Bercerita tentang seorang pria usia 30an yang jatuh dari kehidupan nya setelah bercerai dan terpuruk dalam kehidupannya, ketika di perjalanan pulang dirinya mengalami sebuah kecelakaan tragis yang menyebabkan dirinya meninggal dunia. Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, ada penyesalan dalam dirinya yang membuat dirinya begitu terpuruk dan berharap dapat memperbaikinya. Namun tanpa disadari dirinya kini bertemu seorang dewa dan di renkarnasikan di dunia lain dengan bantuan sistem. Bagaimanakah kehidupan nya di dunia lain? Apakah dia akan dapat bertahan hidup di dunia yang penuh monster dan sihir?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizSlide, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PENUH KEJUTAN
Setelah beberapa jam Airen pun sadar dan membuka matanya, ketika membuka mata dia menyadari hari sudah gelap dan dia perlahan duduk. Dia melihat Miki sedang duduk didekat api unggun.
"Mi-miki" ucap Airen dengan nada lembut
Sontak Miki pun menoleh kearah Airen yang baru saja tersadar dan bergegas menghampirinya lalu memeluk Airen.
"Nona, syukurlah anda telah sadar" ucap Miki dengan nada gemetar
"Apa yang terjadi Miki, bagaimana monsternya" tanya Airen
"Tenanglah semua sudah baik2 saja" ucap Miki
Miki pun menjelaskan semua kejadiannya termasuk tentang Ryo yang datang menyelamatkan mereka di saat genting serta memberikan sihir penyembuhan pada mereka berdua. Tak lupa Miki juga menjelaskan pada Airen tentang siapa Ryo dan mengapa dia bisa menggunakan sihir tersebut.
"Dia bisa sihir Heal dan Cure, itu benar2 hebat, tapi dimana dia?" tanya Airen
"Dia sedang ke hutan untuk mencari hewan buruan untuk kita makan malam ini" ucap Miki
"Orang itu benar2 baik," ucap Airen
Tak beberapa lama setelah itu, Ryo pun datang dengan membawa dua ekor kelinci hutan dan muncul dari kegelapan hutan.
"Oh jadi kau juga sudah sadar," ucapku
"Ah kau sudah kembali" kata Miki
Airen memandang pemuda yang muncul dari kegelapan hutan, namun sepertinya Airen terpesona dengan paras tampan pemuda yang ada di hadapannya dan sedikit melamun.
"Kenapa gadis ini menatapku seperti itu? Apa ada yang salah denganku" fikirku sambil mengecek tubuhku
Melihat sikapku yang nampak bingung Miki menoleh kearah Airen yang sedang terpesona menatap Ryo
"Nona, ada apa dengan anda" ucap miki
Sontak Airen pun tersadar dari lamunannya dan berkata dengan nada malu
"Ah? anu, itu.. Tidak aku hanya terkejut.. Iya aku hanya terkejut" jawab Airen
Miki yang melihat sikap Airen seperti itu sangat mengerti apa yang Airen rasakan, setelah di selamatkan olehnya tentu saja seorang wanita akan merasa kagum dan terlebih yang menyelamatkannya adalah seorang pemuda yang gagah dan tampan. Wanita mana yang tidak terpesona melihat sikap pemuda seperti ini, terlebih sikap Ryo yang sopan dan juga baik membuat wanita pasti menyukainya, setidaknya itulah fikiran Miki.
"Terkejut? Ah maaf jika aku mengejutkan kalian," ucapku
"Ti-tidak bukan b-begitu maksudku" ucap Airen malu2
"Tenanglah nona, Dia adalah Ryo, petualang yang ku ceritakan padamu tadi" ucap Miki
"Ah benar, biar sekali lagi aku memperkenalkan diri. Namaku Ryo dan aku seorang petualang dari kota Takt," ucapku dengan tenang
"I-iya Miki sudah mengatakannya padaku, aku berterima kasih karena kau telah menolongku dan Miki," ucap Airen
"Tidak masalah, sebagai sesama petualang bukankah sudah seharusnya saling membantu," jawabku
Namun Airen dan Miki malah nampak heran dan bingung mendengar ucapanku, rasanya ada yang salah dengan itu.
