Ikhsan sedang merasa dunia nya hancur setelah ditinggal oleh Ayu.
Dan pertemuan kembali bersama Shella membuat ikhsan mengingat perasaannya 10 tahun yang lalu dia pendam.
Akan kah ikhsan masih menutup diri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ENMom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
* keesokan harinya*
pesan singkat antara Ikhsan dan Shella
"el maaf ya aku batal kerumahmu, karena ternyata urusanku belum selesai disini, padahal aku pengen banyak ngobrol lagi sama kamu, tapi ternyata ngga bisa "
"ngga apa-apa, kita masih bisa ngobrol lewat chat atau telpon 😊"
"iya sih, tapi lebih enak ngobrol langsung"
"ya kalau ada waktu pasti ketemu"
"ok, lanjut aja kegiatan mu, nanti malam aku telpon boleh?"
"boleh aja, siapa yang larang?"
" kali aja jadwal pacarmu nelpon atau jadwal kalian nge date"
Chat terakhir tidak ada balasan dari Shella membuat Ikhsan penasaran, apakah Shella sekarang memiliki pacar atau belum. Tapi di sisi lain dia merasa aneh dengan diri nya, mengapa dia jadi ingin tahu Shella lebih dalam lagi.
Padahal sebelum nya dia tidak se penasaran ini dengan wanita-wanita yang di perkenalkan oleh teman-teman nya.
* 3 bulan kemudian *
*kriiinngg*
Ikhsan melihat siapa yang menelpon nya, mata nya langsung berbinar dan tersenyum karena yang menelpon adalah Shella. Hampir 3 bulan ini mereka tidak berhubungan karena Ikhsan sibuk dengan pekerjaan nya begitu juga Shella sibuk dengan skripsinya.
"halo"
"halo"
"kenapa el?"
"aku lagi di semarang nih, mungkin lewat tempatmu, aku mau mampir bentar, bisa kirim alamat?
"ok nanti aku kirim"
"disitu ada berapa orang?"
"maksudnya?"
"ya teman-teman mu disitu ada berapa orang?"
"10 orang, kenapa?"
"ngga apa-apa, ok kalau gitu aku on the way"
"ok"
Hati Ikhsan sangat senang, senyum nya mengembang di wajah nya, karena akan bertemu Shella, entah kenapa begitu. Seperti ada yang terbang di dalam hatinya. Mulut nya bersenandung riang.
"happy banget mas? Punya pacar baru sepertinya" tanya teman nya
"bukan, teman ku" jawab Ikhsan
" teman wanita?" mereka tertawa.
Ikhsan hanya tersenyum. Dia tidak tau bagaimana menjelaskan perasaan nya saat ini. Perasaan yang dulu terpaksa ia tinggalkan, kini seperti nya mulai datang kembali.
1 jam dia menunggu di batalyon. Shella menelpon Ikhsan. Ikhsan pun keluar menemui Shella.
Shella melihat Ikhsan yang mencari keberadaan nya. Shella memandang Ikhsan sebentar dari dalam mobilnya, ia pun merapikan diri untuk memastikan penampilan nya baik-baik saja, ada rasa gugup dalam diri Shella untuk bertemu Ikhsan, Shella mencoba menenangkan diri dan turun dari mobil nya.
"Hai" tegur Shella
Ikhsan melihat wanita yang pernah diam-diam ia sukai dulu, ia kini ada kembali di depan mata. Wanita itu bertambah cantik semenjak terakhir bertemu di bandara. Hati Ikhsan mulai bergetar.
"Hai, ngapain ke semarang?" Ikhsan penasaran
"ada urusan sedikit, eh iya ini buat kamu sama teman-teman mu" Shella memberikan kopi dari cafe nya dan sekotak kue.
"banyak banget?'
" katamu tadi ada 10 orang, cuma ku lebihi 2 cup sih, jadi 12, haha"
"trus gimana bawa masuk nya ini?" Ikhsan bingung menerima pemberian Shella, karena tangan nya tidak bisa membawa semua yang dibawa Shella
"panggil temanmu aja suruh bantuin bawa"
"kamu aja deh bantuin bawa" ucapnya, sebenarnya ia juga bermaksud untuk mengenalkan Shella pada teman nya
"ngga apa apa ini? Tanya Shella ragu
"ngga apa - apa sebentar aja"
Shella pun membantu membawa kopi nya. Mereka jalan beriringan. Sempat hening sejenak, karena mereka tidak tau harus bicara apa.
"kamu ngapain sih repot-repot belikan ini" Ikhsan memecah keheningan
"ngga apa-apa, ngga tiap hari juga aku beliin nya"
Mereka telah sampai di pos batalyon dan teman-teman nya melihat Shella
"oalah pantes senyam senyum dari tadi rupanya ini penyebab nya" ledek teman-temannya.
Shella melirik Ikhsan sembari meletak kan meletakkan kopi nya dengan tersenyum
"repot-repot loh mba bawain ini"
"ngga kok, ngga tiap hari juga ngasihnya, silahkan mas-mas bapak-bapak" Shella mempersilahkan mereka untuk mengambil apa yang dibawa Shella.
"makasih banyak mba"
Shella memberi jempol dan senyuman kepada mereka pertanda Shella menerima ucapan terimakasih mereka
Ikhsan dan Shella kembali ke mobil.
"aku langsung balik ya" pamit Shella
" balik mana?"
"Jogja lah"
"loh kok cepat banget?"
"urusan ku sudah selesai, lagian aku sudah dari kemarin di semarang"
"kenapa ngga bilang?
"kalau aku bilang di semarang emang mau kamu samperin?"
"pasti lah"
"hahaha, ya sudah kalau gitu takut kemalaman nanti"
"terus kamu ini nyetir sendirian?"
Shella mengangguk
"Hati-hati ya El bawa mobilnya, jangan ngebut-ngebut, kalau capek istirahat, nanti klau sudah sampai kabarin"
"hahaha, koyo bapak ku ae San"
Ikhsan tertawa "tenanan aku iki, kabari yen wes neng omah"
"inggih pak" ledek Shella
Mereka tertawa. Shella pun pergi dari pandangan Ikhsan. Ada rasa sedih setelah kepulangan Shella. Ia masih ingin berlama-lama dengan Shella, namun waktu dan keadaan masih belum berpihak pada nya. Ikhsan melangkah kembali ke pos. Setiap langkah nya ia memikir bagaimana cara bisa bertemu Shella lagi.
"pantesan dikenalin yang lain ngga mau, rupanya sudah punya pacar, cantik lagi"
"pacar apa sih? Itu teman SMA ku"
"ngga apa-apa sekarang masih teman, besok jadi istri" doa teman nya. Ikhsan tersenyum ia mengaminkan doa itu. Ia kini mulai berharap lebih dari hubungan nya dengan Shella. Namun ia masih ragu, apakah keinginannya akan sama dengan Shella.
Malam hari Ikhsan mencoba menelpon Shella.
"halo"
"sudah sampai El?"
"sudah, baru aja"
" yowes, istirahat sana, jangan lupa makan"
"Ngga usah sok perhatian gitu, nanti aku jatuh cinta, hahaha"
Tiba-tiba ucapan Shella seperti memberi kode pada nya. Namun Ikhsan tidak ingin buru-buru menyimpulkan.
"bagus lah kalau begitu misi ku berhasil"
"halah! yowes aku mau mandi dulu"
"siap, met istirahat"
Mereka menyudahi obrolan mereka, Ikhsan hanya ingin tahu bahwa Shella telah sampai rumah dengan selamat karena Ia sangat mengkhawtirkan Shella.