"Waaa kenapa begini."
Itulah jeritan hati sepasang insan yang di pertemukan di acara perjodohan oleh keluarga mereka yang merupakan mafia terbesar di kota dan membagi kota menjadi dua wilayah. Perjodohan mereka sebagai pewaris adalah kunci perdamaian dan penggabungan dua keluarga mafia yang selalu berselisih dan saling memperebutkan wilayah.
Namun keduanya menjadi sangat bingung dan tidak berani menolak walau mereka ingin menolak karena memiliki kekasih masing masing dan melihat satu sama lain sebagai aib di masa lalu.
Alasannya ketika keduanya sempat melarikan diri dari keluarga mereka karena tidak mau menjadi pewaris sewaktu muda, keduanya bekerja menjadi aktor dan aktris film porno yang selalu tampil bersama dalam setiap syuting.
"Ya, kami mau menikah," ujar keduanya dengan terpaksa demi menjaga perdamaian dua keluarga walau mereka tidak saling mencintai dan hanya tubuh mereka yang saling mengenal satu sama lain.
Mohon di baca dan tinggalkan jejak ya, makasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 19
“Cklik,” Dean membuka pintu hotel kemudian masuk bersama Layla, mereka sudah sedikit mabuk dan saling membantu satu sama lain karena sebelum pulang mereka sempat makan malam terlebih dahulu dan minum, begitu di dalam,
“Sudah pulang ?” tanya seorang pria paruh baya.
Wajah Dean dan Layla langsung mendadak segar kemudia berubah menjadi pucat karena melihat Mario dan Franky berada di dalam kamar mereka sambil menghisap cerutu dan duduk bersebrangan.
“Pa..pa ?” ujar keduanya terbata bata.
“Hei, kenapa wajah kalian seperti melihat hantu begitu, sini duduk,” ujar Franky sambil menepuk sofa panjang di tengah.
Dean dan Layla bergandengan tangan berjalan ke arah sofa, keduanya duduk di antara Mario dan Franky yang sedang menaikkan kaki sambil menghisap cerutu mereka dan menoleh melihat keduanya.
“Lalu ? kalian sudah akrab satu sama lain kan ?” tanya Mario.
“Su..sudah pa,” jawab Dean.
“Sudah sampai dimana ?” tanya Franky.
“Um...kita belum ngapa ngapain pa, baru mengobrol saja (padahal udah parah, tapi jangan bilang papa, semoga Dean kompak kalau di tanya),” jawab Layla.
“Dean, Layla, saya dan Franky akan memutuskan untuk pensiun sebentar lagi, kami datang kesini untuk memberitahukan kalian kalau pesta pernikahan kalian di majukan waktunya,” ujar Mario.
“Kapan pa ?” tanya Dean.
“Sabtu besok,” jawab Mario.
“Jleger,” wajah Dean dan Layla langsung berubah menjadi tegang karena kepala mereka terasa tersambar petir, mereka tidak menyangka sama sekali akan di ikat di dalam pernikahan sabtu besok sedangkan mereka berencana menemui kedua orang tua Yessi dan Anton kemudian membuka semua tentang mereka dan memutuskan kedua kekasih mereka.
“S..sabtu besok pa ?” tanya Dean.
“Benar, kenapa wajah kalian begitu ? apa ada masalah ?” tanya Mario sambil menoleh melihat Franky. Franky langsung menoleh menatap Layla di sebelahnya,
“Ti..tidak ada masalah pa,” ujar Dean takut.
“Bagus, ada alasan kenapa kita mempercepat pernikahan kalian, dua grup kita masih berselisih dan perselisihan mereka semakin meruncing, keluarga cabang dari dua keluarga besar tidak bisa menangani mereka. Satu satunya cara untuk meredam para geng, keluarga dan pengusaha dari dua kubu yang tergabung di dalam kedua grup kita, harus menyatukan dua grup dengan segera yaitu dengan menggunakan pernikahan kalian dan kami yakin mereka akan diam,” ujar Franky.
“Tapi kenapa harus kita berdua ?” tanya Dean.
“Dean, waktu kamu kecil yang memperkenalkan dirimu sebagai pewaris kepada grup kita siapa ?” tanya Mario.
“Kakek walau ada papa juga,” jawab Dean.