"Jadi itu pandanganmu ya," ucap Miki
"Hmm? Apa itu salah?" tanya dengan sedikit heran
"Di dunia ini normalnya para petualang lebih memikirkan diri mereka sendiri atau kelompok mereka sendiri, terlebih kami berdua adalah wanita, biasanya petualang lain akan mengambil keuntungan dari kami jika kami pingsan seperti tadi" ucap Miki
"Ketuntungan? Apa yang kalian bicarakan?" tanya dengan sedikit bingung
Airen dan Miki sempat bertukar pandang, lalu Airen berkata
"Petualang memanglah pekerjaan mulia pada dasarnya, namun kebanyakan petualang adalah para pria, jadi itu wajar jika petualang wanita sering di diskriminasi dan bahkan di lecehkan oleh petualang lain" jawab Airen
"Itu benar, jika di total, mungkin antara petualang pria dan wanita itu hanya 70 berbanding 30 di dunia ini" jawab Miki
"Oh begitu, maaf aku tidak tahu tentang itu, tapi kalian tenang saja, aku benar2 tidak melakukan hal2 aneh atau melecehkan kalian" jawabku dengan sedikit khawatir
Miki tersenyum dan berkata..
"Tenang saja, kami tahu itu, maka dari itu kami merasa kagum dan heran dengan sikapmu itu, andai saja semua petualang di dunia ini seperti dirimu" katanya
"Benar, kami sangat berterima kasih" ucap Airen
Kedua gadis itu pun sedikit membungkukan badan mereka.
"Apa yang kalian lakukan, angkat lah kepala kalian, aku hanya melakukan apa yang seharusnya ku lakukan, jadi tidak perlu menundukan kepala kalian" ucapku
Mendengar itu Airen dan miki pun mengangkat kepala mereka dan tersenyum, dan kami pun berbicang sedikit mengenai kehidupan petualang, aku mendapat banyak informasi penting dari kedua gadis itu. Malam harinya kamipun tidur dan berjaga secara bergantian.
Pagi harinya..
"Ryo, setelah ini apa kau akan kembali ke ke kota?" tanya Miki
"Nampaknya iya, kebetulan Quest yang ku kerjakan juga sudah selesai dan aku akan kembali untuk melaporkan nya ke Guild" ucapku
"Begitu ya" ucap Airen dengan wajah agak sedih
"Ada apa Airen?" tanyaku
"Ah, ti-tidak.. Tidak apa.." ucap airen dengan malu malu dan wajah sedikit memerah
Miki mengerti hal itu dan mengatakan soal Quest yang sedang mereka kerjakan.
"Hmm? Jadi kalian juga mengambil Quest yang sama?" tanya ku
"Ka-kau juga mencari tanaman Hipoku?" tanya Airen
"Ya, tapi aku sudah menyelesaikannya," ujarku
Aku pun mengelurakan sekantung besar tanaman Hipoku dari inventory milik ku. Sontak Airen dan Miki terkejut ketika sekantung besar tanaman Hipoku tiba2 muncul di hadapan mereka.
"A-apa yang..." ucap Airen terkejut
"Da-dari mana munculnya semua ini?" tanya Miki terkejut
"Hmm? Ah maaf aku merahasiakannya, aku memiliki skill unik yang bernama Inventory. Itu memungkinkan ku menyimpan barang2 ku di dalamnya" ucapku
Aku pun menjelaskan dan menunjukan pada mereka lebih detil tentang skill unik milikku pada mereka berdua.
"Haahh, kau tak habis2nya membuat kami terkejut Ryo," ucap Miki
"Be-benar skill unik semacam ini belum pernah ada sebelumnya" kata Airen
"Benarkah?" tanyaku
"Iya, kurasa kau harus lebih berhati2 untuk tidak sembarangan menggunakannya di hadapan orang lain, tapi tenang saja kami berdua akan menjaga rahasiamu" ucap Miki
"Iya tenang saya, aku juga akan menjaga rahasiamu" kata Airen
"Ah, aku tidak tahu tentang ini, tapi terima kasih sudah mengingatkan dan bersedia merahasiakannya" ucapku
Jadi begitu, ternyata skill unik ini juga merupakan hal yang tidak lazim dimiliki orang di dunia ini.
"Ya, tidak masalah, karena normalnya orang2 di dunia ini menggunakan Magic Bag untuk membawa barang bawaan mereka" ujar Miki
"Itu benar Ryo" sambung Airen
Kedua gadis ini pun menunjukan Magic Bag milik mereka.
