selingkuhan suamiku merampok semua hartaku dan papaku, suamiku berubah saat bertemu wanita iblis bernama Syifa, aku tidak menyangka perubahan sikap yang ditunjukkan oleh suamiku karena pengaruh guna-guna wanita iblis bernama Syifa itu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rika ananda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menceraikan Richard
Alice melangkah cepat menuju parkiran hotel, wajahnya merah padam karena amarah. Rasa kecewa dan sakit hati menyerbu hatinya seolah akan meledak. Dia tak sudi memperhatikan pandangan orang-orang yang berpapasan dengannya.
"Aku benci dia," gumam Alice, suaranya terasa serak. "Aku benci Richard. Aku benci wanita itu."
Alice mencari mobilnya di antara deretan mobil yang terparkir di parkiran. Dia mengingat di mana dia memarkirkan mobilnya sebelum mengikuti Richard.
"Itu dia," gumam Alice, menemukan mobilnya di ujung parkiran.
Alice segera menuju mobilnya. Dia membuka pintu dan masuk ke dalam. Sebelum menyalakan mesin mobil, dia berbalik dan menatap pintu hotel dengan tatapan yang tajam.
"Aku cerai, Richard!" teriak Alice dengan suara yang kuat, seolah ingin menghancurkan semua yang terjadi di antara mereka.
Alice menyalakan mesin mobil dan mengaspal dengan cepat, meninggalkan hotel itu dengan perasaan marah dan kecewa.
Alice tak tahu kemana harus pergi. Dia hanya ingin menjauh dari tempat itu, menjauh dari Richard, menjauh dari semua yang mengingatkannya pada kecewaan dan kehancuran.
Alice mengaspal mobil dengan cepat. Dia tak perduli dengan aturan lalu lintas. Dia hanya ingin menghilangkan rasa marahnya dengan mengaspal secepat mungkin.
"Aku akan baik-baik saja," gumam Alice, mencoba menenangkan diri. "Aku akan melewati ini semua."
Alice terus mengaspal mobilnya, mengarah ke jalan tol yang membentang luas. Dia ingin menghilangkan semua rasa sakit dan kecewa yang menyerang hatinya. Dia ingin menemukan kebahagiaan baru, kebahagiaan yang bebas dari kebohongan dan kecewaan.
Richard terkejut mendengar teriakan Alice. Dia tak percaya bahwa Alice akan meninggalkannya. Dia mencoba menarik Alice, mencoba menjelaskan segalanya.
"Alice, tunggu!" teriak Richard, berlari menuju parkiran.
Richard berharap bisa mengejar Alice dan menjelaskan segalanya. Dia ingin meminta maaf atas kesalahannya. Dia ingin meminta Alice untuk memberinya kesempatan lagi.
Namun, Alice sudah meninggalkan hotel itu. Richard menatap mobil Alice yang pergi menjauh dengan mata yang berbinar-binar kecewa.
"Alice!" teriak Richard lagi, suaranya terputus-putus karena kecewaan.
Richard merasa seolah-olah dunianya hancur berkeping-keping. Dia tak tahu apa yang harus dilakukannya selanjutnya.
Richard berbalik dan masuk kembali ke hotel. Dia mencari wanita itu, wanita yang telah membuatnya lupa pada Alice.
"Dia di mana?" tanya Richard pada pelayan hotel.
Pelayan itu menunjuk ke arah salah satu kamar di hotel.
"Dia ada di kamar itu," jawab pelayan itu.
Richard berjalan menuju kamar itu. Dia mengetuk pintu dengan hati-hati.
"Masuk," jawab wanita itu dari dalam kamar.
Richard membuka pintu dan masuk ke dalam kamar. Dia menatap wanita itu dengan mata yang berbinar-binar kebahagiaan.
"Sayang," kata Richard, mendekati wanita itu. "Aku sangat mencintaimu."
Wanita itu tersenyum lebar. Dia merasa bahagia karena Richard telah kembali padanya.
"Aku juga mencintaimu, Richard," jawab wanita itu.
Richard memeluk wanita itu erat. Dia merasa bahagia karena dia telah mendapatkan apa yang dia inginkan.
Namun, Richard tak tahu bahwa dia telah kehilangan sesuatu yang berharga di dalam hidupnya.
Alice menghentikan mobilnya di depan rumahnya. Dia turun dari mobil dan memasuki rumah dengan wajah yang masih merah padam karena amarah.
"Richard bajingan!" gumam Alice, menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri.
Alice menuju kamar tidur mereka. Dia membuka lemari dan mengeluarkan semua pakaian Richard. Dia melipat pakaian itu dengan hati-hati, mencoba menghilangkan rasa marah yang menyerang hatinya.
"Aku akan membuang semuanya," gumam Alice, menatap pakaian Richard dengan mata yang mengerikan.
Alice membawa semua pakaian Richard keluar dari kamar tidur. Dia meletakkan pakaian itu di depan pintu rumah.
"Ini adalah akhirnya," gumam Alice, menatap pakaian Richard yang tergeletak di depan pintu rumah.
Alice kemudian kembali ke dalam rumah. Dia menutup pintu rumah dengan keras.
"Aku akan baik-baik saja," gumam Alice, mencoba menenangkan diri. "Aku akan melewati ini semua."
Alice berjalan menuju kamar tidur mereka. Dia melihat foto mereka yang terpajang di atas meja.
"Aku akan membuang semuanya," gumam Alice, menatap foto mereka dengan mata yang mengerikan.
Alice mengambil foto itu dan meletakkannya di atas meja di dekat lemari. Dia kemudian menutup lemari dengan keras.
"Aku akan memulai hidup baru," gumam Alice, mencoba menenangkan diri. "Aku akan menemukan kebahagiaan baru."
Alice berjalan menuju kamar mandi. Dia menyalakan shower dan menyiram tubuhnya dengan air hangat. Dia mencoba menghilangkan semua rasa sakit dan kecewa yang menyerang hatinya.
"Aku akan baik-baik saja," gumam Alic⚫