Allesia Cestaro adalah gadis seorang siswi kutu buku sekolah yang mengalami sebuah tragedi di malam perpisahan sekolah. Ia sengaja di beri racun gairah oleh teman-temannya untuk sekedar menjadikan momen perpisahan yang unik.
Tidak di duga ia akan di selamatkan oleh pria nomor 1 di sekolah dengan kekayaan keluarga mencapai triliunan, ia adalah Zigga Wirelless Allison.
Zigga membawa Allesia menjauh dari anak-anak nakal menggunakan mobilnya ke sebuah pinggiran sungai besar yang berada di sudut kota.
"Kamu tidak pernah minum, kenapa minum?" tanya Zigga.
"Calista bilang kalo ingin mendapatkan kamu aku harus bisa minum!" jawabnya malu-malu.
"Tolong aku?" lanjutannya dengan lirih gelisah.
"Dasar wanita bodoh!" Zigga melepaskan kemeja putihnya. "Alle, ingat satu hal, aku akan menolong mu tetapi aku tidak akan bertanggung jawab apapun yang terjadi ke depan!?" tegas Zigga.
Bagaimana nasib Alle selanjutnya, tragedi kenikmatan akankah membawa malapetaka atau keindahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamaperi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku akan selalu melindungimu
Zigga dengan langkah yang cepat berjalan memasuki mansion pribadi miliknya. Terlihat Allessia dengan cemas menunggu di dalam kamar. Alle nampak senang ketika melihat sosok yang tiba-tiba menghilang semalam kini sudah pulang, namun kebahagiaan Alle memudar ketika ia melihat tangan Zigga yang di perban.
"Zigga?" Alle nampak khawatir.
Zigga menatap penuh rasa bersalah ke arah wanitanya yang kini sangat ia cintai. Zigga melangkah dan langsung memeluk tubuh mungil sang kekasih.
Alle pun membalas pelukan prianya dengan hangat. Alle dapat merasakan jika kini prianya sedang berada dalam fase kurang baik. Alle tidak ingin bertanya apapun, dia hanya ingin memberikan pelukan dan menenangkan prianya.
Zigga merasa sangat tidak berdaya di depan sang kekasih. Semua ini adalah kesalahannya karena membawa sang kekasih masuk ke dalam kandang singa.
"Alle, maafkan aku?" bisik Zigga masih dalam pelukan Alle. Zigga merasa bersalah karena dirinya membawa Alle kembali, kini Alle berada dalam bahaya. Namun Zigga akan selalu berusaha untuk melindunginya.
"Aku tidak apa-apa, kenapa kamu selalu meminta maaf padaku?" tanya Alle merasa aneh.
Zigga melepaskan pelukannya dan menatap sang kekasih. "Di mana raja Rimba?" tanya Zigga.
"Dia sedang di kamarnya, setelah tukang mekanik selesai merenovasi kamarnya, dia langsung masuk ke kamarnya dan tidak keluar sejak dua jam lalu. Kamu terlalu memanjakannya membelikan permainan game sebesar itu!" Alle merasa kesal.
"Aku hanya ingin dia betah berada di sini, jadi aku tidak bisa menolak permintaannya." ucap Zigga mengelus rambut wanitanya.
"Biaya di habiskan sebanyak 350 juta hanya untuk merenovasi kamarnya anak itu, dia akan jadi tambah besar kepala setelah ini." Alle tidak ingin anaknya terlena oleh ayahnya yang akan selalu memanjakannya.
"Itu tidak sebanding dengan aku yang selama ini tidak menafkahinya. Aku bahkan akan memberikannya apapun yang dia inginkan, jika uangku tidak cukup, maka aku akan bekerja lebih keras lagi untuk mendapatkan uang." ujar Zigga memeluk Alle ke dadanya. Zigga benar-benar merasa sangat bahagia jika berada di dekat anak dan wanitanya.
"Zigga, tangan mu kenapa?" tanya Alle teringat dengan tangan Zigga yang diperban.
"Ini tidak sengaja kejepit pintu mobil," jawab Zigga berbohong.
"Hmm, kamu ini ceroboh banget sih, lukanya parah gak?" tanya Alle penasaran.
"Hu'um, kata dokter tulangnya sedikit retak," jawabnya tiba-tiba dengan manja.
"Apa, retak!?"
Alle pun kaget mendengarnya.
"Sakit banget, rasa sakitnya sampai membuat kepalaku pusing." Zigga benar-benar pandai berakting untuk mendapatkan perhatian Alle.
"Sini-sini, kamu rebahan dulu aku akan memijat kepala mu?" Alle langsung duduk di sofa kamar dan meminta Zigga untuk tidur di pangkuannya..
Zigga dengan senang hati meletakkan kepalanya yang besar ke atas paha Alle yang kecil.
"Mmm, nyaman banget?" Zigga langsung memiringkan kepalanya ke samping perut Alle dan memeluk tubuh Alle.
"Zigga, aku gak bisa pijat kepala kamu kalo posisinya gini?" tanya Alle.
"Aku tidak mau di pijat, aku cuma pingin tidur di pangkuan mu." ucap Zigga.
Alle pun mengelus-elus rambut Zigga dengan lembut dan membiarkan Zigga tidur di pangkuannya. Dari suaranya, nampak Zigga sangat kelelahan.
Bagaimana tidak, Zigga keluar rumah dari jam 2 malam dan kini ia baru kembali jam 4 sore. Alle masih belum tahu apa sebenarnya yang terjadi permasalahan Zigga dengan orang tuanya.
"Tidurlah, aku akan selalu di sini." ucap Alle memandangi wajah Zigga yang bersembunyi di perutnya. Alle sampai detik ini masih tidak percaya jika ia adalah wanita yang sangat di cintai oleh Zigga.