"Ah benar juga, aku lupa kalau ada hal semacam ini" kataku
Kedua gadis itu pun menjelaskan lebih detil tentang Magic Bag dan kegunaanya, menurut penuturan mereka. Magic Bag adalah item sihir yang di ciptakan dengan menanamkan sihir Ruang pada sebuah benda. Selain itu kapasitasnya bergantung pada material bahan yang digunakan untuk membuat Magic Bag itu sendiri. Semakin bagus materialnya maka akan semakin mahal harganya dan kapasitasnya juga akan semakin besar, yang paling kecil itu seukuran sebuah kereta kuda dan harganya sekitar 10 koin emas. Sedangkan yang terbesar seukuran dua buah gudang besar dan harganya sekitar 10 koin platinum, dan hanya bangsawan kelas atas atau pedagang besar yang memilikinya.
"Wah, itu sangat mahal sekali," ucapku
"Ya, karena sangat jarang ada orang yang dapat membuatnya" jawab Airen
"Karena sihir Ruang sendiri juga merupakan sihir yang kompleks dan sulit untuk di pahami" tambah Miki
Aku pun menoleh kearah mayat Green Poison Snake yang tergeletak tak jauh dari tempat kami, aku pun berjalan mendekatinya lalu mengambil beberapa sisik monster tersebut.
"Apa yang akan kau lakukan?" tanya Miki
"Aku hanya berfikir sepertinya kulit monster ini cukup keras dan bisa menjadi katalis yang bagus untuk membuat Magic Bag," ucapku
"Memang benar, itu bisa menjadi katalis, tapi aku tidak yakin bagaimana cara menanamkan sihir ruang pada benda itu" kata Airen
"Tunggu sebentar" kataku
Aku pun mengambil beberapa sisik ular itu, lalu aku juga mengeluarkan mayat redwolf yang ku simpan sebelumnya dan mengambil kulitnya. Setelah memproses keduanya aku membentuk sebuah magic bag dengan kedua material dari kulit red wolf dan green poison snake itu dan berhasil membentuknya menjadi sebuah tas pinggang kecil.
"Bentuknya cukup bagus" ucap Airen
"Tapi kesulitan sebenarnya adalah untuk menanamkan sihir ruang pada benda itu." kata Miki
Aku memejamkan mataku sambil menyentuh tas yang ada di hadapanku, dan aku juga membayangkan tentang sebuah ruang luas yang ada di dalamnya dimana itu dapat menyimpan banyak benda dan juga tidak terpengaruh oleh waktu. Setelah beberapa saat aku membuka mataku.
"Jadi, apa yang kau lakukan?" tanya Miki
"Kurasa ini sudah jadi sebuah magic bag," ucapku
Tentu saja Miki dan Airen sangat terkejut mendengarnya.
"Apa???" ucap Miki dan Airen bersamaan
"Ya, kalian boleh mengeceknya" kataku
Miki dan Airen pun bergegas menghampiriku dan mengecek magic bag yang baru saja selesai ku buat. Alangkah terkejutnya mereka ketika mengetahui kapasitas penyimpanannya sangatlah besar bahkan melebihi kapasitas magic bag yang ada di pasaran, tentu saja ini merupakan benda yang sangat berharga.
"Ka-kapasitasnya tidak main2 dan sangatlah besar," ucap Airen
"Ini bahkan lebih besar dari yang ada di pasaran," ujar Miki
"Aku hanya membayangkannya sebuah ruangan besar di dalam tas itu dan aku juga menggunakan sedikit sihir waktu untuk menjaga setiap item yang ada di dalamnya agar tidak terpengaruh oleh waktu, contohnya jika kita meletakan mayat monster di dalamnya, entah berapa lama pun kita menyimpan itu di dalamnya, maka itu tidak akan membusuk," ucapku menjelaskan
Mendengar itu Airen dan Miki makin terkejut dan terduduk lemas.
