Aura tiba-tiba harus menikah dengan laki-laki yang selama ini dia cintai dalam diam. Namun sayangnya pernikahan itu hanya dianggap sebagai ajang pembalasan dendam oleh Arga lelaki yang terpaksa menjadikan Aura sebagai pengantin pengganti, karena kepergian Sheila calon istrinya sekaligus sahabat Aura yang memilih pergi bersama cinta pertamanya dan meninggalkan Arga tepat dihari pernikahannya, sehingga Arga terpaksa memilih Aura untuk menggantikannya.
Penasaran dengan ceritanya langsung aja kita baca ...
Yuk ramaikan....
Update setiap hari...
Sebelum lanjut membaca jangan lupa follow, subscribe, like, gift ,vote and komen ya...
Buat yang sudah baca , lanjut terus. Jangan nunggu tamat dulu baru lanjut, dan buat yang belum ayo buruan merapat dan langsung aja ke cerita nya, bacanya yang beruntun ya, jangan loncat atau skip bab....
Selamat membaca ....
Semoga kalian suka dengan cerita nya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Di antara sebagian kecil ada yang membicarakan hal negatif tentang pasangan pengantin baru tersebut, akan tetapi lebih banyak hadirin yang kagum dan memuji keserasian Arga dan Aura sebagai suami istri yang tampil luar biasa dan terlihat sangat bahagia.
Di atas altar pelaminan yang megah dan mewah, Arga dan Aura menerima ucapan selamat dan do'a terbaik dari para tamu undangan yang bergantian naik untuk bersalaman dan mengambil foto bersama pengantin.
Setiap kali ada lawan jenis yang hendak menyalami diri nya dengan santun nya Aura menolak halus dengan menangkupkan kedua tangan nya di depan dada. Arga pun memperhatikan hal tersebut dan tidak peduli , lelaki itu lebih terusik dengan tatapan kagum sejumlah tamu lelaki yang tak berkedip saat menatap wajah Aura yang memancar kan pesona alami daya pikat .
Apa pun alasan nya, Arga tidak suka jika ada yang mengganggu kenyamanan nya sekali pun hanya sebuah tatapan kagum apalagi ingin atas sesuatu yang di miliki nya. Jika tidak ingat tempat, dia pasti sudah memberi kan peringatan pada mereka yang berani melirik sesuatu milik nya.
Walau pun sama sekali Arga tidak menyukai Aura dan hanya berniat untuk menghukum nya saja, atas kesalahan yang di lakukan sahabat nya, Arga tetap merasa punya hak atas diri Aura seutuh nya. Dia sudah menikahi nya dan akan di jadi kan nya sebagai budak yang harus tunduk dan patuh terhadap semua perintah dan kemauan nya tanpa terkecuali.
"Kurangi senyuman mu! jangan menebar pesona seolah kamu sedang menjual diri!"
Aura pun beristighfar. Dia menunduk kan pandangan nya dan menuruti perintah suami nya. Berusaha mengurangi interaksi dengan para tamu dan menghindari kontak mata langsung dengan lawan jenis nya.
.
Walau pun selama ini diam-diam Aura memendam cinta pada Arga , namun Aura tidak pernah berniat untuk merebut nya dari Sheila yang mendapat kan cinta dari sang lelaki , dia merela kan kebahagiaan nya yang hanya akan menjadi angan-angan saja, dan tak mungkin terwujud nyata, demi menjaga kebahagiaan sahabat nya bersama Arga.
Tapi sayang, Sheila justru membuang kesempatan terbaik untuk menjadi istri Arga dengan kepergian nya bersama Dicky, mantan yang ternyata masih di cintai nya. Wanita cantik dengan tubuh indah yang berhasil memikat hati Arga tersebut ternyata tidak benar-benar mencintai Arga. Dia hanya memanfaat kan kekuasaan nya saja untuk menghibur diri setelah kehilangan cinta pertama nya yang pergi jauh demi menggapai cita-cita nya .
Padahal, Aura adalah sosok yang berjasa bagi Sheila sehingga diri nya bisa di cintai oleh Arga dan di jadikan nya kekasih sekaligus calon istri nya . Awal nya Aura bekerja di salah satu perusahaan milik lelaki itu sebagai karyawan .