“Benar, tentu kamu tahu bagaimana reputasi kakek dan nama besarnya, dia yang menggabungkan seluruh geng, keluarga mafia kecil dan pengusaha liar di wilayah kita dalam grup yang berada di bawah keluarga besar kita dan dia memperkenalkan kamu sebagai pewaris setelah aku di dalam grup, jadi di acara pernikahan mu, mereka tidak berani macam macam karena kamu membawa nama kakek yang sudah mengangkat mu menjadi pewaris setelah ku dan mereka akan mengerti kalau dua keluarga besar di kota ini sudah menjadi satu keluarga,” balas Mario.
“Walau ayah ku dan ayah Mario berselisih sampai berperang, tapi aku dan Mario tidak begitu karena kita berdua teman sekolah dari kecil, jadi pernikahan kalian itu sangat penting untuk memperlihatkan kepada dua grup yang selalu berperang itu kalau kita sudah menjadi satu keluarga dan seluruh kota berada di bawah pengawasan satu keluarga besar gabungan dari dua keluarga kita,” tambah Franky.
Dean dan Layla terdiam, mereka tidak bisa berkata apa apa, selain mereka merasa beban di pundak mereka bertambah besar, mereka juga takut kedua ayah mereka mengungkit apa yang mereka kerjakan di masa lalu seperti yang di katakan Rena.
“Tidak usah khawatir Dean, Layla juga di perkenalkan oleh ayah ku sebagai calon pewaris berikutnya setelah ku di acara pertemuan grup, walau banyak dari mereka yang menentang karena Layla seorang gadis, ayah ku dengan tegas menindak siapapun yang berani bersuara di dalam grup dan mengeluarkan mereka dari grup, tentu kamu tahu kan apa artinya jika di keluarkan dari grup, jadi walau pun kalian menikah, grup dari pihak keluarga ku tidak akan berani macam macam,” tambah Franky.
“Kenapa kalian diam saja ?” tanya Mario.
“Um papa, om Franky, apa pernikahannya tidak bisa di undur menjadi minggu depan gitu ?” tanya Dean.
“Hmm memang ada masalah apa ? kamu kan sudah tidak bekerja lagi, begitu juga dengan Layla, lalu masalah nya dimana ? sudah tidak ada waktu lagi, semakin lama mereka akan semakin menjadi jadi dan ini bisa mempengaruhi keluarga keluarga cabang kita juga, kalian tentu mengerti kan ?” tanya Mario.
“Um tidak apa apa sih hanya saja terlalu tiba tiba dan sepertinya kita belum siap, boleh tanya sedikit pa, yang membuat ku berhenti kerja papa ya ?” tanya Dean.
“Benar, kenapa ? perusahaan itu berhutang sama kita, aku tidak mau kamu bekerja di perusahaan gelap yang punya masalah dengan keluarga kita dan lagi aku tidak mau melihat anak ku, calon pewaris ku, bekerja mati matian di bawah pimpinan yang seenaknya memakai dana pinjaman dari kita untuk kepentingan pribadi, lagipula perusahaan itu sekarang sudah tidak ada dan pimpinan mereka sudah menjadi makanan ikan,” jawab Mario.
“Kalau butik tempat ku bekerja ? apa papa yang membelinya ?” tanya Layla kepada Franky.
“Membelinya ? aku menyita nya, butik besar itu juga berhutang kepada keluarga kita dan tidak bisa membayar hutangnya, mereka memberi gaji kepada karyawan terlalu besar dan tidak sepadan dengan pemasukan mereka, di tambah pemiliknya suka memakai dana perusahaan untuk kepentingannya sendiri, jadi ketika menyitanya, aku meminta orang untuk membenahi manajemen nya dan tentunya hal itu akan membuat mu tidak nyaman sehingga kamu keluar,” jawab Franky.
“Lalu apa yang terjadi dengan pemiliknya,” ujar Layla yang tahu kalau pemilik butik adalah mama dari Anton.
“Tenang saja, dia masih hidup,” balas Franky.
“Syukurlah, dia baik sama aku soalnya,” balas Layla.
“Yah walau mungkin hidupnya tidak seglamor dulu, semoga dia bersyukur masih bisa hidup,” balas Franky.
“Tentunya kalian tahu betul kan bagaimana cara kerja keluarga kita, aku dan Franky sama saja,” tambah Mario dengan santai dan menghisap cerutu nya.
Dean dan Layla menelan salivanya, apa yang di katakan oleh Rena dan Harris sudah mereka konfirmasi dan ternyata benar, kemudian tanpa sadar mereka bergandengan tangan dan bersiap untuk meminta maaf atas kesalahan mereka di masa lalu yang menurut Rena dan Harris, kedua papa mereka sudah mengetahuinya dan bersiap menerima hukuman dari papa masing masing,
“Papa, om Franky boleh aku dan Layla bicara sesuatu ?” tanya Dean.