"Ka-kalian kenapa!!??" tanya ku karena terkejut
"Ryo, hal seperti itu belum pernah ada di dunia ini" ucap Miki
"I-ini sama saja seperti.. HARTA NASIONAL" sambung Airen dengan nada gemetar
"Harta Nasional?" ucapku terkejut
Airen dan Miki kembali menjelaskan tentang Magic Bag, pada dasarnya magic bag yang ada di dunia ini memang memiliki kapasitas berbeda2 sesuai bahan yang di gunakan sebagai katalis pembuatannya. Terlebih yang terbesar hanyalah seukuran dua buah gudang besar namun tidak memiliki sihir waktu, jadi setiap barang yang tersimpan di dalamnya perlahan akan mengalami perubahan atau pembusukan seperti normalnya. Karena magic bag yang ku buat memiliki kapasitas yang sangat besar dan juga memiliki sihir waktu yang menjaga kondisinya tetap seperti semula membuat magic bag yang ku buat menjadi magic bag sekelas harta nasional. Setidaknya begitulah hal yang berhasil ku tangkap dari penjelasan kedua gadis itu.
"A-aku tidak tahu tentang hal ini," ucapku
"Yah setidaknya hanya kami yang mengetahuinya, dan kami juga akan menjaga rahasia itu, tenang saja Ryo" ucap Miki
"I-iya, tapi untuk kedepanya, bi-bisakah kau lebih sedikit menahan diri a-agar tidak menarik perhatian yang mungkin berbahaya untukmu" ucap Airen dengan penuh ke khawatiran.
Mendengar mereka berdua yang begitu bagiku, aku merasa tersentuh dengan kebaikan mereka berdua, aku pun mengucapkan terima kasih yang sebesar2nya pada mereka karena bersedia menjaga rahasia tentang kemampuan ku.
Setelah memasukan mayat Green Poison Snake yang cukup besar ini kedalam magic bag milik ku, aku pun memutuskan membantu mereka untuk mengumpulkan tanaman Hipoku untuk menyelesaikan Quest mereka. Tentu saja dengan bantuan sihir radar yang di kombinasikan apraisal milik ku itu sangatlah mudah. Namun Airen menolak mengumpulkan terlalu banyak, hanya cukup 10 ikat saja dirinya sudah merasa senang, karena baginya menjaga dan melestarikan tanaman tersebut dapat menjaga kelestarian tanaman tersebut, akan tidak bagus baginya mengekploitasi tanaman ini secara berlebihan, itulah yang di fikirkan Airen. Setelah dirasa cukup, kami pun memutuskan bersama2 kembali ke kota Takt dan menuju ke Guild untuk melaporkan hasil Quest kami masing2.
Karena aku dan kedua gadis itu bukan dari kelompok yang sama, kami pergi ke konter staff yang berbeda, sedangkan aku di layani oleh Mina.
"Wah dimana kau menemukan tanaman Hipoku sebanyak ini Ryo?" tanya Mina
"Hmm yah kebetulan saja aku menemukannya begitu banyak" jawabku
Namun tiba2 tina menghampiri..
"Mina, Ryo, bisakah kita berbicara di tempat lain?"
Aku dan Mina bertukar pandang, namun kami saling mengerti satu sama lain, jika seorang staff guild berkata demikian, berarti ada sesuatu hal penting yang ingin di bahas secara bersama2. Aku dipandu oleh mina menuju ruangan khusus di lantai 2 Guild Petualang kota Takt.
Ketika aku dan Mina masuk, Tina sudah menunggu di ruang pertemuan itu, disana juga ada Airen dan Miki.
"Hmm? Airen.. Miki.. Kalian juga disini? Ada apa?" tanyaku heran
Tina pun mempersilahkan kami untuk duduk, Mina duduk di samping Tina sedangkan aku duduk di samping Airen dan Miki. Singkatnya Tina menanyakan tentang banyaknya jumlah tanaman Hipoku yang kami temukan selama menjalankan Quest. Aku, Airen dan Miki menjelasjan secara rinci, memang akulah yang membantu mereka mencari tanaman itu dan bagaimana kami menemukannya, tapi aku tetap merasasiakan tentang sihir radar yang ku kombinasikan dengan skill apraisal milikku.
Setelah itu kami juga mejelaskan bagaimana kami bertiga bisa bertemu, tentang serangan Green Poison Snake.
"Green Poison Snake? Itu tidak mungkin" ucap Mina
"Monster itu berhabitat dalam gua di gunung yang ada di selatan hutan bagian selatan kota Takt, tidak mungkin monster itu sampai kesana" ucap Tina
"Jadi maksud kalian kami berbohong?" jawab miki
"Apa kalian memiliki buktinya?" tanya Mina dengan sopan
"Ah benar, Ryo memiliki mayatnya di magic bag miliknya," sambung Airen
"Magic bag? Dapat memasukan mayat Green Poison Snake yang besar itu?" tanya Tina
"Tina, kau lupa siapa Ryo?" ucap Mina
Tina terdiam dan menatap kearah Airen dan Miki, dia lupa bahwa itu adalah rahasia Ryo yang hanya diketahui oleh Guild. Mina menunjukan ekspresi bingung bagaimana menutupi ucapannya.
