NovelToon NovelToon
2 In 1

2 In 1

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Menyembunyikan Identitas / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Clayra sarka

Ellios atau Kai??
bagaimana jika dua jiwa itu ada dalam satu nyawa?
penyamaran yang awal nya dibuat untuk sekedar candaan, tiba-tiba berubah menjadi sebuah pilihan penting dalam hidup nya.
semua karena "CINTA"!
ya, itulah alasan kenapa tubuh itu harus memilih jiwa mana yang akan dia pertahankan.

akankah sebuah cinta menemui jalan nya?,
atau justru takdir yang akan menyeretnya pulang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clayra sarka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

seni membangkang

POV ELLIOS

entah harus dimulai dari mana, tapi aku akan mencoba jelaskan sedikit tentang situasi ini.

keluargaku sudah tidak utuh sejak usiaku masih 10 tahun. mama meninggal karena kangker yang dia derita. dan sejak saat itulah aku sangat kekurangan kasih sayang seorang perempuan. no, lebih tepat nya kasih sayang kedua orang tuaku.

karena sejak kepergian mama, sikap papa sudah berubah 180 derajat. tidak ada lagi waktu yang dia habiskan untuk menemani putrinya. semua waktu dia habiskan untuk kerja, kerja dan kerja. bahkan sejak saat itu kami hanya bertemu sesekali dalam satu bulan. dan hal itu juga lah yang membuatku mulai mengenal pergaulan bebas. kebebasan yang papa berikan membuatku semakin leluasa dengan diriku sendiri.

aku sudah mulai kenal balap liar, tawuran, berteman dengan preman pasar, bahkan saat usiaku menginjak 12 tahun aku sudah mencicipi tenangnya kepulan asap rokok.

tapi kenakalan ku hanya sampai itu saja. untuk miras atau narkoboy aku memang menolak keras. apalagi seks bebas.

untuk kegiatan balap liar dan perkelahian, aku memang masih aktif. tapi untuk kebiasaan nyebat aku hanya melakukan itu disaat suntuk atau sedang ingin saja. tapi 1 tahun belakangan ini aku semakin mengurangi hal itu karena ke 4 manusia ini. ya, Dea, Kristal, Celine dan Lily adalah alasan utama kenapa aku ingin berubah menjadi lebih baik.

kedatangan mereka di hidup ku sangatlah berpengaruh besar. yang awalnya aku seperti sebatang kara, kini merekalah yang sudi menampung ku. bahkan mereka tidak pernah mempermasalahkan latar belakang keluargaku dan kondisiku. meski aku masih tidak bisa terlalu terbuka pada mereka, namun aku akan usahakan mereka aman dan nyaman di dekatku.

dan salah satu hal yang aku sembunyikan tentang diriku dari mereka adalah hal ini. mereka tidak tau jika aku suka keluar malam untuk sekedar balap liar. mereka tidak tau kadang waktu ku terbagi hanya untuk ikut tawuran para geng. bahkan untuk hal merokok, mereka juga tidak pernah sadar jika aku salah satu fans benda berasap tersebut.

tapi sialnya salah satu dari hal itu aku kecolongan oleh Teo. saat itu entah bagaimana ceritanya tiba tiba Teo sudah duduk di samping ku saat aku sedang santai menikmati sebatang rokok ditangan. dan alhasil satu kartu merah ku berada di tangan nya. meski Teo sudah berjanji tidak akan membuka aib ini pada Dea dan yang lainnya, namun tetap saja aku harus awasi pria ini. meski Teo salah satu siswa cerdas, tapi kadang pria ini terlalu jujur dalam setiap kondisi.

"kalian kenapa sih berisik sekali! ga liat ya ada guru itu?"

aku sudah menduga pasti nona cerewet ini akan protes dengan kami. dan benar saja, Dea bahkan Kristal langsung menatap tajam padaku.

perlahan aku melepas cengkraman ku pada Teo dan hanya tersenyum bodoh menanggapi 2 wanita itu.

"kenapa Teo kau siksa Ell?"

"tidak. siapa yang menyiksanya? kami hanya bermain. benar kan Te?"

aku sengaja melotot kearah Teo bertujuan agar pria ini mau bekerjasama dan menjawab pertanyaan Kristal sesuai alurku.

"be.. benar Kris"

jawab Teo seperti biasa. lirih dan dengan menunduk. laki laki selalu saja sangat sopan dan lugu ketika sedang berhadapan dengan anak lain. tapi lain jika dengan ku. Teo akan menjadi dirinya sendiri ketika kami bersama dan hanya berdua.

