kisah ini menceritakan tentang gadis kecil yang menjadi bayang bayang sodara kembarnya , yahh gadis itu bernama Alesya Devina Pranciko ,sejak kecil dia selalu menjadi tameng kakanya yg memiliki imun tubuh lemah , semua orang hanya memperdulikan Layla Vikana Pranciko dan melupakan kehadiran Alesya..
akankah kebahagiaan berpihak kepada Alesya !?
mungkinkah Alesya bertemu Arkana lalu bahagia ,atau sebaliknya !?
apakah Arkana penyelamat hidup alesya ?!
akankah alesya membalas segala perbuatan jahat keluarganya !?
yukk simak ceritanya ,ini sangat seru dan menarik , banyak ketegangan didalamnya ,komplik ,percintaan yg sangat menggemaskan 👉
selamat membaca ♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ARSYAKAYLA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
drama di pagi hari
**
" kita kerumah atau kerumah sakit terlebih dahulu ,tuan ? " tanya sang supir
"rumah " jawab bimo lemah , ia masih menahan ras sakit di tangannya .
"sial ! "
Bimo tidak terima dengan semua penghinaan ini , bimo berjanji akan menemukan orang yang melakukan hal gila semacam ini dengan cepat ! .
Bimo akan membalas nya berkali - kali lipat ! Itu janji bimo kepada dirinya sendiri .
Sedangkan di tempat lain , arkana menutup ponsel genggam miliknya dengan senyuman puas yang begitu manis .
Dengan cara ini , alesya tidak akan menyalahkannya , bukan ? Lagi pula bukan arkana yang memberi pelajaran kepada bimo ,tapi orang lain.
Yah walau orang itu tetap bawahan dirinya yang arkana perintahkan untuk melukai bimo .
Tapi ... Arkana tidak bisa berdiam saja saat melihat alesya gadisnya terluka .
Meski alesya akan marah , arkana akan menerima sepenuhnya .
Arkana juga yakin bahwa gadisnya gk akan semarah itu , lagi pula yang melukai bimo bukan dirinya langsung melainkan bawahannya . Lesa nya harus mengerti , bukan ?
Ya , arkana tidak salah yang salah itu bawahannya yang sudah melukai bimo , bukan dirinya.
Arkana merebahkan dirinya di atas ranjang , netranya menatap langit - langit kamar
"alesya " gumamnya gemas penuh cinta .
"sial ! Setiap hari kamu selalu membuat aku semakin mencintai kamu " gumam arkana sembari terseyum tipis .
"tapi tidak masalah , selama itu wanitanya kamu , aku rela jadi budak cinta kamu bahkan seumur hidup aku pun rela "
" karna aku sangat mencintai kamu ,alesya "
"maupun itu dulu ,sekarang ,hingga nanti " gumam arkana dengan sorot mata yang berubah menjadi dingin .
**
Suasana terasa hening di ruang makan Pranciko , tak ada suara yang terdengar , semua orang tampak sibuk dengan makanan masing- masing di piringnya .
Bahkan alesya juga ada di sana , ikut berkumpul bersama mereka .
Mungkin kehadiran alesya yang membuat suasana menjadi sehening ini , hilda masih berusaha menghindari menatap alesya , mungkin merasa bersalah karna ucapan keterlaluan nya tadi malem .
Alesya sendiri tampak pokus memakan sarapannya. Ia sebenarnya malas disana tapi apa boleh buat , alesya tidak ingin menyiksa dirinya sendiri.
"Tangan papa kenapa ? " pekik layla yang membuat seluruh orang mengalihkan pandangannya ke arah bimo .
Bimo tampak kikuk , kejadiannya tadi malam sangat memalukan baginya bila ia ceritakan .
"Tidak apa-apa sayang , hanya kecelakaan kecil " jawab bimo sebari menatap layla dengan penuh kelembutan .
Alesya kembali menunduk , matanya yang tampak sembab menunjukan ejekan , entah ini kebetulan atau tidak , tapi perban yang ada di tangan kanan bimo sama persis dengan luka yang ada di tangannya.
"pasti sakit ,kan ? " layla mencabik kan bibir , netranya terus saja menatap tangan luka sang ayah dengan tatapan khawatir.
Layla beranjak , ia mendekat bimo ,kemudian membungkuk sembari memegang tangan terluka bimo .
"Tidak sakit sama sekali " hibur bimo lembut .
"Tidak apa-apa sayang , lukanya sudah mama obati , hanya luka ringan ," sahut hilda mencoba menenangkan kekhawatiran layla.
Hilda sedikit meringis setelahnya , bohong jika tangan bimo baik-baik saja nyatanya luka di tangan bimo bisa di katakan cukup parah.
Layla menghela nafas lega , ia dengan lembut mengusap perban yang membalut luka bimo .
"bim salabim " besok sembuh , ayah ! udah layla sulap besok bakal sembuh tangan nya .