Melihat itu aku memutuskan untuk mengatakan kebenarannya pada Airen dan Miki, karena mereka juga sudah terlanjur mengetahui rahasia Skill unik milikku tentang Inventory dan magic bag yang ku buat setara Harta Nasional.
"Haaa, sudahlah tak apa mereka mengetahuinya, toh sudha terlanjur, jika itu mereka kurasa tidak ada masalah," ucapku
Airen dan Miki merasa bingung dan tidak mengerti apa yang sedang di bicarakan.
"Maaf," ucap Tina
"Tak apa Tina" kataku
"Baiklah jika itu keputusanmu, tapi untuk Airen dan Miki ku harap kalian juga bersedia merahasiakannya karena Ryo sendiri tidak ingin semua itu tersebar" ucap Mina
Mendengar itu Airen dan Miki bertukar pandang sejenak dan menyatakan siap untuk merahasiakan informasi yang akan di berikan.
Mina pun menjelaskan tentang Ryo yang memiliki
......................
...Skill :...
...Berkah Sihir, Berkah bela diri,...
...All atribute magic...
......................
Tentu saja hal itu kembali membuat Airen dan Miki terkejut.
"Haaa, aku tidak paham lagi, kau ini selalu saja membuat kami terkejut Ryo" ucap Miki sambil memegang kepalanya
"Ke-kecocokan pa-pada sem-ua a-atribut si-sihir" ucap Airen dengat tebata karena terkejut
"Selain itu kau juga memiliki Berkah sihir dan juga berkah beladiri, aku benar2 sulit mencerna semua ini sekarang" ucap Miki
Yah wajar bagi mereka untuk terkejut seperti itu, namun setelah penjelasan singkat dari Mina dan Tina mereka berdua kembali tenang.
"Jadi apa kau melakukan hal yang mencolok lagi Ryo," tanya Mina dengan nada sedikit menyindir
Mendengar itu aku sedikit gugup dan bingung, namun karena Airen dan Miki sudah tahu tentang magic bag milikku, dan juga Staff guild yang sudah mengetahui tentang diriku kurasa tidak masalah mengataknnya.
"Itu, sebenarnya aku membuat sebuah magic bag," kataku
Aku pun meletakan sebuah magic bag yang ku buat di meja. Mina meraihnya lalu mengecek isinya, namun nampaknya mina sudah terbiasa dengan segalanya dan nampak hanya seidkit terkejut, mungkin dia hanya terkejut menyadari kapasitasnya dan mengetahui ada mayat Green Poison Snake yang besar di dalamnya.
"Kau ini selalu saja membuat kami kebingungan dengan kemampuanmu," ucap Mina
Tina hanya diam dan terlihat bahwa dia mencoba mempertahankan ketenangannya.
"Yah aku hanya penasaran dengan itu setelah penjelasan dari Airen dan Miki jadi aku mencoba membuatnya, tapi sepertinya itu terlalu berlebihan, hehe" ucapku dengan sedikit rasa malu
"Yah sudahlah, kau bisa menyembunyikan fakta bahwa kapastiasnya sangat tidak masuk akal seperti ini," ucap Mina
"Tentu, kau bisa percaya padaku" kataku mencoba menenangkan situasi
"Bagian mana nya yang bisa merasa tenang jika itu kau Ryo," ucap Miki
"Be-benar, kekuatanmu saja sudah diluar nalar," ucap Airen
Tentu saja Mina dan Tina belum mengetahui kalau magic bag yang ku buat itu selain memiliki sihir ruang tapi juga memiliki sihir waktu di dalamnya. Yah sejauh ini saja sudah merepotkan, tapi Airen dan Miki benar2 memegang ucapanya dengan menjaga rahasia tentang itu dan juga Skill unik Inventory milikku. Namun entah mengapa ucapan mereka terdengar jadi sebuah sindiran untukku.