"denger sendiri kan?"

"ELLIOS OSCAR KAIVARA!!! nggak liat bapak sudah duduk disini? masih ingin ngobrol sendiri?!!"

sudah ku duga. guru menyebalkan ini pasti selalu ingin aku perhatikan!

guru gempal dengan rambut cepak model jadul, kumis tebal yang hanya diujung saja. membuat pria ini sering ku panggil 'guru lele'. biarkan saja aku sedikit tidak sopan. khusus pada dia aku tidak berminat menjaga sopan santun ku.

"segede itu masa ga liat pak. jelas dong saya liat. bapak sangat jelas kok pak. tenang"

aku sengaja mengacungkan satu jempol ku diakhir ucapan ku. biarkan saja dia mengartikan ini bagaimana. tapi yang jelas ucapan ku ini langsung disambut tawa oleh seisi kelas.

"hahahaaa......."

"diam kalian!"

lagi lagi suara itu melengking memenuhi seluruh ruangan. sontak saja tawa mereka langsung diam seketika disaat guru lele ini terlihat sangat marah. tapi tidak untuk ku, aku masih santai santai saja melihat ekspresi guru itu.

"kalau kamu keberatan dengan mata pelajaran saya, silahkan keluar kelas saja Ell. dari pada menghasut Teo untuk ikut nakal seperti mu"

ini adalah kalimat andalan yang selalu saja dia lontarkan saat sedang menyerang ku. selalu saja. aku sampai hafal dengan tingkah nya.

sebenarnya aku juga tidak paham kenapa dia seperti sangat membenciku. bahkan seolah di mata dia aku ini selalu biang nya masalah. padahal untuk mata pelajaran biologi, aku tidak pernah absen mendapat nilai diatas 90.

"ngapain pak saya ngehasut Teo? anak buah saya sudah banyak. tapi kalo bapak mau saya ga ikut pelajaran ini.. wah dengan senang hati pak saya keluar. mumpung saya juga laper. jadi mending saya ke kantin saja"

entah kenapa jawaban yang keluar malah kantin. padahal baru tadi aku duduk disana. perutku juga juga masih penuh.

"Ell kau ini apa apaan! duduk!"

disisi lain aku melihat Dea langsung melotot kearah ku. tapi aku hanya membalasnya dengan senyuman.

"yasudah keluar saja kamu!. lagian percuma kamu dikelas kalau hanya bikin keributan. ilmu bapak gabakal kamu cerna juga"

"bapak ini sebenarnya tidak terlalu tua tua sekali. tapi ternyata sudah pikun ya? bapak lupa meski penilaian bapak pada saya sangat buruk, tapi bukankah nilai biologi saya selalu tinggi? ckck banyakin ngopi pak biar ga terlalu tegang. permisi ketua, penjahat pamit makan dulu. hahahaa"

sengaja aku memberinya hormat sebelum aku berlalu pergi. dan hasil dari ucapan ku ini, terlihat beberapa siswa mencoba menahan tawanya.

"bocah ediann!!"

samar samar aku mendengar guru lele itu mengumpat padaku. tapi bukan Ellios jika tidak berani melakukan ini. biarkan saja sesekali aku membangkang padanya. toh sekalian aku bisa melampiaskan mood ku.

pada akhirnya setelah aku berhasil keluar kelas, langkahku dengan sadar mulai berjalan menelusuri lorong. namun bukan mengarah ke kantin, melainkan berjalan begitu saja tanpa tujuan.

"apa aku nyebat saja? ah tapi aku sedang tidak ingin. apa aku ke taman belakang? tapi disana pasti ada jam penjas dari kelas lain. malas sekali jika harus berbaur. lalu kemana lagi aku pergi?"

seraya menggumam sendiri aku tetap melanjutkan langkah ku.

satu lorong sudah hampir aku jelajahi. dan di depan sana adalah titik terakhir dari ujung lorong ini. namun saat langkahku masih akan melewati tangga utama menuju lantai dua dan tiga, aku langsung spontan duduk di teras depan ruang OSIS.

tiba tiba aku reflek bertingkah demikian saat mataku tak sengaja melihat gerombolan kakel yang tak lain salah satunya adalah laki laki yang menjadi target misiku dengan Dea. ya, Reygan terlihat mulai menuruni tangga ini bersama rombongan nya.

