Hidup tak selalu sesuai apa yang kita inginkan.Saat uang dijadikan tolak ukur,saudara pun terasa orang lain.Saat kita berada dibawah tak ada yang mau mengakui saudara tapi saat kita punya segalanya semua sanak saudara datang mendekat. "Kau harus sukses nak,biar bisa membeli mulut-mulut yang sudah menghina kita"kata-kata dari ibu masih terngiang sampai sekarang.
Sandra terlahir dari keluarga miskin dan selalu di hina oleh adik ipar sendiri. Mereka selalu menganggap bahwa orang miskin itu tidak pantas bersanding dengan keluarga mereka.
Nasib siapa yang tau,sekarang boleh di hina karna miskin tapi kita tidak akan pernah tau kedepannya seperti apa. Lalu bagaimana nasib Sandra apakah ia bisa membeli mulut - mulut orang yang menghina keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Hari yang disepakati telah tiba. Diana bersama Ana menyambut tamu yang akan membeli tanah Ana. Diana menerangkan detail lokasi tanah tersebut. Sementara Ana memperhatikan interaksi antara kedua orang tersebut hingga kesepakatan pun terjadi.
"Lokasinya bagus dan nyaman untuk hari tua saya bersama istri."ujar pembeli.
Ana menjelaskan sembari mengikuti pak Ali yang bertanya tentang lokasi tanahnya. Pak Ali mangut-mangut melihat sekeliling lokasi. Sesekali terlihat pak Ali bertanya dan Ana menerangkan perkara lokasi tanah tersebut.
Setelah agak lama pak Ali pun pamit untuk undur diri. Dia menjanjikan dalam beberapa hari kedepan akan melakukan pembayaran dan serah terima sertifikat.
Untuk surat menyurat pak Ali akan menemui Ana di rumahnya saja karna lebih dekat.
Selepas kepulangan Pak Ali,Ana dan Diana mengobrol sebentar.
"Alhamdulillah semoga berjalan lancar ya kak." Ujar Ana berharap.
"Aamiin."
"Kak besok aku dan Rima akan kembali ke kota,tapi sebelumnya aku mau menengok kuburan ayah dan ibu." Air mata mulai mengembun di sudut mata Ana.
"Baik besok kakak temenin. Ngomong -ngomong apakah kamu tidak kepengen menikah lagi." Tanya Diana.
"Entahlah kak,aku belum kepikiran. Prioritasku sekarang adalah anak-anak. Aku ingin Sandra bisa melanjutkan pendidikannya,jangan seperti aku yang hanya tamatan SMA." Ujar Ana sendu.
"Aku yakin Sandra akan jadi anak yang sukses kelak." ujar Diana membesarkan hati adiknya.
"Aamiin." jawab Ana sambil menyapu kedua telapak tanganya kewajahnya.
Mereka berdua tenggelam dalam pikiran masing-masing.
Disisi lain Sandra yang ditinggal ibunya pulang kampung karna tidak bisa cuti. Melangkahkan kaki menuju toko sembako milik pak toni tempat dirinya bekerja. Nama tokonya adalah Harapan. Terlintas kembali awal aku bekerja disini.
"Maaf mba,saya kalau ingin melamar jadi salah satu karyawan disini kemana ya." Tanyaku pada salah seorang karyawan yang lewat didepanku.
"Mari ikut saya masuk mba,itu bos saya yang ada di meja kasir. Mbak langsung aja tanya ke beliau." Ucapnya mengarahkan Sandra ke bosnya.
"Siang pak,maaf mengganggu. Katanya disini membutuhkan karyawan ya pak?Apakah lowongan tersebut masih kosong pak?" Ucapnya langsung to the point.
"Oh,masih ada. Kamu bener mau kerja disini?" Ujar pemilik toko.
Aku mengangguk kepala tanda membenarkan.
"Mau kerja sekarang atau besok juga boleh." Ujar sang pemilik toko.
"Kalau begitu besok saja pak saya mulai bekerja disini." Jawabku dengan perasaan bahagia.
"Nama kamu siapa,nak?" tanya pak Toni entah kenapa ia langsung saja menerima Sandra untuk bekerja di tempatnya.
"Sandra,pak." jawab Sandra sopan.
"Baiklah besok sebelum jam tujuh pagi kamu sudah disini." Ucap pak Toni pemilik toko.
Tanpa adanya persyaratan seperti kerja kantoran,kata pak Toni cukup dengan kejujuran aja aku bisa kerja di tokonya. Jam kerja dimulai pukul tujuh pagi sampai dengan pukul lima sore.
Aku mendapatkan gaji dua juta per bulan ditambah makan siang. Lumayan buat membantu menambah penghasilan keluargaku.
Sesampai dirumah ibu bertanya." Bagaimana nak,apakah kamu sudah dapat kerja."
"Alhamdulillah sudah bu,berkat doa restu dari ibu aku diterima bekerja di toko sembako milik pak Toni dan insya allah besok sudah mulai bekerja." Ujarku sambil memeluk ibu manja.
...****************...
Terimaksih buat pembaca setia karya - karya aku. Terimaksih like dan komennya,tanpa kakak2 semua aku bukanlah siapa2 dan tidak akan mungkin sampai di titik ini. 😊😘😍🙏
Tinggalkan jejak dengan memencet tombol like dan komen yang banyak agar Author semangat menulis bab selanjutnya😊😘😍🙏
coba bikin rido berpaling biar tau rasa
kl kayak gini kasian ridho dah tulus nerima dia yg jendes ternyata imbal balik nya kayak gini. nyesel dulu nyatuin Sandra dng ridho. ridho berhak dpt yg lbih baik yg gk tamak oleh harta. demi dpt harta bnyak tp mlh mengabaikan kluarga.
pdhl ada satu kalimat kejarlah akhirat mk dunia akan mengikuti.
pantas Sandra gk sukses sukses msih sibuk kerja krn dia yg di uber cm dunia nya. ambisi sukses tnp mengkikut kan akhiratnya.