Setelah memproses Quest mencari tanaman Hipoku dan menjual mayat Green Poison Snake diurus oleh Tina, kini Mina memberikan hadiah Quest dan penjualan mayat monster pada kami. Airen dan Miki berhasil mengumpulkan 10 ikat tanaman Hipoku dan mendapat hadiah sebesar 2 gold 50 silver.
Sedangkan aku 33 ikat tanaman Hipoku mendapatkan 8 gold 25 silver, dan tambahan 15 gold untuk penjualan mayat Green Poison Snake.
Namun aku merasa mayat monster ular itu bukan hak ku karena sedari awal Airen dan Miki lah yang menghadapi mereka sampai mempertaruhkan nyawa mereka. Setelah keluar dari guild kami pun makan bersama di sebuah kedai makan di kota, aku pun memutuskan memberikan uang penjualan monster ular itu pada mereka.
"Eh? Apa ini Ryo?" tanya Airen
"Itu adalah uang penjualan mayat Green Poison Snake sebanyak 15 gold" jawabku
"Tapi kaulah yang mengalahkannya" kata Miki
"Memang benar aku yang mengalahkan nya, tapi sedari awal kalian lah yang bertaruh nyawa melawan monster itu, coba kalian bayangkan jika kalian tidak bertemu monster itu dan monster itu sampai ke wilayah yang ada pemukiman, itu akan berakibat jatuhnya korban jiwa bukan" kataku menjelaskan
"Tapi.." Airen bingung
"Sudah begini saja, memang kamilah yang menahan monster itu, tapi kau juga meberikan kontribusi besar untuk mengalahkannya bahkan kau juga menyelamatkan kami" kata miki
"Jadi kami berdua akan mengambil 5 koin emas dan sisanya untukmu, kurasa itu cukup adil" lanjut Miki
"Benar, kurasa itu cukup adil" sambung Airen
"Kalian, tidak aku bersungguh2 ingin membantu kalian jadi aku tidak mengharapkan hal seperti itu" ujarku
"Tolong terimalah" ucap Airen dengan wajah penuh harap
Saat ini aku baru menyadari betapa cantik dan manisnya Airen, aku pun sempat terpesona dengan kecantikannya sebelum terganggu oleh Miki yang berdehem menyadarkanku.
"ehem ehem.."
"Ah maaf, baiklah begini saja, Aku akan mengambil 7 koin emas dan 4 koin untuk Airen lalu 4 koin untuk Miki. Bagaimana, kurasa ini akan adil untuk kita semua." ucapku
Mendengar itu Airen dan Miki merasa kagum dan terpesona dengan kebaikan hati Ryo yang sama sekali tidak memikirkan dirinya sendiri dan selalu memikirkan hal seperti dengan adil, selain itu ketulusan dan kebaikan hatinya membuat kedua gadis ini semakin mengagumi sosoknya. Dan mereka berdua memutuskan untuk menerima keputusan tersebut.
"Baiklah aku terima" kata Miki
"Iya aku juga" kata Airen
"Nah kalau begitu, untuk makanan ini biar aku yang mentraktir kalian berdua, anggap saja sebagai pesta perkenalan kita." ucapku mencairkan suasana
Mendengar itu lagi2 membuat Airen dan Miki kagum dan senang.
"Hoo kalau begitu aku tidak akan menahan diri" ucap Miki
"Terima kasih Ryo" kata Airen
"Pelayan, bawakan lebih banyak Bir untuk kami" teriak Miki
Sedangkan di tempat lain, Max terlihat sedang mengenakan pakaian Formal layaknya seorang Bangsawan. Terlihat max sedang berbicara denga seorang pria yang nampak mirip denganya dan lebih tua darinya, sepertinya itu adalah kakaknya Henry Anderson. Sedangkan pria paruh baya berusia sekitar 40 tahunan itu adalah ayahnya Marcus Anderson yang juga seorang Duke dari kerajaan Windgate. Mereka bertiga sedang mengobrol di sebuah ruang tamu di rumah mereka.
"Apa itu benar Max" tanya Henry
"Iya kak, aku mendengarnya secara langsung di depan konter staff guild" jawab max
"Jadi dia pemuda seusia denganmu yang kehilangan ingatnya dan menajadi petualang." ucap Marcus
"Benar ayah, selama perjalanan dari hutan sampai ke kota dia banyak bertanya tentang dunia ini, dan ketika aku menjelaskannya dia nampak sangat antusias mendengarkannya" jawab Max
"Tidakkah dia sedang berakting? Karena jika benar dia kehilangan ingatannya, bagaimana mungkin dia bisa memiliki kemampuan bertarung dan menggunakan sihir enhance seperti ceritamu dengan begitu baik" kata Henry
"Kurasa tidak mungkin dia berbohong kak, karena kemarin aku berbicara dengan Kepala Cabang Guild Takt, katanya tidak ada kebohongan dari ucapannya." ucap Max.