"kita ke kantin aja guys"

"aku tidak ikut"

"eh? kenapa Rey? kita jam kosong cuy"

"kek gak tau mas Rey saja. ya pasti dia manfaatin untuk belajar lah. kasta kita beda bro"

"terserah kalian saja"

aku bisa mendengar sedikit percakapan mereka. dimana sepertinya kelas mereka sedang jamkos, maka tak heran jika selurus siswa ini bebas ingin menghabiskan waktu dimana.

"dih, itu anak. ga asik banget!"

"gausah dipikirin lah. toh emang Rey lebih suka berkawan sama anak anak cerdas saja"

"bisa ya berkawan pilih pilih seperti itu?"

"lo tampan lo menang. hahahaaa"

"benar juga. dahlah cabut yuk"

setelah kerumunan ini lenyap, aku kembali berdiri dan langsung berniat membuntuti kemana langkah laki laki tadi pergi. jarak langkah ku dan Reygan lumayan jauh juga. dan hasilnya aku kebingungan ketika sampai di pertigaan lorong.

"kemana pria tadi? kanan ke perpus. kiri ke ruang musik dan lurus ke lapangan belakang"

sembari menengok kanan dan kiri lorong, aku masih memikirkan kemana kemungkinan besar laki laki tadi berjalan.

"ah mungkin ke kanan, dia kan kutu buku"

begitu saja aku alihkan jalan ku berbelok ke kanan, tujuan utama yaitu ruang perpustakaan.

dan tak perlu waktu lama, sampailah pada sebuah ruangan besar dengan aroma khas kertas kertas dari tumpukan buku yang ditata rapi dan sejajar. meski ruangan ini cukup besar dan luas, namun peminat nya masih cukup sedikit. entah karena ini masih jam pelajaran atau memang biasanya juga sepi seperti ini, aku tidak terlalu paham. sebab aku adalah kelompok siswa yang anti dengan tempat seperti ini. bagiku perpustakaan adalah tempat membosankan ke dua setelah ruang musik.

sembari aku berlagak mencari cari buku bacaan, mataku juga terus aku edarkan guna mencari sosok Reygan. setiap lorong perpus mulai aku jamah satu persatu diurut dari barisan paling kiri.

saat akan berbelok ke lorong ke tiga, akhirnya senyuman ku mulai terukir tipis. dari ujung lorong ini akhirnya aku melihat sosok Reygan tengah sibuk memilih beberapa buku diatas rak didepan nya. jelas saja aku tidak akan membuang kesempatan ini, aku mulai berjalan melewatinya dan sengaja duduk di kursi yang tak jauh dari posisi Reygan.

entah buku apa yang sedang aku bawa ini, yang jelas ini hanyalah trik untuk kamuflase membuntuti nya.

"hey Rey. kau disini juga?"

tiba tiba satu sosok laki laki asing berkaca mata menghampiri Reygan. jangan tanya dia siapa. meski seragam dia sama dengan kami, tapi tetap saja aku tidak mungkin mengenali nya. sekolah ini sangatlah luas dan dihuni ribuan siswa jadi tidak mungkin aku menghafal satu persatu wajah mereka.

"jangan berisik Neal. ini perpus"

"hehe maaf maaf. aku kelepasan"

"kenapa kau disini?"

"aku tadi mencarimu di kelas, tapi ternyata kelasmu jamkos. jadi aku yakin kau pasti disini"

"ada apa?"

"besok siang kau senggang tidak? ada pertandingan futsal di sekolah sebelah. ikut yok"

"kenapa kau ajak aku? aku sudah bilang tidak mau ikut tim mu jika masih membawa nama sekolah Nol Satu"

"tenang, ini diluar akses sekolah. ini murni tim ku dari luar"

"yakin?"

"iya Reygan. aku itu sudah paham bagaimana kau. kau itu tidak akan mau menunjukan skil mu di area sekolah. ini murni pertandingan LagaClub"

"aku hanya malas jika harus menjadi bahan perbandingan"

"iya aku paham. tenang saja, ini diluar urusan sekolah. gabakal ada yang tau kalau kau bisa futsal"

"yasudah aku ikut"

"sip. aku jemput jam 3 ya"

"hm"

"okelah, tunggu aku besok. jersey mu masih ada kan? pakai yang putih Rey"

"iya"

"yasudah aku pergi dulu. bye"

"hm"

1
y0urdr3amb0y
Puas hati!
run away.┲﹊
Gemes banget 😍
Syaoran
Saya merasa ikut diajak ke kisah ini, thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!