok anda, tuan. Saya akan masuk duluan."
Saat Juliet berbalik untuk kembali masuk ke dalam, Matteo tiba-tiba berucap, "Apa pria tadi pacarmu? Dia terlihat sangat menyedihkan."
Juliet terdiam. Dia merasa takut sekaligus malu karena seseorang ternyata melihat pembicaraannya dengan kekasihnya, apalagi Matteo adalah orang asing.
"Apa tuan mendengar pembicaraan kami?"
Matteo menggeleng. Dia melangkah lebih dekat dan lebih dekat. Jarak tertentu di pertahankan, namun Juliet beringsut mundur.
"Aku mendengarnya," Matteo mulai menyalakan pemantik dan membakar rokok di tangannya. Saat Juliet membuka mulut untuk bertanya lebih jauh, Matteo melanjutkan. "Hanya saja, aku tidak bisa bahasa Prancis."
Juliet terkejut sekali lagi. Sebelumnya dia memang sudah tahu bahwa Matteo adalah orang luar, namun dia tidak menyangka pria kaya itu tidak bisa bahasa Prancis.
"Kalau begitu, anggap saja bahwa tuan tidak mendengar apapun."
tar lanjut lagi sa kalo dokter nya udah pergi