"Jadi begitu ya, yah kurasa itu semua benar, Kepala Cabang Guild Henderson memiliki intuisi yang mengerikan, dia dapat mengetahui kebohongan hanya dengan intuisi yang dimilikinya, aku sudah lama mengenalnya, jika dia berkata seperti itu maka semua itu benar." ucap Marcus
"Tapi ayah, dengan potensi kekuatan sepeti itu, akan berbahaya jika kekuatannya sampai jatuh ke pihak lain, bisa saja dia di manipulasi dan menjadi lawan yang terburuk bagi kita atau negara" ujar Henry
"Ucapan kakak ada benarnya ayah, tapi setelah berbicara dengannya, aku merasa orang itu tidak memiliki ambisi yang besar, dia hanya ingin hidup sesuai keinginannya, seperti itulah yang ku pelajari" ucap Max
"Nak, justru itu lah yang menjadikannya berbahaya, jika saja suatu saat kelemahannya tersentuh, misalnya dia kehilangan wanita yang di cintainya karena perang atau faktor lainnya, dia akan menjadi senjata berbahaya. Itu sama seperti gunung berapi super yang sewaktu2 bisa meletus kapan saja" ucap Marcus
Mereka bertiga pun terdiam dan berfikir masing2, tak lama setelah itu, Max terpikirkan sebuah ide.
"Ayah.. Kakak.. Bagaimana jika aku membuat Party petualang bersamanya, selain mengawasinya, aku juga bisa menjaga agar dia tidak kehilangan arah tujuan hidupnya" usul Max
"Kenapa tidak jadikan saja dia Ksatria di bawah kendali Duke Anderson untuk mengawasinya, kita juga bisa menawarkannya posisi yang cukup bagus agar dia tertarik" ucap Henry
"Itu bukan keputusan yang buruk nak, tapi menurutku dia tidak akan mau menerimanya, karena menurut penuturan max, dia sangat antusias ketika mendengar penjelasan tentang dunia ini, kurasa dia tidak akan mau terkekang dibawah kepemimpinan Bangsawan" ucap Marcus
"Benar kak, kurasa dia juga sangat tertarik dengan dunia petualang dan juga menjelajahi dunia ini." sambung Max
"Kalau begitu usulanmu memang yang terbaik Max," ucap Henry
"Ayah rasa juga begitu, setidaknya kita tidak mengekang kebebasannya dan membuatnya tetap berada dalam pengawasan keluarga kita," ucap Marcus
"Baik, aku akan segera mencoba untuk mengajaknya membentuk sebuah Party Petualang." ujar Max
"Baiklah adikku, ku percayakan hal ini padamu" ucap Henry
Setelah pembicaraan panjang itu Max pun meninggalkan kediaman Duke melalui jalan belakang.
Max berjalan sendirian di tengah kota Takt. Max pun memutuskan untuk mampir di sebuah kedai makan di sana. Meskipun dirinya merupakan putra kedua seorang Duke, nampaknya Max juga merupakan orang yang LowProfile dan tidak senang menunjukan kuasanya sebagai Putra Kedua Duke Anderson, dia lebih suka menyembunyikannya dan bertingkah seolah dirinya hanyalah Petualang biasa dari kaum jelata. Selain itu kota Takt juga merupakan kota perdagangan terbesar kedua di Kerajaan Windgate setelah ibukota kerajaan, selain itu kota Takt merupakan wilayah otoritas Keluarganya, meski begitu wilayah Duke Anderson juga berada di wilayah yang sangat luas dan memiliki banyak sekali hutan besar serta gunung2 yang menjadi rumah dan habitat dari banyak monster buas sehingga menjadi tempat berkumpulnya kebanyakan petualang di kerajaan itu.
Max pun masuk ke dalam kedai, dan matanya langsung tertuju kesebuah sudut dimana ada wajah yang familiar baginya, benar saja, itu adalah Ryo yang sedang makan dan minum bersama dua orang Gadis cantik.
.hadehh