Sedang kan Sheila bekerja di sebuah toko bunga yang sering menerima pesanan bunga dari perusahaan tersebut sekaligus menata dekorasi ruangan yang akan digunakan sebagai tempat acara , bahkan sebagian dari dekorasi acara pernikahan di mana diri nya menjadi mempelai pengganti saat ini adalah hasil rancangan dari sahabat nya.
.
"Aura , seperti nya kamu sudah sangat lelah , sebaiknya kamu beristirahat saja."
"Mamah akan mengantar mu ke kamar."
Wanita berusia 50 tahun itu tersenyum pada Aura, lalu beralih menatap putra nya yang masih mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan.
"Arga, tamu undangan sudah mulai pulang . Mama akan membawa istri mu ke kamar. Kasihan dia sejak tadi berdiri mendampingi mu dan tidak bisa duduk lama-lama."
Lelaki itu tidak menjawab , akan tetapi dari gelagat nya yang tidak mengatakan kalimat larangan apa pun maka bisa di simpul kan bahwa dia tidak menolak keputusan ibu nya. Sekilas dia menatap tajam ke arah Aura, seolah- olah sedang melayang kan sebuah ancaman.
Aura pun menunduk kan kepala nya, dia tidak berani membalas tatapan suami nya yang menakutkan itu . Dia hanya tersenyum kepada Nandini , demi kesopanan dan rasa hormat nya pada orang tua. Wanita itu patuh saja saat di gandeng dengan penuh perhatian.
Sebagai anak yatim piatu yang sudah di tinggal pergi untuk selama nya oleh ayah dan ibu nya sejak masih bayi. Aura merasa terharu karena mertua nya sangat baik dan memperlakukan diri nya dengan penuh kasih sayang, sesuatu yang tidak pernah di miliki nya seumur hidup karena dia tidak pernah merasa kan kehangatan dan kebersamaan sebuah keluarga.
Setelah di bawa naik lift untuk menuju ke lantai teratas ruangan tersebut. Nandini mengantar kan menantu nya ke kamar pengantin yang sudah di siap kan nya. Arga mungkin melupa kan hal itu, tapi Nandini sudah lebih dulu bergerak lebih cepat di menit-menit terakhir.
Wanita yang masih terlihat cantik dan bugar di usia nya yang tak lagi muda itu, sudah mengubah seluruh dekorasi kamar agar tidak lagi menampil kan jejak buruk dari sosok Sheila yang yang meninggal kan Arga di acara pernikahan nya. Nandini merasa bersyukur karena mendapat kan menantu pengganti yang menurut nya lebih baik dari dan lebih cocok untuk putra nya dari pada Sheila .
"Malam ini kalian akan menginap di hotel ini. Begitu juga dengan seluruh keluarga." Mereka sudah berada di tengah ruangan.
"Mama keluar dulu , jika kamu membutuh kan sesuatu, kamu bisa menghubungi Mama atau pihak pelayanan hotel di sini."
Nandini pun menunjuk kan tas milik Aura yang sudah di letak kan di atas meja , di dalam nya, wanita itu menyimpan HP berikut dompet yang berisi kartu identitas dan kartu penting lain nya.
"Terima kasih, Mah." Aura pun mengangguk kan kepala nya dan mengikuti permintaan Nandini untuk memanggil nya demikian. Begitu juga dengan panggilan baru untuk Arga yang mulai sekarang sudah menjadi suami nya .
"Sama-sama, sayang!" Nandini pun mengusap pipi menantu nya lalu menepuk pelan bahu nya sebelum ia keluar dan meninggal kan nya .
Aura berdiri seorang diri di dalam kamar pengantin yang luas dan penuh hiasan khas malam pertama. Dia memperhatikan semua nya dengan perasaan takut, bukan takjub. Wanita itu membayangkan apa yang akan terjadi pada nya setelah ini.
Mengingat bukan diri nya yang di ingin kan oleh Arga, karena bukan diri nya yang di cintai dan hendak di nikahi , Arga yang merupa kan atasan nya tersebut. Dia hanya menjalan kan peran nya sebagai pengganti . Perempuan pengganti yang di jadi kan tameng untuk melindungi kehormatan dan harga diri lelaki yang sekarang sudah menjadi suami nya .
.
Di malam pertama usai di gelar nya refleksi pernikahan, penderitaan Aura di mulai . Dia yang tidak bersalah dan tidak tahu apa-apa tentang rencana kepergian Sheila untuk lari dari pernikahan nya dengan Arga, harus menanggung hukuman nya dari lelaki yang sudah berhak atas diri nya .
****************