Bimo tersenyum hangat , ia menepuk kepala layla dengan hangat .
"ajaib sekali rasa sakitnya langsung hilang , terimakasih putri kecil ayah "
Alesya tidak bisa lagi menahan tawanya , suara tawa alesya membuat semua orang menatap dirinya .
"sorry , tapi serius , tingkah lo ke kanak-kanakan banget " ucap alesya di sela tawanya .
Raut wajah layla berubah drastis" ibu bentuk kasih sayang aku untuk ayah ! " jelas layla seakan takut alesya tidak mengerti kemudian terus mengejeknya.
"oh ," balas alesya tak acuh
Mulut layla terbuka kembali , hendak membalas ucapan alesya , tapi tak ada kata yang keluar dari mulutnya .
"udah , kamu duduk lagi sayang " bimo mengusap kepala layla dengan lembut kemudian beralih menatap alesya.
Sorot matanya dalam sekejap berubah saat melihat alesya ,yang tadi menatap penuh kehangatan ketika menatap alesya penuh dengan amarah .
Sungguh , perbedaan tersebut membuat sudut bibir alesya terangkat .
"jaga batasan ,alesya " peringatan bimo
"Ya" alesya mengedikan bahunya tak peduli
Alesya meneguk air putih hingga setengahnya ,kemudian ia berdiri membenarkan pakaian sekolahnya yang sedikit berantakan .
"Dasar ,tidak tau sopan santun ! " cibir bimo saat melihat alesya sudah berbalik , hendak berlalu pergi tanpa berpamitan dulu terhadap dirinya .
Alesya memutar matanya malas , ia berbalik , menatap bimo dengan senyum terpaksa.
" tuan bimo yang terhormat , anak pembantu ini akan undur diri untuk pergi ke sekolah . Sekiranya tuan bimo berkenan untuk memberi ijin kepada saya agar bisa menempuh pendidikan "
"Setidaknya anak yang tidak tau diri ini , tidak akan terlalu bodoh di masa depan nanti , atau anak ini akan mengerti sedikit tentang sopan santun yang di ajari di sekolah "
Ucap alesya tak diragukan lagi menyinggung bimo , menyinggung bimo yang terus saja berkata alesya tidak memiliki sopan santun , alesya anak tidak tau diri , alesya anak yang bodoh !
Nada alesya biasa saja saat mengatakannya , namun mereka yang ada disana , dapat mendengar betapa sarkas nya ucapan alesya .
"Alesya ! " bimo menatap alesya tajam ,.anak ini semakin di biarkan semakin menjadi-jadi .
Bimo harus secepatnya menghentikan sikap pemberontakan alesya .
" ah ,iyah "
" kapan pertunangan dia dan lelaki berengsek itu di lakukan ? " alesya berkata dan menatap bimo dengan tatapan polos .
Bimo tertegun , ia menatap hilda bertanya bagaimana bisa alesya mengetahui rencana mereka secepat ini .
"kenapa ? Kaget yah ? Gak usah kaget begitu ? Apa pura-pura kaget ? Gk usah takut ,toh aku juga udah tau semuanya ! "
"Gak apa apa, serius . Sakit hati gk mungkin bikin aku mati ,kan ? Paling cuman depresi dikit " sarkas alesya sambil terseyum lebar .
"Jaga bicara kamu ,alesya ! Jangan merasa paling tersakiti , perjodohan layla dan arga sudah di bicarakan sejak lama . "
"Sebenarnya kamu yang pihak ke tiga bukan , layla ! "
Alesya membulatkan matanya seolah terkejut , ia bahkan menutup mulutnya syok
"Wow " alesya mengembungkan pipinya .
"sayangnya aku gak percaya ,gimana dong ?" ucap alesya di sertai ejekannya.
"alesya ! " bimo menarik nafasnya kasar ,emosinya selalu tersulut setiap kali berbicara dengan alesya .
"Di mata aku ! Dia dan arga tetap pasangan menjijikan ,pasangan perselingkuhan, sampah ! "
"ah ,satu lagi " alesya yang sudah berjalan beberapa langkah kembali berjalan mundur , tatapannya tertuju kepada lengan bimo yang terpasang perban .
"Tabur tuai itu nyata ternyata , padahal , baru kemarin malam papah buat luka disini " alesya menyingkap cardigan yang di pakai nya , menunjukan lengannya yang juga di balut perban .
"eh sekarang papah juga dapat luka di tepat yang sama , aku turut sedih lihatnya "
"pasti sakit, kan ? Ah , luka kecil seperti ini mana mungkin sakit , siraman air panas ,gk semenyakitkan itukan , pah ?
Alesya mendengus puas saat melihat wajah memerah bimo . Dengan bersenandung pelan alesya berlalu pergi .
*bagaimana bimo tabur tuai itu nyata bukan ?
Sedikit saran, untuk perbaikan./Determined/
Semangat terus kak, ceritanya bagus.