“Apa itu ?” tanya Mario.
“Silahkan,” tambah Franky.
“Um...papa dan om Mario tentu tahu soal production house bernama Clo,”
“Bruaak,” belum selesai Layla bicara, tiba tiba pintu kamar hotel di buka dengan kencang. Mario, Franky, Dean dan Layla menoleh melihat ke pintu. Ternyata yang membukanya adalah Rena dan Harris yang terengah engah dan berjalan masuk ke dalam mendekati mereka.
“Rena, ada apa kamu kesini ?” tanya Mario.
“Dan kamu Harris, kenapa kamu di sini ? kamu bersama Rena ?” tanya Franky.
“Maaf papa, om Franky, iya kita kebetulan lagi bersama, mereka sudah setuju menikah di hari sabtu, mereka sudah bilang ama kita,” jawab Rena.
“Benar papa, om Mario, tidak perlu di tanya lagi (menoleh melihat Dean dan Layla) benar kan kak Layla, kak Dean, kita berdua sudah menjelaskan nya pada kalian kan kemarin ?” tanya Harris sambil mengedipkan mata kepada keduanya.
“I..iya, kita setuju,” jawab Layla dengan bingung.
“Benar...semakin cepat semakin baik,” tambah Dean sambil menoleh melihat Layla yang juga menoleh melihat dirinya.
“Oh bagus sekali, sekarang semua akan berjalan lancar Frank, kenapa kamu tadi tidak bilang hahaha,” ujar Mario sambil merangkul Dean.
“Haha benar Mario, sudah lama kita tunggu saat saat ini, sejak papa ku meninggal dan ayah mu meninggal hahaha,” ujar Franky tertawa kencang.
“Iya papa, om Franky, jadi sekarang papa dan om Franky pulang saja dulu, kita mau bicara sama mereka untuk membicarakan jadwal acara di hari sabtu,” balas Rena.
“Benar papa, om Mario, serahkan semuanya pada aku dan kak Rena,” tambah Harris.
“Baik baik, aku serahkan pada yang muda muda, ayo Frank, kita cari minum di luar,” ujar Mario sambil berdiri.
“Ya, kita sudah ketinggalan jaman untuk mengurus hal seperti ini (menoleh melihat Rena dan Harris) tolong di urus ya,” tambah Franky berdiri.
“Siap om Franky (Rena) papa (Harris),” ujar Rena dan Harris bersamaan.
Setelah Mario dan Franky yang saling merangkul satu sama lain pergi, Rena dan Harris langsung melompat ke sofa dan “haaaah,” mereka melepas tegang mereka. Dean dan Layla bingung melihat keduanya,
“Kalian kenapa kesini ? lagipula kenapa kalian bilang kita berdua setuju menikah di hari sabtu besok ? memang kalian sudah mengatakannya pada kita berdua ? kapan ?” tanya Dean.
“Harris, coba jelaskan pada kakak, ada apa sebenarnya ?” tanya Layla.
“Hehehe hahahaha....untung sempet ya Harris,” ujar Rena.
“Iya kak Rena...jantung ku rasanya mau copot hahahaha,” tambah Harris.
“Oi jangan cuekin kita,” balas Dean.
“Kalau terlambat datang, kita tidak tahu ya apa jadinya, papa dan om Franky pasti marah besar,” ujar Rena.
“Benar kak Rena, semua yang kita kerjakan dan perjuangkan selama ini langsung bubar,” balas Harris.
“Kalian ini, cepat katakan pada kami, ada apa sebenarnya,” teriak Layla.
“Semua gara gara kakak ku yang tampan dan kakak ipar ku yang cantik ini,” ujar Rena.
“Benar, kakak ipar ku yang tampan dan kakak ku yang cantik ini selalu saja membuat kejutan, hampir aja terbongkar,” ujar Harris.
“Hampir....benar benar hampir, siapa yang menyangka papa dan om Franky bakal dateng ke sini dan ngomong langsung sama mereka....huuuuf,” ujar Rena.
“Kalian ini bicara apa sih ?” tanya Dean.
Tiba tiba Rena dan Harris menoleh bersamaan melihat Dean dan Layla yang terlihat bingung di tengah mereka.
“Hari sabtu kalian menikah ya dan mohon dengan sangat jangan banyak tanya,” ujar Rena dan Harris bersamaan dengan keringat deras bercucuran karena melihat kedua kakak mereka yang melipat tangan di dada dengan wajah sangat marah.