Ketika sedang mengelus rambut Zigga, tiba-tiba saja Zigga membuka matanya dan berkata. "Aku tidak ingin bermimpi sendiri, temani aku?" ucap Zigga beranjak dari pangkuan Alle dan merebahkan tubuhnya di kasur yang besar dan empuk.
Zigga menepuk-nepuk kasur di sebelahnya yang kosong memberi kode Alle untuk tidur di sampingnya.
Alle pun tersenyum dan tidur di samping Zigga.
Bukan karena alasan, Zigga hanya tidak ingin Alle merasakan keram karena kepalanya tidur terlalu lama di pahanya yang kecil.
Akhirnya Zigga tertidur pulas di pelukan Alle. Alle menatap wajah tampan yang semakin mempesona. Saking kagumnya, Alle sampai tidak sadar mencium Zigga yang sedang terlelap.
"Ups? Alle, apa kamu lakukan, hihihi." Alle nampak tersipu malu sendiri.
Setelah yakin Zigga telah tertidur pulas, Alle memutuskan untuk membuat hidangan makan malam.
Sebelum turun ke bawah untuk memasak Alle menghampiri kamar Alga dan mengetuk pintunya.
Tok
Tok
Tok
Alga yang sedang duduk di depan komputernya langsung mematikan layar secara tiba-tiba, namun terlihat jika Alga tidak sedang bermain game, namun ia seperti berlian situs yang bersifat rahasia.
"Alga!?" Alle menunggu anaknya membuka pintu. Meskipun pintu tidak kunci namun Alle sangat menghargai privasi anaknya dan tidak sembarang masuk ke dalam kamar anaknya.
"Mommy ada apa? Apa Daddy sudah pulang?" tanya Alga melebarkan senyumnya.
"Daddy mu baru saja pulang, dia sekarang lagi tidur, mommy ke sini mau minta bantuan Alga, apa Alga mau membantu mommy memasak untuk makan malam nanti, kita tidak boleh cuma duduk aja di sini, kita harus melakukan sesuatu untuk menyenangkan Daddy mu."
Alle memasang wajah manis agar anaknya mau mengerti dan membantunya.
"Oke, siap mommy!" Alga sangat bersemangat.
Ketika menuruni anak tangga Alga memberitahu ibunya. "Mom, aunty Jenni sudah memberi kabar Alga, dia minta maaf karena hari ini dia tidak bisa menemani Alga mencari sekolah baru, katanya besok aunty akan datang." serunya senang.
"Alga, nanti kalo cari sekolah jangan yang mahal-mahal ya, kamu tahukan kalo mommy sekarang gak kerja?" Alle memperingati putranya.
"Alga gak cari yang mahal moms, Alga akan cari sekolah yang sesuai dengan standar belajar Alga."
"Hmmm ... Mommy ingin ikut, mommy tidak percaya dengan kak Jenni." ucap Alle, dia tidak percaya jika kak Jenni akan memilih sekolah yang murah untuk Alga.
"Mommy, kalo mommy ikut Alga takut aunty akan merasa tersinggung. Alga takut aunty akan merasa tidak di percayai." Alga memberi saran.
"Kamu benar, ya sudah terserah kalian saja besok mau pilih sekolah yang mana, yang penting Alga suka dan nyaman."
"Baik, mom!"
Di bawah seorang pelayan yang selalu stay di setiap pojok rumah menghampiri Alle dan Alga.
"Nyonya dan Tuan muda, ada yang bisa kami bantu?" tanya pelayan.
"Kami mau masak untuk makan malam, di mana dapurnya?" tanya Alle memperhatikan jika dia tidak dapat melihat dapur karena ukuran mansion terlalu besar.
"Ruang masak kami ada di ujung mansion, para chef sudah memasak untuk santapan nanti malam, Nyonya tidak perlu memasak." jelas pelayan.
Alle mengangguk namun nampak wajahnya terpaut heran." Kenapa dapurnya jauh sekali dari meja makan?" lirih Alle yang terdengar oleh sang pelayan.
"Tuan Zigga tidak ingin asap dapur menyebar ke seluruh ruangan sehingga dapur di buat terpisah dengan mansion." jelasnya.
Alle mengangguk lagi dan menatap kecewa ke arah putranya.
"Mommy, kalo mommy mau masak kita bisa ke dapur?" Alga sangat mengerti apa yang di inginkan mommy-nya.
"Apa kami boleh?" Alle menatap pelayan yang sedikit ragu memberi izin.
"Maaf Nyonya, kami tidak berani memberi izin sebelum ada izin dari Tuan Zigga." jelasnya dengan mimik memohon agar Alle tidak memaksa. Sebab semua pelayan sudah di tegaskan untuk menjaga Alle dan Alga agar tidak melakukan pekerjaan berat apapun itu, bahkan jika Alle memegang sapu pun para pelayan tidak boleh membiarkannya. Zigga benar-benar ingin menjadikan Alle sebagai Ratu.
"Mommy, aku akan bicara sama Daddy!" Alga dengan mimik wajah kesal ingin menemui ayahnya.
Alle pun langsung menarik tangan anaknya. "Jangan, Daddy-mu sedang tidur, jangan ganggu dia. Hmmm." Alle sedikit bingung harus melakukan apa.
Biasanya hari-hari Alle akan di sibukkan dengan pekerjaan, tetapi di mansion yang megah ini ia tidak bisa melakukan apapun membuatnya sangat bosan.
"Alga, kamu bisa ke kamar kamu lagi, nanti mommy akan panggil kalo makan malam sudah siap." Alle tersenyum.
"Oke mom!" Alga pun tersenyum dan kembali ke kamarnya. Diam-diam Alga sangat senang karena dia bisa melanjutkan aktifitasnya kembali.
.........