Alisya gadis yatim piatu yang masih berkuliah di sebuah universitas ternama, karena mendapatkan beasiswa dari kecerdasannya,
Alisya bekerja paruh waktu di sebuah Cafe setelah pulang dari kampusnya.
Dia selalu di bully karena di anggap gadis miskin yang tak layak untuk di jadika teman.
Suatu hari dia di jadikan bahan taruhan oleh pria populer yang ada di kampus tersebut.
Hingga menyebabkan alisya hamil di luar nikah. Namun pria tersebut tidak mau bertanggung jawab.
Erik Putra Dinata, pria berusia 22th yang menghamili Alisya namun tidak mau bertanggung jawab.
Dia anak orang kaya namun memiliki sifat yang sombong dan angkuh.
Arsen Davidson lelaki tampan dan baik hati yang selalu menolong Alisya merupakan seorang CEO dari Global Group namun dia selalu merahasiakan identitasnya.
Penasaran kan siapa yang akan di pilih Alisya?
Yuk simak kelanjutan ceritanya...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
"Tidak mungkin aku salah lihat, aku yakin itu Alisya, meskipun dia sedikit berbeda tapi aku masih sangat mengenalnya" gumam Andra di setiap langkah nya menuju ke meja nya.
"Kau sebenarnya melihat siapa sayang" tanya tunangan Andra setelah melihat Andra kembali.
"Aku tadi seperti melihat teman kuliah ku dulu honey, tapi kata pelayan di sini aku salah lihat" jawab Andra.
Mereka berdua melanjutkan menyantap makanan yang tadi sempat tertunda karena tingkah Andra.
Sedangkan di ruang kerja Alisya putrinya sedang melakukan protes.
"Tenapa mama yang jemput Leva, tenapa butan om Alsen sajha cih" protes Reva kepada Alisya.
"Om Arsen nya sibuk sayang, jadi mama yang menjemputmu" sahut Alisya.
"Kata ciapa om Alsen cibuk, Leva tuh temalin cudah janjian cama oma ma, talau Leva mau main ke tempat oma" jawab Reva tak mau kalah
Sebenarnya Arsen tidak sibuk, namun Alisya tidak enak kalau merepotkan Arsen terus, apalagi kemarin Arsen sudah menjemput Reva, Alisya tak mau pekerjaan Arsen terabaikan karna putrinya itu.
"Oma siapa" tanya Alisya bingung, siapa yang di maksud putrinya itu.
"Oma, mama na om Alsen dia baik cama Leva, temalin oma suluh Leva main ladhi kelumah na" jawab Reva begitu antusias, karena selama ini dia hanya hidup dengan mama ya saja, tidak pernah tau tentang oma nya. Jadi ketika di suruh meanggil oma oleh orang tua Arsen Reva begitu senang.
"Flasback On"
Siang hari Arsen datang kerumah dengan membawa Reva dan juga Reynand keponakan nya. Reynand memaksa dirinya untuk membawa nya ke rumah, dia merengek ingin berenang di rumah Arsen, padahal di rumah nya sendiri juga ada kolam renang.
"Oma...Ley datang" teriak Rey ketika sudah masuk ke dalam mansion Arsen.
Mama Arsen yang mendengar teriakan Rey langsung saja menghentikan aktivitas nya lalu menghampirinya. Arsen hanya tinggal berdua dengan mama nya dan juga bebebrapa pelayan, karena Ayah nya sudah meninggal.
"Uhhhh cucu oma datang rupanya" ucap mama Arsen yang bernama Belinda, dia sambil mengangkat tubuh kecil Rey.
"Kau membawa siapa nak" tanya Belinda kepada putranya yang sedang menggandeng tangan Reva.
"Jangan bilang kamu selama ini sudah menghamili anak orang secara diam-diam" imbuh nya penuh selidik.
"Jangan ngarang bund, mana ada Arsen menghamili wanita, pacar aja Arsen tak punya" kesal Arsen.
Mama nya memang terkadang kalau bicara tidak ada filter nya.
"Perkenalkan dirimu sayang" titah Arsen kepada Reva. Reva mengangguk lalu melepas tangan Arsen yang ada di gengaman nya, kemudian maju satu langkah ke depan.
Mama Arsen menatap tingkah laku Reva yang terlihat manis dan sopan.
"Peltenalkan nyonya, atu Leva teman om Alsen dan Ley" ucap Reva memperkenalkan diri, dia membungkukan sedikin badan nya tanda hormat kepada mama Arsen.
"Kau lucu sekali, panggil oma ya jangan panggil nyonya" ucap mama Arsen yang sudah berjongkok menyamakan tingginginya dengan tinggi Reva.
"Iya Nyon, eh oma maksudna Leva, hihihi" ucap Reva cekikikan sambil menutupi mulutnya yang belum terbiasa memanggil oma.
"Reva ini teman sekolah kamu ya Rey" tanya Belinda yang melihat seragam yang di pakai mereka sama.
"Bukan oma, Leva adalah maca depan Ley" jawab rey dengan wajah tanpa dosa. Membuat Belinda dan Arsen tercengang dengan perkataan bocil itu.
"Kamu itu bilang huruf "R" saja belum bisa, sudah bilang masa depan masa depan" gerutu Arsen kesal dengan tingkah keponakan nya.
"Bialin, Wlee... Om nda boleh silik" sahut Rey tak mau kalah. Arsen membuang muka kesal.
Belindah merotasi bola matanya malas melihat perdebatan mereka, jika sudah bersama pasti kedua orang beda usia itu tak pernah akur.
"Sayang, kamu sudah bilang sama mama belum kalau kamu main ke rumah oma" tanya Belinda.
"Cudah oma, tadi Leva cudah culuh om Alsen telpon mama Leva" jawab Reva dengan suara cadel nya membuat Belinda gemas, lalu memeluk Reva dan menciumi pipinya yang bulat seperti bakpau.
"Boleh gak sih oma karungin kamu, oma gemes banget sama kamu" seloroh Belinda. Membuat manik Arsen terbelalak.
Bisa di omelin Alisya dia, kalau tau anak nya mau di karungin.
"Jangan aneh-aneh bund, Reva bukan kaleng bekas jadi tak perlu di karungin, bisa di gantung sama mama nya nanti" ucap Arsen. Sedangkan Belinda hanya menyengir kuda.
"Makanya bikinin bunda cucu, biar bunda ada teman di rumah" kesal Belinda, karena putra semata wayang nya tidak mau menikah.
"Doain bund, lagi berjuang ini" seloroh Arsen.
"Ngoblol telus, tita jadi belenang nda ini" sela Rey yang sudah jengah mendengarkan mereka mengbrol.
"Ganti baju dulu baru boleh berenang" titah Belinda.
Rey dan Reva langsung lari untuk ganti baju dengan di bantu oleh pelayan yang ada di mansion, tadi sebelum sampai rumah Arsen sudah mampir terlebih dahulu untuk membelikan baju renang dan juga baju ganti Reva, karena Reva tidak membawa baju.
Mereka asik berenang dengan di temani Arsen yang ikut berenang juga menemani mereka, Belinda merasa senang karena rumah nya begitu ramai dengan suara anak kecil.
Hampir satu jam mereka berenang, akhirnya mereka memutuskan menyudahinya, mereka membersihkan tubuhnya kemudian makan, selesai makan Arsen langsung mengajak Reva pulang, karena Alisya sudah menghubungi nya.
"Sayang, Reva tinggal di sini saja ya, gak usah pulang biar oma ada teman nya." pinta Belinda kepada Reva.
"Nda bica oma, Leva halus pulang talau Leva nda pulang nanti mama Leva cendilian di lumah" jawab Reva. Dia seolah mengerti kalau mama nya hanya mempunyai dirinya saja.
Arsen menahan tawa melihat bunda nya yang lesu setelah mendengar jawaban Reva. Reva memang susah di bujuk jika bukan kemauan nya sendiri.
"Ya deh, tapi nanti sering-sering main ke rumah oma ya" ujar nya.
"Iya oma, becok Leva main cini lagi" ucap Reva sambil memegang ke dua pipi Belinda, seolah sedang menenangkan putri nya, terbalik bukan.
"Kalau begitu besok oma tunggu" ucap Belinda.
"Flasback Off"
Tok
ToK
Tok
Ceklek....Arsen membuka pintu ruangan Alisya.
"Om Alsen" pekik Reva menghambur ke pelukan Arsen. Alisya cemberut melihat kedekatan putrinya dengan Arsen, Alisya terlihat cemburu melihat nya.
Arsen menangkap tubuh Reva yang menubruk tubuh nya.
"Tenapa om Alsen balu datang," protes Reva setelah melerai pelukan nya.
"Om Arsen tadi sibuk sayang" jawab Arsen. Arsen tau alasan Alisya kenapa dia tidak memperbolehka. Arsen menjemput putrinya.
"Tuh kan, mama bilang apa ngeyel sih kalau di bilangin" sahut Alisya.
"Yee, bukan calah Leva olang Om Alsen cendili yang bilang mau jemput Leva" ucap Reva tak mau kalah.
"Iya sayang, maafin om Arsen ya" ucap Arsen yang sudah mendudukan bokong nya di sebelah Alisya.
"Nda bica, halus ada syalatna tellebih dahulu" ucap Reva dengan segala otak licik nya.
Arsen dan Alisya mengerutkan dahinya, dia penasaran apa yang sedang di rencanakan dengan otak kecil nya itu.
Bersambung
Happy reading guys🙏
yang ada keluarga pamannya alisya habis sama arsen & erik
mati2 deh sana